Agama Terbaru
Agama Terbaru
Agama Terbaru
AGAMA ISLAM
“Konstruksi Pemahaman Ketuhanan dalam Islam”
DOSEN PENGAMPU: Drs. Abdul Halim Rofiie, M.Ag.
Disusun oleh:
Kelompok 1
1. Moch. Agus Efendy (195050100111011)
2. Finna Prasasti (195050100111017)
3. Retno Nur Fadilah (195050100111063)
4. Bintang Asadel (195050100111089)
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
TAHUN 2019
Kata Pengantar
Assalaamu‘alaikumwarahmatullaahiwabarakaatuh,
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena hanya dengan
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas berupa makalah yang berjudul
“Konstruksi Pemahaman Ketuhanan dalam Islam” ini dengan lancer dan tepat waktu.
Tak lupa rasa terima kasih kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu
memberikan ide-ide yang dapat memperlancar dan melengkapi karya yang kami buat. Kami
sampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Drs. Abdul Halim Rofiie, M.Ag. selaku dosen mata kuliah Agama Islam.
2. Teman-teman kelompok 1 yang telah meluangkan waktu untuk menyelesaikan tugas
Agama islam ini dengan tepat waktu.
Makalah yang berjudul “Kontribusi Pemahaman Ketuhanan dalam Islam” ini dibuat
untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Agama Islam. Yang mana dalam makalah ini kami
membahas mengenai Pemahaman Ketuhanan dalam Islam yang terbagi atas 3 subbab. Yakni,
memahami tafsir tentang Tuhan, pembuktian adanya Tuhan, dan mengenai ajran tauhid. Yang
diharapkan dapat menambah wawasan dalam mata kuliah Agama Islam.
Terlepas dari itu, kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Sehingga kami dapat
membuat karya yang lebih baik lagi ke depannya. Kemudian apabila terdapat kesalahan pada
makalah ini, kami memohon maaf sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Wassalaamu ‘alaikumwarahmatullaahiwabarakaatuh,
Penyusun
Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut KBBI, pengertian agama adalah suatu ajaran dan sistem yang mengatur tata
keimanan/kepercayaan dan peribadatan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, serta tata kaidah
terkait pergaulan manusia dengan manusia serta lingkungannya. Agama mempunyai tujuan
untuk menjadi tatanan kehidupan (aturan) yang berasal dari Tuhan dimana hal tersebut
nantinya mampu membimbing manusia menjadi seseorang yang berakal dan berusaha
mencari kebahagiaan hidup baik itu di dunia ataupun di akhirat sebagai bekal dalam
kehidupan di tahap yang selanjutnya di alam fana.dengan salah satu fungsinya yaitu
sebagai suatu tuntunan mengenai prinsip yang salah dan yang benar.
Islam menurut Syikh Mahmud Syaltut adalah agama Allah yanag diperintahkan untuk
mengajarkan tentang pokok-pokok serta peraturan-peraturannya kepada Nabi Muhammad
SAW dan menugaskannya untuk menyampaikan agama tersebut kepada seluruh manusia dan
mengajak mereka untuk memeluknya. Umat Islam pada dasarnya memiliki keyakinan yang
sama bahwa mereka mempercayai Tuhan Yang Maha Esa adalah Allah SWT. Dalam
pemahaman terhadap Tuhan, di dalam pemikiran umat Islam sendiri mempunyai banyak
pemahaman yang berbeda, selain itu mereka memahami bahwa Tuhan berlaku sama seperti
makhluk lainnya yang mempunyai kebutuhan biologis dan sebagainya.
Perkara tentang Tuhan secara mendasar merupakan subyek permasalahan filsafat.
Ketika kita membahas tentang hakikat alam maka sesungguhnya kita pun membahas tentang
eksistensi Tuhan. Secara hakiki, wujud Tuhan tak terpisahkan dari eksistensi alam, begitu
pula sebaliknya, wujud alam mustahil terpisah dari keberadaan Tuhan. Filsafat tidak
mengkaji suatu realitas yang dibatasi oleh ruang dan waktu atau salah satu faktor dari ribuan
faktor yang berpengaruh atas alam. Pencarian kita tentang Tuhan dalam koridor filsafat
bukan seperti penelitian terhadap satu fenomena khusus yang dipengaruhi oleh faktor
tertentu.
