Spesifikasi Teknis Pengaman Tebing Sungai

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

Spesifikasi Teknis

RENCANA KERJA DAN SYARAT

Pekerjaan : Penanggulangan Banjir Sungai Tamiang Kp. Rantau Pakam


Lokasi : Kec. Bendahara Kab. Aceh Tamiang
Tahun Anggaran : 2019

Keterangan:

Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan
dilelangkan, dengan ketentuan :

1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan


digunakannya produksi dalam negeri.

2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional.

3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistikdan dapat dilaksanakan.

4. Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan.

5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan


pekerjaan.

7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk.

8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang


diinginkan.

9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

1
Spesifikasi Teknis

A. SPESIFIKASI UMUM
1. KETENTUAN UMUM.
1.1 Kontraktor harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas Hak Paten, Lisensi, serta Hak
Cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan
Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan.
1.2 Apabila ada perbedaan antara Standar yang disyaratkan dengan Standar yang diajukan
oleh Kontraktor, Kontraktor harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi
Pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan menetapkan Setuju
atau Ditolak.
1.3 Dalam hal Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa Standar yang diajukan Kontraktor
tidak menjamin secara substansial sama atau lebih tinggi dari Standar yang disyaratkan
, maka Kontraktor harus tetap memenuhi ketentuan Standar yang disyaratkan dalam
Dokumen Kontrak.
1.4 Spesifikasi ini disusun sedemikian rupa dimaksudkan agar calon penawar dapat
menyusun penawarannya yang realistis dan kompetitif, sesuai dengan kebutuhan
Pemilik tanpa catatan dan persyaratan lain dalam penawarannya.
1.5 Barang, bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan harus mengutamakan
produksi dalam negeri.
1.6 Standart yang digunakan adalah Standart Nasional (SNI, SII, SKNI) untuk barang,
bahan, dan jasa/pengerjaan/pabrikasi dari edisi atau revisi ASTM, BS, dll), yang
pendanaannya secara substantif sama atau lebih tinggi dari Standar Nasional.
1.7 Semua kegiatan yang perlu untuk pelaksanaan pekerjaan, penyelesaian dan perbaikan
harus dilakukan sedemikian rupa dengan mematuhi ketentuan dan persyaratan kontrak
agar tidak menimbulkan gangguan terhadap kepentingan umum.
1.8 Kontraktor harus mengamankan dan membebaskan Pemilik dari kewajiban membayar
ganti rugi yang berkenaan dengan segala klaim, tuntutan hukum dalam bentuk
apapun yang timbul dari atau sehubungan dengan hal tersebut.

2. HUKUM DAN PERATURAN.


Kontraktor harus mengetahui, memahami dan mematuhi ketentuan hukum dan Peraturan
mengenai Lingkungan Hidup, Keselamatan Kerja, Perpajakan, Bea Cukai, Ijin Pemasukan
Barang, Import dan Komoditi, penyimpanan merupakan keharusan bagi kontraktor mengikuti
prosedur yang harus ditempuh.
Dengan tidak mengurangi kewajiban kontraktor akan hal tersebut diatas, kontraktor harus

2
Spesifikasi Teknis

mematuhi ketentuan peraturan/perundang-undangan sebagai berikut :


2.1 Dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikut sertakan Perusahaan Golongan Ekonomi
Lemah Setempat/Koperasi sesuai surat Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Keuangan
dan Pengawasan Pembangunan No. S.91/M.EKKU/1997 tanggal 23 Juli 1997 tentang:
Peningkatan Peran Serta dan Pemberdayaan Pengusaha Kecil dan Koperasi dalam
pengadaan barang/jasa Instansi Pemerintah.
2.2 Untuk melindungi tenaga kerja, Kontraktor wajib melaksanakan program JAMSOSTEK
sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga
Kerja No.30/KPTS/1989 tanggal 27 Januari 1989 Jo. Surat Kakanwil No. KEP-07/Men/
1989. Departemen Pekerjaan Umum Propinsi Daerah Istimewa Aceh Nomor : PR.06.07-
W.01/BJ.3/660 tanggal 10 Agustus 1998.

3. PROGRAM PELAKSANAAN DAN LAPORAN.


3.1. LAPORAN BULANAN KEMAJUAN PEKERJAAN.
Sebelum tanggal sepuluh setiap bulan atau pada waktu yang telah ditetapkan Direksi,
kontraktor harus menyerahkan 5 (lima) salinan Laporan Kemajuan Bulanan dalam bentuk
yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan
selama bulan yang terdahulu. Laporan sekurang kurangnya harus berisi hal-hal sebagai
berikut : Prosentase total pekerjaan yang telah dilaksanakan
berdasarkan kenyataan yang dicapai pada bulan laporan dan prosentase rencana yang
diprogramkan pada bulan berikutnya.
3.1.1 Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang telah diselesaikan, disertai dengan
prosentase rencana yang diprogramkan, dan diberi keterangan mengenai kemajuan
pekerjaan.
3.1.2 Jadwal rencana kegiatan mendatang yang akan dilaksanakan dalam waktu dua bulan
berturut-turut dengan perkiraan tanggal permulaan dan penyelesaian.

3.2. LAPORAN HARIAN.


Kontraktor harus membuat laporan harian atau laporan periodik atas setiap bagian
pekerjaan yang diminta Direksi dan dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi. Laporan
dimaksud harus memuat, tetapi tidak dibatasi, data-data berikut :
Keadaan cuaca, jumlah tenaga staf dan buruh yang dipekerjakan serta keterampilannya,
jumlah bahan-bahan di tempat pekerjaan, jumlah bahan yang sedang dipesan, kemajuan

3
Spesifikasi Teknis

pekerjaan, persiapan pekerjaan dan peralatan serta data-data percobaan laboratorium,


kecelakaan dan informasi yang lain yang berkaitan erat dengan kemajuan pekerjaan.

3.3. RAPAT BERSAMA UNTUK MEMBICARAKAN KEMAJUAN PEKERJAAN.


Rapat tetap antara Direksi dan Kontraktor diadakan seminggu sekali pada waktu yang
telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari pada rapat ini membicarakan
pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk minggu selanjutnya
dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan.

