HACCP Kualitatif
HACCP Kualitatif
HACCP Kualitatif
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi
Riwayat Pendidikan
Segala puja dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
rahmat, hidayah, ketabahan, kekuatan dan kesehatan kepada penulis sehingga
dapat meyelesaikan skripsi dengan baik.Penulisan skripsi ini merupakan salah
satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Gizi, Program Studi Gizi pada
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan
moril dan materil dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. DR. Dr. Kusharisupeni, MSc selaku ketua Departemen Gizi
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Indonesia.
2. DR. Dra. Ratu Ayu Dewi Sartika, Appt, MSc selaku dosen pembimbing
yang telah membantu dan mengarahkan penulis serta memberi dorongan
dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Dr. drh. Yvone M. I, SU selaku penguji dalam pada sidang skripsi yang
telah memberikan saran-saran yang membangun dalam penyelesaian
skripsi ini.
4. Bapak Ishiko Herianto, S.Pd, MKes selaku penguji luar pada sidang
skripsi yang telah memberikan saran-saran yang membangun dalam
penyelesaian skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan staf Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM UI
yang telah memberikan pengajaran, bimbingan, dan bantuan selama 4
tahun masa perkuliahan.
6. Direktur Rumah Sakit X yang telah memberikan izin penelitian di Instalasi
Gizi Rumah Sakit X.
7. Bapak Prima Haris Simamora selaku Kepala Instalasi Instalasi Gizi yang
bersedia menjadi informan sekaligus pembimbing peneliti di Rumah Sakit
X.
8. Bapak Nathanael, S.Gz selaku staf fungsional ahli gizi di Instalasi Gizi
Rumah Sakit X untuk bersedia menjadi informan peneliti .
vii
Penulis
viii
Kata Kunci :
Penyelenggaraan makanan, Instalasi Gizi, HACCP, Titik Kendali Kritis (CCP).
Keywords :
Food management, nutrition installation, critical control point (CCP).
xi
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................... v
KATA PENGANTAR...................................................................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................... ix
ABSTRAK ....................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masaalah 4
1.3 Pertanyaan Penelitian 5
1.4 Tujuan Penelitian 5
1.4.1 Tujuan Umum 5
1.4.2 Tujuan Khusus 5
1.5 Manfaat Penelitian 6
1.5.1 Bagi Peneliti 6
1.5.2 Bagi Rumah Sakit 6
1.5.3 Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat 6
1.6 Ruang Lingkup Penelitian 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1 Pelayanan Gizi Rumah Sakit 7
2.2 Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit 9
2.2.1 Mekanisme Kerja Penyelerggaraan
Makanan Rumah Sakit 9
2.3 Keamanan Pangan 12
2.4 Hazard Analysis Critical Control Point
(Analisan Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis) 14
2.4.1 Defenisi HACCP 15
2.4.2 Sejarah HACCP 16
2.4.3 Pendekatan HACCP 17
2.4.4 Tahapan Implementasi HACCP 18
2.5 Kebijakan Mutu 31
2.6 Sumber Daya Manusia 32
2.7 Struktur Organisasi 33
2.8 Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam HACCP 34
BAB III. KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISITILAH 36
3.1 Kerangka Teori 36
3.2 Kerangka Konsep 37
3.3 Definisi Istilah 37
xii
xiii
xiv
xv
xvi
xvii
makanan, lokasi dan bangunan, fasilitas sanitasi, peralatan masak dan makan,
penjamah makanan serta kualitas bakteoriologis makanan berdasarkan
Kepmenkes No. 715/MENKES/SK/V/2003 termasuk dalam katagori kurang
memenuhi syarat (Kurnia, 2004 dalam Sujatmico, 2009)
Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi tahun
2005, menunjukkan hasil pemeriksaan laboratorium pada sampel makanan, usap
tangan dan usap alat di bawah standar yang ditetapkan tidak memenuhi syarat.
Selain itu dilihat dari sudut sanitasi belum memenuhi syarat khususnya pada
sarana kesehatan (Rahim, 2005). Sedangkan berdasarkan penelitian yang
dilakukan di RSU Bunda Margonda menunjukkan bahwa rumah sakit tersebut
belum memiliki potensi yang cukup untuk menerapkan sistem jaminan keamanan
pangan, yaitu HACCP (Reni, 2011)
Instalasi gizi di Rumah Sakit X yang merupakan tempat penyelenggaraan
makanan bagi rumah sakit memiliki peranan yang penting. Sasaran
penyelenggaraan makanan di rumah sakit adalah pasien, sehingga makanan yang
disediakan harus disesuaikan dengan keadaan pasien dan bebas dari bahaya yang
dapat mempengaruhi kesembuhan pasien. Dalam penyelenggaraan makanan,
bagian gizi dihadapkan pada potensi bahaya yang timbul antara lain dari
bakteriologis makanan, air, peralatan, tanaga penjamah dan alat pengangkut
makanan (trolley) ataupun kontaminasi dari lingkungan sekitar.
Di Rumah Sakit X ini belum pernah dilakukan penelitian tentang HACCP,
sehinggap penulis tertarik untuk melakukan analisis situasi dan meneliti
penerapan prinsip-prinsip HACCP di Instalasi Gizi Rumah Sakit X Jakarta
Tahun 2012.
Universitas Indonesia
Gambar 2.1
Mekanisme Asuhan Gizi di Rumah Sakit
dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian diet
yang tepat. Dalam hal ini termasuk kegiatan pencatatan pelaporan dan evaluasi.
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit dilaksanakan dengan tujuan untuk
menyediakan makanan yang kualitasnya baik dan jumlah yang sesuai kebutuhan
serta pelayanan yang layak dan memadai bagi klien atau konsumen yang
membutuhkannya.
Mekanisme kegiatan penyelenggaraan makanan di rumah sakit meliputi :
a. Perencanaan Anggaran Belanja Makanan
Perencanaan anggaran biaya yang diperlukan untuk pengadaan bahan
makanan bagi konsumen/pasien yang dilayani. Tujuan dari perencanaan
anggaran belanja makanan agar tersedianya taksiran anggaran belanja
makanan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan macam dan jumlah
bahan makanan bagi konsumen/pasien yang dilayani sesuai dengan standar
kecukupan gizi.
Perencanaan anggaran belanja sangat penting untuk menentukan
kebutuhan akan bahan makanan yang dibutuhkan rumah sakit. Berdasarkan
tinjauan penyelenggaraan makanan dirumah sakit di daerah bogor,
perencanaan anggaran belanja bahan makanan sangat penting dalam
menentukan biaya yang dibutuhkan rumah sakit untuk menyelenggarakan
pelayanan makanan bagi konsumen yang dilayani. Biasanya perencanaan
anggaran disusun dalam perencanaan setahun.
b. Perencanaan Menu
Suatu kegiatan penyusunan menu yang akan diolah untuk memenuhi
selera konsumen/psien, dan kebutuhan zat gizi yang memenuhi prinsip gizi
seimbang. Tujuan dari perencanaan ini adalah untuk menyediakan siklus
menu sesuai klasifikasi pelayanan yang ada di rumah sakit (misalnya siklus
menu 10 hari)
c. Perhitungan Kebutuhan Bahan Makanan
Perhitungan kebutuhan bahan makanan adalah kegiatan penyusunan
kebutuhan bahan makanan yang diperlukan untuk pengadaan bahan
makanan. Adapun tujuan dari perencanaan ini adalah tercapainya usulan
anggaran dan kebutuhan bahan makanan untuk pasien dalam satu tahan
anggaran.
d. Pemesanan dan Pembelian Bahan Makanan
Pemesanan adalah penyusunan permintaan (order) bahan makanan
berdasarkan menu atau pedoman menu dan rata-rata jumlah konsumen atau
pasien yang dilayani. Tujuan dari pemesanan dan pembelian bahan makanan
adalah tersedianya daftar pesanan bahan makanan sesuai standar atau
spesifikasi yang ditetapkan.
e. Penerimaan, Penyimpanan dan Penyaluran Bahan Makanan
Penerimaan bahan makanan adalah suatu kegiatan yang meliputi
pemeriksaan/penelitian, pencatatan dan pelaporan tentang macam, kualitas
dan kuantitas bahan makanan yang diterima sesuai dengan pesanan serta
spesifikasi yang telah ditetapkan.
Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata,
menyimpan, memelihara keamanan bahan makanan kering dan basah baik
kualitas maupun kuantitas di gudang bahan makanan kering dan basah serta
pencatatan dan pelaporannya. Tujuan dari hal ini adalah tersedianya bahan
makanan siap pakai dengan kualitas dan kuantitas yang tepat sesuai dengan
perencanaan.
Penyaluran bahan makanan adalah tata cara mendistribusikan bahan
makanan berdasarkan permintaan harian, dengan tujuan tersedianya bahan
makanan siap pakai dengan kualitas dan kuantitas yang tepat sesuai dengan
pesanan.
f. Persiapan Bahan Makanan
Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam
penanganan bahan makanan, yaitu meliputi berbagai proses antara lain
membersihkan, memotong, mengocok, merendam, dsb. Tujuan persiapan
bahan makanan adalah mempersiapkan bahan-bahan makanan, serta bumbu-
bumbu sebelum dilakukan kegiatan pemasakan.
g. Pengolahan Bahan Makanan
c. Economic Fraund/Pemalsuan
Economic Fraund/Pemalsuan adalah tindakan-tindakan yang
ilegal atau penyelewengan yang dapat merugikan pembeli. Tindakan ini
mencakup diantaranya pemalsuan spesies (bahan baku), penggunaan
bahan tambahan yang berlebihan, berat tidak sesuai dengan label,
overlazing dan jumlah komponen yang kurang seperti yang tertera
dalam kemasan.
- Gambaran desain/perlengkapan.
E. Verfikasi Diagram Alir Dari Unit Produksi
Diagram alir harus diverifikasi kembali melalui pengamatan aliran
proses, kegitan pengambilan contoh, wawancara, dan pengamatan
operasi rutin/nonrutin.
F. Identifikasi Bahaya atau Hazard (Prinsip 1)
Bahaya adalah suatu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan
konsumen secara negatif yang meliputi bahaya biologis, kimia atau fisik
baik dari dalam, atau kondisi dari makanan yang potensi untuk
menyebabkan dampak merugikan kesehatan. Identifikasi bahaya adalah
evaluasi spesifik terhadap produk pangan dan bahan mentah, inggredient
serta bahan tambahan untuk menentukan risiko terhadap bahaya biologis,
kimia dan fisik. Kemudian menganalisa risiko yaitu menganalisa peluang
kemungkinan suatu bahaya akan terjadi. Setelah itu direncanakan suatu
tindakan pencegahan terhadap analisa risiko bahaya yang mungkin terjadi.
Berdasarkan Codex, 1997b hazard didefenisikan sebagai suatu agen
atau kondisi biologis, kimiawi ataupun fisik dalam makanan yang
berpotensi menimbulkan dampak yang merugikan kesehatan (Maltimore
dan Wallace, 2004). Sehinga dalam pembagiannya hazard dalam
penyelenggaraan makanan, dibagi menjadi berapa jenis bahaya yang dapat
mempengaruhi secara negatif atau membahayakan konsumen, yaitu ba haya
biologis, bahaya kimia dan bahaya fisik. Kemudian bahaya dianalis oleh tim
HACCP.
a. Bahaya Biologis
Makanan sangat rentan terhadap kontaminasi bahaya (hazard),
salah satunya adalah bahaya biologis yaitu organisme parasit, bakteri,
jamur, virus dan bahaya biologis lainnya. Beberapa patogen ini
kemungkinan memang sudah terdapat dalam bahan makanan sebelum
diolah maupun terkena kontaminasi dari lingkungan sekitar makanan.
Pada umumnya patogen ini mati atau tidak aktif oleh proses memasak
yang dapat mengurangi jumlah patogen dan dapat dipertahankan dalam
jumlah minimal dalam proses pendinginan ataupun dalam kemasan yang
b. Bahaya Kimia
Kontaminasi bahan kimia pada makanan dapat terjadi pada setiap
tahap produksi. Dalam bahan makanan bahaya kimia dapat berasal dari
bahan makanan karena perlakuan kimia selama proses penanamannya
dan juga dapat berasal dari bahan tambahan pangan selama proses
pengolahannya. Pengaruh kontaminasi kimia terhadap konsumen dapat
berjangka panjang (akut) seperti pengaruh makanan yang mengandung
alergen.
Tabel 2.2 Jenis-jenis bahan kimia berbahaya yang dapat mencemari makanan
No Bahan Kimia
c. Bahaya Fisik
Kontaminasi bahaya fisik umumnya dari proses pendistribusian
dan pengolahan bahan makanan ataupun makanan secara tidak benar.
Bahaya fisik umumnya yang terdapat pada makanan adalah pecahan
gelas, logam, batu, daun, ranting, kayu, perhiasan, pasir dan lain- lain.
Berikut ini adalah beberapa sumber bahaya fisik dan kemungkinan cara
pencegahannya.
Serangga Bahan baku, tempat Gunakan pemasok terdidik dan diakui, jaga
pengolahan, lingkungan lingkungan makanan tetap bersih. Pasang
kotor kawat kasa jendela, jaga pintu selalu
tertutup. Buang limbah secara teratur, jaga
wadah makanan selalu tertutup, bersihkan
percikan pada produk sesegera mungkin,
bersihkan lingkungan secara teratur.
Beling Bahan baku, wadah, Gunakan pemasok yang sudah dididik dan
lampu, peralatan inspeksi, diakui, penutup lampu bahan tahan pecah,
alat pengolahan melarang adanya gelas didaerah pengolahan.
Logam Bahan baku, alat kantor, Gunakan pemasok yang sudah dididik dan
wadah, peralatan, peralatan diakui, melarang adanya logam di daerah
pembersih pengolahan, menggunakan detekteor logam
Batu, ranting, Bahan baku (tanaman), Gunakan pemasok yang sudah dididik dan
daun lingkungan sekitar, diakui, jaga lingkungan pangan tetap bersih,
pengolahan pangan jaga pintu selalu tertutup
Tidak
Ya Tidak CCP
Untuk itu batas kritis perlu diusahakan dalam bentuk batas-batas kritis fisik,
dan jika tidak memungkinkan baru mengarah pada kimia atau mikrobiologi.
Dalam menentukan batas kritis dapat dilakukan dengan menggunakan
sumber-sumber literatur ataupun hasil penelitian yang telah ada.
waktu untuk analisa pengujian yang lama. Pengujian fisik dan kimia selalu
didahulukan daripada mikrobiologi, karena pengujian tersebut dapat
dilakukan dengan cepat dan juga dianggap dapat mengedalikan
mikrobiologi dari produk. Semua dokumen dan dan pencatatan tentang
monitoring CCP harus ditandatangani oleh seorang yang melakukan
monitoring dan oleh penanggung jawab.
