Judul PTK

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

JUDUL:

PENINGKATAN KOMPETENSI MATA PELAJARAN DASAR DAN PENGUKURAN


LISTRIK MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING UNTUK SISWA KELAS X
TITL 1

SEMESTER GENAP SMK NEGERI 1 MIRI SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENINGKATAN KOMPETENSI MATA PELAJARAN DASAR LISTRIK DAN


ELEKTRONIKA MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING UNTUK SISWA
KELAS X TITL 1 SMK NEGERI 1 MIRI SRAGEN

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PROJECT


BASED LEARNING PADA KELAS X PAKET KEAHLIAN TITL DI SMK NEGERI 1 MIRI
SRAGEN
PENINGKATAN KOMPETENSI MATA PELAJARAN DASAR DAN
PENGUKURAN LISTRIK SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN
TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK DI SMK
MUHAMMADIYAH 1 KLATEN UTARA DENGAN
METODE DISCOVERY LEARNING
Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas


Oleh: Puadi, S.Pd

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

Pendidikan yang berkualitas adalah satu cara untuk menghasilkan manusia yang

berkualitas yang dapat menentukan maju mundurnya suatu negara. Menurut Undang–Undang

SIKDINAS No 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dari pengertian tersebut dapat dimengerti bahwa pendidikan merupakan aktivitas yang

diharapkan dapat menghasilkan manusia–manusia yang berkualitas yang berguna bagi

kehidupan manusia, bangsa, dan negara.

Guru merupakan komponen pendidikan yang utama dan potensial dalam usaha

menghasilkan manusia yang berkualitas serta meningkatkan kualitas pendidikan, karena guru

adalah ujung tombak pelaksanaan pendidikan yang memegang peranan penting dalam

menciptakan proses belajar mengajar yang sedemikian rupa. Peranan guru dalam proses belajar

mengajar adalah sebagai informator, organisator, motivator, fasilitator, mediator, inisiator, dan

evaluator bagi siswa, sehingga siswa dapat mencapai tujuan pendidikan secara maksimal.

Dengan demikian guru merupakan kunci utama yang berperan dalam mengembangkan kualitas

individu menjadi warga negara yang memahami ilmu dan teknologi.

Memperhatikan peranan guru yang begitu penting dalam peningkatan mutu pendidikan,

maka dibutuhkan guru yang mempunyai rasa pengabdian yang tinggi serta tanggung jawab yang
besar, yang dapat dilihat dari loyalitasnya terhadap tugas, menyenangi pekerjaan dan mempunyai

motivasi kerja yang tinggi. Didalam menjalankan peranannya guru memiliki tanggung jawab

untuk membawa para siswa pada kematangan tertentu yang dilaksanakan pada proses

pembelajaran.

Proses pembelajaran adalah aktifitas belajar yang dilaksanakan oleh peserta diklat dan

mengajar dilaksanakan oleh guru (pendidik). Chatlijah (1994) menyatakan “Belajar adalah suatu

aktifitas mental dan psikis yang yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap “selain itu

mengajar adalah suatu aktifitas mengorganisasi (mengatur) lingkungan sebaik-baiknya dan

menghubungkannya dengan peserta diklat sehingga terjadi interaksi. Baik atau buruknya suatu

proses pembelajaran menyangkut tiga hal yakni:

1.    Prilaku, persyaratan, kualifikasi, fungsi dan tugas yang harus dipenuhi dan dilaksanakan oleh

guru (pendidik).

2.    Minat, bakat, karakter serta masalah-masalah yang dihadapi peserta diklat yang wajib

diperhatikan oleh guru (pendidik).

3.    Tujuan pembelajaran, bahan, metode, media, dan evaluasi serta rencana pembelajaran yang

harus dirumuskan atau disusun dan dilaksanakan oleh setiap guru (pendidik).

Begitu pentingnya keaktifan peserta diklat dalam mencapai tujuan pendidikan dan proses

pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilihat dari uraian di atas bahwa proses

pembelajaran berkaitan erat dengan guru (pendidik), peserta diklat dan kurikulum yang telah

ditetapkan. Selama proses pembelajaran berlangsung interaksi antara guru (pengajar) dengan

peserta diklat harus dapat diciptakan kondisi kelas semaksimal mungkin agar tujuan yang

diinginkan dapat terlaksana.

