Amdal PT Unitex
Amdal PT Unitex
Amdal PT Unitex
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Nadita Anggiasari (1111101000024)
Ruditho Priyandi (1111101000041)
Ahmad Afif Mauludi (1111101000051)
Selly Tri Minati (1111101000069)
Nurani Fitri (1111101000055)
Meitama Arief Budhiman (1111101000079)
Juwita Wijayanti (1112101000044)
Nurmarani (1112101000051)
Yolanda Mutiara (1112101000064)
Putri Dewi Riani (1112101000077)
Azizah (1112101000083)
Ukhty Rahmah Sari Manap (1112101000084)
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat Allah SWT Yang Maha Kuasa, karena berkat
nikmat sehat-Nya, penyusun dapat laporan kujungan lapangan yang berjudul
Laporan Kunjungan Lapangan PT. Unitex Tbk Bogor ini dengan semaksimal
mungkin.
Laporan ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Laporan ini diharapkan dapat memberi
gambaran umum mengenai kegiatan operasional di PT UNITEX Tbk serta kajian
dampaknya terhadap lingkungan.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian
laporan ini. Mohon maaf apabila di dalam penyusunan laporan ini terdapat
kesalahan, dan semoga laporan ini berguna bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..
DAFTAR ISI .
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ... 1
B. TUJUAN ...
BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN
A. DESKRIPSI PERUSAHAAN ..
12
C. LIMBAH DOMESTIK .
14
14
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
A. ISTARALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
(IPAL) ...
16
BAB V
23
PENUTUP 29
LAMPIRAN ..
30
DAFTAR PUSTAKA 32
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pencemaran lingkungan di dunia saat ini sudah sangat memprihatinkan.
Efek yang saat ini sudah sangat dirasakan ialah cuaca ekstreem, tingkat insidens
penyakit menular yang tidak kunjung menurun, penyakit tular vector yang
menjadi penyakit tahunan dan masih banyak lagi. Hal-hal tersebut diakibatkan
oleh banyaknya polusi udara , air maupun tanah akibat emisi kendaraan bermotor,
emisi dari industry, dan lain-lain. Emisi dari industri contohnya, bukan hanya
masyarakat sekitar yang terkena pengaruh akibat limbah yang dikeluarkan, tetapi
para pekerja industry tersebut juga sangat rentan dari cemaran baik emisi maupun
bahan baku yang digunakan.
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa air merupakan suatu kebutuhan yang
sangat vital sifatnya. Dalam waktu sehari, satu orang membutuhkan kurang lebih
15 liter untuk kebutuhan memasak dan mandi cuci kakus. Namun sayangnya saat
ini untuk mendapatkan air bersih dengan kualitas yang sesuai dengan yang telah
ditentukan oleh pemerintah sudah sangat sulit untuk didapatkan.
Sumber air bersih dewasa ini sudah banyak sekali yang telah
terkontaminasi. Sumber kontaminan tersebut dapat berasal dari berbagai tempat,
salah satu contohnya ialah limbah industri. Selain air bersih, udara yang bersih
dan layak untuk dihirup saat ini juga sudah sangat sulit untuk didapatkan. Tingkat
pencemaran udara sudah semakin tinggi akibat penggunaan bahan bakar fosil
sebagai satu-satunya sumber energy dan bahan-bahan lain yang secara alamiah
memang berbahaya bila digunakan tidak aman namun menjadi bahan baku dalam
proses industri.
Dari berbagai dampak akibat industry tersebut maka diperlukan kajian studi
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) untuk mengetahui berbagai
bidang terkait yang dapat terkena dampak akibat didirikannya suatu industri.
Dalam hal ini, kami mengambil satu contoh industry tekstil di wilayah Bogor
Jawa barat yakni PT.UNITEX Tbk. Industry ini memproduksi kain yang mana
menggunakan kapas sebagai bahan baku dari proses industry tersebut. Selain itu,
hal yang dapat kami analisis ialah limbah yang dihasilkan, apakah telah tersedia
sistem pengolahan limbah dan apa saja dampaknya terhadap masyarakat sekitar.
