MAKALAH Gabungan KPSW
MAKALAH Gabungan KPSW
MAKALAH Gabungan KPSW
Disusun sebagai syarat memenuhi Tugas mata Kuliah Obstetri dan Ginekologi
Terkini
Disusun Oleh
Kelompok 1:
Assalamu’alaikum Wb.Wb
Tiada daya dan upaya serta kekuatan kecuali dari Allah SWT, dengan
anugrah dan
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. PANDAHULUAN
Presentasi bokong adalah keadaan janin intrauterin yang pada pemeriksaan
didapatkan panggul janin atau ekstremitas bawah berada pada panggul ibu.
Definisi lain menyebutkan bahwa presentasi bokong adalah keadaan janin
yang menempati aksis longitudinal dengan kepala di fundus uteri dan bokong
pada segmen bawah kavum uteri atau jalan lahir
Presentasi bokong terjadi sekitar 3-4% dari seluruh kehamilan tunggal
cukup bulan. Insidensinya meningkat pada kehamilan ganda dan kehamilan
muda. Sekitar 2-3% terjadi setelah usia kehamilan 36 minggu. Penyebab
presentasi bokong sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti.
Beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah multiparitas,
kehamilan kurang bulan, hidramnion, oligohidramnion, tali pusat pendek,
kehamilan ganda, hidrosefalus, anensefalus, kelainan uterus dan kelainan
panggul.
Perubahan patobiologis pada kejadian ketuban pecah dini (Premature
rupture of membrane/PROM) sampai saat ini masih belum jelas. Beberapa
penelitian patogenesis PROM yang telah dilaporkan antara lain menjelaskan
proses biokimia, termasuk extracelluler matrix remodeling lewat perubahan
enzimatik (tissue inhibitor matrix metalloproteinase/TIMP dan membrane
matrix metalloproteinase /MMP) pada jaringan selaput ketuban.
Kehamilan normal dengan umur kehamilan 37–42 minggu, dikenal
sebagai hamil cukup bulan. Pada hamil cukup bulan, proses persalinan yang
terjadi diawali dengan kontraksi otot uterus yang berulang kemudian diikuti
dengan penipisan serviks dan keluar cairan lalu diikuti dengan fase dilatasi
sebagai persiapan persalinan. Pada fase kritis awal proses persalinan
seringkali terjadi selaput ketuban mengalami perobekan (rupture) terlebih
dahulu sebelum adanya tanda persalinan (before start of labor), keseluruhan
proses ini dikenal sebagai ketuban pecah dini atau premature rupture of the
membrane (PROM). Pada kehamilan cukup bulan, kejadian PROM berkisar
10%.
Dari seluruh kehamilan, 5–10% mengalami ketuban pecah dini. Pada
persalinan kurang bulan, sepertiga diantaranya mengalami ketuban pecah
dini; sedangkan dari kasus ketuban pecah dini, 60% di antaranya terjadi pada
kehamilan cukup bulan. Pada kehamilan dengan ketuban pecah dini, sebagian
besar kasus ditemukan mulut 28 JBP Vol. 13, No. 1, Januari 2011: 27–
37rahim yang belum matang, 30–40% mengalami gagal induksi sehingga
diperlukan tindakan operasi, sedangkan sebagian lain mengalami hambatan
kemajuan persalinan dengan peningkatan resiko infeksi pada ibu dan janin.
B. TUJUAN
1. Dapat mengetahui patofisiologi dan predisposisi dengan letak
sungsang
2. Dapat mengetahui patofisiologi dan predisposisi dengan letak oblig
3. Dapat mengetahui komplikasi yang terjadi pada persalinan dengan
KPSW
BAB II
PEMBAHASAN
Prevalensi
Letak sungsang terjadi dalam 3-4% dari persalinan yang ada. Terjadinya letak
sungsang berkurang dengan bertambahnya umur kehamilan. Letak sungsang
terjadi pada 25% dari persalinan yang terjadi sebelum umur kehamilan 28
minggu, terjadi pada 7% persalinan yang terjadi pada minggu ke 32 dan terjadi
pada 1-3% persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm.2,3 Sebagai contoh, 3,5
persen dari 136.256 persalinan tunggal dari tahun 1990 sampai 1999 di Parkland
Hospital merupakan letak sungsang.
Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan
dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban
relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa.
Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak
sungsang atau letak lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air
ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih
besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih
luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen
bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum
cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan
cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala.6
Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada dalam
posisi sungsang.
Predisposisi
Ada beberapa penyebab yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang
diantaranya adalah:
1. Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong, air ketuban masih
banyak dan kepala anak relatif besar
2. Hidramnion karena anak mudah bergerak.
3. Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas
panggul.
4. Panggul sempit
5. Kelainan bentuk kepala: hidrocephalus, anencephalus, karena kepala kurang
sesuai dengan bentuk pintu atas panggul.
Faktor lain yang menjadi predisposisi terjadinya letak sungsang selain umur
kehamilan termasuk diantaranya relaksasi uterus berkaitan dengan multiparitas,
multi fetus, persalinan sungsang sebelumnya, kelainan uterus dan tumor pelvis.
Plasenta yang terletak di daerah kornu fundus uteri dapat pula menyebabkan
letak sungsang, karena plasenta mengurangi luas ruangan di daerah fundus.6
Kajian jurnal
Pemeriksaan yang teliti dapat membedakan bokong dengan muka karena jari yang
akan dimasukkan ke dalam anus mengalami rintangan otot, sedangkan jari yang
dimasukkan ke dalam mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa ada
hambatan. Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba
disamping bokong, sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak sempurna, hanya
teraba satu kaki di samping bokong.
Patofisiologi
· Relaksasi dinding abdomen pada perut yang menggantung menyebabkan
uterus beralih ke depan, sehingga menimbulkan defleksi sumbu memanjang bayi
menjauhi sumbu jalan lahir, menyebabkan terjadinya posisi obliq atau melintang.
· Dalam persalinan terjadi dari posisi logitudinal semula dengan berpindahnya
kepala atau bokong ke salah satu fosa iliaka.
Berat badan lahir rendah (BBLR) dan prematur sekitar 20% bayi yang
dilahirkan dengan ketuban pecah dini mempunyai berat kurang dari 2500 gram.
Merujuk kepada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa 30,06% atau 43 orang
mengalami berat badan lahir rendah (BBLR). Dengan jumlah prematur sebanyak
29 orang. Pada persalinan prematur dapat dipastikan bayi tersebut mengalami
BBLR, akan tetapi pada bayi yang BBLR belum dapat dikatakan prematur karena
penolong harus melihat kembali berapa umur kehamilan dan berat saat bayi
tersebutdilahirkan.
Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa komplikasi bayi dengan
hiperbilirubinemia pada persalinan dengan ketuban pecah dini (KPD) sebesar
20,97%. Untuk mendiagnosis secara pasti kejadian hiperbilirubin pada seorang
neonates salah satunya dengan anamnesis yang cermat. Penyebab
hiperbilirubinemia diantaranya disebabkan karena riwayat ikterus pada anak
sebelumnya, riwayat penyakit anemia dengan pembesaran hati, limpa atau
pengangkatan limpa dalam keluarga, riwayat penggunaan obat selama ibu hamil,
riwayat infeksi maternal, ketuban pecah dini (KPD), riwayat trauma persalinan
(misalnya persalinan dengan tindakan).
Haryani Gambaran Hasil Luaran Janin Pada Persalinan Dengan Ketuban Pecah
Dini Di RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung Tahun 2009
Nurhadi hubungan ketuban pecah dini dengan lama persalinan pada ibu inpartu
di RSUD Dr. R Koesma Tuban