4. BAHAN-BAHAN DAN ALAT YANG HARUS DISEDIAKAN KONTRAKTOR.


Kontraktor harus menyediakan seluruh alat produksi dan material yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan pekerjaan kecuali bila disebutkan tersendiri di dalam Kontrak. Jika tidak
ditentukan lain, segala peralatan dan material yang membutuhkan bagian pekerjaan baru dan
harus disesuaikan dengan standar menurut dokumen lelang. Bahan-bahan yang akan
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan harus mengutamakan produksi dalam negeri.
Apabila disebabkan karena sesuatu hal sehingga bahan yang dimaksud tidak dapat diperoleh
di dalam negeri, maka Kontraktor dapat melakukan pemesanan dari luar negeri setelah
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pemberi Pekerjaan. Kontraktor harus melaporkan
kepada Direksi, bilamana bermaksud untuk mensuplai peralatan dan material yang tidak
sesuai dengan standar sebagai tersebut di atas dan harus mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi.

5. ALAT-ALAT PRODUKSI
Kontraktor harus menyediakan segala alat produksi yang diperlukan secukupnya untuk
pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan. Direksi boleh meminta kepada Kontraktor untuk
menyediakan alat produksi tambahan dan peralatan lain bilamana menurut pertimbangannya
penting untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Kontrak. Kontraktor harus menyediakan
seluruh peralatan serta suku cadang dan harus menjaga persediaan yang cukup untuk tidak
memperlambat pelaksanaan pekerjaan.

6. MATERIAL PENGGANTI.
Kontraktor harus berusaha mendapat material yang ditentukan, bilamana material yang
ditentukan tidak mungkin diperoleh dengan alasan yang dapat diterima, Kontraktor dapat
menggunakan material pengganti, tetapi harus terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis

4
Spesifikasi Teknis

dari Direksi. Harga satuan penawaran pada Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan tidak
diperkenankan untuk dinaikkan akibat penggantian material.

B. SPESIFIKASI TEKNIS
Lingkup pekerjaan Proyek ini meliputi :
I. Pekerjaan Persiapan,
1. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
2. Pengujian Boring
3. Papan Nama Proyek
4. Direksi Keet + Gudang (Sewa)
5. Mobilisasi dan Demobilisasi
6. P3K dan Keamanan

II. Pekerjaan Sheet Pile


1. Pembersihan dan Striping/ Kosrekan
2. Galian Tanah Badan Tanggul Existing
3. Galian Tanah Biasa
4. Tanah Timbun Biasa
5. Pasir Urug
6. Pengeboran Tanah Horizontal Untuk Lubang Angker
7. Pemancangan Turap Beton Sheet Pile Type W-400 Class A
8. Pembuatan Lubang Angker Pada Sheet Pile
9. Beton Mutu, f'c = 19,5 MPa (K225) untuk Pemberat
10. Beton Ready Mixed (Mutu K300)
11. Besi Beton Ulir U32
12. Besi Beton Polos U24
13. Bobok Kepala Tiang Pancang
14. Pipa PVC Ø 2"
15. Bekisting
16. Besi Plat T = 10 mm
17. Besi Profil UNP Kanal U Uk.150
18. Besi Profil UNP Kanal U Uk.100
19. Biaya Pengelasaan dengan Las Listrik

5
Spesifikasi Teknis

III. Pekerjaan Lain -Lain


1 Adm/ Dokumentasi
2 As Built Drawing

PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank


1. Untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan konstruksi, kontraktor harus melakukan
pengukuran terlebih dahulu. Pelaksanaan pekerjaan pengukuran tersebut harus
disaksikan oleh pengawas/pihak Direksi yang akan menunjukkan titik referensi.
2. Patok-patok sementara yang terpasang dibuat dari kayu, dipasang pada setiap jarak
antara 25 sampai 50 meter atau ditentukan dalam jarak lain, menurut pertimbangan
teknis oleh Direksi. Patok – patok ini dipasang sedemikian rupa sehingga tidak mudah
goyang atau hilang dan patok ini dipakai sebagai titik uitzet, dimana ketinggian patok
tersebut dapat diketahui dari hasil pengukuran. Agar mudah terlihat, patok dicat
warna merah.
3. Kontraktor diwajibkan menjaga titik uitzet ini sebagai titik Bantu di dalam
pelaksanaan pekerjaan baik oleh Direksi pekerjaan ataupun oleh Tim Pemeriksa Serah
Terima Pekerjaan. Apabila patok/titik uitzet tersebut hilang/rusak maka kontraktor
diwajibkan mengganti patok baru dengan persetujuan Direksi atas biaya kontraktor.
4. Pengukuran M.C. 0, untuk mutual chek nol yang akan menghasilkan :
 Data ukur
 Gambar situasi
 Gambar profil memanjang
 Construction Drawing (CD)
5. Setiap hasil pengukuran baik data ukur dan gambar harus disesuaikan dan diparaf dan
ditandatangani oleh pihak kontraktor serta pihak Direksi. Data dan gambar yang
disajikan harus dibuat pada kertas reproduksi yang berkualitas baik, sehingga hasilnya
dapat dibaca dengan jelas dan dijilid rapi.
6. Kontraktor harus telah menyerahkan gambar-gambar Construction Drawing (CD) dari
pengukuran M.C. 0 selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah

6
Spesifikasi Teknis

diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja untuk diperiksa oleh Direksi sebelum
dilakukan persetujuan.
7. Setiap ada terjadi perubahan dalam pelaksanaan pekerjaan harus dituangkan dalam
gambar dan tulisan dan boleh dilaksanakan setelah mendapat persetujuan pihak
Direksi.
8. Segala biaya yang timbul akibat pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam harga
satuan pekerjaan.
9. Pekerjaan Uitzet/Pengukuran untuk MC Nol dan Pemasangan Profil

1.2. Pengujian Boring


Boring dilakukan untuk mengetahui keadaan / kondisi teknis fisik lapisan tanah pada
lokasi tebing sungai ke hulu sampai ke hilir sungai. Lingkup Pekerjaan Boring
meliputi :
1. Melakukan Pekerjaan Bore Inti (Bor Mesin), Sampai dengan kedalaman tertentu
atau yang ditentukan oleh direksi pekerjaan.
2. Melakukan Pengambilan contoh tanah tidak terganggu (Undistrubed Sample),
pada kedalaman tertentu sebanyak 4 (empat) Tube pada titik Bore Inti (Bore
Mesin).
3. Pengambilan Contoh Tanah terganggu (Distrubed Sample), pada kedalaman
tertentu pada titik Bore Inti (Bore Mesin).
4. Melakukan Pengujian Standard Penetration Test pada setiap kedalaman 2 meter
pada titik Bore Inti (Bore Mesin).
5. Melakukan pengujian dilaboratorium pada contoh tanah Undistrubed sample.
6. Penyusunan Buku laporan dan Photo dokumentasi.