Didalam pelaksanaan proses pembelajaran, peserta diklat yang melakukan proses

pembelajaran tersebut banyak mengalami kesulitan serta mengalami berbagai macam masalah

yang dihadapinya. Hal ini terjadi karena adanya hal-hal serta kondisi yang memaksa peserta

diklat tersebut tidak termotivasi demi perkembangan sikap dan kepribadiannya dalam proses

pembelajaran. Dimana faktor penyebab dari permasalahan di atas bisa timbul baik dari dalam diri

peserta diklat maupun dari luar diri peserta diklat. Dimana, faktor yang berasal dari dalam diri
peserta diklat tersebut yang berkaitan diantaranya pribadi peserta diklat secara psikologi, adanya

tingkah laku yang disebabkan oleh faktor keturunan atau potensi-potensi dari organisme serta

pengalaman belajar yang pernah dilalui sebelumnya. Selanjutnya, faktor yang berasal dari luar

diri peserta diklat bisa disebabkan oleh lingkungan yang kurang kondusif, suasana dan situasi

kelas, alat dan media pendidikan yang tidak mendukung, dan sebagainya.

Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan selama melaksanakan Program Pengalaman

Lapangan Kependidikan (PPLK) di SMKN 2 Payakumbuh, khususnya Kelas X TPTL2 pada

mata mata pelajaran Menguasai Alat Ukur Listrik dan Elektronika bahwa peserta diklat kurang

memiliki motivasi, baik pada teori maupun praktek. Adapun gejala-gejala yang penulis temukan

dapat dilihat dari indikasi-indikasi berikut ini:

1.    Sebagian peserta diklat menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh guru (pendidik)

dikerjakan di kelas pada saat akan dikumpul.

2.    Apabila diberi tugas, peserta diklat tidak mempunyai keinginan untuk menyelesaikannya dengan

baik serta tidak diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.

3.    Hanya sebagian dari peserta diklat menyerahkan tugas tepat pada waktunya.

4.    Kurangnya minat peserta diklat terhadap materi yang disajikan.

5.    Peserta diklat tidak memberikan umpan balik dari materi yang telah disajikan oleh guru

(pendidik).

6.    Peserta diklat sering membuat keributan sehingga kondisi kelas kurang kondusif.

7.    Peserta diklat sering minta izin keluar pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

8.    Peserta diklat sering minta pulang lebih awal dari jadwal yang telah ditentukan.

9.    Kurangnya motivasi siswa dalam belajar dan hanya mengharapkan mendapat bantuan dari

rekan-rekannya atau cukup dengan nilai pas-pasan (asal lulus).

Dari pengamatan di atas, timbul suatu pertanyaan mengapa hal ini bisa terjadi.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka pada penulisan studi kasus ini penulis

sengaja menggangkat permasalah dengan judul “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Kelas X TPTL2 SMKN 2 Payakumbuh Pada Mata Pelajaran Menguasai Alat Ukur Listrik

dan Elektronika”.
B.  Indentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai

berikut:

1.    Faktor motivasi merupakan penyebab dari menurunnya keberhasilan siswa dalam belajar

Menguasai Alat Ukur Listrik dan Elektronika

2.    Faktor ketersedianan alat mempengaruhi kelancaran dan keberlangsungan proses belajar

mengajar terutam dalam praktek

3.    Lingkungan belajar merupakan penyebab menurunnya kosentrasi dan keseriusan peserta didik

dalam belajar sehingga mempengaruhi hasil belajar peserta didik dalam belajar Menguasai Alat

Ukur Listrik dan Elektronika

C.  Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya faktor yang menyebabkan hasil belajar kurang baik yang telah

diungkapkan dalam identifikasi masalah dan agar penulisan studi kasus ini lebih terarah, maka

penulis membatasi permasalah yang akan dibahas hanya pada Peningkatan Hasil Belajar Siswa

dengan Memberikan Motivasi Belajar di Kelas X TPTL2 Pada Mata Pelajaran Menguasai Alat

Ukur Listrik dan Elektronika

D.  Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah

sejauhmana motivasi dapat mempengaruhi hasil belajar siswa kelas X TPTL2 SMKN 2

Payakumbuh pada mata pelajaran Menguasai Alat Ukur Listrik dan Elektronika.

E.  Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan dari studi kasus ini dalah untuk mengetahui sejauhmana

motivasi dapat memperngaruhi hasil belajar siswa kelas X TPTL2 SMKN 2 Payakumbuh pada

mata pelajaran Menguasai Alat Ukur Listrik dan Elektronika.

F.   Kegunaan Penulisan

Kegunaan dari penulisan studi kasus ini adalah sebagai berikut:

1.    Sebagai bekal ilmu pengetahuan bagi penulis.


2.    Sebagai salah satu perlengkapan bahan laporan pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan

Kependidikan

3.    Sebagai bahan masukan bagi guru mata diklat produktif agar bisa memotivasi peserta diklat

dalam kegiatan pembelajaran sehingga terjadi interaksi antara guru dengan peserta diklat

4.    Peserta didik termotivasi dalam belajar

5.    Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah agar lebih memperhatikan faktor pengembangan

motivasi.

Anda mungkin juga menyukai