J. Tetapakan Tindakan Koreksi Untuk Penyimpangan Yang Mungkin Terjadi
(Prinsip 5)
Tindakan koreksi adalah prosedur-prosedur yang harus dilaksanakan
ketika kesalahan serius atau kritis ditemukan atau batas kritis terlampaui.
Apabila terjadi kegagalan dalam pengawasan pada CCP, maka tindaka n
koreksi harus segera dilaksanakan. Setiap tindakan koreksi yang
dilaksanakan harus didokumentasi untuk tujuan modifikasi suatu proses atau
pengembangan lainnya.
Tindakan koreksi yang spesifik harus dikembangkan untuk setiap CCP
didalam sistem HACCP supaya dapat mengatasi penyimpangan jika terjadi.
Prosedur adanya penyimpangan dan pengaturan produk harus
didokumentasikan dalam record keeping HACCP. Tindakan koreksi juga
harus dilakukan jika hasil pemantauan menunjukkan adanya kecenderungan
kearah kehilangan kendali pada suatu CCP.
K. Tetapkan Prosedur Verifikasi (Prinsip 6)
Verifikasi merupakan cara-cara/prosedur dan pengujian-pengujian
untuk mengidentifikasi semua pelaksanaan program HACCP, apakah
dilaksanakan sesuai rencana HACCP. Dalam pelaksanaan program HACCP
ada dua macam verifikasi, yaitu:
a. Verifikasi internal
Dalam verifikasi internal setiap pelaku usaha yang menerapkan
HACCP harus menyusun dan mendokumentasikan prosedur verifikasi
yang mencakup penanggung jawab pelaksanaan verifikasi yang
berdasarkan sistem HACCP dan mengikuti program HACCP.
Aktifitas dalam pelaksanaan verifikasi mencakup : penyusunan
jadwal inspeksi verifikasi yang baik, mereview dokumentasi atau
sistem jaminan mutu. Organisasi diwujudkan dalam bagan organisasi dan uraian
tugas, yaitu sebuah diagram yang menunjukkan personil yang bertanggung jawab
terhadap pengembangan, penerapan dan berjalannya RKJM (Rencana Kerja
Jaminan Mutu), serta uraian tugas personil yang ditunjuk (Winarno, 2004).
Dalam organisasi, struktur organisasi perlu diperhatikan bagaimana cara
mengembangkannya atau merestrukturnya, sebab dalam setiap organisasi pasti
akan selalu dipengaruhi oleh perkembangan yang terjadi di masyrakat. Sehingga
diperlukan pengembangan dari struktur organisasi. Pengembangan struktur
organisasi harus ditekankan pada prinsip-prinsip organisasi komunikasi, pada azas
pertukaran informasi dan kewajiban bawahan untuk selalu melaporkan kepada
atasan tentang jalannya operasi dan pada azas kewajiban pimpinan untuk selalu
mengadakan pengecekan terhadap jalannya pelaksanaan perintah-perintahnya
(Reni, 2011)
Makanan
Pemiliha Penyimpan Persiapa Pendistri
Pengolahan yang bermutu dan
n bahan an bahan n bahan makanan busian sesuai standar
ma kanan ma kanan ma kana ma kanan keamanan pangan
n
- Kebijakan mutu
- Organisasi Penerapan 7 prinsip
o Pembentukan tim HACCP HACCP:
o Bidang kegiatan - Identifikasi bahaya
o Personel dan Pelatihan - M enentukan titik
- Deskripsi produk kendali kritis
- Persyaratan dasar bagan alir - Spesifikasi batas
- Identifikasi bahaya kritis
- Lembar kerja control measure - Penetapan dan
- Sistem Penyimpanan Catatan pelaksanaan sistem
- Prosedur Verifikasi monitoring
- Prosedur pengasuan konsumen - Tindakan perbaikan
- Prosedur recall - Verifikasi sistem
- perubahan - Pencatatan dan
- Dokumen/revisi/amandemen Dokumentasi
Penerapan 7 prinsip
HACCP pada
- Kebijakan penyelenggaraan
mutu makanan:
- Sumber daya - Identifikasi bahaya
manusia - Menentukan titik
kendali kritis Makanan
- Struktur
- Spesifikasi batas kritis yang bermutu
organisasi
- Standar - Penetapan dan
pelaksanaan sistem
operasional
monitoring
prosedur
- Tindakan perbaikan
- Anggaran biaya
- verifikasi sistem
- Dokumentasi
data yang diperoleh dari narasumber harus dapat memberikan informasi yang
tepat tentang potensi pelaksanaan yang akan diteliti.
Berdasarkan prinsip tersebut maka narasumber yang dipilih adalah 9
(sembilan) orang yaitu 1 (satu) orang pimpinan unit gizi, 5 (lima) orang
karyawan instalasi gizi, 1 (satu) orang karyawan personalia, 1 (orang) karayawan
bagian Rendal Mat Fas dan 1 (satu) orang staf Diklat di Rumah Sakit X Jakarta.
b. Data Skunde r
Data skunder merupakan data hasil telaah dokumen yang ada. Data
skunder dalam penelitian ini adalah seluruh dokumen ya ng terdiri dari artikel,
jurnal, notulen rapat, dokumen resmi yang ada pada Instalasi Gizi Rumah
Sakit X yang berhubungan dengan sistem keamanan pangan dalam
penyelenggaraan makanan di instalasi gizi. Adapun data ini digunakan
peneliti unutk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah
dikumpulkan melalui observasi dan wawancara mendalam dengan pimpina n
dan karyawan Instalasi Gizi Rumah Sakit X.
valid. Teknik pengumpulan data yang di gunakan penulis dalam penelitian ini
adalah :
a. Observasi
Observasi merupakan cara pengumpulan melalui pengamatan
langsung di lokasi penelitian yang bertujuan untuk melihat seluruh
kegiatan penerapan system HACCP (Analisi Bahaya dan Pengendalian
Titik Kritis) dalam penyelenggaraan makanan yang dilakukan oleh
karyawan di Instalasi Gizi Rumah Sakit X.
b. Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam (indepth interview) merupakan salah satu
teknik mengumpulkan data kualitatif, dimana wawancara dilakukan
dengan cara mewawancarai responden yang berhubungan langsung
dengan kegiatan penyelenggaraan makanan dengan melakukan penggalian
informasi yang medalam dan menggunakan pertanyaan terbuka. Tujuan
menggunakan metode ini adalah untuk mendapatkan data secara jelas dan
konkret tentang penerapan system HACCP (Analisa Bahaya dan
Pengendalian Titik Kritis di Instalasi Gizi Rumah Sakit X Jakarta.
Pengumpul data pada wawancara mendalam dengan informan adalah
peneliti langsung dengan alat bantu wawancara berupa alat perekam suara
seperti tape recorder. Sedangkan pengumpul data pada penelusuran
dokumen adalah peneliti sendiri.
Informan
Telaah Tenaga
No Tema Pimp inan Staf Staf Staf
Doku men Staf penajamah
Instalasi fungsio Perso Rendal
Diklat makanan
gizi nal gizi nalia Mat Pas
gizi
1 Kebijakan mutu v v v - - - -
3 Struktur organisasi v v v - - - -
Standar operasional
4 v v v - - - v
prosedur
5 Anggaran Biaya - v v - v v -
5 Identifikasi bahaya v v v - - - -
Menentukan titik kendali
6 v v v - - - -
kritis
7 Spesifikasi batas krit is v v v - - - -
Penetapan dan
8 pelaksanaan sistem v v v - - - -
monitoring
9 Tindakan perbaikan v v v - - - -
10 Verifikasi sistem v v v - - - -
11 Doku mentasi v v v - - - -
12 Kualitas Makanan - v v - - - -
b) Tujuan Khusus
Melaksanakan fungsi rujukan tertinggi bagi rumah sakit di lingkungan
TNI – AD serta masyarakat umum, khususnya pada pelayanan gizi.
Penegakkan diagnosa gangguan gizi dan metabolisme zat gizi
berdasarkan anamnesa, antropometri, gejala k linis, dan biokimia tubuh
(laboratorium).
Penentuan kebutuhan gizi sesuai dengan keadaan gizi.
Penyelenggaraan evaluasi terhadap preskripsi diet yang diberikan sesuai
perubahan serta cara pengolahan bahan makanan.
Tercapainya sumber daya manusia baik kuantitas maupun kualitas yang
mampu mendukung pelayanan gizi di Rumah Sakit X Jakarta.
Penyelenggaraan penelitian aplikasi di bidang gizi dan dietetik.
Melaksanakan fungsi pendidikan, penelitian dan pengembangan di
bidang gizi.
Diklat Rumah Sakit X Jakartadan 1 (orang) dari Bagian Rendal Mat Fas
Rumah Sakit X Jakarta. Karakterisitik informan yang dikumpulkan meliputi
jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan lama bekerja di jabatan tersebut.
Informan terdiri atas 4 orang laki- laki, dan 5 orang perempuan. Pendidikan
terakhir informan yaitu S1 sebanyak 5 informan, S2 sebanyak 2 informan
dan SMA sederajat sebanyak 2 informan. Lama bekerja masing- masing
informan pada jabatan terakir bervariasi dari 1 sampai dengan 10 tahun.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.1. Karakteristik Informan
Jenis Pendidik Lama Kode
No Informan
Kelamin an Menjabat Informan
1 Pimpinan Instalasi Gizi L S1 4 tahun PP
Kepala Seksi Penyediaan
2 L S2 8 tahun PI
Makanan
3 Staf Fungsional Gizi L S1 10 tahun PN
4 Staf Fungsional Gizi P S1 7 tahun BM
keamanan pangan berupa HACCP. Berikut ini ada adalah informasi yang
didapatkan dari informan adalah :
“....kebijakan tentang penyelenggaraan makanan dan juga mengenai
keamanan pangan sudah di dokumentasikan pada buku pedoman
pelaksanaan penyelenggaraan makanan dan juga keamanan pangan pada
Rumah Sakit X Jakarta....” (1.a.) (PP)
Setiap kebijakan yang telah disusun harus dipatuhi dan diketahui oleh
seluruh pihak terkait. Untuk itu kebijakan perlu disosialisasikan kepada
seluruh pihak terkait. Instalasi gizi telah mensosialisasikan kebijakan
HACCP yang disusun kepada karyawan instalasi gizi, sebagaimana hasil
wawancara dibawah ini :
“....kebijakan yang telah disusun dan juga pedoman penerapan
HACCP telah di sosialisasikan kepada seluruh tenaga di instalasi gizi
termasuk kepada tenaga pelaksana pengolahan makanan agar setiap
pengolahan makanan disesuaikan dengan pedoman yang telah
ditentukan....”(1.d.)(PP)
“....belum ada solusi yang dilakukan. Tapi selama ini telah diajukan
untuk permintaan tenaga kerja agar perlaksanaan kegiatan di instalasi gizi
lebih baik lagi....” (1.h.)(PN)
“....kegiatan pelatihan diatur oleh bagian diklat rumah sakit dan juga
dibiayai oleh rumah sakit....” (2.e.)(BM)
“....menurut saya kualitas dari tim ahli gizi sudah dapat menunjang
penerapan HACCP....” (2.g.)(PP)
“.....bagian Diamak dan juga bagian quality control serta ada bagian
dari luar uni gizi yang bertanggung terhadap pengendalian hama hewan
pengerat ataupun serangga dan kualitas air yaitu Instalasi Kesling Rumah
Sakit X Jakarta....” (3.b.)(PI)
“.....dari instalasi gizi seperti bagian Diamak, dan tim quality control.
Kalau diluar instalasi gizi yaitu Instalasi Kesling yang bertanggung jawab
terhadap pengendalian hewan dan serangga serta pengontrolan jumlah
mikroorganisme dari air yang digunakan....(3.b.)(PN)
Setiap bagian yang terkait di instalasi gizi sudah memiliki tugas yang
jelas dalam pelaksanaan sistem HACCP. Berikut ini adalah informasi
mengenai pembagian tugas yang dilakukan di instalasi gizi yang
berhubungan dengan pelaksanaan sistem HACCP, yaitu :
Kepala
Instalasi Gizi
Kepala
Dokter Staf Fungsional Kelompok
Spesialis Gizi Nutrisionis Administrasi
Turmin T uryan
T urmin T uryan
Kepala Urusan Kepala Urusan Kepala Urusan Kepala Urusan Penata Pelayanan Penata Penata
Penyediaan Pelayanan A, Perawatan Penyuluhan Litbang
Perencanaan Penyediaan Penyediaan
B, C, D Intensif Gizi Gizi
Makanan Bahan M akanan Biasa Makanan Diet
T urmin T uryan T urmin T uryan T urmin T uryan T urmin T uryan T urmin T uryan T urmin T uryan T urmin T uryan T urmin T uryan
SOP yang disusun instalasi gizi ditujukan kepada seluruh tenga kerja,
agar tenaga kerja mengetahui aturan prosedural yang berhubungan de ngan
serangakaian kegiatan yang dilakukan. Berikut ini adalah informasi
mengenai pihak yang melaksanakan SOP yang ada di Instalasi Gizi Rumah
Sakit X :
“....SOP harus ditaati seluruh tenaga kerja di instalasi gizi. Untuk
SOP keamanan pangan, tenaga pelaksana juga harus melaksanakannya
dengan disiplin....” (4.c.)(PP)
“.... saya dan setiap pengolah makanan di instalasi gizi bekerja sesuai
SOP yang ada....” (4.c.)(BH)
SOP yang telah disusun di instalasi gizi telah diketahui oleh setiap
tenaga kerja, dan dilaksanakan dengan disiplin. Berikut adalah informasi
yang diperoleh peneliti dari wawancara yang dilakukan, yaitu :
“...SOP telah disosialisasikan kepada tenaga kerja instalasi gizi dan
selalu dipantau pelaksanaannya....” (4.d.)(PP)
“....kalau untuk nama SOP HACCP saya kurang tahu, tapi memang
selama ini ada SOP dalam penerimaan bahan makanan untuk memeriksa
bahan makanan bagus atau tidak, dan juga ada SOP tentang kebersihan
(sanitasi) dan kebersihan kami sebagai pengolah, serta ada juga aturan
setiap makanan yang diproduksi selalu di tes dulu rasa dan juga
teksturnya.....” (4.e.)(BP)
“....selama ini SOP dijalankan dengan baik oleh setiap tenaga kerja
di instalasi gizi, karena jika SOP tidak dilaksanakan akan diberikan
sanksi....”(4.f.)(PN)
“.....sanksi yang ada yaitu berupa teguran dan surat peringatan bila
terlalu sering melanggar SOP.....”(4.g.)(BH)
direalisasikan. Pihak Rendal Mat Fas baru menanggapi jika sudah ada
disposisi dari bagian Jang Um. Jika memang biaya untuk pembelian
peralatan baru peralatan jumlahnya besar, maka pihak rendal akan
menyesuaikan dengan kemampuan anggaran yang dimiliki dan jika tidak
mencukupi maka akan disiasati dengan skala prioritas....”(5.c.)(BI)
tim ahli gizi yang ada. Berikut ini adalah informasi mengenai penentuan
bagan alir proses di Instalasi Gizi Rumah Sakit X Jakarta:
“....setiap makanan yang diproduksi di instalasi gizi telah memiliki
bagan alir, yang menjelaskan seluruh tahapan produksi....” (6.a.)(PP)
Belum pernah ada perubahan pada bagan alir semenjak bagan alir
disusun untuk pertama kalinya, seperti informasi yang diperoleh peneliti
berikut ini :
“....belum ada perubahan pada bagan alir. Karena bagan alir yang
disusun sudah mempertimbangkan kegiatan pengolahan makanan seefisien
mungkin.....”(6.e.)(PP)
Penyusun CCP dilakukan oleh tim ahli gizi tanpa ada bantuan dari
pihak luar sebagai pakar, sebagaimana informasi berikut ini :
“....tim instalasi gizi sendiri, tidak ada pihak luar yang ikut
membantu. Tim ahli gizi yang menentukan titik kendali kritis belum pernah
mengikuti pelatihan penentuan CCP....”(7.f.)(PP)
Berikut ini adalah informasi mengenai literatur tim ahli gizi dalam
menentukan titik kendali kritis :
“....sumber informasi yang digunakan berasal dari study literatur dan
juga hasil riset-riset kesehatan yang telah dilakukan....”(7.g.)(PP)
dilakukan antara lain serangkaian uji kimia dan juga uji sensorik
(organoleptik)....” (8.g.)(PP)
Hal ini terlihat dari kerjasama dari setiap bagian struktur organisasi dalam
melaksanakan kegiatan penyelenggaraan makanan.
