Analisis Dampak Lingkungan Tempe Tahu

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS DAMPAK INDUSTRI

(INDUSTRI TEMPE DAN TAHU)

Oleh:

1. Mlania Y. Danur 2016110773

2. sukmawati Nurhapsari 2016110775

3. Oktaviani E. Agung 2016110779

4. Fatur Rahman Sulaiman 2016110798

5. Andreas Meo Mawo 2016110893

6. Eusabius Carlius Poa Wea 2016110898

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS FLORES

2018
1. PERINDUSTRIAN
A. pengertian

Industri berasal dari bahasa latin yaitu industria yang artinya buruh(tenaga kerja) dan
industrios yang artinya kerja keras. Industri dapat diartikan sebagai kegiatan ekonomi bagian dari
proses produksi, yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku atau bahan baku menjadi
barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan
perekayasaan industri. Dari sudut pandang geografi industri merupakan perpaduan-perpaduan
subsistem fisis dengan subsistem manusia. Subsistem fisis yang mendukung pertumbuhan dan
perkembangan industri, yaitu meliputi komponen-komponen lahan, bahan mentah atau bahan
baku, sumber-sumber energi dan iklim dengan segala proses ilmiahnya. Sedangkan subsistem
manusianya meliputi komponen-komponen tenaga kerja, kemampuan tekhnologi, tradisi,
keadaan politik, keadaan pemerintahan, transportasi dan komunikadi, konsumen, pasar dan
sebagainya, sehingga menjadi barang yang bernilai bagi masyarakat.

Menurut UU No. 3 Tahun 2014, Pengertian Industri adalah seluruh bentuk dari kegiatan
ekonomi yang mengelolah bahan baku dan atau memanfaatkan sumber daya industri, sehingga
dapat menghasilkan barang yang memiliki nilai tambah atau manfaat yang lebih tinggi, termasuk
juga jasa industri.

B. Ruang lingkup industri

Industri dalam arti sempit ialah kegiatan industri yang hanya terbatas pada tipe kegiatan ekonomi
sekunder yaitu segala macam usaha atau kegiatan yang sifatnya mengubah atau mengolah bahan
mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.

Industri dalam arti luas adalah suatu kegiatan dalam usahanya untuk meningkatkan produktifitas
dalam kegiatan ekonomi.

C. Keuntungan industri
Industri banyak memberikan keuntungan. Berikut ini keuntungan industri antara lain:

1) Memperbesar kegunaan bahan mentah. Semakin banyak bahan mentah yang diolah
dalam perindustrian, semakin besar pula manfaat yang diperoleh.
2) Memperluas lapangan pekerjaan.
3) Menambah penghasilan penduduk, sehingga menambah pekerjaan kemakmuran.
4) Mengurangi ketergantungan Indonesia pada luar negri.
5) Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
6) Menghasilkan aneka barang yang diperlukan oleh masyarakat.
7) Kegiatan ekonomi menjadi lebih leluasa karena tidak semata-mata tergantung pada
lingkungan alam.
8) Menambah devisa negara.

D. Syarat-syarat mendirikan industri

1) Adanya sumber daya alam yang mellimpah menyediakan bahan mentah dan dasar.
2) Terdapatnya tenaga ahli yang terampil di bidangnya yang mampu menjebatani proses
produksi dan pengelolahan sumber daya alam.
3) Banyak modal yang dapat menunjang produksi dan pemasaran.
4) Kondusi daerah yang memilik fasilitas transportasi yang lancar agar dapat menjalankan
distribusi.
5) Manajemen yang baik untuk memperlancar dan mengatur proses produksi, serta
kejujuran dalam melaksanakan tugas.
6) Daerahnya memiliki masyarakat yang siap kearah industri.

2. INDUSTRI TEMPE DAN TAHU


Industri tempe dan tahu merupakan industri kecil yang banyak tersebar di kota-kota besar
maupun kecil. Tempe dan tahu merupakan makanan yang digemari oleh banyak orang. Akibat
dari banyaknya industri tempe dan tahu, maka limbah hasil proses pengolahan banyak membawa
dampak terhadap lingkungan. Limbah dari pengolahan temped an tahu mempunyai kadar BOD
sekitar 5.000-10.000 mg/l, COD 7.000-12.000 mg/l.