B. TUJUAN
a. Umum
Mengetahui berbagai dampak penting yang dapat ditimbulkan oleh
adanya proses industri tekstil dari PT. UNITEX Tbk.
b. Khusus
1. Menganalisis berbagai proses yang terlibat dalam industry tekstil PT.
UNITEX Tbk
2. Menganalisis dampak dari penggunaan bahan baku yang digunakan
terhadap pekerja
3. Menganalisis dampak sosial ekonomi, kesehatan masyarakat, fisika,
biologi dan dampak di bidang lainnya
BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN
A. DESKRIPSI PERUSAHAAN
PT UNITEX Tbk adalah asebuah perusahaan patuangan Indonesia Jepang
yang bergerak dalam bidang tekstil terpadu (fully integrated textile manufacture).
PT UNITEX Tbk mulai didirikan pada tahun Juni 1971 dan mulai beroperasi
secara komersial pada September 1972. Pada tanggal 12 Mei 1982, PT UNITEX
Tbk menjadi perusahaan Go Public dan merupakan perusahaan ke 11 yang
memasuki Bursa Efek Jakarta.
Raya
Tajur
No.
Desa
kemudahan
memperoleh
seksi
ini
adalah
melakukan
proses
pertenunan
hingga
D. TENAGA KERJA
Seperti yang tercantum dalam web PT. UNITEX Tbk, tenaga kerja yang
bekerja di PT. UNITEX Tbk berjumlah sebesar 869 pegawai dimana, untuk lakilaki berjumlah 681 pegawai dan perempuan berjumlah 188 pegawai. Semua
pegawai dibagi kedalam 11 sektor yang terdiri dari Biro Koordinasi Pusat (BPK),
Pemintalan (Spinning), Pentenunan (Weaving), Pencelupan (Dyeing), Pencelupan
Benang (Yarn Dyeing), Teknik Produksi (Technical Production), Jaminan Mutu
(Guarantee of Quality), Peralatan (Utility), General Affair & Personal,
Accounting dan Marketing. Berikut jumlah pegawai di masing-masing sektor.
a. Biro Koordinasi Pusat (BKP)
Bagian ini berfungsi untuk mengontrol produksi sesuai dengan order yang
diterima. Terdiri dari 14 pegawai laki-laki dan 2 pegawai perempuan.
b. Spinning
Pemintalan atau bagian yang memproses bahan baku kapas dan polyester
menjadi benang. Terdiri dari 156 pegawai laki-laki dan 19 pegawai
perempuan.
c. Weaving
Pentenunan atau bagian yang memproses benang menjadi kain. Terdiri dari
274 pegawai laki-laki dan 107 pegawai perempuan.
d. Dyeing
Pencelupan atau bagian pemolesan kain terhadap warna, penampilan dan
pegangan (handling). Terdiri dari 51 pegawai laki-laki dan 6 pegawai
perempuan.
e. Yarn Dyeing
Pencelupan benang atau bagian proses pencelupan benang hasil produksi
bagian spinning yang sebelum ditenun dicelup terlebih dahulu.Terdiri dari 43
pegawai laki-laki dan 3 pegawai perempuan.
f. Techinal Production
Bagian yang bertanggung jawab dalam hal proses penaggulangan masalah
apabila terdapat ketidaksesuaian antara hasil rencana dengan hasil proses
produksi. Terdiri dari 21 pegawai laki-laki dan 10 pegawai perempuan.
g. Quarantee of Control
Bagian yang berfungsi untuk melakukan pengontrolan mengenai kualitas
hasil produksi, baik kualitas produksi kain grey (kain mentah), kualitas kain
finish (kain jadi) maupun kualitas produksi benang. Terdiri dari 22 pegawai
laki-laki dan 22 pegawai perempuan.
h. Utility
Bagian yang berfungsi untuk menyediakan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan oleh departemen lainnya. Terdiri dari 47 pegawai laki-laki dan 2
pegawai perempuan.
i. General Affair and Pesonal
Bagian humas untuk hubungan ke luar dan personalia perusahaan. Terdiri dari
41 pegawai laki-laki dan 7 pegawai perempuan.
j. Accounting
Bagian pencatatan dan akuntansi, pembayaran dan pengelolaan dokumen.
