Laporan Praktikum 1 Efa
Laporan Praktikum 1 Efa
Laporan Praktikum 1 Efa
Kelompok 5
Efa Nur Fauziyah G84150051
Sukma Tri Putra G84150003
Zulfikar Muhammad G84150023
Muhammad Nur Alfi Lail G84150077
DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
PENDAHULUAN
Larutan merupakan campuran dari dua atau lebih zat, yang bersifat
homogen. Zat dengan jumlah yang lebih banyak disebut pelarut sedangkan zat
yang lebih sedikit disebut zat terlarut (Chang 2005). Larutan disebut campuran
karena susunannya berubah-ubah, dan homogen karena susunannya sama
sehingga tidak tampak bagian yang dari penyusun yang berbeda. Larutan bisa
berupa larutan gas, padat, dan cair, meski yang paling umum dijumpai adalah
larutan dalam fase cair. Larutan fase gas contohnya adalah udara bersih, larutan
fase padat contohnya perunggu (penyusun utama tembaga dan zink). Contoh
larutan dalam fase cair antara lain air gula dimana gula sebagai zat terdispersi dan
air sebagai pelarut (Keenan et al. 1984).
Keadaan koloid merupakan keadaaan antara larutan dan suspensi. Kondisi
koloid memiliki partikel yang terlalu besar untuk disebut terlarut namun terlalu
kecil untuk disebut sebagai endapan. Hampir semua zat baik dalam bentuk gas,
cair maupun padat dapat dijadikan koloid. Suatu zat yang memiliki ukuran
partikel antara kira-kira 10-9 m sampai 2x10-7 m dikatakan berada dalam keadaan
koloid. Selai, mayones, tinta cina, susu, sabun, mentega, dan kabut merupakan
contoh koloid yang dikenal (Keenan et al. 1984).
Suspensi merupakan sistem heterogen dengan dua fase. Fase pendispersi
berupa cairan dan fase terdispersi terdiri dari bahan yang tidak larut (Lachman
2008). Suspensi adalah sediaan yang mengandung suatu zat dalam halus dan tidak
dapat larut tetapi terdispersi dalam cairan. Zat terdispersi dalam suspensi
berbentuk halus dan tidak mudah mengendap. Apabila suspensi dikocok endapan
akan terdispersi kembali (Anjani et al. 2011) Contoh dari suspensi antara lain
campuran kopi dengan air.
Emulsi merupakan suatu sistem yang memiliki sedikitnya dua fase cair
yang tidak bercampur (Martin et al. 1993). Berdasarkan fase terdispersinya,
emulsi dibedakan menjadi tiga yaitu emulsi minyak dalam air, emulsi air dalam
minyak dan emulsi ganda. Emulsi minyak dalam air dibuat dengan
mendispersikan fase minyak ke dalam fase air. Emulsi air dalam minyak dibuat
mendispersikan fase air ke dalam fase minyak (Sumardjo 2006). Emulsi ganda
merupakan emulsi yang dapat tersusun atas air-minyak-air ataupun minyak-air-
minyak. Contoh emulsi yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari
misalnya emulsi minyak dalam air antara lain susu, es krim, krim, coffe crim, dan
mayones. Sedangkan contoh emulsi air dalam minyak yaitu mentega, margarin,
dan keju olahan (Schramm 2005).
Tujuan
Praktikum ini bertujuan mengetahui sifat larutan, koloid, dan suspensi.
METODE PRAKTIKUM
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah gula, kopi, pasir, susu,
telur, stearat, NaOH, HCl pekat, NaCl, dan akuades. Sedangkan alat yang
digunakan adalah gelas piala, sendok teh, tabung reaksi, penangas air, senter,
corong, kertas saring, dan sudip.
Prosedur praktikum
Sebanyak satu sendok teh gula, kopi, dan pasir dicampur dengan akuades
sebanyak 30 ml kemudian dihomogenkan. Uji fisik campuran dilakukan dengan
cara melihat konsistensi dari campuran tersebut, apakah stabil atau tidak stabil.
Selain itu, campuran juga diamati konsistensi terhadap cahaya yang dilakukan
dengan cara menyinari campuran dengan senter. Setelah itu, sampel diambil
sebanyak 5 ml untuk diuji terhadap perubahan suhu yakni dengan memanaskan
sampel pada penangas air selama sepuluh menit. Sampel dilihat konsistensinya
kemudian dibandingkan dengan kontrol.