Air banyak digunakan sebagai bahan pencuci dan merebus kedelai untuk proses produksinya.
Akibat dari besarnya pemakaian air pada proses pembuatan temped an tahu, limbah yang
dihasilkan juga cukup besar. Besarnya pencemaran yang ditimbulkan menyebabkan gangguan
yangcukup serius terutama untuk perairan sekitar industri tempe dan tahu.

 Pengolahan tempe

Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa
dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat penting
peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam proteinnya tidak selengkap
protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti wijen, jagung atau menir adalah sangat
baik untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut.

Kacang-kacangan dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur (aflatoksin) sehingga mudah
menjadi layu dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan tersebut perlu diawetkan. Hasil
olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta minuman seperti bubuk
dan susu kedelai. Kedelai mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya
dapat mencapai 40 – 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau,
daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi,
hampir menyamai kadar protein susu skim kering. Bila seseorang tidak boleh atau tidak dapat
makan daging atau sumber protein hewani lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari
dapat dipenuhi dengan makanan yang berasal dari 157,14 gram kedelai. Kedelai dapat diolah
menjadi: tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu, dan lain-lainnya. Proses pengolahan kedelai
menjadi berbagai makanan pada umumnya merupakan proses yang sederhana, dan peralatan
yang digunakan cukup dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga, kecuali mesin
pengupas, penggiling, dan cetakan.
 Pengolahan tahu

Pencucian dan perendaman kedelai adalah proses mencuci kedelai sampai bersih, dan
merendam kedelai selama kurang lebih 3 - 4 jam, atau sampai kedelai mengembang. Proses
penggilingan kedelai adalah proses menggiling kedelai yang sudah mengembang hingga menjadi
bubur dan siap untuk di rebus. Proses pemasakan bubur kedelai adalah proses memasak
(merebus) bubur kedelai yang telah digiling sampai halus yang dicampur dengan air yang
mendidih dengan cara diaduk-aduk terus sampai warna bubur kedelai berubah menjadi kuning
agak pucat. Proses ini memerlukan waktu kurang lebih satu jam. Proses penyaringan sari tahu
adalah proses menyaring bubur kedelai yang sudah berwarna kuning agak pucat untuk
dipisahkan dari ampasnya. Bubur kedelai yang sudah dipisah dari ampasnya kemudian ditambah
cuka (larutan biang) dan di aduk hingga terbentuk endapan atau menggumpal, dan diamkan
selama 15 menit, kemudian disaring.

Tahap pencetakan tahu adalah proses memisahkan air sisa penggumpalan dalam sari kedelai
yang sudah mengental, kemudian dicetak dan ditempatkan pada cetakan yang terbuat dari
papan dengan ukuran 40 x 70 cm. Pada cetakan dialasi kain kasa dimasukkan sari kedelai, hal ini
bertujuan agar tahu rapi dan tidak tercecer. Kemudian papan pengepres diletakkan menutupi
cetakan dengan batu pemberat selama 5 - 10 menit. Proses pemotongan tahu adalah proses
mengangkat sari tahu dari cetakan bila sari tahu sudah terbentuk padat, kemudian balik sari tahu
dari papan cetakan ke ancak yang terbuat dari bambu, ambil kain kasanya dan potong-potong
sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Untuk tahu putih tidak perlu direbus lagi, sedangkan
untuk tahu kuning direbus lagi dengan perasan air kunyit dan garam agar warna kuning

A. Dampak Limbah hasil pengolahan tempe dan tahu terhadap lingkungan udara

Limbah cair industri pangan merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan. Jumlah dan
karakteristik air limbah industri bervariasi menurut jenis industrinya. Contohnya adalah industri
tahu dan tempe. Industri tahu dan tempe mengandung banyak bahan organik dan padatan
terlarut. Untuk memproduksi 1 ton tahu atau tempe dihasilkan limbah sebanyak 3.000 – 5.000
Liter. Sumber limbah cair pabrik tahu berasal dari proses merendam kedelai serta proses akhir
pemisahan jonjot-jonjot tahu.