Dari 3 (tiga) informan yang diwawancarai didapat informasi bahwa
pihak terkait dalam pelaksanaan sistem HACCP di Instalasi Gizi adalah
bagian Diamak dengan tim quality control. Selain itu ada bagian terkait
dari luar gizi yang turut melaksanakan program HACCP di Instalasi Gizi,
yaitu bagian Kesling RSPAD. Dari informasi yang telah disebutkan
walaupun pelaksana bukan tim inti HACCP namun sudah ada pihak yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan HACCP.
pensosialisasian bagan alir juga telah dilakukan oleh tim ahli gizi ke
seluruh tenaga pelaksana yang terkait dalam pengolahan makanan dan
distribusi makanan. Kekurangan dari bagan alir yang disusun adalah
kegiatan penerimaan dan penyimpanan bahan makanan masih belum
tercakup didalamnya. Untuk kegiatan proses pengolahan makanan, seperti
pencucian, pemanasan, dan pendistribusian makanan sudah tercakup
didalam bagan alir. Bagan alir yang telah disusun belum pernah
mengalami perubahan atau pengembangan sejak pembuatannya, hal ini
terlihat dengan masih kurang lengkapnya penyusunan diagram alir yang
disusun.
Untuk melakukan identifikasi bahaya kemanan pangan yang mungkin
terjadi berkaitan dengan jenis produk, jenis proses, dan jenis fasilitas
proses yang ada harus diidentifikasi dan direkam (SNI ISO 22000:2009).
Penentuan identifikasi bahaya harus dimulai dari saat penerimaan bahan
makanan, penyimpanan bahan makanan, proses pengolahan bahan
makanan, dan proses penditribusian bahan makanan dan juga dari tenaga
kerja yang melaksanakan kegiatan tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dokumen
pengidentifikasian bahaya dan analasis risiko bahaya telah dilakukan di
Instalasi Gizi. Identifikasi bahaya telah mencakup bahaya biologi, kimia,
dan bahaya fisik. Identifikasi bahaya yang dilakukan telah dimulai dari
proses penerimaan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, proses
pengolahan, dan proses pendistribusian serta kontaminasi dari tenaga yang
melaksanakan kegiatan tersebut dan juga dari peralatan yang digunakan
dalam kegiatan tersebut. Instalasi Gizi juga telah mendokumentasikan
seluruh identifikasi bahaya yang telah dilakukan.
Selain telah melakukan identifikasi bahaya, unit juga telah
menetapkan tindakan pencegahan dan pengendalian untuk setiap potensi
bahaya yang telah diidentifikasi.
a. Identifikasi Bahaya Biologi
Berdasarkan teori, pengidentifikasian bahaya biologi harus dapat
mengidentifikasi bahaya bakteri, jamur, virus, parasit, cacing dan
7.1. Kesimpulan
7.1.1 Kebijakan Mutu
Kebijakan yang melandasi pelaksanaan HACCP telah disusun dengan
cukup baik. Kebijakan telah disahkan sejak tahun 2010 oleh pimpinan tertinggi
rumah sakit, yaitu Pimpinan Rumah Sakit X Jakarta. Kekurangan dari kebijakan
adalah masih belum mencantumkan kualifikasi SDM yang dibutuhkan
dan juga aspek lain diluar bahan makanan seperti tenaga pengolah, peralatan yang
digunakan dan keadaan lingkungan.
pengolahan makanan. Hal ini tidak sesuai dengan tujuan HACCP ideal yang
menekankan pada proses atau titik dimana bahaya dapat dikontrol, dieliminasi dan
dikurangi secara efektif dan efisien.
7.1.9 Monitoring
Prinsip keempat sistem HACCP yaitu kegiatan monitoring atau
pengawasan tidak dilakukan secara sistematis pada titik dimana bahaya yang telah
diidentifikasi dapat dikontrol (titik kendali kritis) melainkan pada seluruh tahapan
pengolahan makanan.
7.1.11 Verifikasi
Prinsip keenam sistem HACCP yaitu tindakan verifikasi belum dilakukan
cukup baik. Belum ada mekanisme verifikasi yang jelas dalam mengukur sejauh
mana program HACCP yang disusun dapat menjamin kualitas makanan bebas
dari bahaya.
7.2. Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, peneliti menyarankan bagi :
7.2.1 Manaje men Rumah Sakit
1. Melakukan evaluasi terhadap kebutuhan sumber daya manusia yang
dibutuhkan unit gizi
2. Memberikan izin dan membiayai pelatihan kepada SDM unit gizi untuk
mengikuti pelatihan terkait sistem HACCP.
3. Memberikan kesempatan kepada unit gizi untuk menyusun anggaran
dana untuk pelaksanaan sistem HACCP.
Cahyono, Budi. Food Safety dan Implementasi Quality System Industri Pangan
di Era Pasar Bebas. http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/8567/
(diakses tanggal 20 maret 2012 pukul 22.26)
Kantor Menteri Negara Urusan Pangan, 1997. Kebijakan Nasional dan Program
Pembinaan Mutu Pangan.
http://www.deptan.go.id/bdd/admin/p_pemerintah/PP-28-04.pdf (diakses
pada tanggal 21 maret 2012 pukul 01.13)
Mortimore, S., & Wallace, C. 2004. HACCP Sekilas Pandang (Apriningsih &
Widyastuti, Penerjamah). Jakarta : EGC.
Reni, Seri Muliati. 2012. Gambaran Potensi Penerapan HACCP Di Unit Gizi
RSU Bunda Margonda Tahun 2011. Depok: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia (Skripsi)
Winarno, FG dan Surono. 2004. GMP Cara Pengolahan Pangan Yang Baik.
Bogor: M-BRIO PRESS, Cetakan 2.
======================================================
SNI 01-4852-1998
Daftar isi
Halaman
Mukadimah
Pada bagian pertama dokumen ini menetapkan prinsip-prinsip sistem analisa bahaya dan
pengendalian titik kritis (HACCP) yang diadopsi o1eh CAC. Bagian kedua menetapkan
pedoman umum untuk penerapan sistem tersebut, sementara itu penerapan secara terperinci
untuk pengakuan dapat bervariasi tergantung dari keadaan operasi pangan. 1)
Sistem HACCP yug didasarkan pada ilmu pengetahuan dan sistematika, mengidentifikasi
bahaya dan tindakan pengendaliannya untuk menjamin keamanan pangan. HACCP adalah suatu
piranti untuk menilai bahaya dan menetapkan sistem pengendalian yang memfokuskan pada
pencegahan daripada mengandalkan sebagian besar pengujian produk akhir. Setiap sistem
HACCP mengakomodasi perubahan seperti kemajuan dalam rancangan peralatan, prosedur
pengolahan atau perkembangan teknologi.
HACCP dapat diterapkan pada seluruh rantai pangan dari produk primer sampai pada
konsumsi akhir dan penerapannya harus dipedomani dengan bukti secara ilmiah terhadap resiko
kesehatan manusia. Selain meningkatkan keamanan pangan, penerapan HACCP dapat
memberikan ketentuan lain yang penting. Selanjutnya, penerapan sistem HACCP dapat
membantu inspeksi oleh lembaga yang berwenang dan memajukan perdagangan internasional,
melalui peningkatan kepercayaan keamanan pangan.
Meskipun disini penerapan HACCP dipertimbangkan untuk keamanan pangan, konsep tersebut
dapat diterapkan untuk aspek mutu pangan yang lain.
1
Prinsip-prinsip sistem HACCP menentukan dasar persyaratan untuk penerapan HACCP, sedangkan pedoman
penerapannya ditetapkan sebagai pedoman umum untuk penerapan praktisnya.
Analisis penerapan..., Indra Rukmana Damanik, FKM UI, 2012
1 dari 12
SNI 01-4852-1998
Definisi
Tindakan Perbaikan
(Corrective Action-CA) : Setiap tindakan yang harus diambil apabila hasil
pemantauan pada titik kendali kritis menunjukkan
kehilangan kendali.
Diagram alir (Flow Diagram) : Suatu gambaran yang sistematis dari urutan tahapan
atau pelaksanaan pekerjaan yang dipergunakan dalam
produksi atau dalam menghasilkan pangan tertentu.
Rencana HACCP
(HACCP Plan) : Dokumen yang dibuat sesuai dengan prinsip-prinsip
HACCP untuk menjamin pengendalian bahaya yang
nyata bagi keamanan pangan pada bagian rantai pangan
yang sedang dipertimbangkan.
Bahaya (Hazard) : Unsur biologi, kimia, fisika atau kondisi dari pangan
yang berpotensi menyebabkan dampak buruk pada
kesehatan.
Analisa bahaya
(Hazard Analysis) : Proses pengumpulan dan penilaian informasi mengenai
bahaya dan keadaan sampai dapat terjadinya bahaya,
untuk menentukan yang mana berdampak nyata
terhadap keamanan pangan, dan harus ditangani dalam
rencana HACCP.
Langkah (Step) : Suatu titik, prosedur, operasi atau tahap dalam rantai
pangan yang meliputi bahan baku dari produksi primer
hingga konsumsi akhir.
Prinsip
Prinsip 7 : Menetapkan dokumentasi mengenai semua prosedur dan catatan yang sesuai
dengan prinsip-prinsip sistem HACCP dan penerapannya.
Sebelum menerapkan HACCP untuk setiap sektor rantai pangan, sektor tersebut harus telah
menerapkan Prinsip Umum Higiene Pangan dari Codex, Pedoman Praktis dari Codex yang
sesuai, serta peraturan keamanan pangan terkait, Tanggung jawab manajemen adalah penting
untuk menerapkan sistem HACCP yang efektif. Selama melaksanakan identifikasi bahaya,
penilaian dan pelaksanaan selanjutnya dalam merancang dan menerapkan sistem HACCP, harus
dipertimbangkan dampak dan bahan baku, bahan tambahan, cara pembuatan pangan yang baik,
peran proses pengolahan dalam mengendalikan bahaya, penggunaan yang mungkin dari produk
akhir, katagori konsumen yang berkepentingan dan bukti-bukti epidemis yang berkaitan dengan
keamanan pangan.
Maksud dari sistem HACCP adalah untuk memfokuskan pada Titik Kendali Kritis (CCPs).
Perancangan kembali operasi harus dipertimbangkan jika terdapat bahaya yang harus
dikendalikan, tetapi tidak ditemukan TKK (CCPs). HACCP harus diterapkan terpisah untuk
setiap operasi tertentu. TKK vang diidetitifikasi pada setiap contoh yang diberikan dalam setiap
Pedoman praktek Higiene dari Codex mungkin bukan satu-satunya yang diidentifikasi untuk
suatu penerapan yang spesifik atau mungkin berbeda jenisnya.
Penerapan HACCP harus ditinjau kembali dan dibuat perubahan yang diperlukan jika dilakukan
modifikasi dalam produk, proses atau tahapannya.
Penerapan HACCP perlu dilaksanakan secara fleksibel, dimana perubahan yang tepat
disesuaikan dengan memperhitungkan sifat dan ukuran dari operasi.
Penerapan
Penerapan prinsip-prinsip HACCP terdiri dari tugas-tugas berikut sebagaimana terlihat pada
tahap-tahap penerapan HACCP (Gambar 1)
Operasi pangan harus menjamin bahwa pengetahuan dan keahlian spesifik produk tertentu
tersedia untuk pengembangan rencana HACCP yang efektif. Secara optimal, hal tersebut
Analisis penerapan..., Indra Rukmana Damanik, FKM UI, 2012
4 dari 12
SNI 01-4852-1998
dapat dicapai dengan pembentukan sebuah tim dari berbagai disiplin ilmu. Apabila beberapa
keahlian tidak tersedia, diperlukan konsultan dari pihak luar. Adapun lingkup dari program
HACCP harus diidentifikasi. Lingkup tersebut harus menggambarkan segmen-segmen
mana saja dari rantai pangan tersebut yang terlibat dan penjenjangan secara umum
bahaya-bahaya yang dimaksudkan (yaitu meliputi semua jenjang bahaya atau hanya jenjang
tertentu).
2. Deskripsi produk
Penjelasan lengkap dari produk harus dibuat termasuk informasi mengenai komposisi,
struktur fisika/kimia (termasuk Aw, pH, d1l.), perlakuan-perlakuan mikrosidal/statis
(seperti perlakuan pemanasan, pembekuan, penggaraman, pengasapan, dll.), pengemasan,
kondisi penyimpanan dan daya tahan serta metoda pendistribusiannya.
Bagan alir harus disusun oleh tim HACCP. Dalam diagram alir harus memuat segala
tahapan dalam operasional produksi. Bila HACCP diterapkan pada suatu operasi tertentu,
maka harus dipertimbangkan tahapan sebelum dan sesudah operasi tersebut.
