Laporan 11. Titrasi Argentometri Cara Volhard
Laporan 11. Titrasi Argentometri Cara Volhard
Laporan 11. Titrasi Argentometri Cara Volhard
OLEH:
KELAS: VIA
SINGARAJA
2019
PERCOBAAN XI
I. Tujuan
a. Menentukan konsentrasi larutan NaCl melalui kadar Ag dengan cara volhard
a. Larutan KSCN 0,10 N dibuat Didapatkan padatan KSCN seberat 4,976 gram
sebanyak 500 mL secara kuantitatif
b. Larutan AgNO3 0,10 N dibuat Didapatkan padatan AgNO3 seberat 8,9536 gram
sebanyak 500 mL secara kuantitatif
Setelah dilarutkan dengan aquades, didapatkan
larutan AgNO3 yang tidak berwarna sebanyak 500
mL
d. Larutan kemudian dititrasi dengan Setelah dilakukan titrasi dengan 3 kali pengulangan
larutan KSCN. Volume titran dicatat menggunakan larutan KSCN, didapatkan larutan
(titrasi diulangi sebanyak 3 kali) yang berwarna merah kecoklatan
Volume titran yang digunakan dalam 3 kali
pengulangan titrasi
1 10 mL 10,43 mL
2 10 mL 10,41 mL
3 10 mL 10,38 mL
a. Larutan NaCl 0,1 M dibuat sebanyak Didapatkan padatan NaCl seberat 2,930 gram
500 mL
b. Larutan sampel diambil sebanyak 10 Larutan NaCl yang awalnya tidak berwarna setelah
mL dan dimasukkan ke dalam labu ditambahkan HNO3, larutannya tetap tidak berwarna
erlenmeyer dan diasamkan dengan 5
mL larutan HNO3 6 N
c. Larutan ditambahkan 25 mL larutan Larutan NaCl yang telah diasamkan HNO3 yang
AgNO3 yang telah distandarisasi awalnya tidak berwarna setelah ditambahkan
AgNO3 berubah menjadi larutan yang keruh
e. Larutan kemudian dititrasi dengan Setelah dilakukan titrasi dengan 3 kali pengulangan
menggunakan larutan KSCN yang menggunakan larutan KSCN, didapatkan larutan
konsentrasinya telah diketahui yang berwarna merah kecoklatan
f. Dicatat volume titran yang digunakan Volume titran yang digunakan dalam 3 kali
dan diulangi titrasi di atas sebanyak 3 pengulangan titrasi
kali pegulangan
Titrasi ke- Volume NaCl Volume KSCN
1 10 mL 15,82 mL
2 10 mL 15,84 mL
3 10 mL 15,85 mL
V. Pembahasan
Pada praktikum ini, digunakan titrasi argentometri untuk mengetahui penentuan titik
ekivalen berdasarkan Metode Volhard atau yang sering disebut juga reaksi balik. Metode ini
dapat dipergunakan untuk titrasi langsung perak dengan larutan standar kalium untuk
titrasi tidak langsung dari ion - ion klorida, bromida dan iodida. Dalam titrasi tidak
langsung, kelebihan dari perak nitrat standar ditambahkan dan kemudian dititrasi dengan kalium
standar, sehingga dapat ditentukan titik ekivalen bedasarkan endapan larutan jenuh yang
terbentuk dari perak tiosianat berwarna merah pekat dan ion Fe3+ sebagai indikatornya.
Penentuan konsentrasi analit ion pada larutan standar NaCl dengan teknik titrasi argentometri
dapat dilakukan dengan beberapa tahapan, diantaranya yaitu:
Pembuatan Larutan Standar KSCN 0,1 N
N=nxM
M = N/n
M = 0,1 M
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 × 1000
[𝐾𝑆𝐶𝑁] =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑚𝐿) × 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 × 1000
0,1 𝑀 =
500 𝑚𝐿 × 97,19 𝑔/𝑚𝑜𝑙
Jadi, secara teoritis massa KSCN yang ditimbang adalah 4,8595 gram. Namun secara praktik
massa KSCN yang ditimbang adalah 4,976 gram. Setelah kristal KSCN ditimbang, kemudian
ditambahkan aquades sebanyak 500 mL dan selanjutnya diaduk hingga bersifat homogen.