Terdiri dari 6 pegawai laki-laki dan 3 pegawai perempuan.
k. Marketing
Bagian pemasaran, penjualan dan administasi. Terdiri dari 6 pegawai laki-laki
dan 7 pegawai perempuan.
administrasi dan pemasaran, kantin, toilet, masjid, lapangan olahraga dan lainnya.
Sarana dan prasarana untuk proses produksi di
PT. UNITEX Tbk di sediakan oleh bagian
Utilitas
perusahaan.
Adapun sarana
dan
itu
Departemen
Utilitas
juga
berbagai industri mulai mencari teknologi alternatif yang lebih efisien, hemat
energi serta ramah lingkungan yaitu teknologi plasma, seperti kapas, rayon
viskosa, polyester, nilon, akrilik dan rayon asetat. PT. UNITEX Tbk merupakan
salah satu industri tekstil yang menggunakan teknologi plasma pada bahan
bakunya yaitu kapas, sehingga dapat disimpulkan, PT. UNITEX Tbk tidak
menggunakan bahan bakar minyak untuk bahan produksinya. Selain itu, mesin
yang digunakan dalam proses produksi juga tidak menggunakan bahan bakar
minyak.
Penggunaan bahan bakar minyak pada PT. UNITEX Tbk hanyalah berasal
dari fasilitas kesejahteraan yang tersedia di industri tersebut, seperti mobil
ambulan, bis antar jemput karyawan, serta bahan bakar minyak yang digunakan
pada kantin perusahaan.
Selain teknologi plasma, PT. UNITEX Tbk banyak menggunakan air pada
proses produksinya khususnya pada proses dyeing yang didalamnya terdapat seksi
pencelupan. Biasanya, air tersebut dicampurkan oleh zat warna atau cairan kimia
lain seperti cairan Chemical Resin. Selain itu, juga tedapat proses celup benang
yang terbagi menjadi seksi celup benang sendiri dan seksi soft winder. Seksi celup
benang sendiri adalah proses pencelupan benang hasil produksi bagian spinning
yang sebelum ditenun dicelup terlebih dahulu, sedangkan seksi soft winder adalah
proses penggulungan benang kembali dari hasil spinning sehingga dapat
dilakukan proses celup pada seksi celup benang sendiri. Melihat proses tersebut,
maka tidak heran jika sebagian besar limbah yang dihasilkan oleh PT. UNITEX
Tbk merupakan limbah cair. Air hasil pengolahan limbah cair di PT. UNITEX
Tbk langsung dialirkan ke sungai Ciliwung, karena air tersebut tidak melebihi
baku mutu lingkungan.
Penggunaan air lainnya pada perusahaan tersebut berasal dari fasilitas
kesejahteraan karyawan seperti pada kantin, klinik, Barber Shop, dan lainnya. PT.
UNITEX Tbk juga memberikan sumbangan air bersih untuk perumahan dan
masjid yang ada di lingkungan sekitar.
10
BAB III
DAMPAK YANG DITIMBULKAN
A. POLUSI UDARA
Menurut Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran Udara, yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah masuknya
atau dimasukkannya zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam udara ambien
oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan
manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau
polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan
dampak pencemaran udara yang dapat bersifat langsung di lokasi lokal, regional,
maupun global.