Tim HACCP, sebagai penyusun bagan alir harus mengkonfirmasikan operasional produksi
dengan semua tahapan dan jam operasi serta bilamana perlu mengadakan perubahan bagan
alir.
Tim HACCP harus membuat daftar bahaya yang mungkin terdapat pada tiap tahapan dari
produksi utama, pengolahan, manufaktur, dan distribusi hingga sampai pada titik konsumen
saat konsumsi.
Tim HACCP harus mengadakan analisis bahaya untuk mengidentifikasi program HACCP
dimana bahaya yang terdapat secara alami, karena sifatnya mutlak harus ditiadakan atau
dikurangi hingga batas-batas yang dapat diterima, sehingga produksi pangan tersebut
dinyatakan aman.
Dalam mengadakan analisis bahaya, apabila mungkin seyogyanya dicakup hal-hal sebagai
berikut :
Tim HACCP harus mempertimbangkan tindakan pengendalian, jika ada yang dapat
dilakukan untuk setiap bahaya.
Untuk mengendalikan bahaya yang sama mungkin terdapat lebih dari satu TKK pada saat
pengendalian dilakukan. Penentuan dari TKK pada sistem HACCP dapat dibantu dengan
menggunakan Pohon keputusan seperti pada Diagram 2, yang menyatakan pendekatan
pemikiran yang logis (masuk akal). Penerapan dari pohon keputusan harus fleksibel,
tergantung apakah operasi tersebut produksi, penyembelihan, pengolahan, penyimpanan,
distribusi atau lainnya. Pohon keputusan ini mungkin tidak dapat diterapkan pada setiap
TKK. Contoh-contoh pohon keputusan mungkin tidak dapat diterapkan pada setiap situasi.
Pendekatan-pendekatan lain dapat digunakan. Dianjurkan untuk mengadakan pelatihan
dalam penggunaan pohon keputusan.
Jika suatu bahaya telah teridentifikasi pada suatu tahap dimana pengendalian penting untuk
keamanan, dan tanpa tindakan pengendalian pada tahap tersebut, atau langkah lainnya,
2
Semenjak dipublikasikan pohon keputusan oleh Codex, pohon keputusan tersebut telah diterapkan secara
berulang kali untuk tujuan pelatihan. Dalam banyak hal, pohon keputusan telah dipergunakan untuk
menjelaskan untuk memahami dan diterima akal untuk keperluan menentukan CCP, hal ini tidak spesifik
untuk semua operasi pangan, sebagai contoh rumah potong hewan dan oleh karena itu harus dipergunakan
untuk yang berkaitan dengan perkiraan yang profesional serta memodifikasi beberapa kasus.
Analisis penerapan..., Indra Rukmana Damanik, FKM UI, 2012
6 dari 12
SNI 01-4852-1998
maka produk atau proses harus dimodifikasi pada tahap tersebut, atau pada tahap sebelum
atau sesudahnya untuk memasukkan suatu tindakan pengendalian.
8. Penentuan batas-batas kritis (critical limits) pada tiap TKK (CCP) (lihat Prinsip 3)
Batas-batas limit harus ditetapkan secara spesifik dan divalidasi apabila mungkin untuk
setiap TKK. Dalam beberapa kasus lebih dari satu batas kritis akan diuraikan pada suatu
tahap khusus. Kriteria yang sering digunakan mencakup pengukuran-pengukuran terhadap
suhu, waktu, tingkat kelembaban, pH, Aw, keberadaan chlorine, dan parameter-parameter
sensori seperti kenampakan visual dan tekstur.
Batas kritis harus ditentukan untuk setiap PTK. Dalam beberapa kasus batas kritis kriteria
pengukurannya antara lain suhu, waktu, tingkat kelernbaban, pH, Aw dan ketersediaan
chlorine dan parameter yang berhubungan dengan panca indra (penampakan dan tekstur).
Tindakan perbaikan yang spesifik harus dikembangkan untuk setiap TKK dalam sistem
HACCP agar dapat menangani penyimpangan yang terjadi.
Penetapan prosedur verifikasi. Metoda audit dan verifikasi, prosedur dan pengujian,
termasuk pengambilan contoh secara acak dan analisa, dapat dipergunakan untuk
menentukan apakah sistem HACCP bekerja secara benar. Frekuensi verifikasi harus cukup
untuk mengkonfirmasikan bahwa sistem HACCP bekerja secara efektif. Contoh kegiatan
verifikasi mencakup :
Pencatatan dan pembuktian yang efisien serta akurat adalah penting dalam penerapan
sistem HACCP. Prosedur harus didokumentasikan. Dokumentasi dan pencatatan harus
cukup memadai sesuai sifat dan besarnya operasi.
Contoh dokumentasi :
• Analisa Bahaya
• Penentuan TKK
• Penentuan Batas Kritis
Contoh pencatatan :
• Kegiatan pemantuan Titik Kendali Kritis/TKK (CCP)
• Penyimpangan dan Tindakan perbaikan yang terkait
• Perubahan pada sistem HACCP
• Contoh lembaran kerja HACCP seperti pada Diagram 3.
Pelatihan
Pelatihan karyawan pada industri, pemerintah, dan perguruan tinggi tentang prinsip-prinsip dan
penerapan HACCP serta peningkatan kesadaran konsumen merupakan unsur penting dalam
penerapan HACCP secara efektif. Untuk membantu mengembangkan bahan pelatihan tertentu
yang mendukung rencana HACCP, sebaiknya dikembangkan instruksi kerja dan prosedur yang,
menentukan tugas, karyawan pelaksana yang ditempatkan pada setiap titik kendali kritis.
Kerjasama antara kelompok produsen primer, industri dan pedagang, organisasi konsumen
serta pihak yang berwenang sangat penting. Peluang harus diciptakan untuk pelatihan bersama
antara industri dan lembaga yang berwenang dalam pengendalian untuk mendorong dan
memelihara komunikasi timbal balik secara berkesinambungan dan menciptakan iklim
pengertian yang baik dalam penerapan HACCP secara praktis.
DIAGRAM I
URUTAN LOGIS PENERAPAN HACCP
2. Deskripsi Produk
DIAGRAM 2
CONTOH POHON KEPUTUSAN PENENTUAN TKK
(jawab pertanyaan secara berurutan)
Ya Tidak
Tidak
DIAGRAM 3
CONTOH LEMBARAN KERJA HACCP
1. Jelaskan Produk
3.
Daftar
Tahapan Bahaya Tindakan TKK Batas Prosedur Tindakan Catatan
Pengendalian Kritis Pemantauan Perbaikan
4.
Verifikasi
Misi :
HACCP
(HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT)
NO.Dokumen NO. REV ISI HALAMAN
COP/…../….. 1/1
RSPAD
GATOT
SOEBROTO
DITKESA D
Ditetapkan :
Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad
SPO
Tanggal Terbit
(STA NDAR
PROSEDUR
………….
OPERASIONA L) dr. Komarudin Boenjamin, SpU
Brigadir Jenderal TNI
Adalah suatu sistem yang mengidentifikasi suatu bahaya spesifik yang mungkin
PENGERTIA N
timbul dan cara pencegahannya unt uk mengidentifikasi bahaya tersebut
Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan cara mencegah atau
TUJUA N
mengurangi kasus keracunan dan penyakit melalui makanan / food borne diseas e
1. Tersedianya makanan yang memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan gizi
bagi kepentingan kesehatan manusia
KEBIJAKAN 2. Upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran
biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan
membahayakan kesehatan manusia.
1. Mengisi formulir Diskripsi / gambaran produk yang terdiri dari :
- Nama Masakan
- Bahan mentah
- Jenis diet
- Cara penyimpanan
- Cara distribusi
- Cara Mengkons umsi
- Alat konsumsi yang digunak an
- Proses pengolahan
2. Alur Pembuatan P roduk
3. Alur penetapan CCP
4. Mengisi formulir Identifikasi bahaya dan cara pencegahannya
- Bahan mentah / bahan tambahan
PROSEDUR - Bahaya Biologis (Mikrobiologi)
- Jenis bahaya
- Cara pencegahan
5. Mengisi formulir Analisa Resiko bahaya
6. Mengisi formulir penerapan HACCP
- CCP
- Bahaya
- Cara Pengendalian
- Parameter CCP
- Batas kritis
- Nilai target
- Pemantauan
- Tindakan koreksi
7. Dokumentasi
1. Unit Kesling dan Nosokomial RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad
UNIT TE RKAIT
2. Sie Diamak Unit Gizi RSPAD Gat ot Soebroto Ditkesad
Persetujuan Wawancara
Dengan Hormat :
Dengan ini, penulis memohon ketersediaan Bapak/ibu untuk
menjadi informan dan memberikan keterangan secara luas, bebas,
mendalam, benar dan jujur. Hasil informasi dan keterangan ini akan
digunakan sebagai masukan untuk melihat potensi (uji kelayakan) di
instalasi gizi dalam penerapan HACCP di RSPAD Gatot Soebroto serta
untuk melengkapi data penelitian. Penulis memohon izin untuk merekam
pembicaraan selama proses wawancara berlangsung dan penulis menjamin
untuk menjaga kerahasiaannya. Hal tersebut digunakan hanya untuk
kepentingan penelitian. Atas ketersediaan Bapak/ibu berpartisipasi dalam
penilitian ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Hari/Tanggal :
Identitas Informan
Nama :
Pendidikan :
Jabatan :
Lama kerja :
Input
A. Kebijakan Mutu
1. Apakah ada kebijakan yang mengatur penerapan HACCP pada sistem
penyelenggaraan makanan di rumah sakit ini?
2. Siapa saja pihak terkait yang menysusun kebijakan HACCP ?
3. Bagaimana mekanisme penysusunan kebijakan?
a. Apakah ada penetapan tujuan dalam kebijakan tersebut ?
b. Apakah ada penyebutan sumber daya yang dibutuhkan ?
c. Apakah pada kebijakan ditetapkan alasan penggunaan HACCP ?
4. Apakah selama ini ada advokasi sosialisasi tentang kebijakan program
HACCP pada karyawan instalasi gizi ?
5. Bagaimana cara yang dilakukan dalam melaksanakan kebijakan mutu yang
ada?
6. Sejak kapan penerapan HACCP dilakukan ?
7. Apa saja kendala yang dialami selama pelaksanaan kebijakan ?
8. Apa solusi yang dilakukan ?
9. Apakah pernah dilakukan evaluasi terhadap kebijakan yang ada ?
10. Jika ada evaluasi kebijakan, apa yang dihasilkan?
C. Struktur Organisasi
1. Adakah struktur organisasi yang menunjukkan garis wewenang di instalasi
gizi?
2. Bagian mana saja dari struktur organisasi yang melaksanakan tugas
HACCP? (croscheck)
3. Adakah ketentuan yang jelas mengenai penentuan program kerja dalam
pelaksanaan sistem HACCP disetiap bagian yang terkait ?
4. Bagaimana hubungan struktur organisasi secara vertikal terhadap potensi
dikembangkannya penerapan sistem jaminan kemanan pangan berupa
HACCP?
5. Bagaimana hubungan struktur organisasi secara horizontal terhadap
potensi dikembangkannya penerapan sistem jaminan keamanan pangan
berupa HACCP?
E. ANGGARAN BIAYA
1. Apakah ada penganggaran biaya untuk pelaksanaan sistem HACCP ?
2. Jika tidak, jelaskan mengapa tidak ada anggaran biaya yang dikhususkan
untuk pelaksanaan HACCP?
3. Bagaimana pembiayaan pelatihan dilakukan ? (croscheck)
4. Bagaimana pembiayaan yang dilakukan terhadap pengembangan peralatan
di unit gizi?
5. Bagaimana pembiayaan berhubungan dengan pelatihan untuk SDM di unit
gizi ?
PROSES
A. Identifikasi bahaya
1. Apakah ada penentuan diagram alir dalam setiap produksi makanan yang
dilakukan?
- Bagaimana penentuan diagram alir dilakukan?
2. Apakah bagan alir yang dibuat dapat menjelaskan semua tahapan proses
pengolahan produk makanan yang diproduksi?
3. Apakah proses penyimpanan dan bahan mentah sudah tercakup di dalam
bagan alir?
4. Bagaimana bagan alir diverifikasi secara tepat?
5. Apakah telah pernah dilakukan perubahan pada penerapannya sejak
dibuatnya bagan alir ?
a. Bagaimana tim HACCP memperoleh pemberitahuan tentang adanya
perubahan yang berkaitan dengan proses atau parameter produk ?
b. Bagaimana perubahan-perubahan dicatat dan disetujui?
c. Apakah setiap perubahan didiskusikan terlebih dahulu dengan tim
HACCP sebelum diterapkan ?
E. Tindakan perbaikan
1. Apakah tindakan koreksi sudah didefinisikan dengan jelas sehingga proses
tetap terkendali ?
2. Apakah ada catatan yang menunjukkan bahwa tindakan koreksi dilakukan
jika ada penyimpangan terahadap batas kritis CCP?
F. Verifikasi system
1. Apakah telah memupunyai prosedur verifikasi yang jelas dan benar ?
2. Apakah semua CCP tercakup dalam program verifikasi ?
3. Apakah ada sistem formal untuk membuat perubahan ?
4. Apakah parameter pengawasan telah tercapai?
G. Dokumentasi
1. Bagaimana dengan sistem pendokumentasian yang dilakukan di unit gizi?
2. Apakah setiap perubahan dalam pengawasan didokumentasikan?
3. Apakah dokumentasi mencakup semua pelaksanaan sistem HACCP?
OUTPUT
A. Kualitas Makanan
1. Menurut bapak/ibu apa yang dimaksud dengan makanan bermutu dirumah
sakit?
2. Selama ini, apa saja keluhan dari pasien mengenai makanan yang
disajikan?