Uji kimia dilakukan dengan cara meyiapakan tiga buah tabung masing
masing diisi dengan 5 ml larutan stok. Tabung pertama ditambahkan 2 tetes HCl
pekat, tabung kedua ditambahkan dengan 2 tetes NaOH dan tabung ketiga
ditambah dengan 2 sendok teh NaCl. Kemudian diamati kekonsistenan larutan
dengan membandingkan fase terdispersi dan pendispersi dari setiap tabung. Sisa
dari larutan stok yang telah dibuat selanjutnya disaring untuk mengetahui apakah
larutan memiliki endapan atau tidak.
Satu sudip stearat dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian tabung
dipanaskan pada penangas air. Stearat yang sudah mencair ditambah dengan 2
sendok kuning telur dan 30 ml aquades. Uji fisik yang dilakukan sama dengan
campuran lain yakni dilihat konsistensi dari larutan dan konsistensi terhadap
cahaya. Sebanyak 5 ml larutan stok dimasukkan ke penangas air, diamati
konsistensinya dan dibandingkan dengan konsistensi sebelum dipanaskan.
Tiga buah masing-masing tabung reaksi diisi dengan 5 ml larutan stok.
Tabung pertama ditambahkan 2 tetes HCl, tabung kedua ditambah 2 tetes NaOH,
dan tabung ketiga ditambah 2 sendok teh NaCl kemudian diamati kekonsistenan
larutan. Sisa dari larutan stok yang telah dibuat selanjutnya disaring untuk
mengetahui apakah larutan memiliki endapan atau tidak. Susu disinari dengan
senter untuk melihat kekonsistenan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Andaka G. 2008. Penurunan kadar tembaga pada limbah cair industri kerajinan
perak dengan presipitasi menggunakan natrium hidoksida. Jurnal Teknologi.
1(2): 127-134.
Anjani MR, Kusumowati ITD, Indrayudha P, Sukmawati A. 2011. Formulasi
suspensi siprofloksasin dengan suspending agent pulvis gummi arabici dan
daya antibakterianya. Pharmachon. 12 (1):26-32.
Arief M. 2005. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek. Yogyakarta (ID) : UGM
Press.
Budiana DW, Harijono, Murtini. 2000. Pengaruh penambahan kuning telur dan
maltodekstrin terhadap kemampuan pelarutan kembali terhadap kemampuan
pelarutan kembali dan sifat organoleptik santan bubuk kelapa. Jurnal
Teknologi dan Gizi. 1(2): 60-71.
Brady J. 1998. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Edisi kelima. Jakarta (ID):
Erlangga.
Chang R. 2005. Kimia Dasar. Edisi ketiga. Jakarta (ID) : Erlangga.
Keenan CW, Keinfelter D.N, Wood J.H. 1984. Ilmu Kimia untuk Universitas.
Jakarta (ID) : Erlangga.
Lachman. 2008. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi III. Jakarta (ID):
Universitas Indonesia.
Lucero A, Nin MRN, Gunning AP, Morris VJ, Wilde PJ, and Patino JMR. 2008.
Effectof hydrocarbon chain and pH on structural and topographical
characteristics of phospholipid monolayers. J. Phys. Chem. 112 (25): 7651-
7661.
Martin A, Swarbick J, Cammarata A. 1993. Farmasi Fisik. Edisi ketiga. Jakarta
(ID): Universitas Indonesia.
Marzuki I, Amirullah, Fitriana. 2010. Kimia dalam Keperawatan. Makassar (ID):
Pustaka As Salam.
Schramm LL. 2005. Emulsions, Foams, and Suspensions: Fundamentals and
Applications. Canada (US) :WILEY-VCH Vergal GmmbH & Co.
Sumardjo D. 2006. Pengantar Kimia: buku panduan kuliah mahasiswa
kedokteran dan program strata 1 fakultas bioeksata. Hanif A, Manurung J,
Simanjuntak J, editor. Jakarta (ID): Buku Kedokteran EGC.
Suparno. 2012. Dinamika Partikel Koloid. Yogyakarta (ID): UNY Press.