Tuhan yang hakiki adalah Tuhan yang disampaikan oleh para Nabi dan Rasul yakni,
Tuhan hakiki itu bukan di langit dan di bumi, bukan di atas langit, bukan di alam, tetapi Dia
meliputi semua tempat dan segala realitas wujud.Dalam konsep Islam, Tuhan disebut Allah
dan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi Yang Nyata dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan
Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi semesta alam. Islam menitik
beratkan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang Tunggal dan Maha Kuasa.Penciptaan dan
penguasaan alam semesta dideskripsikan sebagai suatu tindakan kemurahhatian yang paling
utama untuk semua ciptaan yang memuji keagungan-Nya dan menjadi saksi atas keesan-Nya
dan kuasa-Nya.
Tuhan dalam Islam tidak hanya Maha Agung dan Maha Kuasa, namun juga Tuhan
yang personal: Menurut Al-Quran, Dia lebih dekat pada manusia daripada urat nadi manusia.
Dia menjawab bagi yang membutuhkan dan memohon pertolongan jika mereka berdoa pada-
Nya. Di atas itu semua, Dia memandu manusia pada jalan yang lurus, “jalan yang diridhai-
Nya”.
Untuk lebih memperdalam mengenai pemahaman ketuhanan dalam islam, kami akan
menyajikannya lewat makalah berjudul “Konstruksi Pemahaman Ketuhanan dalam Islam”.
BAB II
PERMASALAHAN
2.1 Rumusan Masalah
1. Apa itu konstruksi pemahaman ketuhanan dalam islam ?
2. Bagaimana memahami tafsir tentang Tuhan ?
3. Bagaimana pembuktian adanya Tuhan ?
4. Bagaimana ajaran tauhid dalam islam ?
2.2 Tujuan
1. Mengetahui konstruksi pemahaman ketuhanan dalam islam.
2. Mengetahui pemahaman tafsir tentang Tuhan.
3. Mengetahui pembuktian adanya Tuhan.
4. Mengetahui ajaran tauhid dalam islam.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Rabb
Rabb adalah "Tuhan Sang Maha Pencipta", yang meciptakan keseluruhan
alam ini tidak hanya sekedar menciptakan tetapi juga di maksudkan sebagai " Sang
Maha Pemelihara". Dari sisi pengakuan,tidak hanya kaum muslimin yang mengakui
adanya Rabb.Banyak orang di dunia barat tidak secara formal beragama tetapi mereka
mengakui adanya"Dia" Tuhan Yang Maha Pencipta.
2. Malik
Dalam Al-Qur'an, kata Malik di pakai untuk menunjukan pada Tuhan yang
berkuasa mempunyai,memiliki atau merajai sesuatu. Secara kronologis, kata Malik
menduduki jabatan kedua setelah Rabb, artinya apabila Rabb itu menunjuk pada yang
berbuat aktif,maka menunjuk pada yang menguasai semua apa yang telah diperbuat-
nya tadi .karena kedua kata itu ditujukan kepada Allah SWT,maka berarti bahwa
Allah SWT itu pencipta alam dan Dia pula yang menguasainya.
3. Illah
Secara etimologis ''llaah''mempuyai arti sebagai yang disembah dengan
sebenarnya atau tidak sebenarnya.Apa saja yang disembah manusia ,dia itu llaah
namanya.Ini yang membedakan seseorang apakah muslim atau bukan.Sesorang bisa
memiliki sesembahan berhala(kaum peganis),atau api(zoraster)atau matahari dan
banyak lagi.
Sedangkan Al-ilah ialah: yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepada-
Nya, merendahkan diri di hadapannya, takut, dan mengharapkannya, kepadanya tempat
berpasrah ketika berada dalam kesulitan, berdoa, dan bertawakal kepadanya untuk
kemaslahatan diri, meminta perlindungan dari padanya, dan menimbulkan ketenangan di saat
mengingatnya dan terpaut cinta kepadanya (M.Imaduddin, 1989:56).