3. Bagaimana mutu makanan yang selama ini diberikan oleh instalasi gizi?
MATRIKS HASIL WAWANCARA MENDALAM DENGAN INFORMAN TENTANG ANALISIS PENERAPAN 7 PRINSIP HACPP PADA
PENYELENGGARAAN MAKANAN DI INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT X JAKARTA 2012
b Siapa saja pihak terkait yang Tim ahli gizi dan saya mengetahui sebagai Yang menyusun kebijakan adalah t im Tim ahli gizi, dan pimpinan Instalasi
menysusun kebijakan HA CCP ? pimpinan Instalasi Gizi. ahli gizi dan pimpinan Instalasi Gizi Gizi.
secara bersama.
c Bagaimana mekan isme Penyusunan kebijakan disusun untuk seluruh Penyusunan kebijakan dilakukan dengan Penyusunan kebijakan disusun oleh tim
penyusunan kebijakan? (isi mekanis me pelayanan gizi di Ru mah Sakit X, menetapkan tujuan penggunaan sistem ahli g izi secara bersamaan dengan
kebijakan apa saja ) yang didalamnya terdapat kegiatan pelaksanaan HACCP dan juga alasan penggunaannya pimpinan-pimp inan di Instalasi Gizi
penyelenggaraan HACCP yang bertujuan untuk serta penyusunan standar keamanan yang terkait dalam meru muskan tujuan
men jaga keamanan pangan. pangan dimulai dari cara penerimaan penggunaan HACCP, alasan
bahan makanan, pengecekan mutu bahan penggunaannya, dan mekanis me
makanan, hygiene tenaga penjamah, pelaksanaannya pada penjelasan
aturan perilaku penjamah makanan, dan kebijakan.
upaya pengendalian bahaya sampai
kepada penyajian makanan ke pasien.
d Apakah selama ini ada advokasi Ya ada, keb ijakan yang telah disusun dan juga Kebijakan telah disosialisakan kepada Untuk seluruh bagian fungsional
sosialisasi tentang kebijakan pedoman penerapan HACCP telah di setiap seksi bagian .sehingga setiap seksi kebijakan telah disampaikan, untuk
program HA CCP pada soialisasikan kepada seluruh tenaga di Instalasi dapat bertanggung jawab terhadap tenaga pelaksana tidak mengetahui,
mereka hanya mengetahu standar
karyawan instalasi gizi? Gizi termasuk kepada tenaga pelaksana pelaksanaan HACCP.
operasional prosedur keamanan pangan
pengolahan makanan agar setiap pengolahan
yang disusun.
makanan disesuaikan dengan pedoman yang
telah ditentukan.
e Bagaimana cara yang dilakukan Kebijakan mutu yang ada telah disosialisasikan Kebijakan mutu yang telah disusun Penyusunan kebijakan mengenai
dalam melaksanakan kebijakan ke suluruh tenaga kerja di Instalasi Gizi, dengan men jadi dasar acuan untuk menjadi kegiatan HA CCP d isusun dengan
mutu yang ada? menetapkan tujuan yang jelas pada landasan dalam pembuatan pedoman menetapkan tujuan dan alasan yang jelas
pembuatannya, dan juga dilakukan pemantauan aplikasi HA CCP di Instalasi Gizi Ru mah penggunaan program HACCP.
setiap hari demi terlaksananya program yang Sakit X
telah dibuat.
f Sejak kapan penyusunan kebijakannya baru dikeluarkan tahun 2010. Sejak tahun 2010 Kebijkan d isusun mulai tahun 2010.
kebijakan d ilakukan?
g Apa saja kendala yang dialami Selama ini tidak ada masalah yang dialami Untuk sekarang kendala yang dihadapi Setahu saya tidak ada masalah dalam
selama pelaksanaan kebijakan ? dalam pelaksanaan kebijakan, karena seluruh sudah tidak ada. Tapi sebelumnya pelaksanaan kegiatan. Yang mungkin
pihak terkait mendukung untuk melaksanakan kendala yang pernah dihadapi adalah men jadi masalah adalah karena tenaga
seluruh kegiatan di instalasi gizi. kurangnya peralatan untuk pendukung kerja yang ada banyak melaksanakan
keamanan pangan. Pihak Instalasi Gizi tugas ganda .
telah menaju kan permintaan untuk
pembaharuan peralatan ke pihak ru mah
sakit, tapi permintaan tersebut agak lama
direalisasi. Tapi untuk sekarang, peraltan
yang diminta sudah dipenuhi.
h Apa solusi yang dilakukan ? Karena tidak ada masalah yang dihadapi maka Untuk sekarang tidak ada solusi yang Belu m ada solusi yang dilaku kan. Tapi
belum ada solusi yang dilakukan direncanakan. Tapi sebelumnya solusi selama ini telah diajukan untuk
yang dilaku kan mengenai kekurangan permintaan tenaga kerja agar
i Apakah pernah dilakukan Evaluasi terhadap kebijakan tidak pernah Evaluasi belu m pernah dilakukan Kebijakan belu m pernah dievaluasi
evaluasi terhadap kebijakan dilakukan terhadap kebijakan yang disusun.
yang ada ? Kemungkinan dievaluasi jika ada
perkembangan kelimuan terbaru ataupun
perubahan aturan yang ada di Rumah
Sakit X.
b Apakah SDM pada Tenaga kerja yang ada Jumlah tenaga kerja belu m sesuai dengan SDM di Instalasi Gizi belu m sesuai
istalasi gizi sudah masih kurang. Dari kebutuhan. Pengajuan kebutuhan tenaga kebutuhan dikarenakan beberapa
sesuai kebutuhan yang perhitungan kebutuhan kerja sebanyak 123 orang, tapi tenaga hal. Alasan pertama adalah karena
diharapkan? tenaga kerja dibutuhkan kerja yang ada sekitar 71 tenaga kerja adanya perekrutan secara
sekitar 123 tenaga kerja, tapi saja. Sudah ada pengajuan SDM kepada susprasistem oleh pihak Mabesat
yang terpenuhi hanya 71 pihak personalia rumah sakit, tapi TNI sehingga memungkinkan
tenaga kerja. pemenuhan kebutuhan tenaga kerja pemenuhan SDM tidak sesuai
belum juga dilaksanakan. Selain itu kebutuhan. Alasan kedua adalah
kekurangan tenaga kerja juga disebabkan adanya pertimbangan dari pihak
banyaknya pegawai yang pensiun dan personalia terhadap pemenuhan
belum ada penggantinya. Untuk ahli gizi kebutuhan SDM di setiap unit.
sendiri masih belu m memenuhi Adapun pertimbangan yang
kebutuhan yang ada, sehingga ahli gizi dilakukan pihak personalia yaitu
yang ada melakukan tugas ganda. pertimbangan akan kesanggupan
keuangan rumah sakit. Selain itu
pertimbangan yang lain adalah
berdasarkan analisis pihak
personalia terhadap Instalasi Gizi,
dengan jumlah SDM yang ada
Instalasi Gizi masih dapat
memberikan pelayanan yang baik
dan melaksanakan kegiatan
pengolahan dengan baik juga tanpa
ada masalah. Seh ingga pihak
personalia merasa ju mlah SDM
yang ada di Instalasi Gizi sudah
cukup mampu melaksanakan
tugasnya. Jikapun pihak Instalasi
Gizi masih merasa kekurangan
SDM, pihak Instalasi Gizi dapat
c Apakah ada permintaan Instalasi Gizi Ru mah Sakit Belu m ada penyusunan kebutuhan tenga Untuk membentuk tim khusus
SDM dari intalasi gizi X belu m memiliki t im kerja untuk pembentukan tim inti pihak personalia tidak campur
untuk membentuk tim HACCP. HACCP. tangan dalam hal tersebut. Hal itu
HACCP? merupakan urusan dari internal unit
yang membutuhkannya. Kalaupun
ada permintaan akan tambahan
SDM untuk membentuk tim khusus
ada beberapa pertimbangan yang
dilakukan. Pertimbangan pertama
jika SDM yang ada dapat
ditingkatkan kualifikasinya melalu i
serangakaian pelatihan dan
berhubungan dengan pembentukan
tim khusus, maka tidak diperlukan
penambahan SDM. Jikapun ada
kualifikasi khusus pada SDM yang
memang benar dibutuhkan dan
tidak bisa dilakukan pelatihan
khusus untuk memenuhinya, maka
pihak Instalasi Gizi dapat
- Jika ia, apa saja Instalasi Gizi belu m pernah Belu m ada kualifikasi yang ditentukan mengaju kan usulan penambahan
kualifikasi yang mengaju kan SDM untuk tim untuk menjadi tim yang bertanggung SDM dengan kualifikasi khusus
dibutuhkan? HACCP secara khusus. jawab terhadap HA CCP. sesuai dengan sistem yang ada
d Apakah selama ini ada Secara khusus untuk Pelatihan yang pernah dilakukan terbagi
pelatihan khusus untuk pelatihan HACCP belu m men jadi dua bagian yaitu pelatihan
menunjang penerapan ada, tapi ada pelatihan internal dan eksternal. Pelatihan internal
jaminan keamanan yang didalamnya juga diru mah sakit adalah mengenai Hygiene
pangan/ HACCP? terdapat pelatihan mengenai sanitasi yang berhubungan dengan
HACCP, yaitu ada 2 prasyarat HACCP. Pelatihan secara
pelatihan yang didalamnya eksternal yang didalamnya ada pelatihan
juga ada pelatihan mengenai HACCP masih sedikit yang pernah
HACCP yang telah diikuti diikuti. Pelatihan yang pernah diikuti dan
ada membahas mengenai HACCP hanya
dua kali pelatihan saja dan setiap
pelatihan yang berhubungan dengan
HACCP hanya diikuti oleh 2 o rang ahli
gizi saja.
e Bagaimana Kegiatan pelatihan diatur Kegiatan pelatihan diatur oleh bagian Pimp inan Instalasi Gizi
pelaksanaan latihan oleh personalia Instalasi diklat ru mah sakit dan juga dibiayai oleh menyusun nota atau surat
sistem HACCP Gizi dan juga dibiayai oleh rumah sakit. pengajuan ke bagian Diklat
Ru mah Sakit X, kemud ian
dilakukan? rumah sakit
pihak diklat menyususn surat
untuk bagian Dirbimbang, dan
bagian Dirbimbang
memutuskan untuk
menyutujuinya atau tidak. Jika
f Siapa saja anggota tim Anggota yang pernah Anggota yang pernah mengikuti
yang pernah mengikuti mengikuti pelatihan adalah 2 pelatihan adalah 2 orang ahli g izi.
pelatihan HA CCP yang orang ahli gizi.
pernah dilaku kan?
g Menurut anda Menurut saya kualitas dari Menurut saya kualitas SDM bagus tapi
bagaimana kualitas tim ahli g izi sudah dapat masih belu m dapat melaksanakan
SDM dalam menunjang menunjang penerepan program HA CCP secara maksimal.
penerapan suatu HACCP.
jaminan keamanan
pangan berupa
HACCP?
h Menurut anda sudah Menurut saya SDM Instalasi Menurut saya SDM di unit juga cukup
cukup berpotensikah Gizi sudah cukup berpotensi untuk melaksanakan HACCP,
SDM yang ada di berpotensi, karena ahli gizi tapi karena Instalasi Gizi belu m memiliki
instalasi gizi untuk yang ada telah memiliki tim inti yang menangani HACCP jadi
melaksanakan bekal keilmuan mengenai pelaksanaan aplikasi prinsip HA CCP
penerapan suatu HACCP dan juga ada masih belu m maksimal karena belum ada
jaminan keamanan beberapa ahli gizi yang telah managemen yang baku untuk
pangan berupa mengikuti pelat ihan melaksanakannya.
HACCP? HACCP.
b Bagian mana saja dari struktur Bagian yang berperan dalam pelaksanaan Bagian Diamak dan juga tim quality Dari Instalasi Gizi seperti bagian Diamak,
organisasi yang melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan keamanan control serta ada bagian dari luar uni gizi dan tim quality control. Kalau diluar
tugas HACCP ? pangan adalah bagian diamak dan juga bagian yang bertanggung terhadap pengendalian Instalasi Gizi yaitu Unit Kesling yang
quality control dan juga ada bagain diluar hama hewan pengerat ataupun serangga bertanggung jawab teradap pengendalian
Instalasi Gizi yang bertanggung jawab dan kualitas air yaitu Un it Kesling hewan dan serangga serta pengontrolan
terhadap kualitas dan jumlah mikroorganisme Ru mah Sakit X. ju mlah mikroorganisme dari air yang
air, yaitu bagian Kesling Ru mah Sakit X. digunakan.
c Adakah ketentuan yang jelas Ya semua bagian yang terkait sudah memiliki Ya setiap bagian yang terkait sudah jelas Sudah ada ketentuan yang jelas mengenai
mengenai program kerja dalam tanggung jawab masing-masing dalam tanggung jawabnya masing-masing pembagian tugas dalam pelaksanaan sistem
pelaksanaan sistem HA CCP d i kegiatan pelaksanaan sistem keamanan HACCP terhadap bagian yang terkait. Hal
setiap bagian yang terkait ? pangan. ini dapat dilihat dari SOP yang ada.
d Bagaimana hubungan struktur Setiap sub bagian di Instalasi Gizi telah Dalam Instalasi Gizi setiap seksi bagian Setiap karyawan di seksi masing-masing
organisasi secara vertikal mengetahui dan menyadari garisan wewenang bertanggung jawab terhadap pimp inan bertanggung jawab kepada kepala seksi dan
terhadap potensi yang ada dan mematuhi garisan wewenang Instalasi Gizi dan pimpinan Instalasi Gizi kepala seksi terhadap pimpinan Instalasi
dikembangkannya penerapan yang ada, dimu lai dari pimp inan Instalasi bertanggung jawab langsung dengan Gizi.
sistem jaminan kemanan pangan Gizi, pimp inan sub bagian di Instalasi Gizi, direktur ru mah sakit .
berupa HACCP? sampai pada karyawan lainnya
e Bagaimana hubungan struktur Setiap sub bagian di Instalasi Gizi selalu Selalu ada kordinasi antara struktur Setiap seksi bagian saling bekerjasama dan
organisasi secara horizontal bekerja sama dengan baik dan saling terkait, bagian yang selevel. saling mendukung dalam kegiatan
terhadap potensi sehingga kegiatan penyelenggaraan makanan penyelenggaraan makanan dan pelayanan
dikembangkannya penerapan dan pelaksanaan HACCP dapat berlangsung gizi.
sistem jaminan keamanan dengan baik
pangan berupa HACCP?
b Apa saja yang Yang selalu Setiap seksi di Instalasi Gizi Setiap seksi di Instalasi
dipertimbangkan yang dipertimbangkan adalah menyusun masing-masing Gizi menyusun masing-
dilakukan dalam aturan-aturan yang efektif standar oprasional prosedurnya. masing standar oprasional
pembuatan SOP? dan mudah untuk dipahami Yang dipertimbangkan adalah prosedurnya. Untuk
seluruh karyawan agar dapat bagaimana peraturan tersebut keamanan pangan
men jamin keg iatan dapat memperlancar kegiatan beberapa pertimbangan
pengolahan makanan dapat pengolahan makanan, kegaitan diantaranya adalah
berjalan dengan lancar penerapan rancangan sistem prosedur pengontrolan titik
keamanan pangan dan kegiatan kritis, bahaya dalam proses
pelayanan gizi serta produksi, makanan dan
disesuaikan dengan perubahan proses pendistribusian.
kebijakan.