Berdasarkan sumber pencemar, pencemar udara dibedakan menjadi dua
yaitu pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi
pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon
monoksida (CO2) adalah salah satu contoh pencemar udara primer karena
merupakan hasil dari pembakaran. Contoh lainnya yakni partikulat, CO, dan SO2.
Sedangkan yang dimaksud dengan pencemar sekunder adalah substansi
pencemar yang terbentuk dari reaksi atau oleh interaksi kimiawi pencemarpencemar primer di atmosfer. Contoh nyata dari pencemar sekunder adalah smog
fotokimia (London Smog). Berdasarkan pengamatan di lapangan, maka PT
UNITEX Tbk menghasilkan sumber pencemar udara baik primer maupun
sekunder akibat kegiatan operasional industri. Sumber pencemar primer dapat
berupa partikulat kapas dalam proses spinning yang berpotensi menyebabkan
penyakit bisinosis. Sedangkan sumber pencemar sekunder yang dihasilkan oleh
PT UNITEX Tbk dapat berupa karbon monoksida, nitrogen oksida, dan sulfur
oksida yang merupakan hasil keluaran dari aktivitas kendaraan bermotor dengan
bahan bakar solar ataupun bensin. Bila zat-zat ini ter-biomagnifikasi didalam
tubuh manusia maka akan menimbulkan risiko penyakit tertentu. Misalnya gas
11
12
treatment dan zat untuk pembebas sulfur. Sementara bahan pengotor seperti debu,
pasir, bahan dari pulp yang tidak larut, selulosa dan serat rayon yang lolos
merupakan bagian dari limbah padat hasil produksi perusahaan tekstil (Suratmo,
1991).
Lalu berdasarkan hasil pemeriksaan mutu limbah cair tertanggal 6 Oktober
2014 yang dilakukan oleh Balai Lingkungan Keairan, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya Air terhadap PT UNITEX Tbk maka dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Hasil Pengukuran Limbah Cair Berdasarkan SK Gubernur Jawa Barat No. 6/1999
Bak Mutu
Hasil Pemeriksaan
Limbah Cair
No.
Parameter
Satuan
Inlet
Metode
Outlet
Industri Tekstil
Kadar
Maksimum
1.
BOD-5
mg/L
124
36
APHA-AWWA-WEF 5210-B-2005
60
2.
COD
mg/L
328
97
SNI 6989.2:2009
150
3.
TSS
mg/L
142
30
APHA-AWWA-WEF-2540-D-2005
50
4.
Fenol Total
mg/L
0.042
0.013
APHA-AWWA-WEF-5530-C-2005
0.5
5.
Krom Total
mg/L
<0.018
<0.018
APHA-AWWA-WEF
1.0
6.
Amonia Total
mg/L
3.56
3.02
SNI 06-2479-1991
7.
Sulfida
mg/L
0.28
<0.04
APHA-AWWA-WEF
8.
mg/L
0.9
9.
pH
9.8
10.
Debit
11
Debit
3030-B-
2005/ 3111-B-2005
8.0
4500.S-F-
0.3
<0.1
APHA-AWWA-WEF 5520-B-2005
3.0
7.2
SNI 06-6989.11-2004
6.0 9.0
l/detik
9.83
Perhitungan
m3/bulan
25491
Perhitungan
42000
2005
C. LIMBAH DOMESTIK
Limbah domestik adalah semua limbah yang berasal dari kamar mandi,
dapur, tempat cuci pakaian, dan lain sebagainya, yang secara kuantitatif limbah
tersebut terdiri atas zat organik baik padat maupun cair, bahan berbahaya dan
beracun (B3), garam terlarut dan lemak (Kristianto, 2002). Limbah domestik yang
mungkin dihasilkan oleh PT UNITEX Tbk adalah berasal dari toilet dan air
limbah kantin. Limbah domestik berbentuk padat akan diendapkan dalam septic
tank, sedangkan limbah berbentuk cair akan dialirkan menuju Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL). Selain itu limbah domestic yang berasal dari
kantin contohnya seperti sisa bahan makanan, serta pembungkus makanan dan
minuman akan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
D. LIMBAH PADAT PABRIK
Berdasarkan sumbernya maka limbah padat pabrik dikategorikan sebagai
limbah non domestik. Limbah non domestik yaitu limbah yang berasal dari
pabrik, industri, pertanian, peternakan, perikanan, dan transportasi serta sumbersumber lainnya (Kristianto, 2002). Limbah padat pabrik yang dihasilkan oleh PT
UNITEX Tbk dapat berupa sisa kapas, wol, sutra, nilon, polyester, akrilik, sisa
benang, kain, serta bahan pembungkus seperti plastik, kertas, dan limbah padat
dari IPAL berupa lumpur dari kolam pengendapan.