1.3 Pekerjaan Papan Nama Proyek


1. Kontraktor wajib membuat Papan Nama Proyek yang ditempatkan di lokasi-
lokasi tertentu menurut petunjuk Direksi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
setelah terbitnya Surat Keputusan Pemenang Pelelangan.
2. Papan Nama tersebut harus dibuat dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Minimal ukuran papan (120 x 80) cm harus dibuat dari papan kayu kelas III.
b. Tiang penyangga dan penyokong dibuat dari kayu kelas II ukuran (5x7) cm².

7
Spesifikasi Teknis

c. Pemasangan papan nama sedemikian rupa sehingga tepi bawah terletak setinggi
±2 m dari tanah. Bagian tanah tiang penyangga dan penyokong ditanam, di dalam
lubang. Dipapan nama ditulis sebagai berikut atau sesuai dengan petunjuk Direksi:

JUDUL KEGIATAN PROYEK

 Nama Kegiatan.
 Nama Pekerjaan.
 Tanggal permulaan dan akhir pelaksanaan pekerjaan.
 Besar Nilai Kontrak.
 Nama (Badan) Sumber Dana.
 Nama Kontraktor.

Kontraktor wajib memelihara dan merawat papan nama dan menjaga agar tetap
dalam keadaan baik sampai dengan penyerahan pekerjaan yang terakhir kalinya
kepada direksi pekerjaan.

1.4 Direksi Keet + Gudang (Sewa)


1. Kantor Direksi lapangan yang disiapkan oleh kontraktor adalah merupakan
bagian dari persiapan kontraktor dalam pekerjaan sementara sesuai dengan yang
tertuang dalam spesifikasi umum.
2. Barak kerja untuk pemondokan pekerjaan maupun bangunan gudang, bengkel
sebagai penyimpanan bahan/material ataupun perelatan kerja harus sesuai
dengan spesifikasi umum.
Apabila tidak disebutkan dalam RAB atau dalam ketentuan lain, biaya yang
timbul akibat kegiatan ini dianggap larut dalam harga satuan pekerjaan.

1.5 Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan serta Tenaga Kerja


Sesuai Persyaratan dalam kontrak, maka kontraktor diharuskan mengadakan
mobilisasi peralatan yang akan dipakai dalam melaksanakan pekerjaan, maupun
tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan spesifikasi pekerjaan.
1. Biaya mobilisasi tersebut adalah biaya yang dibutuhkan untuk mendatangkan
dan mengambil ataupun tenaga kerja dari dan atau ke lokasi pekerjaan.

8
Spesifikasi Teknis

2. Sebelum pelaksanaan mobilisasi dan demobilisasi peralatan dan tenaga,


kontraktor harus minta persetujuan terlebih dahulu kepada Direksi.

1.6 P3K dan Keamanan


1. Kontraktor harus menjamin keselamatan para pekerja (K3) sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan dalam Peraturan Perburuhan atau persyaratan yang
diwajibkan untuk setiap bidang pekerjaan.
2. Di dalam lokasi harus tersedia kotak obat lengkap untuk Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan (P3K).
P3K dan Keamanan harus disediakan oleh Kontraktor berupa Obat-obatan dan
perlengkapan kerja seperti Helm, Sepatu, Baju kerja (Safety) untuk keamanan
kerja.

PASAL 2
PEKERJAAN SHEET PILE

2.1 Pembersihan dan Striping/ Kosrekan

a. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dengan Stripping adalah Pekerjaan pengupasan tanah lapis atas yang
banyak mengandung bahan organik: rumput, akar- akaran maupun bahan non-
organik: sisa bangunan fondasi dan lain-lain dan membuang material hasil kupasan
tersebut dari lokasi pekerjaan, dan lokasi pengambilan tanah bahan timbun (borrow-
pit) atau lokasi lain sesuai dengan gambar kerja atau perintah Direksi.

Pengupasan lapisan tanah bagian atas dilaksanakan setebal 20 cm atau sesuai


dengan gambar kerja kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi. Penyedia sebelum
melaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan Direksi
tentang batas wilayah yang tanah lapisan atasnya akan dikupas dan lokasi
pembuangan material hasil kupasan.

9
Spesifikasi Teknis

b. Pengukuran dan Pembayaran

Prestasi kerja untuk pekerjaan ini diukur dalam satuan Meter Luas (M2) yang
dihitung dari elevasi permukaan tanah asli sampai elevasi batas kupasan sesuai
dengan gambar kerja yang telah disepakati.

Pembayaran pekerjaan pengupasan lapisan tanah bagian atas ini dilakukan


berdasarkan harga satuan yang ditawarkan Penyedia dalam Daftar Kuantitas dan
Harga kecuali dilokasi borrow-pit pengupasan tanah lapisan atas tidak dibayar.

2.2 Galian Tanah Badan Tanggul Existing


Galian Tanah badan Tanggul Existing dikerjakan dengan menggunakan alat berat
Excavator, dimanan Tanggul existing yang ada disekitar lokasi pekerjaan dapat
mengganggu kelancaran dalam proses pembangunan. Pembongkaran Tanggul
existing dilakukan sepanjang bangunan yang direncanakan.

Pembayaran Pekerjaan Galian badan Tanggul Existing dilakukan berdasarkan Harga


Satuan Penawaran yang dibuat Penyedia dan disetujui oleh Direksi pekerjaan. Satuan
pembayaran item pekerjaan ini adalah meter kubik (M3).

2.3 Galian Tanah Biasa


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan galian harus memenuhi syarat-syarat seperti ditentukan dalam gambar.
Kontraktor harus menjaga supaya tanah di bawah dasar elevasi seperti pada gambar
rencana atau ditentukan oleh Direksi Pengawas, tidak terganggu. Jika terganggu
Kontraktor harus menggalinya dan mengurug kembali lalu dipadatkan sesuai syarat
yang tertera dalam spesifikasi ini.

b. Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat yang
ditentukan menurut keperluan.
2) Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap galian masih
terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka ini harus digali
keluar sedang lubang-lubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan

10
Spesifikasi Teknis

dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpas.

3) Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian
maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau pompa
yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari
tergenangnya air pada dasar galian.

4) Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar


tidak Iongsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang
sementara atau lereng yang cukup.

5) Juga kepada Kontraktor diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan


terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali dengan Iubang galian yaitu
dengan memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga dapat
dijamin bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.

6) Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai
jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat
yang dianggap perlu dan atas petunjuk Direksi Pengawas.

7) Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah yang bersih
bebas dari segala kotoran dan memenuhi syarat-syarat sebagai tanah urug.

8) Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan penimbrisan lubang-Iubang galian


yang terletak di dalam garis bangunan harus diisi kembali dengan pasir urug
diratakan dan diairi serta dipadatkan sampai mencapai 100% kepadatan kering
maksimum.

9) Perlindungan terhadap benda-benda faedah. Kecuali ditunjukkan untuk


dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui di lapangan
harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai menderita kerusakan harus
direparasi / diganti oleh Kontraktor atas tanggungannya sendiri.

10) Bila suatu saat atau pelayanan Dinas yang sedang bekerja ditemui di lapangan dan

11
Spesifikasi Teknis

hal tersebut tidak tertera pada gambar atau dengan Cara lain yang dapat diketahui
oleh Kontraktor dan temyata diperlukan perlindungan dan pemindahan,
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun
untuk menjamin bahwa pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tidak
terganggu.

11) Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan Kontraktor,
Kontraktor harus segera mengganti kerugian yang terjadi dapat berupa perbaikan
dan barang yang rusak akibat pekerjaan Kontraktor.

12) Sarana yang sudah tidak bekerja lagi yang mungkin ditemukan dibawah tanah dan
terletak di dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan keluar lapangan ketempat
yang disetujui oleh Direksi Pengawas atas tanggungan Kontraktor.

c. Item Pembayaran
Prestasi kerja untuk pekerjaan ini diukur dalam satuan Meter Kubik (M3) yang
dihitung dari elevasi permukaan tanah asli sampai elevasi batas galian sesuai
dengan gambar kerja yang telah disepakati.

Pembayaran pekerjaan Galian Tanah Biasa ini dilakukan berdasarkan harga satuan
yang ditawarkan Penyedia dalam Daftar Kuantitas dan Harga kecuali dilokasi borrow-
pit galian tanah tidak dibayar.

2.4 Tanah Timbun Biasa


Yang dimaksudkan disini adalah-pekerjaan Tanah timbun didatangkan dan pemadatan
tanah dengan syarat khusus dimana tanah hasil urugan ini akan dipergunakan sebagai
Tanggul.

a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan demi terlaksanannya pekerjaan ini dengan baik.
2) Pekerjaan galian ini meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pengawas.
3) Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan dan penimbunan

12
Spesifikasi Teknis

kembali, juga seluruh sisa-sisa, puing-puing, sampah-sampah harus disingkirkan


dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung jawab
Kontraktor.

b. Bahan-bahan
1) Bila tidak dicantumkan dalam gambar detail, maka maksimum 10 cm padat
(setelah disirami, diratakan dan dipadatkan) di bagian atas dari urugan dibawah
plat-plat beton bertulang, beton rabat dan pondasi dangkal harus teridiri dari
urugan pasir padat.
2) Di bawah lapisan pasir tersebut urugan yang dipakai adalah dari jenis tanah silty
clay yang bersih tanpa potongan-potongan, bahan-bahan yang bisa lapuk serta
bahan batuan yang telah dipecah-pecah dimana ukuran dan batu pecah tersebut
tidak boleh lebih besar dan 15 cm.
3) Direksi Pengawas mengharuskan agar supaya semua urugan bahan keras hanya
terdiri dan mutu yang terbaik yang dapat diperoleh.
4) Tanah urugan harus bersih dan sisa-sisa tumbuhan atau bahan-bahan yang dapat
menirnbulkan pelapukan dikemudian hari.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Semua bagian / daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis sedemikian,
sehingga dicapai suatu lapisan setebal 20 cm dalam keadaan padat. Tiap lapis
harus dipadatkan sebelum lapisan berikutnya diurug.
2) Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat
pemadat yang disetujui oleh Direksi Pengawas. Pemadatan dilakukan sampai
mencapai hasil kepadatan lapangan tidak kurang 95% dari kepadatan
maksimum.
3) Pengeringan / pengaliran air harus diperhatikan selama pekerjaan tanah supaya
daerah yang dikerjakan terjamin pengaliran airnya.
4) Apabila material urugan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-batu
yang besar bersarang menjadi satu, dan semua pori-pori harus diisi dengan batu-
batu kecil dan tanah yang dipadatkan.
5) Kelebihan material galian harus dibuang oleh Kontraktor ketempat pembuangan
yang ditentukan oleh Direksi Pengawas.
6) Jika material galian tidak cukup, material tambahan harus didatangkan dari

13
Spesifikasi Teknis

tempat lain, tanpa tambahan biaya.

2.5 Pasir Urug


Pekerjaan Pasir Urug dilakukan dibelakang Sheet Pile sebagai pengisi lubang yang
diakibatkan oleh pemancangan Sheet Pile. Dalam Proses pengerjaannya, urugan pasir
dibasahi sehingga benar-benar padat.

Pembayaran pada item pekerjaan Pasir Urug dilakukan dalam satuan Meter Kubik (M3)

2.6 Pengeboran Tanah Horizontal Untuk Lubang Angker Pemberat


Pekerjaan Pengeboran Tanah Horizontal Untuk Lubang Angker dilakukan pada titik
penempatan angker, yaitu pada jarak 5 meter atau seperti ditampilkan pada Gambar.
Lubang angker dibuat berukuran 2 Inchi – 3 Inchi sesuai dengan ukuran Pipa Pvc yang
digunakan untuk pembungkus Besi angker. Lubang Angker dibuat sepanjang 15 meter
melintang melewati jalan sampai menembus galian tanah untuk beton pemberat.

Pembayaran Item Pekerjaan ini dilakukan berdasarkan Harga Penawaran yang dilakukan
Penyedia Jasa dan disetujui oleh direksi pekerjaaan. Satuan pembayaran berdasarkan
Jumlah Titik yang dikerjakan.

2.7 Pemancangan Turap Beton Sheet Pile Type W-400 Class A


a. Pekerjaan Turap Beton Sheet Pile Type W-400 Class A dengan spesifikasi Teknis
Mutu Beton K700, kubus umur 28 Hari, semen tipe I, Desain prestressed, Panjang
12 meter.
b. Dipasang sesuai dengan gambar rencana dengan menggunakan alat berat Cran On
Track dan hammer.
c. Sebelum memulai pemancangan jenis material tersebut harus mendapat persetujuan
direksi teknis.
d. Elevasi yang telah ditentukan oleh Direksi atau yang tertera dalam gambar.

Pembayaran pada item pekerjaan Pemancangan Turap Berton Sheet Pile dilakukan
dalam satuan Meter Panjang (M1).