c Siapa saja yang SOP harus ditaati seluruh Seluruh karyawan Instalasi Gizi Kalau untuk SOP kemanan Sebagai tenaga Ya, setiap pengolah
melaksanakan SOP tenga kerja d i Instalasi Gizi. sampai kepada tenaga pengolah pangan tenaga pelaksana pengolah makanan, makanan di Instalasi
HACCP yang disusun ? Untuk SOP keamanan dan juga pendistribusi makanan. kegiatan pengolah kami bekerja sesuai Gizi bekerja sesuai
pangan, tenaga pelaksana makanan yang dengan SOP yang ada. SOP.
juga harus melaksanakannya melaksanakannya dan juga
dengan disiplin. beberapa bagian yang
terkait.
d Bagaimana penerapan SOP telah disosialisasikan Penerapan SOP sudah sesuai Penerapan SOP selalu Selama in i pelaksanaan selama ini SOP selalu
SOP selama ini? kepada tenaga kerja Instalasi dengan pelaksanaannya di dilaksanakan dengan SOP selalu kami saya laksanakan
Gizi dan selalu d ipantau tempat produksi makanan. disiplin o leh setiap jalan kan dengan baik. dengan disiplin.
pelaksanaannya. karyawan.
e Apakah SOP yang SOP disusun untuk Penerapan SOP sudah Penyusunan SOP untuk Kalau untuk nama SOP Selama in i ada SOP
dibuat sudah men jamin terlaksananya mendukung terhadap prosedur keamanan pangan telah HACCP saya kurang tentang penerimaan
mendukung untuk penyelenggaraan makanan keamanan pangan yang ada, disusun yang tercakup tahu, tapi memang bahan makanan, yaitu
untuk melihat kualitas
dilaksanakannya suatu yang baik dan penerapan karena SOP disusun untuk dalam prosedur selama ini ada SOP bahan makanannya,
penerapan jaminan jaminan keamanan pangan memperlancar keg iatan pengolahan, pengontrolan dalam penerimaan ada SOP tentang
keamanan pangan? pengolahan makanan termasuk proses produksi makanan. bahan makanan untuk kebersihan peralatan
dan juga dapur
didalamnya prosedur mengenai memeriksa bahan
pengolahan makanan
aplikasi sisstem kemanan makanan bagus atau
dan masih banyak SOP
pangan dan juga prosedur tidak, dan juga ada yang lainnya.
pelayanan gizi kepada pasien. SOP tentang
kebersihan (sanitasi)
dan Kebersihan kami
sebagai pengolah, serta
ada juga aturan setiap
makanan yang
diprodoksi selalu di tes
dulu rasa dan juga
teksturnya.
f Apakah selama ini SOP Setiap pegawai d i Instalasi Selama in i SOP yang telah Selama in i SOP dijalankan SOP harus Ya, kami sebagai
sudah dijalan kan Gizi telah melaksanakan disusun telah dilaksanakan dengan baik o leh setiap dilaksanakan dengan tenaga pengolah selalu
dengan baik oleh SOP dengan baik, dan jika dengan baik o leh tenaga kerja di tenaga kerja d i Instalasi disiplin, selain itu mengikuti SOP yang
ada dalam kegaitan
karyawan Instalasi tidak maka akan diberikan Instalasi Gizi dan Gizi, karena jika SOP tidak setiap harinya kegaitan
pengolahan makanan.
Gizi? teguran pelaksanaannya dilapangan dilaksanakan akan pengolahan makanan
selalu dipantau. diberikan sanksi. selalu diawasi,
sehingga kami sebagai
tenaga pengolah wajib
melaksanakan SOP.
g Adakah sanksi yang Jika SOP tidak dilaksanakan Sanksi yang diberikan berupa Sanksi atau teguran berupa Kalau t idak Sanksi yang ada yaitu
dikenakan b ila ada oleh tenaga kerja maka akan surat peringatan yang diberikan surat peringatan dengan melaksanakan SOP, berupa teguran dan
karyawan yang bekerja diberikan sanksi. Sanksi sebanyak 3 kali buat tenaga maksimal 3 kali. Jika kami sebagai tenaga surat peringatan bila
terlalu sering
tidak sesuai SOP? secara tegas tidak ada, hanya pengolah dan untuk ahli gizi ada sudah tiga kali pimp inan pengolah pasti akan melanggar SOP.
saja diberikan surat penilaian kinerja, sehingga bila Instalasi Gizi akan mendapat teguran dari
peringatan untuk pekerjaannya tidak sesuai SOP memberikan teguran pengawas.
mengingatkan tenaga kerja akan ada penundaan pangkat. langsung. Untuk
yang tidak mematuhi nurtirisionist yang tidak
peraturan patuh dan sering tidak
mengikuti SOP maka
sanksi terberat adalah
mutasi kerja
h Apakah penerapan SOP SOP berubah jika ada Ya ada, perubahan SOP selama SOP pernah berubah. Kalau perubahan Kalau mengenai
selama in i pernah peraturan baru dan juga ini dikarenakan adanya Perubahan SOP d isesuai aturan SOP saya perubahan saya kurang
mengalami perubahan? pengembangan ilmu perubahan peralatan yang lebih dengan keadaan lapangan kurang tahu, tapi jika tahu, tapi jika ada
peraturan baru, pasti
Jika ya, jelaskan sebab pengetahuan terbaru. baik dari sebelu mnya ataupun produksi dan perubahan ada perubahan
kami akan selalu diberi
dari perubahan SOP? Perubahan dikarenakan SOP dikarenakan adanya aturan baru kebijakan. peralatan produksi
tahu peraturannya baik
tidak dapat menjamin dalam dunia keilmuan. pasti akan ada aturan itu diwaktu senggang
terlaksananya baru dalam ataupun waktu lag i
penyelenggaraan makanan pelaksanaan kegiatan kegaitan berlangsung.
dengan baik belu m pernah pengolahan.
ada
b Jika tidak, jelaskan Anggaran biaya tidak ada Belu m dilaksanakan Memang dari Instalasi Gizi
mengapa tidak ada karena pihak Instalasi Gizi perencanaan anggaran sendiri belu m menyusun
anggaran biaya yang sendiri tidak menyusun HACCP karena anggaran anggaran untuk pelaksanaan
dikhususkan untuk anggaran biaya untuk Instalasi Gizi cukup HACCP.
pelaksanaan sistem pelaksanaan program mampu untuk
HACCP? HACCP. Anggaran dana melaksanakan kegiatas
yang dimiliki Instalasi Gizi HACCP. Diluar dari
sudah cukup mampu untuk anggaran dana Instalasi
melaksanakan program Gizi, Instalasi Gizi dapat
HACCP. Selain itu jika ada mengaju kan usulan ke
kebutuhan untuk pihak ru mah sakit untuk
mengembangkan sistem melakukan penambahan
HACCP, p ihak gizi dapat alat untuk kepentingan
mengaju kan permintaan pengolahan makanan dan
c Bagaimana pembiayaan Kalau untuk penambahaan Untuk pembiayaan Biasanya kalau pembaharuan Instalasi Gizi memang
yang dilaku kan peralatan ataupun peralatan pihak ru mah peralatan sistemnya pimpinan sudah pernah
terhadap pembaharuan pihak ru mah sakit mendukung kalau Instalasi Gizi menyusun nota mengaju kan untuk
pengembangan sakit mendukung dan memang peralatan yang dinas ataupun surat yang melaksanakan
peralatan di Instalasi pembiayaannya berasal dari diajukan memang untuk diajukan ke DIRBIN JANG UM pembaharuan peralatan
Gizi? rumah sakit. kepentingan yang harus kemudian Dirb in jang um dan sudah
dipenuhi, contohnya memberikan disposisi kebagia direalisasikan. Pihak
seperti pembaharuan chiler Rendal Mat Pas, kemudian Rendal Mat Pas baru
di Instalasi Gizi yang telah bagia tersebut mengecek menanggapi jika sudah
dikabulkan. kelapangan dan menganalisis ada disposisi dari
apakah pembaharuan peralatan bagian Jang Um. Jika
disetujui atau tidak . memang biaya untuk
pembaharuan peralatan
ju mlahnya besar, maka
pihak rendal akan
menyesuaikan dengan
kemampuan anggaran
yang dimiliki dan jika
tidak mencukupi maka
akan disiasati dengan
skala prioritas.
d Bagaimana pembiayaan Untuk biaya pelatihan pihak Untuk pembiayaan Pelatihan dib iayai o leh ru mah Pihak Instalasi Gizi
berhubungan dengan manajemen ru mah sakit pelatihan yang dianggap sakit, tapi melalu i serangkaian sudah pernah
pelatihan untuk SDM juga cukup mendukung. penting oleh rumah sakit, proses birokrasi yaitu dari mengaju kan untuk
di Instalasi Gizi? Pernah ada ahli gizi yang pihak ru mah sakit akan Instalasi Gizi sendiri p impinan mengikuti pelatihan
mengikuti pelatihan diluar membaiayainya. Instalasi Gizi menyusun nota diluar ru mah sakit.
rumah sakit dan pihak atau surat pengajuan ke bagian Pihak Diklat baru akan
rumah sakitpun Diklat Ru mah Sakit X, memberikan izin jika
memb iayainya. kemudian pihak d iklat sudah ada disposisi
menyususn surat untuk bagian kebagian diklat dari
Dirbimbang, dan bagian bagian Jang Um yang
Dirbimbang memutuskan untuk telah berkoordinasi
menyutujuinya atau tidak. Jika dengan bagian
disetujui maka akan keuangan.
dikord inasikan dengan pihak
keuangan untuk pemb iayaan
setelah itu baru pihak
Dirbimbang memberikan
disposisi ke Instalasi Gizi, jika
diterima maka p ihak diklat akan
memberikan izin.
diagram alir d ilakukan? Penyusunan diagram alir d itentukan oleh tahapan produksi setiap makanan. ahli gizi di Ru mah Sakit X. Seluruh ahli gizi
tim ahli gizi d i Ru mah Sakit X berdasarkan Penyusunan diagram alir d ilakukan oleh berperan dalam pembentukan pedoman
literatur yang ada dan juga pengetahuan seluruh ahli gizi yaitu ahli gizi ruangan HACCP pada rumah sakit . Diagram alir
ahli gizi. Bagan alir disusun mulai dari dibantu dengan pihak URIKMAT disususun berdasarkan sumber literatur dan
penerimaan bahan baku makanan oleh (Urusan Pemeriksaan Bahan Makanan). juga pengetahuan seluruh ahli gizi.
pengolah makanan. Ahli gizi berperan sebagai penentu Pennyusunan diagram
diagram alir, pihak u rikmat
beranggotakan pihak ahli madya farmasi
b Apakah bagan alir yang dibuat Bagan alir yang disususn dapat Bagan alir yang disusun sudah mencakup Bagan alir sudah dapat menjelaskan semua
dapat menjelaskan semua men jelaskan semua tahapan pengolahan semua tahapan pengolahan makanan. tahapan pengolahan makanan. Diagram alir
tahapan proses pengolahan makanan. Diagram alir disusun disusun berdasarkan seluruh proses
produk makanan yang berdasarkan seluruh pengolahan makanan pengolahan makanan setiap makanan yang
diproduksi? setiap makanan yang ada pada menu ada pada menu makanan.
makanan.
c Apakah proses penyimpanan Proses penerimaan bahan makanan dan Proses penyimpanan dan penerimaan Proses penyimpanan dan penerimaan bahan
dan bahan mentah sudah penyimpanan bahan makanan belu m bahan mentah belum termasuk pada mentah belum termasuk pada bagan alir, tapi
tercakup di dalam bagan alir? termasuk pada bagan alir. bagan alir, tapi proses penyimpanan proses penyimpanan dijelaskan pada tabel
dijelaskan pada tebel HACCP. HACCP. Kalau bahan mentah sudah
termasuk, karena diagram alir d imulai dari
penerimaan bahan mentah oleh tenaga
pengolah.
d Bagaimana bagan alir Bagan alir div rifikasi kembali dengan Bagan alir d ibuat berdasarkan seluruh Diagram alir dirapatkan kembali kemud ian
diverifikasi secara tepat? memperhatikan kembali seluruh tahapan informasi yang diterima dari keg iatan diperiksa kembali oleh pimp inan Instalasi
produksi sudah sesuai dengan bagan alir pengolahan makanan. Maka dari itu saat Gizi. Kemud ian dilakukan kegiatan
yang disusun. bagan alir telah dibuat, dilakukan pengawasan terhadap pengolahan makanan
peninjauan kembali untuk memastikan dan juga pengambilan contoh makanan untuk
kegiatan pengolahan makanan telah tes organoleptik dan juga melaku kan
sesuai dengan bagan alir yang telah beberapa test kimia untuk bahan makanan
dibuat. yaitu test formalin, boraks, dan juga test
untuk pewarna makanan.
e Apakah telah pernah dilakukan Belu m ada perubahan bada bagan alir. Belu m ada perubahan bada bagan alir. Belu m ada perubahan pada bagan alir.
perubahan pada penerapannya Karena bagan alir yang disusun sudah
sejak dibuatnya bagan alir ? memeprtimbangkan kegiatan pengolahan
makanan seefisien mungkin.
- Bagaimana t im HACCP -
memperoleh - -
pemberitahuan tentang
adanya perubahan yang
berkaitan dengan proses
atau parameter produk ?
- Bagaimana perubahan-
perubahan dicatat dan
disetujui?
- Apakah setiap
perubahan didiskusikan -
terlebih dahulu dengan - -
tim HA CCP sebelu m
diterapkan ?