E. KESEDIAAN KESEMPATAN KERJA DAN SOSIAL EKONOMI
PT. UNITEX Tbk memiliki jumlah karyawan
sebanyak 882 orang. Dengan rincian BKP 12 orang,
spinning 173 orang, weaving 387 orang, Dyeing 59
orang, yarn dyeing 45 Orang, technical production
28 orang, guarantee quality 45 orang, utility 49
Orang, general & personal 62 orang, accounting 9
orang, dan marketing 13 orang. Berdasarkan data
BPS (2013) terdapat 422.528 orang yang termasuk
pada angkatan kerja pada tahun 2012. Bila dihitung
Gambar 3.1 Wawancara dengan
Tukang Bubur disekitar PT UNITEX
Tbk
14
15
BAB IV
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
atau
membatasi
terbuangnya
bahan-bahan
pencemar
ke
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang terdapat di PT. UNITEX Tbk
melakukan penanganan air limbah secara berkesinambungan selama 24 jam
dengan kapasitas pengolahan maksimu sebesar 3000m3 per hari. Proses
penanganan air limbah PT. UNITEX dilakukan dengan cara fisika, kimia dan
biologi dengan tahapan seperti berikut (Irawan, 2006).
16
17
C dengan pH
. Selanjutnya dilakuakn
pipa
yang saling
berhubungan.
Hal
ini
dilakukan
untuk
melalui
fase
guna
suhu
lim ah.
lim ah
cooling
menurunkan
terse ut ersuhu
pH
Gambar 4.2 Cooling Tower PT. UNITEX Tbk
11,
C dengan
namun
memasuki
maka
menjadi
ke
setelah
cooling
tower
akan
turun
suhu
18
kimia,
yaitu
koagulasi,
tersuspensi
dapat
dihilangkan.
Menurut Irawan (2006) air
dialirkan
ke
tangki
hanya
dan suhu
Selanjutnya
flokulasi
memasuki
dimana
penambahan
deflox)
yang
C.
kolam
dilakukan
flokulan
bertujuan
(polymer
untuk
19
selanjutnya
ditangani
sebagai
limbah,
sedangkan
limbah
cairnya
20
empat
persegi
proses
penjernihan
dan
air
akan
meningkat
tinggi.
Proses
selanjutnya
berlangsung
Gambar 4.7 Lumpur Aktif Dari Bak Pengendap Akhir
Dikembalikan Ke Bak Aerasi Tahap Pertama
sedimentasi
dalam
II,
disini
tangki
terjadi
penjernihan
menggunakan
air
dengan
Al2(SO4)3
dan
dialirkan
ke
tangki
22
sistem
(lampu/cahaya
penerangan
matahari)
yang
memadai.
e) lantai harus kedap air, tidak
bergelombang, kuat dan tidak
retak.
f) mempunyai dinding dari bahan
yang tidak mudah terbakar.
g) bangunan
dilengkapi
dengan
simbol
h) dilengkapi dengan penangkal petir jika diperlukan.