14
Spesifikasi Teknis

2.8 Pembuatan Lubang Angker Pada Sheet Pile


Pekerjaan Pembuatan Lubang Angker Pada Sheet Pile dilakukan dengan cara
pembobokan beton Sheet Pile dengan Jarak yang tercantum dalam gambar. Pembuatan
Lubang Angker ini harus dikerjakan sesuai dengan titik penempatan angker agar
memudahkan dalam pelaksanaan pemasangan angker besi ke beton pemberat.

Pembayaran pada item pekerjaan Pembuatan Lubang Angker Pada Sheet Pile
dilakukan dalam satuan Jumlah Titik (Buah).

2.9 Beton Mutu, f'c = 19,5 MPa (K225) dan Beton Mutu K300
2.9.1 Lingkup Pekerjaan
2.9.1.1 Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat
mencapai hasil pekerjaan yang bemutu baik dan sempurna.
2.9.1.2 Beton bertulang yang digunakan dengan perbandingan 1 PC : 2 PS : 3 Kr atau
perbandingan lain seperti yang tercantum dalam RAB mencakup pekerjaan beton
bertulang untuk sloof, kolom utama, kolom praktis, balok utama, balok latai, ring
balok, plat lantai, angkur beton setempat, plat meja serta seluruh detail yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar. Dimensi beton bertulang seperti yang
tertera dalam gambar bestek.

2.9.2 Persyaratan Bahan


1. Semen Portland
Yang digunakan harus mutu yang terbaik, produk lokal dan berstandar SNI terdiri
dari satu jenis merk dan atas persetujuan dan harus memenuhi N1-8. Semen yang
telah mengeras sebagian/ seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Tempat
penyimpanan harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban,
bebas dari air dengan Iantai terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan
syarat penumpukan semen

2. Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang
dicantumkan dalam PBI 1971.

15
Spesifikasi Teknis

3. Batu Kerikil / Split


Digunakan kerikil yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai
gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971.
Penyimpanan / penimbunan pasir dan kerikil beton harus dipisahkan satu dengan
yang lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak tercampur untuk
mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.

4. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam, alkali dan bahan-bahan organis / bahan lainnya yang dapat merusak beton
dan harus memenuhi Syarat - syarat Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971).
Apabila dipandang perlu Direksi Pengawas dapat minta kepada Kontraktor supaya
air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah
atas biaya Kontraktor. Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan
untuk dipakai.

5. Besi Beton
Besi beton yang digunakan mutu Baja BJTP-24 (polos), produk lokal dan
berstandar SNI, besi harus bersih dari lapisan minyak / lemak dan bebas dari cacat
seperti serpih-serpih dan sebagainya. Mempunyai penampang yang sama rata dan
memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Kontraktor diwajibkan, bila dipandang perlu
untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi
dan sah atas biaya Kontraktor.

2.9.3 Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :


1. Peraturan-peraturan / standar setempat yang biasa dipakai.
2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 : NI-2.
3. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961: NI-5.
4. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972: NI-8.
5. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
6. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan Direksi Pengawas.

16
Spesifikasi Teknis

2.9.4 Syarat-Syarat Pelaksanaa


1. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan adalah : K-225 dan K-300 atau ditentukan lain dan
harus memenuhi ketentuan-ketentuan lain sesuai dengan PRI 1971.
2. Pembesian
a. Pembuatan tulangan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada PBI
1971.
b. Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar konstruksi.
c. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak
berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan dengan
memasang beton decking sesuai dengan ketentuan dalam PBI 1971.
d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan
kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi Pengawas.

3. Cara Pengadukan
a. Cara pengadukan harus menggunakan mollen beton (Concrete Mixer).
b. Takaran untuk semen portland, pasir dan kerikil harus disetujui terlebih dahulu
oleh Direksi Pengawas dan tercapai mutu pekerjaan seperti yang ditentukan
dalam uraian dan syarat-syarat. Selama pengadukan kekentalan adukan beton
harus diawasi dengan jalan memeriksa slump pada setiap campurannya.
Pengujian slump, minimum 3 cm dan maksimum 10 cm.
c. Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.
d. Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada
dalam mesin pengaduk.
e. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih
dahulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai

4. Pengecoran Beton
a. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan
dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran,
ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
b. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi Pengawas.
c. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya

17
Spesifikasi Teknis

cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang kerikil/koral/split yang dapat
memperlemah konstruksi
d. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya
maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Direksi Pengawas.

5. Test Kubus Beton (Pengujian Mutu Beton)


a. Pemberi tugas berhak meminta setiap saat kepada Kontraktor untuk membuat
kubus coba dari adukan yang dibuat. Mutu beton yang disyaratkan adalah K-225
dimana tegangan tekanan karakteristik beton pada umur 28 hari harus mencapai
minimal 225 kg/cm2
b. Cetakan kubus coba harus berbentuk bujur sangkar dalam segala arah dengan
ukuran 15x15x15 cm3.
Pengambilan adukan beton, percetekan kubus coba dan curingnya harus dibawah
pengawasan. Sample diambil tiap 5 m3, prosedurnya harus memenuhi syarat -
syarat dalam Peraturan Beton Indonesia (NI.2-19712)
c. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan kubus coba menjadi tanggung
jawab kontraktor.
d. Kubus coba harus ditandai dengan suatu kode yang menunjukkan tanggal
pengecoran, pembuatan adukan struktur yang bersangkutan dan lain - lain yang
perlu dicatat. (kode pada kubus harus digores dengan paku, tidak diperbolehkan
menggunakan kapur atau cat).
e. Semua kubus harus ditest dilaboratorium beton yang berwenang, dan disetujui
Pemberi Tugas.
f. Laporan hasil Percobaan harus diserahkan kepada Pemberi tugas, paling lambat 7
hari sesudah pengecoran, dengan mencantumkan besamya kekuatan karakteristik,
deviasi standard, campuran adukan dan berat kubus benda uji tersebut.
g. Apabila dalam pelaksanaan terdapat mutu beton yang diuji gagal memenuhi syarat
spesifikasi, maka pemberi tugas berhak meminta kontraktor untuk mengadakan uji
coba non destruktif atau kalau memungkinkan mangadakan percobaan coring.

6. Pemadatan Beton
a. Beton dipadatkan dengan menggunakan vibrator selama pengecoran berlangsung
dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi
tulangan.