-
- -
f Bagaimana t im HACCP Pengidentifikasian hazard yang telah Pengidentifikasian hazard tergantung dari Sumber informasi dalam mengidentifikasi
mengidentifikasi untuk semua dilakukan berasal dari literatur dan juga masing-masing pengolahan menu hazard yang telah dilaku kan berasal dari
jenis hazard yang ada? dengan memperhatikan keadaan makanan. Hazard diidentifikasi dengan literatur dan juga dengan memperhatikan
lingkungan yang kemungkinan dapat memperhatikan 3 hazard yaitu bio logi, keadaan lingkungan yang kemungkinan dapat
mencemari makanan. Penentuan hazard kimia dan fisik. Tim mengidentifikasi mencemari makanan. Penentuan hazard juga
juga dilakukan dengan menentukan bahaya fisik bahan makanan dimulai dari dilakukan dengan menentukan tingkatan
tingkatan bahaya dari bahan makanan saat penerimaan bahan makanan, untuk bahaya dari bahan makanan yang digunakan.
yang digunakan. bahaya kimia diperiksa beberapa saja,
seperti boraks, formalin, dan juga
pewarna makanan. Setiap penerimaan
bahan makanan langsung dites untuk
barang baru. Untuk bahan makanan yang
sudah diperiksa tidak dites tiap hari, tapi
bahaya kimia dan fisiknya harus selalu
dikontrol. Sementara untu pemeriksaan
laboratoriu m t idak pernah dilakukan.
g Bagaimana cara yang dilakukan Bahaya biologi diperhatikan dengan Bahaya biologi diidentifikasi dengan Bahaya biologi diperhatikan dengan
dalam mengidentifikasi bahaya kemungkinan tercemarnya bahan makanan mengetahui kemungkinan bahaya biologi kemungkinan tercemarnya bahan makanan
biologi? dengan bahaya mikroorganisme, dan yang mungkin terjadi. Bahaya biologi dengan bahaya mikroorganisme, dan
informasi yang digunakan berasal dari yang mungkin terjad i ada beberapa yaitu informasi yang digunakan berasal dari
literatur. Selain itu untuk menjamin bahaya bakteri, jamur, dan virus. literatur. Selain itu untuk menjamin kualitas
kualitas bahan makanan digunakan bahan makanan digunakan pemasok resmi
pemasok resmi yang memiliki surat izin yang memiliki surat izin dan juga dilaku kan
dan juga dilakukan pemeriksaan bahan pemeriksaan bahan makanan dalam
makanan dalam penerimaannya setiap penerimaannya setiap harinya. Selain itu
harinya. Selain itu dilakukan juga dilakukan juga pemeriksaan mikroorgaisme
pemeriksaan mikroorgais me pada air yang pada air yang digunakan setiap 3 bulan sekali
digunakan setiap 3 bulan sekali untuk untuk menjaga kualitas air yang digunakan.
men jaga kualitas air yang digunakan.
h Bagaimana cara yang dilakukan Bahaya kimia diidentifikasi dengan Bahaya kimia diidentifikasi dengan Bahaya kimia diidentifikasi dengan
dalam mengidentifikasi bahaya memperhatikan sifat kimia bahan memperhatikan sifat kimia bahan memperhatikan sifat kimia bahan makanan.
kimia? makanan. selain itu setiap harinya makanan, dan juga pembersihan alat selain itu setiap harinya dilakukan test keep
dilakukan test keep yaitu beberapa test makan dan pengolahan makanan yaitu beberapa test kimia seperti tes formalin,
kimia seperti tes formalin, boraks, dan dibersihkan dengan menggunakan boraks, dan juga pewarna makanan pada
juga pewarna makanan pada bahan detergen, dan bahan makanan dicuci bahan makanan.
makanan. dengan air mengalir untuk mencegah
residu pestisida yang mungkin ada pada
bahan makanan. Dilakukan juga
serangkaian tes yang disebut dengan test
keep, yaitu pengujian terhadap bahan
kimia seperti boraks, formalin, dan juga
pewarna kimia yang dilarang.
i Bagaimana cara yang dilakukan Bahaya fisik d iidentifikasi dengan Bahaya fisik d iidentifikasi dengan Bahaya fisik diidentifikasi dengan
dalam mengidentifikasi bahaya memperhatikan tenaga penjamah makanan memperhatikan tenaga penjamah memperhatikan tenaga penjamah makanan
fisik? agar tidak ada rambut ataupun kotoran makanan agar tidak ada rambut ataupun agar tidak ada rambut ataupun kotoran pada
pada makanan, peralatan makanan kotoran pada makanan, peralatan makanan, peralatan makanan disediakan
disediakan sebagus mungkin, lingkungan makanan disediakan sebagus mungkin, sebagus mungkin, lingkungan diusahakan
diusahakan bersih yaitu bebas debu dan lingkungan diusahakan bersih yaitu bebas bersih yaitu bebas debu dan serangga, selain
serangga, selain itu serangga ataupun debu dan serangga. Selain itu serangga itu serangga ataupun hewan lainnya
hewan lainnya diperhatikan oleh bagian ataupun hewan lainnya diperhatikan oleh diperhatikan oleh bagian Kesling ru mahsakit
Kesling ru mahsakit bersama dengan pihak bagian Kesling ru mahsakit bersama bersama dengan pihak instalasi gizi. Untuk
instalasi gizi. Untuk bahaya logam belu m dengan pihak instalasi gizi. Kalau bahaya bahaya logam belum dapat diidentifikasi
dapat diidentifikasi karena belu m memiliki fisik yang dibawa dari bahan makanan karena belu m memiliki peralatan untuk
peralatan untuk mendeteksi logam. dimin imalisir dengan menggunakan mendeteksi logam.
pemasok yang bersertifikat dan
penerimaan bahan makanannya diperiksa
sesuai dengan parameter yang telah
ditentukan baik dari segi uku ran, tingkat
j Apakah hazard diidentifikasi Resiko bahaya dari bahan pangan juga Penentuan bahaya juga telah Analisis tingkat resiko dari bahan makanan
secara sfesifik dengan telah dianalisi dan ditentukan tingkatan mempertimbangkan tipe dan tingkatan telah dilakukan. Bahan makanan basah selalu
menentukan tipe dan tingakatan resiko bahayanya. Analisis resiko yang bahaya dari bahan makanan yang ada. dipesan untuk kebutuhan satu hari dan
bahaya dari hazard tersebut? telah disusun tercantum pada pedoman Bahan makanan di tempat penyimpanan langsung terpakai dalam satu hari, jadi dapat
penerapan HACCP di Ru mah Sakit X. harus memiliki kartu stok, dari segi memin imalkan resiko bahaya yang
ketahanan pangan dipisahkan antara kemungkinan terjadi.
makanan basah (proses penyimpanan
disesuaikan dengan keadaan bahan
makanan dan memeprt imbangkan sifat
kimia dan fisiknya, jika itu makanan
basah (disimpan pada suhu yang lebih
rendah). Selain itu untuk hazard yang
sesuai dengan tingkatan bahaya biasanya
tidak begitu dikhawatirkan karena bahan
makanan yang diolah selalu habis
terpakai yaitu suply bahan makanan
datang setiap hari karena kebutuhan
bahan makanan hanya diusahakan sesuai
permintaan harian.
K Sumber info rmasi apa yang Sumber informasi yang digunakan berasal Sumber informasi yang digunakan berasal Sumber informasi yang digunakan berasal
digunakan dalam penentuan dari study literatur dan juga hasil riset-riset dari study literatur oleh pihak DEPTA N, dari study literatur ilmiah dan juga riset
hazard yang telah dilakukan? kesehatan yang telah dilakukan. BSN, CAC, Ilmu bahan pangan Buckle mengenai cemaran bahaya pada makanan.
. dan juga kimia pangan dari Winarno.
l Apakah tindakan pencegahan/ Tindakan pengendalian untuk masing- Tindakan pencegahan pengendalian yang Tindakan pengendalian untuk masing-masing
pengendalian yang sesuai telah masing hazard yang telah ditentukan telah sesuai sudah dilaku kan untuk hazard yang telah ditentukan telah ditetapkan
diidentifikasi untuk masing- ditetapkan cara pengendaliannya mengedalikan bahaya yang telah dan semuanya tercantum pada buku pedoman
masing hazard? ditentukan. penerapan HACCP.
m Apakah tindakan pencegahan Berdasarkan literatur tindakan Penentuan tindakan pencegahan dan Berdasarkan literatur sudah dapat
hazard dapat mengendalikan pengendalian sudah dapat mengendalikan pengendalian didasarkan pada teori, jadi mengendalikan hazard yang ada, tapi untuk
hazard dan bagaimana hazard yang ada, tapi untuk tindakan sudah dapat dipercaya untuk tindakan validasi belu m dilaku kan. Tindakan
divalidasi? validasi belu m dilaku kan. Tindakan mengendalikan hazard. Tap i untuk perbaikan dilaku kan juga berdasarkan
perbaikan dilakukan juga berdasarkan tindakan validasinya belum dilakukan. tingkatan bahaya yang telah ditentukan.
tingkatan bahaya yang telah ditentukan. Tindakan pencegahan/pengendalian juga
dianalisis terhadap semua tingkatan
bahaya hazard. Contohnya dapat dilihat
dalam doku mentasi hazard yang sudah
ada.
n Apakah pendokumentasian Hazard yang telah diidentifikasi telah Pada dokumen HA CCP Ru mah Sakit X Doku mentasi analisis hazard tercantum dalam
analisis hazard telah dilakukan? didokumentasikan secara baik. telah dicantumkan identifikasi mengenai buku pedoman penerapan HACCP Ru mah
Doku mentasi analisis hazard tercantu m hazard pada setiap proses pengolahan Sakit X.
dalam buku pedoman penerapan HACCP makanan pada makanan yang ada.
Ru mah Sakit X. Pendoku mentasian juga
dilakukan untuk kepentingan sertifikasi
JCI pada ru mah sakit dan Instalasi Gizi.
a Apakah terdapat penentuan CCP dalam Penentuan CCP telah ditentukan CCP telah ditetapkan pada setiap CCP telah ditentukan disetiap
setiap proses penyelenggaraan makanan? dibeberapa tahap yang dapat proses produksi penyelenggaraan pengolahan makanan
mengendalikan bahaya. CCP telah makanan
ditentukan disetiap proses produksi
makanan.
b Bagaimana cara penentuan CCP Penetuan CCP d idapat dari Penetuan CCP didapat dari CCP d itentukan dengan mengamati
dilakukan? pengetahuan ahli gizi dan studi pengetahuan ahli gizi dan studi tahapan yang dapat dijadikan CCP
literatur. literatur. CCP yang ditentukan dibagi sehingga dapat mengontrol bahaya.
men jadi dua bagian yaitu CCP1 dan
CCP2. CCP1 jika tahapan berkaitan
dengan suhu, CCP 2 jika tahapan
kritis tidak berkaitan dengan suhu
melainkan beberapa mekan isme
pengolahan makanan.
c Apakah penentuan CCP menggunakan Penentuan diagram keputusan tidak Penentuan CCP t idak d ilakukan CCP ditentukan tidak melalu i diagram
decision tree (diagaram keputusan)? menggunakan decision tree, hanya dengan menggunakan diagram keputusan, CCP ditentukan hanya
berdasarkan pengetahuan ahli gizi. keputusan, tapi hanya dengan dengan memperhatikan tahapan yang
mempertimbangkan tahapan mana dianggap kritis untuk mengontrol
d Bagaimana penentuan decicion tree Penentuan tidak dilaku kan dengan Tidak d ilakukan. Tidak menggunakan decision tree, hanya
dilakukan? menggunakan decicion tree berdasarkan pengetahuan ahli gizi
e Apa yang menjadi u kuran bahwa Yang menjadi ukuran CCP tepat Parameter saya adalah bahwa kualitas Parameternya adalah bahwa makanan
penentuan CCP telah dilaku kan dengan dilakukan adalah kualitas dan makanan yang dihasilkan tidak yang dihasilkan tidak pernah bermasalah.
tepat? kemanan makanan yang diproduksi, pernah ada masalah. Tidak pernah
karena jika CCP t idak benar terjadi keracunan makanan ataupun
dilakukan maka keamanan pangan masalah pengembalian makanan oleh
tidak dapat dijamin pihak pasien. Setiap CCP yang telah
ditentukan disosialisakan ke setiap
pengolah makanan dan dimonitor
setiap hari.
f Siapa yang menentukan CCP yang ada? Tim Instalasi Gizi sendiri, tidak ada Seluruh ahli gizi yang ada ikut Yang menentukan CCP adalah seluruh
Apakah tenaga dari luar atau hanya dari pihak luar yang ikut membantu. membantu dalam menentukan CCP. ahli g izi yang ada.
dalam instalasi gizi? Tim ahli gizi yang menentukan titik Tidak ada pihak luar yang membantu
kendali krit is belum pernah penentuan CCP.
mengikuti pelatihan penentuan CCP
g Sumber informasi apa yang digunakan Sumber informasi yang digunakan Sumber informasi yang digunakan Sumber informasi yang digunakan
dalam penentuan CCP? berasal dari study literatur dan juga berasal dari study literatur oleh pihak berasal dari study literatur ilmiah dan
hasil riset-riset kesehatan yang telah DEPTA N, BSN, CA C, Ilmu bahan juga riset mengenai cemaran bahaya
dilakukan pangan Buckle dan juga kimia pada makanan.
pangan dari Winarno.
a Bagaimana batas kritis ditetapkan pada Batas krit is ditentukan dengan Penentuan batas kritis disesuaikan Batas kritis disusun sesuai dengan
setiap CCP? menyesuaikan dengan literatur dan dengan literatur. literatur.
pengalaman ahli g izi selama
melakukan penanganan pengolahan
makanan.
b Apakah ada validasi yang memastikan Batas kritis yang telah ditentukan Validasi tidak pernah dilakukan. Validasi tidak d ilakukan hanya
bahwa batas kritis tersebut belum pernah divalidasi. Tapi batas berdsarkan teori dan langsung
mengendalikan/ mencegah hazard kritis yang ditentukan dapat diaplikasikan pada pengolahan makanan.
teridentifikasi ? diyakin i untuk mengontrol titik
kendali kritis karena disusun
berdasarkan literatur ilmiah.
c Bagaimana cara melaku kan validasi Tidak d ilakukan validasi. Batas kritis tidak pernah divalidasi. Tidak d ilakukan validasi.
terhadap batas kritis yang ditetapkan?
d Apakah dalam pengolahan makanan Selama in i belu m ada CCP yang Batas kritis selalu dikontrol sehingga Tidak ada CCP yang melewati batas
selama in i terdapat CCP yang melewati melewati batas kritisnya karena tidak ada kejad ian titik kendali krit is kritis.
batas kritis yang dilaku kan? selalu dikontrol. yang melewati spesifikasi batas krit is
yang ditentukan.
e Apakah ada pencatatan yang Selama ini pencatatan dalam Kegiatan pencatatan belum pernah Tidak pernah dilakukan keg iatan
menunjukkan bahwa batas kritis yang pengendalian batas krit is titik dilakukan selama proses pencatatan selama proses pengotrolan
ditentukan masih tetap terkendali? kendali krit is belum pernah pengontrolan spesifikasi batas kritis. batas kritis dilaku kan.
dilakukan.
f Apa tindakan yang dilakukan jika Dilakukan penarikan makanan jika Masalah yang pernah terjadi hanyalah Belu m pernah terjad i masalah keracunan
terdapat CCP yang melewati batas krit is sudah sampai pada pasien dan masalah suhu makanan saja yaitu makanan ataupun makanan disajikan
yang dilakukan? mengevaluasi kerja dari tenaga makanan sudah dingin disajikan pada dalam kondisi yang kurang bersih. Jika
pengolah, tapi selama ini belu m ada pasien sehingga pasien mengkritik ada masalah yang timbul pada konsumen
masalah yang terjadi. hal tersebut. Sehingga belumpernah maka kegiatan produksi makanan akan
dilakukan tindakan untuk menangani dievaluasi kembali oleh tim ahli g izi.