i) bila tempat penyimpanan yang digunakan untuk menyimpan limbah B3
yang mudah terbakar maka bangunan tempat penyimpanan limbah B3
harus:
24
1) tembok beton bertulang atau bata merah atau bata tahan api
2) lokasi harus dijauhkan dari sumber pemicu kebakaran dan atau
sumber panas
j) Bila tempat penyimpanan yang digunakan untuk menyimpanan limbah B3
yang mudah meledak maka bangunan tempat penyimpanan limbah B3
harus:
1) kontruksi bangunan baik lantai, dinding maupun atap harus dibuat
dari bahan tahan ledakan dan kedap air. Kontruksi lantai dan
dinding harus lebih kuat dari kontruksi atap, sehingga bila terjadi
ledakan yang sangat kuat akan mengarah ke atas (tidak kesamping).
2) suhu dalam ruangan harus dapat dikendalikan tetap dalam kondisi
normal.
k) Bila tempat penyimpanan yang digunakan untuk menyimpanan limbah B3
yang mudah reaktif, korosif dan beracun maka bangunan tempat
penyimpanan limbah B3 harus:
1) kontruksi dinding harus dibuat mudah lepas, guna memudahkan
pengamanan limbah B3 dalam keadaan darurat.
2) kontruksi atap, dinding dan lantai harus tahan terhadap korosi dan
api.
l)
25
26
Gambar 4.10 Adanya titik koordinat TPS, Standar Operasional Prosedur (SOP), Panduan tindakan
darurat Kebakaran, serta Kotak P3K didalam bangunan TPS
27
28
BAB V
PENUTUP
Dari kunjungan lapangan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
PT UNITEX Tbk berstatus layak operasi. Hal ini dapat diketahui dengan
melakukan kajian pada kesesuaian lokasi industri dengan tata ruang,
membandingkan proses produksi yang dilakukan dengan dampak yang
ditimbulkan, serta tingkat kepedulian terhadap lingkungan.
Saran yang dapat diajukan yakni perlunya pembaruan pada utilitas IPAL
yang dinilai sudah terlampau tua, serta perlunya peningkatan upaya kesehatan
preventif dan promotif terhadap keberlangsungan kegiatan operasional di PT
UNITEX Tbk.
29
Lampiran 1
Wawancara Tukang Bubur
Keterangan:
M: Mahasiswa
A: Pak Apud
30
31
DAFTAR PUSTAKA
Utara.
Tersedia:
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:k-
32
TRlL0nf0MJ:download.portalgaruda.org/article.php%3Farticle%3D60911%
26val%3D4187+&cd=3&hl=en&ct=clnk
Rachmawati, T. S. 1994. Efisiensi Sistem Pengolahan Air Limbah PT. UNITEX
dan Kontribusi Air Limbah Terolah Terhadap Perairan. [Skripsi].
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor: Bogor. Hlm 143
Sugiharto, 1987.Dasar-dasar Pengolahan Air Limbah. Universitas Indonesia
Press. Jakarta. 190 hlm.
Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 6 Tahun 1999 Tentang Baku Mutu
Limbah Cair Kegiatan Industri di Jawa Barat
Suratmo, F. G. 1991. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta:
Gadjah
Mada
University
Press.
Online.
Tersedia:
http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/buku/detail/analisismengenai-dampak-lingkungan-f-gunarwan-suratmo-21298.html
diakses
dan
Perikanan
Institut
Pertanian
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/62807
Bogor.
diakses
Tersedia:
pada
25
Desember 2014
Utami, Devy Nandya. 2009. Plasma dalam Industri Tekstil. (Online) Terdapat di
http://majarimagazine.com/2009/05/plasma-dalam-industri-tekstil/
diakses
33
UNITEX.
Kegiatan
Produksi.
(Online)
Terdapat
di
Bagian
Dyeing.
(Online)
Terdapat
di
Sumber
Daya
Manusia.
(Online)
Terdapat
di
34