18
Spesifikasi Teknis

b. Pekerjaan beton yang telah selesai harus merupakan suatu massa yang bebas
lubang aggregasi dan honey combing, memperlihatkan permukaan yang halus
bila cetakan dibuka.
c. Kontraktor harus menyiapkan vibrator-vibrator untuk menjamin effisiensinya
tanpa adanya penundaan.
Vibrator yang dipakai harus dari type Rotary Out of Balance dengan frekuensi
tidak kurang dari 6000 cycles permenit dan kemampuan memberikan percepatan
dari 6 g. pada beton setelah kontak dengan beton.
d. Pemadatan beton secara berlebihan sehingga menyebabkan pengendapan
aggregate, kebocoran - kebocoran melalui acuan dan lain - lain, harus
dihindarkan.
e. Kontraktor harus menyediakan paling sedikit 1 (satu) vibrator tambahan untuk
digunakan pada saat yang lain rusak.

7. Curing dan Perlindungan Atas Beton


a. Selama berlangsungnya proses pengerasan, beton harus dilindungi terhadap
matahari pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan pengerusakan secara
mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.
b. Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah selama 14 hari.
c. Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan
perlindungan atas beton harus diperhatikan. Kontraktor bertanggung jawab atas
retaknya beton karena kelalaian ini.
d. Bila digunakan bahan kimia untuk curing harus atas persetujuan dan Pemberi
Tugas dan Kontraktor harus mengadakan percobaan - percobaan yang
membuktikan bahwa bahan kimia tersebut efektif untuk digunakan.

8. Pembengkokan dan Penyetelan Besi Beton


a. Pembengkokan besi beton harus dilakukan dengan hati — hati dan teliti / tepat
pada posisi pembengkokan sesuai gambar dan tidak menyimpang dari PBI (Nl.2-
1971).
Pembengkokan tersebut dilakukan oleh tenaga ahli, untuk ini dengan
menggunakan alat - alat sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan cacat patah
dan retak - retak dan sebagainya.
b. Sebelum penyetelan dan pemasangan dimulai, Kontraktor harus membuat rencana

19
Spesifikasi Teknis

kerja pemotongan dan pembengkokkan baja tulangan ( bending schedule ), yang


diserahkan kepada pemberi tugas untuk mendapatkan persetujuan.
c. Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil - peil, sesuai dengan gambar dan ini
sudah diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya.
d. Pemasangan dengan menggunakan selimut beton (beton decking) harus sesuai
berikut :
 Selimut beton untuk pelat & dinding 2.0 cm
 Selimut beton untuk kolom : 3.0 cm
:
 Selimut beton untuk balok : 3.0 cm
 Selimut beto untuk pelat pondasi : 5.0 cm
 Selimut beton untuk sloof : 5.0 cm
 Selimut beton pelat & dinding 4.0 cm
Basemant
e. Sebelum : harus bebas dan kulit besi karat, lemak,
baja tulangan dipasang, baja
kotoran serta bahan - bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat.
f. Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada kedudukan
yang teguh dan menghindari pemindahan tempat, dengan menggunakan kawat
yang berukuran tidak kurang dan 16 mm yang sesuai pada setiap tiga pertemuan.
Pembersihan harus ditunjang dengan beton atau penunjang besi, spacers atau besi
penggantung seperti yang ditunjuk pada gambar atau dicantumkan pada
spesifikasi ini, penunjang - penunjang metal tidak boleh diletakkan berhubungan
dengan bekisting.
g. Beugel - beugel / tulangan melintang harus diikat pada tulangan utama dan jarak
harus sesuai dengan gambar. Tulangan tidak boleh keluar dari permukaan beton
h. Precast Mortar Spacing Block hendaknya digunakan untuk menahan jarak yang
tepat pada tulangan dan minimum mempunyai kekuatan beton yang kurang Iebih
sama dengan beton yang akan dicor.
9. Pekerjaan Acuan Bekisting
a. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan/yang diperlukan dalam gambar. Bekisting yang digunakan Multipleks
tebal 9 mm dan papan jenis kayu yang memenuhi persyaratan dalam NI-2 pasal
5.1.
b. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan sehingga
cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan selama
pengecoran.
c. Acuan harus rapat tidak bocor, permukaan bebas dari kotoran-kotoran seperti tahi,

20
Spesifikasi Teknis

gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya sebelum pengecoran


dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
d. Tiang-tiang acuan harus diatas papan atau baja untuk memudahkan permindahan
peletakan. Tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dan satu. Tiang-tiang dan
dolken diameter : 8-10 cm atau kaso 5/7 cm.
e. Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan palang papan / balok
secara cross.
f. Pembukaan acuan baru harus dibuka setelah memenuhi syarat-syarat yang
dicantumkan dalam PB1-1971.
g. Penggunaan bekisting "Formwork" harus sesuai dengan petunjuk / spesifikasi
pabrik.
10. Kawat Pengikat
Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0.40 mm.
Kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam NI-2 (PBI tahun 1971).
11. Pekerjaan Pembongkaran Cetakan Beton
a. Hanya boleh dilaksanakan dengan ijin tertulis dan Direksi Pengawas setelah
Bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada permukaan
beton tanpa persetujuan tertulis dan Direksi Pengawas.
b. Pembongkaran dilakukan sesuai dengan RBI (NI.2-1971), dimana bagian
konstruksi yang yang dibongkar cetakannya harus dapat memikul berat sendiri
dan beban — beban pelaksanaannya.
c. Cetakan-cetakan dapat dilepaskan dalam waktu minimum 3 hari untuk bagian
dinding samping balok, kolom dan dinding.
Untuk bagian bawah pelat, balok dan lipsplank baru dapat dilepaskan minimal 21
hari. Walaupun sudah dibuka cetakannya, Konstruksi tersebut belum dapat
dibebani sebelum pengerasan beton sempurna (minimum 28 hari).
d. Apabila setelah cetakan dibongkar temyata terdapat bagian — bagian beton yang
keropos atau cacat Iainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi
tersebut, maka Kontraktor harus segera memberitahukan kepada Pemberi Tugas,
untuk meminta persetujuan mengenai cara pengisian atau menutupnya.
12. Pelaksana / Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya
sampai dengan saat-saat penyerahan (selesai).

