Klasifikasi Maloklusi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Klasifikasi maloklusi merupakan pengelompokkan maloklusi dan malrelasi berdasarkan ciri-ciri

yang sama. Klasifikasi memegang peranan yang penting untuk dapat menegakkan diagnosis dan
menentukan serta memudahkan rencana perawatan.(1) Menurut Moyers (1988), klasifikasi
Angle merupakan klasifikasi pertama yang diterima secara umum dan yang biasa dipakai sampai
sekarang dikarenakan karena kemudahan dalam penggunaannya. (1) Menurut Angle, kunci
oklusi terletak pada gigi molar pertama maksila dan mandibula. (2,3)

Klasifikasi Angle terbagi menjadi 3 kelas , yaitu:

1. Maloklusi kelas I Angle (Neutroclusion)


Oklusi dikatakan normal terjadi apabila cusp mesiobuccal gigi molar pertama rahang atas
terletak pada buccal groove gigi molar pertama rahang bawah. (2)

2. Maloklusi kelas II Angle (Distoclusion)


Kelas II maloklusi Angle dikarakteristikan dengan hubungan molar pertama dimana cusp
distobuccal dari molar permanen pertama maksila terletak pada groove buccal gigi molar
mandibula, atau gigi molar pertama maksila atas terletak lebih ke mesial dibandingkan
molar pertama mandibula
 Kelas II divisi 1 dikarakteristikan dengan gigi insisiv maksila yang protrusive atau
proklinasi sehingga menyebabkan meningkatnya overjet. Tampilan karakteristik
dari maloklusi ini adalah ditemukannya aktivitas otot yang abnormal
 Kelas II divisi 2 dikarakteristikan dengan adanya insisiv sentral maksila yang
retroklinasi, sedangkan insisiv lateral maksila proklinasi. Terdapat juga deepbite
yang dapat menyebabkan trauma pada gingival labial mandibula. (2,3)

3. Maloklusi kelas III Angle (Mesioclusion)


Oklusi ini ditunjukkan dengan mesiobuccal cusp M1 maksila yang beroklusi pada
interdental antara M1 dan M2 mandibula. (2)
 True Class III merupakan kelas III skeletal yang disebabkan karena genetic. (2)
 Pseudo Class III dikarakteristikan dengan adanya pergerakan mandibula kearah
depan saat sedang menutup mulut. (2)
 Kelas III, subdivisi merupakan kondisi yang dikarakteristikkan dengan hubungan
molar Klas III pada satu sisi dan hubungan molar Klas I di sisi lain. (3)

Maloklusi kelas I Angle terbagi menjadi 5 tipe yang dijelaskan oleh Klasifikasi Dewey
(sesui hubungan rahang dan dental). (2)

1. Tipe 1 : Gigi anterior berjejal (crowding) dengan kaninus terletak lebih labial
2. Tipe 2 : Gigi anterior terutama pada maksila terlihat protrusive
3. Tipe 3 : Terdapat gigitan silang (crossbite) anterior
4. Tipe 4 : Terdapat gigitan silang (crossbite) posterior
5. Tipe 5 : Gigi posterior mengalami pergeseran ke mesial (mesial drifting)

Maloklusi kelas III Angle terbagi menjadi 3 tipe yang dijelaskan oleh Klasifikasi Dewey
(sesui hubungan rahang dan dental). (3)

1. Tipe 1 : insisiv edge to edge, yang kemudian menyebabkan mandibula bergerak ke depan
2. Tipe 2 : Insisiv bawah crowded dan lebih ke lingual dibandingkan dengan insisiv atas
3. Tipe 3 : Crossbite pada anterior dan insisiv atas crowding.

Selain dilihat dari hubungan Molar, dapat juga dilihat melalui hubungan kaninus yang
terbagi menjadi tiga kelas, yaitu: (2,3)

1. Kelas 1 : Cusp tip gigi C maksila terletak pada embrassure gigi C dan P1 mandibula
2. Kelas 2 : Cusp tip gigi C maksila terletak lebih ke mesial dari embrassure gigi C dan P1
mandibula
3. Kelas 3 : Cusp tip gigi C maksila lebih ke distal dari embrassure gigi C dan P1
mandibula
Sumber:

1. Moyers, R.E. 1988. Handbook of Orthodontics. 4th Edition. Year Book Medical
Publishers, Inc., Chicago, London, Boca Raton. h.184 – 188.
2. Bhalaji Sundaresa Iyyer. Orthodontics The Art and Science. New Delhi : Arya (MEDI)
Publishing House. 2006. P.69-78
3. Proffit, W.R. & Fields, H.W. 2000. Contemporary Orthodontics. 4th Edition.
Mosby Inc., St. Louis. h. 151-158, 218 – 220, 282 – 283.

Anda mungkin juga menyukai