Berdasarkan massa yang diperoleh pada saat penimbangan, maka normalitas KSCN adalah
sebagai berikut.
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 × 1000
[𝐾𝑆𝐶𝑁] =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑚𝐿) × 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟
[𝐾𝑆𝐶𝑁]= 0,10 M
N=nxM
N = 1 ekiv/mol x 0,10 M
N = 0,10 N
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh larutan homogen yang tidak berwarna. Selanjutnya
larutan ini akan digunakan untuk standarisasi larutan AgNO3 untuk titrasi penentuan kadar NaCl.
N=nxM
M = N/n
M = 0,1 M
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 × 1000
[Ag𝑁𝑂3 ] =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑚𝐿) × 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 × 1000
0,1 𝑀 =
500 𝑚𝐿 × 169,868 𝑔/𝑚𝑜𝑙
Jadi, secara teoritis massa AgNO3 yang ditimbang adalah 8,4934 gram. Namun secara praktik
massa AgNO3 yang ditimbang adalah 8,9536 gram. Setelah kristal AgNO3 ditimbang, kemudian
ditambahkan aquades sebanyak 500 mL dan selanjutnya diaduk hingga bersifat homogen.
Berdasarkan massa yang diperoleh pada saat penimbangan, maka normalitas AgNO3 adalah
sebagai berikut.
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 × 1000
[𝐴𝑔𝑁𝑂3 ] =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑚𝐿) × 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟
[𝐴𝑔𝑁𝑂3 ]= 0,105 M
N=nxM
N = 1 ekiv/mol x 0,105 M
N = 0,105 N
Larutan AgNO3 distandarisasi dengan larutan standar primer KSCN 0,10 N. Tahap pertama yang
dilakukan dengan memasukan 10,0 mL larutan AgNO3 kedalam erlenmeyer kemudian
ditambahkan 5,0 mL HNO3 pekat (65%).
Berdasarkan hasil pengamatan setelah ditambahkan 5,0 mL HNO3 pekat, larutan tidak
mengalami perubahan warna (tetap bening). Adapun tujuan dari penambahan HNO3 adalah
untuk menghalangi pengendapan dari kation-kation lain yang menyebabkan kesalahan titrasi.
Kemudian kedalam larutan ditambahkan 2,0 mL nitrobenze. Berdasarkan hasil pengamatan,
terbentuk gumpalan-gumpalan seperti lemak berwarna kuning yang tidak larut dalam larutan.
Tujuan dari penambahan nitrobenzene adalah untuk menggumpalkan endapan yang terbentuk
sehingga tidak terjadi pengendapan bertingkat. Kemudian dilanjutkan dengan penambahan
indikator ferri amonium sulfat 0,5 M. Untuk membuat indikator ferri amonium sulfat 0,5 M
ditimbang sebanyak 4,9017 gram kristal ferri amonium sulfat. Adapun perhitungannya adalah
sebagai berikut :
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 × 1000
[Fe(𝑁𝐻4 )2 (𝑆𝑂4 )2 . 12𝐻2 O] =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑚𝐿) × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 × 1000
0,5 M =
25 𝑚𝐿 × 392,14 𝑔/𝑚𝑜𝑙
Reaksi tesebut hatus berlangsung dalam suasana asam, karean jika reaksi berlangsung dalam
suasana basa maka mudah terbentuk Fe(OH)3. Untuk membuat suasana asam tesebut maka HNO3
ditambahkan.
1 10 mL 10,43 mL
2 10 mL 10,41 mL
3 10 mL 10,38 mL
Sehingga konsentrasi AgNO3 dari standarisasi dengan KSCN dapat ditentukan melalui
perhitungan berikut:
N AgNO3 = 0,1043 N
0,10 N x 10,41 mL
N AgNO3 = 10,00 𝑚𝐿
N AgNO3 = 0,1041 N
0,10 N x 10,38 mL
N AgNO3 = 10,00 𝑚𝐿
N AgNO3 = 0,1038 N
Jadi, massa NaCl yang ditimbang untuk membentuk larutan NaCl 0,1 M adalah 2,925 gram.