21
Spesifikasi Teknis

13. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan
syarat-syarat apapun yang tercantum dalam gambar-gambar atau peraturan yang
berlaku baik dalam negeri maupun luar negeri.
14. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh
material besi, koral, kerikil, pasir, PC untuk mendapat persetujuan dari Direksi
Pengawas.
15. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam
setelah pengecoran.
16. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-
pekerjaan lain.
17. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan
tidak mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
18. Bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu dibasahi
dengan air terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai dengan
ketentuan dalam PBI-1971).
19. Bagian-bagian yang tertanam dalam beton :
a. Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang.
b. Diperhatikan juga tempat untuk sparing atau instalasi.
20. Sparing conduit dan pipa-pipa
a. Letak dari sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur.
b. Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar pelaksanaan
dan bila tidak ada dalam gambar, maka Kontraktor harus mengusulkan dan
minta persetujuan dari Direksi Pengawas.
c. Bilamana sparing-sparing (pipa, conduit dan lain-lain) berpotongan dengan
tulangan besi, maka besi tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa
persetujuan dan Direksi Pengawas.
d. Semua sparing-sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum pengecoran
dan diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.
e. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan tensi beton waktu
pengecoran.

22
Spesifikasi Teknis

21. Hal-hal lain ("Miscellanecus Items')


Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang harus dibeton bekas jalan kerja
sewaktu pembetonan. Digunakan mutu beton seperti yang ditentukan dan dengan
penghalusan permukaannya.

2.10. Pekerjaan Besi Dan Baja

2.10.1 Syarat – Syarat Umum.


1. Seluruh pekerjaan konstruksi baja sudah termasuk mur baut, pelat dan pengelasan,
disediakan dan dilaksanakan oleh Kontraktor, seluruh biayanya agar dimasukkan
pada Penawaran.
2. Spesifikasi bahan sesuai dengan yang tertulis diatas, produk lokal dan berstandar
SNI.
3. Dimensi dari konstruksi baja sesuai gambar
4. Semua pekerjaan besi harus dicat dasar dan dicat dengan cat besi.
5. Seluruh urutan pekerjaan serta kualitas bahan harus atas persetujuan Direksi,
a) Semua material konstruksi baja yang digunakan harus memenuhi persyaratan
Peraturan Baja dan dengan hasil test ASTM A 36-70 atau yang setaraf, kualitas
baja ST-37, menggunakan baja beton harus dengan mutu U 24. BJTP untuk
diameter < Ø 14 mm.
b) Kontraktor dapat diminta untuk memberi surat Keterangan tentang pengujian
bahan oleh pabrik (laboratorium yang disetujui pengelola proyek) untuk
kontruksi baja yang digunakan.
c) Setelah pengujian bahan dilakukan, maka hasilnya harus diserahkan kepada
pengelola proyek untuk persetujuan dipakainya bahan konstruksi baja tersebut.
d) Kontraktor harus memperhitungkan segala komponen penyambungan yaitu plat
baja, mur-baut, paku corrugated galvanized steel sheet dan lain-lain bahan
untuk pengikat/penyambung sesuai dengan gambar konstruksi dan spesifikasi
teknik.
e) Kontraktor harus memperhitungkan segala biaya pengangkutan dari pabrik
sampai ke lokasi dimana gudang akan dibangun, termasuk biaya lainnya yang
timbul sampai selesai erection di lokasi pembangunan gudang
f) Kontraktor bertanggung jawab terhadap keamanan/kerusakan barang tersebut
sampai ke tempat tujuan, Segala kehilangan, kerusakan, sepenuhnya menjadi

23
Spesifikasi Teknis

resiko Kontraktor.
g) Pekerjaan baja harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-keterangan yang
tertera dalam gambar, lengkap dengan penyangga-penyangganya, alat untuk
memasang dan menyambungnya pelat-pelat siku dan sebagainya.
h) Pengerjaan harus bertaraf kelas satu, semua pekerjaan ini harus diselesaikan
bebas dari puntiran, tekukan dan hubungan terbuka. Semua bagian harus
mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam pemasangannya tidak akan
memerlukan pengisi, kecuali kalau gambar detail menunjukkan hal tersebut.
i) Semua ukuran komponen konstruksi harus dibuat secara presisi, ukuran
diambil sesuai dengan yang tertera pada gambar.
j) Sebelum komponen konstruksi dikirim ke lokasi Kontraktor diwajibkan untuk
meyetel lebih dulu komponen-komponen tersebut untuk setiap unit
gudang.Setelah penyetelan selesai, dan hasilnya dianggap baik oleh pengelola
proyek, maka Kontraktor diwajibkan memberi kode-kode terhadap komponen-
komponen gudang yang bersangkutan.
k) Kontraktor Baru boleh mengirim ke lokasi setelah semua pemberian kode-kode
selesai dan mendapat persetujuan pengelola proyek.
l) Bilamana dalam tabel Bill Of Quantity ternyata suatu bagian komponen tidak
tercantum tetapi didalam gambar ada atau sebaliknya, maka Kontraktor harus
menyediakan bahan/komponen tersebut yang sepenuhnya menjadi resiko
Kontraktor
m) Dalam pengiriman/penyimpanan komponen-komponen yang kecil/ acessoris-
acessoris, harus disimpan dalam karung plastik yang cukup kuat, kemudian
dimasukkan kedalam kotak kayu yang tertutup rapi.
n) Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan disamping dengan
hait-hati untuk menghasilkan tampak yang rapi sekali. Semua perlengkapan atau
barang-barang/perkerjaan lain yang perlu demi kesempurnaan pemasangan,
walaupun tidak secara khusus diperhatikan dalam gambar atau disyaratkan
disini, harus diadakan/disediakan, kecuali jika diperhatikan atau dipersyaratkan
lain.
o) Kontraktor diharuskan mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya dari gambar-
gambar kerja, supaya dalam pemasangan di tempat dapat dilaksanakan dengan
sempurna
p) Setiap bagian pekerjaan yang buruk yang tidak memenuhi ketentuan butir 1.8

24
Spesifikasi Teknis

diatas, akan ditolak dan harus diganti. Pekerjaan yang selesai harus bebas
dari puntiran-puntiran, bengkokan-bengkokan dan sambungan-sambungan yang
menganga.
q) Konstruksi yang telah dikerjakan harus segera dilindungi terhadap pengaruh-
pengaruh udara, hujan dan lain-lain, dengan cara yang memenuhi syarat.
r) Sebuah bagian-bagian dari konstruksi dipasangkan dimana semua bagian yang
perlu sudah diberi lubang dan sudah dibersihkan dari tahi besi, maka bagian-
bagian ini harus diperiksa dalam keadaan tidak dicat.
s) Mutu baja profil, plat-plat simpul, baut dan paku-paku keling harus memenuhi
persyaratan minimal yaitu yang mempunyai kekuatan leleh minimal 3.700
kg/cm
t) Semua komponen konstruksi sebelum dikirim Harus dicat dasar sebagai
pelindung dan cara pelaksanaannnya sesuai dengan Spesifikasi Teknik mengenai
Pengecetan.