Pada umumnya penanganan limbah cair dari industri ini cukup ditangani dengan system bilogis,
hal ini karena polutannya merupakan bahan organic seperti karbohidrat, vitamin, protein
sehingga akan dapat didegradasi oleh pengolahan secara biologis. Tujuan dasar pengolahan
limbah cair adalah untuk menghilangkan sebagian besar padatan tersuspensi dan bahan terlarut,
kadang-kadang juga untuk penyisihan unsur hara (nutrien) berupa nitrogen dan fosfor

Pabrik Tahu seringkali belum ditangani secara baik sehingga menimbulkan dampak terhadap
lingkungan.Salah satunya dampak limbah-bau limbah cair dan padat. Limbah tahu mengandung
protein tinggi sehingga konsekuensinya menimbulkan gas buang berupa Amoniak/ Nitrogen dan
Sulfur yang tidak sedap dan mengganggu kesehatan. Sampai saat ini resiko bau ini masih belum
ada jalan keluarnya sedangkan di sisi lainnya produk tahu sudah merupakan makanan Favorit
yang hampir harus selalu ada dalam konsumsi masyarakat kecil sampai dengan masyarakat
golongan atas. Dampak negatif yang ditimbulkan pabrik tahu ini mengancam keberlangsungan
usaha dan lebih lanjut terhadap ketersediaan tahu bagi masyarakat, karena terancam tutup /
dilarang operasi. Jalan lain yang dapat dilakukan biasanya dengan menalakukan relokasi pabrik
yang bertakibat pada meningkatnya biaya produksi dan harga tahu. Limbah industri tahu adalah
limbah yang dihasilkan dalam proses pembuatan tahu maupun pada saat pencucian kedelai.
Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat dan cair

B. Penyebab-penyebab pencemaran udara dari pabrik tempe tahu tersebut antara lain :
1) Asap dari pengolahan tahu.
2) Asap dari kayu bakar.
3) Aroma dari bahan baku tahu yang mengandung amonia.

C. Akibat-akibat yang muncul dari pencemaran udara, antara lain :


1) Dinding-dinding pabrik berubah warna menjadi hitam akibat asap kayu bakar.
2) Bau air buangan industri tahu dikarenakan proses pemecahan protein oleh
mikroba alam. Bau sungai atau saluran menyengat apabila disaluran tersebut
sudah berubah an aerob. Bau tersebut adalah terpecahnya penyusun dari protein
dan karbohidrat sehingga timbul bau busuk dari gas H2S.
3) Asap – asap yang keluar dari pabrik dapat menyebabkan polusi dan dapat
mengganggu pernafasan pada masyarakat sekitar.

D. Dampak Limbah hasil pengolahan tempe dan tahu terhadap lingkungan tanah
1) Dampak Positif Terhadap Lingkungan Tanah

Limbah pembuatan tahu dan tempe digunakan sebagai Sebagai sumber pupuk pertanian.
air limbah tahu yang mengandung zat organik oleh industri langsung dibuang ke saluran irigasi
dapat dimanfaatkan untuk kesuburan tanah pertanian. Air limbah tahu merupakan limbah
organik mudah terurai dan baik untuk pertanian. Biasanya para petani mencari air untuk mengairi
sawahnya dan memanfaatkannya. Selain itu air limbah tahu juga berguna untuk tambahan
makanan ikan-ikan peliharaan disawah. Biasanya para petani yang mengelola ikan disawah
secara rutin dan terus menerus mengaliri sawahnya untuk makanan ikan. Dan hasilnya pun ikan
cepat besar.Namun apabila konsentrasi air limbah terlalu pekat, maka air limbah tahu dapat
menjadi sumber pencemaran air persawahan dan kolam sehingga ikan- ikan yang dipelihara
disawah dan dikolam akan mati.

2) Dampak Negatif Terhadap Lingkungan Tanah

Dampak negatif limbah usaha kecil pangan dapat menimbulkan masalah dalam
penanganannya karena mengandung sejumlah besar karbohidrat, protein, lemak, garam-garam,
mineral, dan sisa-sisa bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan dan pembersihan. Air
buangan (efluen) atau limbah buangan dari pengolahan pangan dengan Biological Oxygen
Demand ( BOD) tinggi dan mengandung polutan seperti tanah, larutan alkohol, panas dan
insektisida. Apabila efluen dibuang langsung ke suatu perairan akibatnya menganggu seluruh
keseimbangan ekologik dan bahkan dapat menyebabkan kematian hewan – hewan tanah dan
biota perairan lainnya.