Massa NaCl hasil penimbangan adalah sebesar 2,930 gram dan terjadi selisih massa sebesar
0,0005. Untuk memastikan konsentrasi NaCl hasil penimbangan tidak banyak berubah, maka
dilakukan perhitungan ulang konsentrasi NaCl hasil penimbangan, yaitu:
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
[𝑁𝑎𝐶𝑙] = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟 𝑥 𝑉
2,930 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑔
58,5 𝑥 0,5 𝐿
𝑚𝑜𝑙
[𝑁𝑎𝐶𝑙] = 0,100 M
Selanjutnya, disiapkan 3 buah labu erlenmeyer dan masing-masing labu diisi dengan 10
mL NaCl. Kemudian masing-masing labu ditambahkan dengan 5,0 mL HNO3 pekat dan
berdasarkan hasil pengamatan, larutan tetap bening tidak berwarna. Selanjutnya, larutan
ditambahkan dengan 25,0 mL AgNO3, larutan berubah warna menjadi putih susu. Kemudian
ditambahkan dengan 2,0 mL nitrobenzena, larutan berwarna putih susu dan terlihat ada
larutan berwarna kuning yang tidak bercampur dengan larutan putih susu. Larutan kemudian
ditambahkan dengan 1,0 mL indikator ferri ammonium sulfat (Fe(NH4)2(SO4)2.12H2O) 0,5
M dan setelah diamati, larutan tidak mengalami perubahan warna. Larutan berwarna putih
susu ini kemudian dititrasi dengan titran adalah larutan KSCN 0,10 N. Dalam percobaan ini,
10 mL NaCl direaksikan dengan AgNO3 0,1040 N sebanyak 25 mL dan menghasilkan
endapan berwarna putih (berwarna putih susu). Adapun reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut:
AgNO3 dibuat berlebih, sehingga sisa dari AgNO3 yang bereaksi dengan Cl- bereaksi
dengan KSCN yang diteteskan. Pada awal penambahan, terbentuk endapan putih AgSCN,
tapi setelah Ag+ sisa telah habis bereaksi, kelebihan sedikit KSCN menyebabkan ion SCN-
bereaksi dengan Fe3+ dari ferri ammonium sulfat membentuk kompleks [Fe(SCN)6]3- yang
berwarna merah. Setelah terjadi perubahan warna dari putih menjadi merah, berarti titik
ekivalen telah tercapai dan titrasi segera dihentikan. Dari titrasi yang dilakukan diperoleh
data volume KSCN yang habis digunakan adalah sebagai berikut:
Titrasi ke- Volume NaCl Volume KSCN
1 10 mL 15,82 mL
2 10 mL 15,84 mL
3 10 mL 15,85 mL
Dari data diatas, konsentrasi NaCl dapat ditentukan melalui perhitungan berikut:
NNaCl = 0,1582 N
Adapun perhitungan untuk menentukan konsentrasi ion klorida dalam sampel (dalam
Normalitas dan gram/liter) adalah sebagai berikut:
m ekiv Ag+ = N AgNO3 x V AgNO3
= 0,1040 N x 25,0 mL
= 2,6 m ekiv
m ekiv SCN- = N KSCN x V KSCN
= 0,10 N x 15,82 mL
= 1,582 m ekiv
m ekiv Cl- = m ekiv Ag+ - m ekiv SCN-
= 2,6 m ekiv - 1,582 m ekiv
= 1,018 m ekiv
N Cl- = 1,018 m ekiv/10 mL
= 0,1018 N atau 0,1018 M
Dalam gram/liter = M Cl- x Massa molar Cl
= 0,1018 mol/liter x 35,5 gram/mol
= 3,6139 gram/liter
NNaCl = 0,1584 N
Adapun perhitungan untuk menentukan konsentrasi ion klorida dalam sampel (dalam
Normalitas dan gram/liter) adalah sebagai berikut:
m ekiv Ag+ = N AgNO3 x V AgNO3
= 0,1040 N x 25,0 mL
= 2,6 m ekiv
m ekiv SCN- = N KSCN x V KSCN
= 0,10 N x 15,84 mL
= 1,584 m ekiv