2.10.2 Bahan-Bahan
4.2.1 Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan baja harus memenuhi persyaratan
teknis dan disetujui oleh pengelola proyek, tidak ada karatnya, bagian-bagian dan
lembaran-lembarannya tidak bengkok atau cacat. Potongan potongan (profil)
yang tepat, bentuknya, tebal, ukuran berat dan detail-detail konstruks yang
ditunjukkan pada gambar harus disediakan.

4.2.2 Bahan baja ini kecuali ditunjukan atau persyaratkan lainya, harus sesuai
dengan PPBBI-1983.

2.10.3 Pekerjaan Pengecatan.


2.10.3.1 Lapisan pelindung dan cat dasar.
a. Sebelum diberi lapisan pelindung, permukaan baja terlebih dahulu dibersihkan dari
kulit giling, karat dan kotoran lainnya dengan menggunakan sikat kawat baja yang
dijalankan secara elektrik sampai permukaan baja tersebut benar-benar bersih dan
kelihatan warna asli bajanya.
b. Kemudian tanpa menunggu lama, permukaan baja dilapisi dengan Iapisan
pelindung Zinchromate Primer dengan ketebalan 40 micron dengan cara disemprot,
atau ditentukan lain oleh direksi.

25
Spesifikasi Teknis

c. Setelah lapisan pelindung kering dan berumur tidak lebih dari 3 x 24 jam,
permukaan baja tersebut dilapisi dengan cat dasar setaraf dengan produk
Nippon/Paragon warna hijau ketebalan 40 micron dengan cara disemprot.
d. Bilamana ternyata hasil pengecatan dasar tersebut diatas tidak mencapai hasil
yang baik sesuai dengan persyaratan. maka lapisan cat dasar tersebut harus
dikupas kembali dan kemudian dilapisi kembali dengan cat dasar dengan cara
yang benar sampai mencapai hasil sesuai dengan persyaratan.
e. Seluruh pelaksanaan pekerjaan lapisan pelindung dan cat dasar dilakukan di
workshop pembuatan kontruksi. Tidak diperbolehkan melaksanakan pekerjaan
tersebut di lokasi proyek kecuali dalam hal adanya perbaikan terhadap lapisan
cat yang rusak pada waktu dilakukan pengangkutan, bongkar-muat maupun
erection.

2.10.3.2 Cat penyelesaian.


a. Sebelum pengecatan finish, permukaan baja yang sudah dilapisi cat dasar
dibersihkan dari kotoran seperti debu, minyak, gemuk dan kotoran lainnya yang
dapat mengurangi Iekatnya cat finish dengan baja tersebut.
b. Setelah permukaan bersih, semprotkan lapisan pertama sampai menghasilkan
permukaan yang halus, warna rata dan sama.
c. Pelapisan cat finish yang kedua baru boleh dilakukan setelah lapisan pertama
sudah kering sempurna dan dapat diterima Direksi.
d. Pengecatan finish minimal 2 (dua) lapis.
e. Dalam hal pengecatan finish hasilnya tidak memenuhi syarat (Warnanya tidak
merata dan tidak halus), cat finish yang kurang baik dikupas kembali dan
dilakukan pengecatan ulang seperti dijelaskan diatas.
f. Bahan cat finish dipakai cat besi merk Nippon/Paragon atau yang setaraf
kualitasnya dan harus atas persetujuan Pengelola proyek.
Warna cat finish untuk seluruh kontruksi baja ditentukan atas persetujuan
Pengelola proyek

2.11. Bobok Kepala Tiang Pancang


Bobok kepala tiang dilakukan karena akan dilakukan pengecoran pada Pile Cup
sebagai pengikat seluruh tiang Sheet Pile, dimana bagian atas yang belum rata
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau berdasarkan persetujuan direksi.

26
Spesifikasi Teknis

Satuan Pembayaran pada item pekerjaan ini adalah Jumlah Unit, sesuai harga
penawaran dari pihak pelaksana yang telah disetujui oleh direksi.

2.12. Pengelasaan dengan Las Listrik


Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat mencapai
hasil pekerjaan yang bemutu baik dan sempurna.
Pengelasan harus dilakukan dengan rapi hingga seluruh sisi baja yang di las benar –
benar rapat dan kuat. Kerak baja yang menempel akibat pengelasan harus
dibersihkan dengan dipukul-pukul menggunakan besi sampai benar-benar besih,
sehingga bila masih ada celah yang belum rapat dapt terlihat dengan jelas dan dapat
di las kembali.

Pengukuran dan Pembayaran pada pekerjaan pengelasan dengan las listrik


dilakukan dalam satuan Centimeter (Cm).

PASAL 3
PEKERJAAN LAIN-LAIN

3.1 Adm/ Dokumentasi


3.1.1 Kontraktor harus menyerahkan photo berwarna kepada direksi mengenai
kemajuan pekerjaan (dengan ukuran tidak kurang 8 cm x 12 cm) pada lokasi yang
telah ditentukan Direksi selama masa Kontrak.
3.1.2 Photo diambil pada waktu awal dan selesainya pelaksanaan pekerjaan, serta pada
waktu yang ditetukan oleh Direksi. Tanggal dan penjelasan dari tiap photo perlu
dicantumkan. Biaya pembuatan photo tidak akan dibayar terpisah dan dianggap
termasuk dalam harga satuan untuk tiap pekerjaan pada Biaya Kuantitas
Pekerjaan.

3.2 As Built Drawing


3.2.1 Pengukuran M.C. 100, untuk mutual chek Akhir yang akan menghasilkan :
 Data ukur
 Gambar situasi
 Gambar profil memanjang

27
Spesifikasi Teknis

 Construction Drawing (CD)


3.2.2 Setiap hasil pengukuran baik data ukur dan gambar harus disesuaikan dan diparaf
dan ditandatangani oleh pihak kontraktor serta pihak Direksi. Data dan gambar
yang disajikan harus dibuat pada kertas reproduksi yang berkualitas baik,
sehingga hasilnya dapat dibaca dengan jelas dan dijilid rapi.
Kontraktor harus telah menyerahkan gambar-gambar Construction Drawing (CD)
dari pengukuran M.C. 100 selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum
berakhirnya Kontrak pelaksanaan pekerjaan untuk diperiksa oleh Direksi sebelum
dilakukan persetujuan.

28

Anda mungkin juga menyukai