masalah ini karena memang belum
pernah terjadi masalah.
a Apakah jadwal monitoring sudah Kegiatan monitoring dilakukan Monitoring dilaku kan setiap hari Jadwal mon itoring dilakukan setiap hari
ditentukan? setiap hari oleh bagian quality oleh pihak URIKMAT (quality oleh bagian quality control
control control)
b Bagaimana cara yang dilaku kan dalam Setiap hari dilaku kan monitoring Monitoring dilakukan setiap hari oleh Kegiatan monitoring yang dilakukan
memon itoring semua CCP? untuk mengawasi pengolahan pihak URIKMAT. Set iap hari bukan hanya untuk CCP saja tapi untuk
makanan yang dilakukan quality dilakukan monitoring untuk seluruh kegiatan proses pengolahan
control. Kegiatan yang dilakukan mengawasi pengolahan makanan makanan. Serangakaian keg iatan
antara lain observasi secara visual, yang dilakukan dengan serangkaian monitoring yang dilakukan berupa
uji sensorik berupa test observasi visual, uji sensorik, tes pengontrolan tahapan pengolahan
organoleptik terhadap makanan kimia, dan pengamatan bahaya fisik. makanan sesuai dengan bagan alir,
yang telah jadi, uji kimia, pemeriksaan parameter kontrol batas
memperhatikan apakah ada bahaya kritis bahan makanan dan pengolahan
benda asing (cemaran fisik) yang makanan, serangakaian uji organoleptik
terdapat pada makanan. dan tes kimia.
c Bagaimana status peralatan untuk Peralatan belu m lengkap, Instalasi Status peralatan untuk melaku kan Peralatan belu m lengkap, tapi sudah
melakukan mon itoring ? Gizi belu m memiliki detektor monitoring CCP secara ku laitat if diajukan beberapa penambahan peralatan
logam, dan juga hanya test kimia sudah lengkap, tapi untuk pengujian yang digunakan untuk serangkaian uji
belum semua dilakukan, hanya secara kuantitatif seperti pengujian kimia.
beberapa test kimia saja yang ju mlah M O t idak pernah dilakukan
dilakukan yaitu test terhadap karena belu m memiliki alatnya, untuk
formalin, boraks, dan juga pewarna detekteor logam belu m ada dan
kimia pada bahan makanan. beberapa test untuk uji kimia belu m
semua dilakukan. Untuk mon itoring
uji kimia Instalasi Gizi telah meminta
tambahan peralatan kepada pihak RS
tapi belu m diberikan.
d Apakah pernah ada kejadian bahwa Selama pengontrolan tidak pernah Tidak pernah ada prosedur yang tidak Prosedur tidak diikuti secara konsisten
prosedur tidak diikuti secara konsisten? ada kejadian yang melewat i diikuti secara konsisten. tidak pernah ada. Semua keg iatan
paremeter yang telah ditentukan. produksi makanan sesuai dengan bagan
Semua kegiatan produksi makanan alir yang telah dibuat dan juga kegiatan
sesuai dengan bagan alir yang telah produksi dimonitor setiap hari.
dibuat dan juga kegiatan produksi
e Apakah frekuensi mon itoring sudah Frekuensi monitoring sudah cukup, Frekuensi monitoring sudah cukup Frekuensi moniitoring sudah cukup
cukup untuk memastikan bahwa karena monitoring dilakukan setiap untuk memastikan bahwa karena dilaku kan setiap hari di setiap
pengawasan berjalan dengan baik ? hari dengan bukti produk makanan pengawasan berjalan dengan baik waktu pengolahan makanan.
yang dihasilkan tidak ada masalah karena monitoring dilakukan setiap
yang timbul dan keluhan dari hari.
konsumen di ru mah sakit.
f Apakah rencana pengambilan sampel Pengambilan sampel untuk Tidak pernah dilaku kan kalau secara Pengambilan sampel secara statistik
secara statistik sudah terwakili? serangkaian uji mikrobiologi belu m kuantitatif, tapi secara kualitatif tidak pernah dilaku kan untuk test
dilakukan, tapi untuk serangakai uji sudah dilaku kan beberapa pengujia mikrobio logi pada makanan, tapi untuk
organolaptik dan uji beberapa uji seperti tes kimia, dan uji sensorik. pengujian secara organoleptik dan
kimia sudah dilakukan. pemantauan cemaran fisik dan kimia
selalu dilakukan setiap hari.
g Dalam bentuk apa hasil mon itoring yang Dalam bentuk laporan yang Proses pencatatan dilaku kan untuk Dalam bentuk catatan laporan harian
telah dilakukan d idoku mentasikan? didokumentsikan dalam laporan seraangkain tes dan observcasi yang untuk serangakain tes yang dilakukan
harian yang formal. Tapi kegiatan dilakukan saja yang disusn menjadi saja, seperti tes organolaptik, tes kimia
monitoring yang dilakukan secara laporan kegiatan. yang dilakukan, dan lainnya.
universal tidak khusus pada
monitoring pada CCP saja.
Pencatatan yang dilakukan antara
lain serangkaian uji kimia dan juga
uji sensorik (organoleptik)
b Apakah ada catatan yang menunjukkan Belu m pernah ada masalah Pernah ada makanan yang sebelum Belu m pernah ada masalah terhadap
bahwa tindakan koreksi dilaku kan jika terhadap produk makanan yang sampai kepada pasien di cek karena produk makanan yang diproduksi,
ada penyimpangan terahadap batas krit is diproduksi, sehingga tidak ada agak bau, sehingga pihak rumah sakit sehingga tidak ada laporan terhadap
CCP? laporan terhadap perlakuan langsung mengganti makanan perlakuan tindakan koreksi. Tindakan
tindakan koreksi. Seh ingga tersebut tapi tindakan koreksi t idak koreksi tidak didokumentasikan karena
tindakan koreksi tidak catat dalam laporan. Tindakan tidak pernah terjad i.
didokumentasikan karena jarang koreksi tidak didoku mentasikan
terjadi. karena jarang terjadi dan sekalinya
ada hanya dalam bentuk laporan saja
a Apakah telah memupunyai prosedur Kegiatan prosedur verifikasi belu m Kegiatan verifikasi belu m semua Belu m ada kegiatan verifikasi yang jelas,
verifikasi yang jelas dan benar ? didefinisikan secara jelas, belu m dilakukan. Keg iatan yang dilakukan selama ini hanya melakukan keg iatan
pernah dilakukan kegiatan validasi yang berhubungan dengan verifikasi monitoring setiap hari saja. Untuk
terhadap CCP yang telah adalah peninjauan dan analisis data pengecekan kembali ataupun review
ditentukan. Tapi tim ah li gizi telah seperti catatan CCP, pengujian kembali hasil monitoring belu m
yakin penentuan CCP telah dapat produk secara kimia, sensorik, dilakukan.
men jamin keamanan pangan karena pemantauan terhadap bahaya fisik.
penentuan CCP berasal dari Untuk kegiatan validasi, audit
leteratur ilmiah. Audit terhadap HACCP, dan pengujian
sistem HACCP belu m pernah mikroorganis me secara kuantitatif
dilakukan. Pengujian bahan belum pernah dilakukan.
makanan dan makanan secara
mikrobilogi belu m pernah
dilakukan. kegiatan verifikasi yang
dilakukan antara lain peninjauan
pelaksanaan pengolahan makanan
sesuai dengan ketentuan yang ada,
jadi dapat menjamin ketaatan
terhadap program. Pengujian
b Apakah semua CCP tercakup dalam Ya, semua CCP tercakup dalam Semua CCP tercakup dalam bagan Semua CCP telah tercantum dalam
program verifikasi ? program verifikasi. kendali HA CCP. prosedur verivikasi, tapi belu m pernah
divalidasi
c Apakah ada sistem formal untuk Tidak ada sistem formal untuk Tidak ada sistem formal yang Belu m memiliki sistem formal yang baku
membuat perubahan ? membuat perubahan dan belum dilakukan dalam menentukan dalam melakukan perubahan terhadap
pernah dilakukan perubahan perubahan rancangan HACCP yang rancangan HACCP yang disusun.
terhadap rancangan HACCP yang telah disusun.
telah disusun
d Apakah parameter pengawasan telah Parameter pengawasan secara Pengawasan parameter secara Berdasarkan monitoring parameter
tercapai? kualitatif sudah tercapai, tapi secara kualitatif, seperti observasi visual, pengawasan telah tercapai, tapi tidak
kuantitatif belu m. pengaturan suhu dan waktu sudah pernah diverifikasi kembali ataupun di
tercapai. Kalau secara kuantitatif, review untuk pengecekannya.
saya rasa belum.
e Bagaimana manajemen melakukan Evaluasi secara khusus untuk Tidak ada evaluasi secara khusus Tidak pernah dilakukan evaluasi
evaluasi secara periodik terhadap program HA CCP belu m ada. untuk membahas sistem HA CCP. terhadap rancangan HACCP yang sudah
penerapan jaminan keamanan pangan ada.
selama ini?
12. Matrik Wawancara Kegiatan Pencatatan Dan Dokume ntasi
Vari abel Informan I Informan II Informan III
(PP) (PI) (PN)
a Bagaimana dengan sistem Sistem pendokumentasian Untuk rancangan sistem HA CCP Doku mentasi untuk rancangan sistem
pendokumentasian yang dilakukan di dihasilkan dari laporan harian dari telah didokumentasikan dengan baik keamanan pangan sudah ada, tapi untuk
Instalasi Gizi? setiap unit di instalasi gizi. dan juga telah ada catatan-catatan dokumentasi kegiatan monitoring
pada beberpa uji kimia dan uji beberapa hal sudah dilakukan seperti uji
orgnolaptik yang telah di organoleptik,. tes kimia bahan makanan,
dokumentasikan. .sedangkan dokumentasi unutk tindakan
perbaikan yang pernah dilaku kan tidak
ada dan prosedur verifikasi juga tidak
dilakukan dan tidak didoku mentasikan.
b Apakah setiap perubahan dalam Tidak ada dokumentasi yang Perubahan jarang terjadi. Jikapun ada Tidak pernah ada dokumentasi atau
pengawasan didokumentasikan? disusun untuk menunjukkan pernah perubahan yaitu perubahan menu laporan yang menunjukkan perubahan
terjadi perubahan rancangan makanan yang tabel HACCP dan pernah dilaku kan.
HACCP, karena rancangan HACCP diagram alirnya langsung di kerjakan
yang disusun tidak pernah dirubah. lagi.
c Apakah dokumentasi mencakup semua Pendokumentasian belum Ia, doku mentasi dilaku kan pada Belu m semuanya, kegiatan doku mentasi
pelaksanaan sistem HACCP? mencakup semua tahapan HACCP setiap sistem keamanan pangan pada verifikasi tidak dilaku kan dan tindakan
pengolahan makanan yang ada monitoring terhadap CCP tidak pernah
a Menurut bapak/ibu apa yang dimaksud Menurut saya makanan bermutu Makanan bebas dar hazard, sesuai Makanan sesuai dengan kebutuhan gizi
dengan makanan bermutu diru mah sakit? diru mah sakit sesuai dengan dengan kebutuhan gizi pasien, pasien dan terbebas dari kontaminasi
kebutuhan gizi pasien, sesuai penampilan dan rasa yang baik, dan hazard.
dengan keadaan klin is pasien, bebas disesuaikan dengan keadaan penyakit
dari kontaminasi hazard berbahaya. pasien.
b Selama ini, apa saja keluhan dari pasien Tidak ada keluhan karena kualitas Keluhan yang sering mengenai suhu Keluhan yang sering adalah mengenai
mengenai makanan yang disajikan? makanan buruk ataupun keracunan makanan. Pasien sering mengeluh suhu makanan karena pasien kadang
makanan. Keluhan hanya dari segi makanannya dingin, karena ada tidak langsung makan begitu makanan
rasa kurang asin, dan suhu pasien yang tidak tepat waktu didistribusikan. Selain itu juga sering
makanan. penyajian makanan mengeluh karena kurang asin, tapi kadar
garam yang diberikan sedikit
dikarenakan alasan kesehatan.
c Bagaimana mutu makanan yang selama makanan sudah cukup bermutu, Sudah cukup bermutu, karena Sudah cukup bermutu, karena makanan
ini d iberikan o leh instalasi gizi? karena bahan makanan selalu makanan yang diproduksi selalu diproduksi dengan menjaga keamanan
diperiksa kualitasnya, dan produksi dikontrol kualitas bahan makanannya pangannya dan disesuaikan dengan
makanan dibarengi dengan sistem dimulai dari penrimaan sampai pada kebutuhan gizi pasien.
Tidak
Ya Tidak CCP
Keterangan :
Lembar HACCP
Batasan Monitoring Tindakan
CCP Hazard Catatan
Kritis koreksi
Apa Bagaimana Frekuensi Siapa
Penerimaan Fisik : Penampakan Kualitas bahan visual Setiap Bagian Tolak apanila - Log
kacang panjang Cemaran benda visuasl bahan penerimaan pembelian tidak sesuai penerimaan
dan bahan asing, logam, baku dan barang bahan baku
inggredient kualitas visual inggredient - Log tindakan
bahan makanan sesuai spesifikasi koreksi
Pencucian Fisik : Bahan makanan Benda asing Visual Setiap pencucian Petugas Bersihkan - Log tindakan
Cemaran dan bahan bahan pembersih kembali jika koreksi
inggredien masih kotor
makanan bersih
dari cemaran
fisik
Pemarutan Fisik : Alat pemarut Alat pemarut Visual Setiap pemarutan petugas Ganti alat - Log tindakan
Kelapa Berkarat bebas dari karat kelapa dilakukan pemarut dengan koreksi
yang bersih dari
karat
Penumisan Biologi : suhu Suhu Cek apakah suhu Setiap pemasakan petugas Rework - Log temperatur
bumbu Bakteri, jamur sesuai - Log tindakan
koreksi
Pengolahan Biologi : suhu Suhu Cek suhu pada Setiap pemasakan petugas Rework Log suhu
Pemasakan gulai Salmonella indikator suhu Log tindakan
kacang panjang koreksi
Pendistribusian Fisik : Trolley bersih Kebersihan Visual Setiap petugas Bersihkan trolley Log koreksi
Cemaran bahaya dan tenaga trolley pendistribusian
asing pendistribusi
bersih dan
memakai apd
Verifikasi :
Lakukan audit HACCP dengan frekuensi disesuaikan dengan kemampuan unit gizi dan lakukan pencatatan