m ekiv Cl- = m ekiv Ag+ - m ekiv SCN-
= 2,6 m ekiv - 1,584 m ekiv
= 1,016 m ekiv
N Cl- = 1,016 mekiv/10 mL
= 0,1016 N atau 0,1016 M
Dalam gram/liter = M Cl- x Massa molar Cl
= 0,1016 mol/liter x 35,5 gram/mol
= 3,6068 gram/liter
Diketahui volume KSCN = 15,85 mL
N KSCN = 0,10 N
Volume NaCl = 10,0 mL
Pada titik akhir titrasi:
m ekiv KSCN = m ekiv NaCl
NKSCN x VKSCN = NNaCl x VNaCl
0,10 N x 15,85 mL = NNaCl x 10,00
0,10 N x 15,85 mL
NNaCl = 10,00 mL
NNaCl = 0,1585 N
Adapun perhitungan untuk menentukan konsentrasi ion klorida dalam sampel (dalam
Normalitas dan gram/liter) adalah sebagai berikut:
m ekiv Ag+ = N AgNO3 x V AgNO3
= 0,1040 N x 25 mL
= 2,6 m ekiv
m ekiv SCN- = N KSCN x V KSCN
= 0,10 N x 15,85 mL
= 1,585 m ekiv
m ekiv Cl- = m ekiv Ag+ - m ekiv SCN-
= 2,6 m ekiv - 1,585 m ekiv
= 1,015 m ekiv
N Cl- = 1,015 mekiv/10 mL
= 0,1015 N atau 0,1015 M
Dalam gram/liter = M Cl- x Massa molar Cl
= 0,1015 mol/liter x 35,5 gram/mol
= 3,60325 gram/liter
Jadi konsentrasi rata-rata dari NaCl adalah:
0,1582 N +0,1584 N+0,1585 N
= 3
Kadar konsentrasi NaCl yang diperoleh setelah titrasi adalah 0,10 𝑁 atau 0,10 M
dengan konsentrasi ion Cl- 0,1016 N atau 0,1016 M dalam 3,607 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟.
VI. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Metode
Volhard menggunakan ion Fe3+, untuk membentuk sebuah kompleks yang
berwarna dengan ion tiosianat, ion SCN-. Metode Volhard didasari oleh
pengendapan perak tiosisanat dalam larutan asam nitrit, dengan ion besi (III)
digunakan untuk mendeteksi kelebihan ion tiosianat. Titik akhir tirasi
dinyatakan dengan indikator ion Fe3+ yang dengan ion SCN- berlebih
menghasilkan kompleks berwarna merah. Titik akhir tirasi dinyatakan dengan
indikator ion Fe3+ yang dengan ion SCN- berlebih menghasilkan kompleks
berwarna merah dengan hasil akhir yang didapatkan bahwa konsentrasi NaCl yang
diperoleh dengan titrasi argentometri dengan cara Volhard adalah 0,10 𝑁 atau 0,10 M
dengan konsentrasi ion Cl- 0,1016 N atau 0,1016 M dalam 3,607 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟.
VII. Pertanyaan
1. Tuliskan seluruh persamaan reaksi yang terjadi untuk prosedur titrasi di atas!
Jawab :
Pada saat KSCN sebagai titran dan larutan Fe3+ sebagai indikator. Sampai
dengan titik ekuivalen reaksi yang terjadi antara titran dengan Ag membentuk
endapan putoh yaitu :
N=nxM
M = N/n
M = 0,1 N/1 ekiv/mol
M = 0,1 M
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 × 1000
[Ag𝑁𝑂3 ] =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑚𝐿) × 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 × 1000
0,1 𝑀 =
500 𝑚𝐿 × 169,868 𝑔/𝑚𝑜𝑙
Selamat, I Nyoman, dan I Gusti Lanang Wiratma 2004. Penuntun Praktikum Kimia
Analitik. Singaraja : Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan MIPA
IKIP Negeri Singaraja
Chrsitian, Gary.D. 2004. Analytical Chemistry. United States of America. John Miley
& Sons,Inc.
Vogel, A. I. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta : PT.
Kalman Media Pustaka.