Meskipun segala sesuatu dapat disebut sebagai Ilah, namun Ilah yang sebenarnya
ialah Ilah yang mempunyai jabatan Robbun dan Malikun. Dengan kata lain, walaupun segala
sesuatu dapat dipertuhan dan disembah manusia, namun Tuhan yang sebenarnya yang berhak
disembah manusia ialah Tuhan pencipta dan penguasa alam semesta yaitu Allah SWT.
Imam Syafi’i membuktikan kekuasaan Allah dengan memperhatikan dari sebuah jenis
daun tumbuh-tumbuhan yang dapat berubah menjadi bermacam-macam benda, misalnya jika
dimakan oleh ulat sutera, maka akan menjadi bahan kain yang halus yaitu kain sutera. Jika
daun itu dimakan oleh sapi makan akan menjadi susu yang lezat diminum dan memiliki
manfaat yang besar untuk kesehatan kita.
Imam Hambali membuktikan ada Zat Yang Maha Kuasa dengan kejadian makhluk-
makhluk terutama manusia, yang asalnya dari setitik sperma, akhirnya setelah mengalami
proses yang ditentukan, maka jadilah manusia yang sempurna.
Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah kepada-Ku.”
Maksud dari kata menyembah di ayat ini adalah mentauhidkan Allah dalam segala
macam bentuk ibadah sebagaimana telah dijelaskan oleh Ibnu Abbas rodhiyallohu „anhu,
seorang sahabat dan ahli tafsir. Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa tujuan
penciptaan jin dan manusia di dunia ini hanya untuk beribadah kepada Allah saja.
Tidaklah mereka diciptakan untuk menghabiskan waktu kalian bermain-main dan
bersenang-senang belaka. Sebagaimana firman Allah SWT surat Al-Anbiya ayat 16-17:
َ ْ َ َ َ َّ َ ْ َ َ َ َ َ َ َّ ُ ْ َّ َ َ ْ َ َّ َ َ َّ َ ْ َ َ ْ َ َ
َ اْل ْر
َض يَوماَخلقناَالسماءَو َ ل ْوَأ َردناَأنَنت ِخذَل ْه ًواََّلتخذناه َِم ْنَلدن ِاَإنَكناَف ِاع ِل
َ َ َ َ َ
ََ اَب ْينه َماََّل ِع ِب
ي وم
Artinya : “Dan tidaklah kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara
keduanya dengan bermain-main. Sekiranya kami hendak membuat sesuatu permainan
tentulah kami membuatnya dari sisi kami. Jika kami menghendaki berbuat demikian.
Selain itu, tauhid juga adalah tujuan diutusnya beberapa rasul ke muka bumi, dalam
hal ini Allah berfirman dalam surat An-Nahl ayat 36
ُ ُ َََْ ْ َََ
اَفَك ِّلَأ َّم ٍة ََرسوَّل
ِولقدَبعثن ي
Artinya : “Dan sungguh kami telah mengutus Rosul itu”.
Makna dari ayat ini adalah bahwa para Rasul mulai dari Nabi Nuh sampai Nabi
terakhir nabi kita Muhammad shollallohu alaihi wa salam diutus oleh Allah untuk mengajak
kaumnya untuk beribadah hanya kepada Allah semata dan tidak mempersekutukanNya
dengan sesuatu apapun. Maka pertanyaan bagi kita sekarang adalah “Sudahlah kita
memenuhi seruan Rasul kita Muhammad shollallohu alaihi wa sallam untuk beribadah
hanya kepada Allah semata ataukah kita bersikap acuh tak acuh terhadap seruan
Rasulullah ini ?”
Selain itu tauhid merupakan perintah Allah yang paling utama dan pertama. Allah
berfirman dalam Q.S An-Nisa ayat 36:
ْ ْ َ ْ ْ َ اَوب ْال َوال َد ْينَإ ْح َس ًان َ
َ َش ْي ًئ ُ ْْ َ اعبد ه ْ َ
َاَو ِب ِذيَالق ْر َ َب ََوال َيت َاَم ََوال َم َس ِاكيَ ََوال َجار ِ ِ ِ هِ واَب
ِ كش واَاَّلل ََوَّلَت و
َ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ُ ْ َّ َه َّ ْ َ ْ َ ْ َّ َ ْ ْ
َ َ َ ْ
َيلَوماَملكتَأيمانكم َِإنَاَّللََّل ِ اح ِب َِبالجن ِبَوابنَالس ِب ِ ِذيَالق ْر َبَوالجارَالجن ِبَوالص
َ َ ْ َ َ ْ َ ُّ
ً اَّلَفخ
ورا ي ِحبَمنَكانَمخت
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.
Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, kerabat-karib, anak-anak yatim, orang-
orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil
dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong dan membangga-banggakan diri.”
Tauhid merupakan materi dakwah pertama para Rasul. Tauhid merupakan terminal
pertama dan langkah terawal bagi mereka-mereka yang ingin menempuh jalan kepada Allah.
Apabila tauhid wujud dalam diri seseorang secara sempurna, maka tauhid akan mencegah
seseorang itu masuk neraka.
Kedudukan Tauhid dalam Islam sangatlah fundamental, karena dari pemahaman
tentang tauhid adalah itulah keimanan seorang muslim mulai tumbuh. Konsep tauhid dalam
Islam merupakan salah satu pokok ajaran yang tidak dapat diganggu gugat dan sangat
berpengaruh terhadap keislaman seseorang. Apabila pemahaman tentang tauhid seorang
tidak kuat, maka akan goyah pula pilar-pilar keislamannya secara menyeluruh.
Tauhid adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah sebuah
sumpah akan kesetiaan dan kepercayaan yang mutlak tentang Allah Yang Maha Esa.
Dengan meyakini akan keesaan Allah, maka seseorang muslim tidak akan lagi meyakini
adanya Tuhan selain Allah sehingga seluruh hidupnya akan senantiasa dipersembahkan
hanya untuk mengabdi kepada Allah. Dengan tauhid yang kuat maka seorang muslim akan
mampu melaksanakan seluruh perintah Allah dengan keyakinan yang kuat pula. Nilai
keesaan Allah merupakan awal dari kewajiban-kewajiban manusia terhadap Tuhan Nya
tersebut. Manusia diciptakan di muka bumi ini hanya mempunyai satu tugas yaitu
menyembah Allah dengan segala bentuk ibadahnya.
Khalifah : “Wahai penggembala, juallah kepadaku seekor anak kambing dari ternakmu
itu!”.
Gembala : “Aku ini hanya seorang budak”.
Khalifah : “Katakan saja nanti kepada tuanmu,anak kambing itu telah dimakan
serigala.”
Gembala : “Kalau begitu di mana Allah?”
Amat singkat jawaban anak gembala itu “Di mana Allah?”
Bagi Khalifah Umar dan bagi kaum muslimin di kala itu umumnya, pertanyaan
sesingkat itu sudah cukup untuk menggugah dhamir, meremangkan bulu kuduk. Seakan-akan
anak gembala itu berkata: “Memang tuan, saya tidak memiliki ternak ini, bisa saja saya
tipudia tidak melihat apa yang saya lakukan di sini, tetapi bagaimana saya akan menipu
Allah! Bukankah allah meihat apa-apa yang saya perbuat, karena ia mengetahui apa yang
terbesit dalam hati seseorang dimanapun ia berada.”
Tidaklah heran, apabila waktu itu Khalifah Umar bercucuran air mata karena terharu.
Lalu beliau pergi bersama anak gembala itu menjumpai empunya yang ternak itu. Ditebusnya
kemerdekaan anak gembala dan lalu beliau berkata : “Kalimat fa ainallah inilah yang
memerdekakan kamu di dunia ini, semoga dengan kalimat itu pula akan memerdekakan kamu
di akhirat kelak.”. Demikianlah contoh pengaruh tauhid yang membentuk pribadi para kaum
muslimin dahulu mulai dari golongan elit sampai lapisan kaum awam.
Tauhid juga akan membebaskan manusia dari seribu satu macam belenggu kejahatan
duniawi. Tauhid membebaskan manusia dari penjajahan, perbudakan dan perhambaan, baik
oleh sesame manusia, maupun oleh hawa nafsu dan harta benda. Karena dengan tauhid,
manusia hanya akan menghamkan diri kepada Allah semata.