E. Dampak limbah Pengolahan Tempe dan Tahu terhadap Kesehatan·


1. Kesehatan Warga Sekitar

Pengolahan tahu akan mempengaruhi kesehatan warga sekitar dikarenakan pencemaran, seperti
pencemaran air, udara dan tanah yang dihasilkan dari proses tersebut. Akibat-akibat yang
ditimbulkan oleh adanya pencemaran di sekitar pabrik tersebut antara lain :

 Keadaan air sungai menjadi kotor dan keruh menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga
mengganggu pernapasan warga di sekitarnya.
 Warga yang mempergunakan air, banyak yang terkena penyakit gatal-gatal dan diare.
 Asap dari pengolahan tahu, asap dari sekam padi yang sering digunakan sebagai bahan
bakar, asap dari kayu bakar, aroma dari bahan baku tahu yang mengandung ammonia.
Mengakibatkan terganggunya pernapasan dan menyebabkan sesak napas, mual, dan lain-
lain.

2. Kesehatan Para Pekerja

Adapun potensi bahaya para pekerja terhadap kesahatannya dan akibat yang dapat dihasilkan
yaitu :
1) Bagian kerja : Bahan (kedelei) yang telah dipilih

Potensi bahaya : sikap kerja, cara kerja.

Akibat yang timbul : cepat lelah, nyeri punggung, keseleo pada tangan

gangguan aktivitas dan konsentrasi.

2) Bagian kerja : Dilakukan pembersihan

Potensi bahaya : cara kerja, sikap kerja.

Akibat yang timbul : nyeri punggung, dan cepat lelah, pegal-pegal.

3) Bagian kerja : Penggilingan

Potensi bahaya : bau, sikap kerja, cara kerja, dan debu.

Akibat yang timbul : pegal-pegal,nyeri punggung, cepat lelah, dan bising

4) Bagian kerja : Bahan dimasak (di rebus).

Potensi bahaya : cara kerja, sikap kerja, dan bau

Akibat yang timbul : cepat lelah, pegal-pegal, nyeri punggung

5) Bagian kerja : Dilakukan penyaringan

Potensi bahaya : sikap kerja, cara kerja,

Akibat yang timbul : cepat lelah, nyeri pungggung.

6) Bagian kerja : Dicetak

Potensi bahaya : cara kerja, sikap kerja

Akibat yang timbul : konsentrasi, cepat lelah, nyeri punggung

7) Bagian kerja : Di dinginkan

Potensi bahaya : sikap kerja, cara kerja

Akibat yang timbul : cepat lelah, nyeri punggung


F. Penanggulangan Limbah

Sebagian besar industri tahu membuang limbahnya ke perairan macam polutan yang di
hasilkan mungkin berupa polutan organic (berbau busuk), polutan anorganik (berbau dan
berwarna). Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemaran air untuk
limbah industri, karena limbah dari industri tahu mengandung polutan organik dan anorganik,
maka air limbah tersebut tidak bisa langsung di buang ke sungai, tetapi harus diolah terlebih
dahulu sebelum di buang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran.

Untuk mengatasi pencemaran air dapat dilakukan usaha preventif, misalnya dengan tidak
membuang limbah industri ke sungai. Kebiasaan membuang limbah ke sungai dan disembarang
tempat hendaknya diberantas dengan memberlakukan peraturan – peraturan yang diterapkan
di lingkungan masing – masing secara konsekuen. Limbah industri hendaknya dibuang pada
wadah yang telah di sediakan. Masyarakat di sekitar sungai perlu memperhatikan kebersihan
lingkungan dan perlu memahami mengenai pemanfaatan sungai, agar sungai tidak lagi
dipergunakan sebagai tempat pembuangan limbah. Peraturan pembuangan limbah industri
hendaknya dipantau pelaksanaannya dan pelanggarnya dijatuhi hukuman.

Limbah Industri hendaknya diproses dahulu dengan teknik pengolahan limbah, dan
setelah memenuhi syarat baku mutu air buangan baru bisa di alirkan ke sungai. Dengan demikian
akan tercipta sungai yang bersih dan memiliki fungsi ekologis.

G. Upaya-upaya yang perlu kita lakukan untuk selamatkan lingkungan hidup


1) Mempelajari dan mengetahui pengetahuan tentang hubungan antara jenis
lingkungan. Hal ini sangat penting agar dapat menanggulangi permasalahan
lingkungan secara terpadu dan tuntas.
2) Para penegak hukum perlu diberi pengetahuan sebesar-besarnya tentang
permasalahan pencemaran lingkungan ini.
3) Membuat dan melaksanakan dengan baik peraturan Undang-undang tentang
lingkungan hidup
4) Sadar akan keharusan menjaga lingkungan mulai dari diri sendiri, hal yang kecil, dan
sekarang juga.

Anda mungkin juga menyukai