Tauhid dicapai dengan keikhlasan menyembah Allah saja. Dan sungguh tidak berdo’a
kecuali kepada Allah dan sungguh tidak memohon ampun kecuali dengan Allah tidak
bertawakal kecuali kepada-Nya dan tidak bersumpah kecuali kepadaNya dan tidak
menyembelih kecuali untuk Allah dan tidak beribadah kecuali kepada Allah, menyembah
Allah saja seperti apa yang di Firmankan oleh Allahu ta’ala : “Dan Sesungguhnya mesjid-mesjid itu
adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di
samping (menyembah) Allah.” Qs.Al Jin 18
Dan FirmanNya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus” Qs Albayyinah 5
Ini adalah kebenaran Attauhid. Allah mengkhususkan mereka dengan beribadah dan
Nabi-Nya mengkhususkan mereka dengan taat mengikuti Rasulullah Shalallahu ‘alayhi
sholaatu wassalaam. Menyembah Allah adalah hak. wajib mengkhususkan untuk-Nya yang
Maha Kuasa. Firman-Nya: “Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadat kepada-
Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukaiNya” Qs. Al-Mu’min 14
Dan Firman-Nya: “Hanya KepadaMu kami Menyembah Dan hanya KepadaMu lah kami
meohon pertolongan”. Qs. Alfatihah 5
Maka tidak berdo’a kecuali kepada Allah, dan tidak menyembah kecuali untuk Allah,
tidak bersumpah kecuali kepada Allah, tidak berpuasa kecuali kepada Allah dan seterusnya
semua ibadah kecuali hanya untuk Allah SWT.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari materi yang diuraikan mengenai ‘Konstruksi Pemahaman Ketuhanan dalam
Islam’, dapat diketahui bahwa, konstruksi yang dimaksudkan disini adalah konsep
pemahaman mengenai Tuhan. Dalam hal ini, adalah Allah Subhaanahu Wa Ta’ala sebagai
Tuhan umat islam. Ada berbagai macam teori dan keyakinan mengenai konsep mengenai
Tuhan ini sendiri. Yang menjadi inti dari itu semua adalah, keyakinan atas keberadaan Tuhan
dari masing-masing individu. Yang dapat dimunculkan dengan adanya pengamatan dan
pengkajian terhadap bukti-bukti keberadaan Tuhan. Dalam islam, banyak dikisahkan bukti-
bukti dari tanda keberadaan dan kebesaran Allah terutama di dalam Al Qur’an. Selain itu,
penalaran dan penggunaan logika dengan baik, sangat membantu dalam pengkajian dari
bukti-bukti keberadaan Allah.
4.2 Saran
Keyakinan dan pemahaman mengenai konsep ketuhanan adalah berbeda dari setiap
individu. Dengan berpedoman pada Al Qur’an dan hadits, sebaiknya kita saling menghargai
atas perbedaan dalam pemahaman mengenai konsep Ketuhanan dalam islam. Karena
keyakinan terhadap Tuhan sendiri bersifat individu. Lebih tepatnya hubungan antara manusia
dengan Sang Pencipta.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Daras Pendidikan Agama Islam di Universitas Brawijaya
https://www.kompasiana.com/masto/552e525b6ea834dd448b45c1/tauhid-dan-implementasinya
diakses 21 Agustus 2019
http://rhandrazefta.blogspot.com/2016/10/perilaku-tauhid-dalam-kehidupan-sehari.html diakses 21
Agustus 2019
https://arisawwal.wordpress.com/2011/02/12/bagaimana-cara-mencapai-mentauhidkan-allah-
subhanahu-wataala/ diakses 21 Agustus 2019
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-agama.html
https://belajargiat.id/agama/#Tujuan_Agama
https://kutukuliah.blogspot.com/2012/09/struktur-penulisan-makalah.html
http://firusdream.blogspot.com/2014/06/islam-sebagai-keyakinan-dan-islam.html
http://kita-mahasiswa.blogspot.com/2016/05/tugas-makalah-konsep-ketuhanan-dalam.html
https://sites.google.com/site/ujppai/materi-kuliah/materi-03
Iwandicipto.blogspot.com
Febrianadit.blogspot.com
Mahasiswakeren.com