Tahapan-Tahapan Pemilihan Alat Berat Dalam Proyek Konstruksi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 1

MANAJEMEN PERALATAN KONSTRUKSI

Disusun oleh:

Fahrur Ihza Insani (17511071)

PRODI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA 2019
TAHAPAN-TAHAPAN PEMILIHAN ALAT BERAT DALAM PROYEK
KONSTRUKSI

Dalam pelaksanaan sebuah proyek konstruksi, pemilihan alat berat yang akan
digunakan dalam proyek sangatlah penting. Hal ini demi berlangsungnya pekerjaan yang efektif
dan efisien dalam menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan selama proyek berlangsung.
Ketepatan dalam pemilihan jenis dan jumlah alat berat akan memberi pengaruh besar pada
pengeluaran dana proyek serta durasi pengerjaan proyek itu sendiri. Oleh karena itu, beberapa
faktor penting harus menjadi pertimbangan sebelum melakukan pemilihan alat berat. Berikut
adalah 9 faktor yang dapat dijadikan acuan dalam pemilihan alat berat.

1. Fungsi yang harus dilaksanakan. Alat berat dikelompokkan berdasarkan fungsinya


dalam pelaksanaan proyek. Fungsi-fungsi tersebut seperti menggali, mengangkut,
meratakan, mendorong, dan sebagainya. Maka dari itu dibutuhkan survey langsung
secara mendalam pada lokasi proyek untuk mengumpulkan data-data yang menjadi
acuan dalam pemilihan jenis-jenis alat berat yang akan digunakan. Setelah didapatkan
data-data dari peninjauan di lokasi proyek, maka pemilihan jenis alat berat pun dapat
dilakukan berdasarkan pekerjaan yang harus dilakukan pada proyek.
2. Kapasitas alat berat. Pada pemilihan alat berat juga harus diperhatikan kapasitas dari
alat berat tersebut. Kapasitas alat berat adalah kemampuan alat berat dalam melakukan
pekerjaan sesuai fungsinya. Untuk menentukan seberapa kapasitas alat berat yang
dibutuhkan dalam suatu proyek, maka perlu dilakukan perhitungan volume pekerjaan
yang harus dilakukan menggunakan alat berat tersebut di lokasi proyek. Hal-hal itu
dapat meliputi volume tanah pada pekerjaan tanah, seperti volume tanah yang harus
digali, dipindahkan, ataupun diletakkan pada lokasi proyek. Selain volume tanah, ada
juga contoh lain seperti lebarnya suatu jalan yang akan diratakan dan membutuhkan
tamping roller untuk meratakan aspal di permukaan jalan. Berat dari material-material
yang harus diangkat menggunakan crane pada proyek bangunan bertingkat juga perlu
diperhatikan untuk menentukan kapasitas crane yang harus dibangun untuk
mengangkut material-material tersebut. Sedangkan pada pekerjaan pondasi, maka
kapasitas dari alat berat bergantung pada jenis pondasi yang akan digunakan pada
proyek tersebut.
3. Cara pengoperasian. Pemilihan alat berat juga ditentukan berdasarkan cara
mengoperasikan alat berat tersebut pada lokasi proyek. Cara pengoperasian alat berat
yang dimaksud di sini adalah mobilitas dari alat gerak itu sendiri. Contohnya seperti:
a. Arah gerak dari alat berat tersebut apakah harus bergerak secara horizontal / vertikal
ataupun keduanya.
b. Jarak bergeraknya alat berat tersebut di lokasi proyek juga patut jadi pertimbangan
dalam pemilihan jenis alat berat yang akan digunakan, hal ini disebabkan karena
tidak semua jenis alat berat mudah dan ideal untuk digunakan dalam jarak yang
lumayan jauh untuk ditempuh oleh alat berat tersebut.
c. Kecepatan, setelah mengukur jarak pergerakan dari alat berat, maka hal berikutnya
yang harus dipertimbangkan adalah kecepatan, karena kecepatan dari setiap alat
berat berbeda-beda menurut jenis dan ukurannya.
d. Frekuensi gerakan. Setiap alat berat memiliki batasan dalam melakukan
pekerjaannya di lapangan. Batasan-batasan tersebut akan berbeda pada setiap merk
ataupun tipe alat berat yang berjenis sama karena setiap tipe sudah pasti memiliki
spesifikasi masing-masing.
4. Pembatasan dari metode yang digunakan. Dalam berlangsungnya sebuah proyek, pasti
terdapat kebijakan-kebijakan tertentu yang membatasi pekerjaan proyek tersebut dan
berpengaruh pada pemilihan jenis alat berat yang dapat digunakan. Hal itu seperti,
peraturan-peraturan lalu-lintas yang terdapat sepanjang jalan tempat melintasnya alat
berat pada saat pemindahan alat berat menuju lokasi proyek ataupun kebijakan-
kebijakan yang berlaku pada lokasi proyek yang membatasi penggunaan alat berat.
Metode-metode konstruksi yang digunakan dalam pelaksanaan proyek juga
menentukan jenis alat berat yang diperlukan. Sehingga berbeda metode dan kebijakan
dalam proyek akan berbeda pula jenis-jenis alat berat yang digunakan.
5. Ekonomi. Faktor ekonomi adalah faktor penting dan menjadi penentu utama dalam
pemilihan jenis alat berat. Tanpa tersedianya biaya untuk menghadirkan alat berat di
lokasi proyek, maka segala jenis pertimbangan akan sia-sia. Biaya-biaya tersebut
meliputi biaya investasi apabila ingin membeli alat berat yang mana akan
menguntungkan perusahaan secara jangka panjang, biaya sewa juga sangat menentukan
jenis alat berat yang dapat digunakan apabila perusahaan belum mampu atau belum
butuh membeli alat berat. Selain biaya untuk menghadirkan alat berat, biaya operasional
dan pemeliharaan selama alat berat digunakan di lokasi proyek juga sangat penting
untuk dipertimbangkan.
6. Jenis proyek. Setiap jenis proyek membutuhkan alat berat yang berbeda-beda. Jenis-
jenis proyek yang akan membedakan pada pemilihan jenis alat berat adalah proyek
gedung, jembatan, pelabuhan, jalan raya, bendungan, ataupun irigasi. Perbedaan jenis
pekerjaan tersebut akan sangat membedakan jenis alat berat yang cocok pada masing-
masing proyek tersebut.
7. Lokasi proyek. Setiap proyek akan dilaksanakan pada lokasi-lokasi yang berbeda.
Perbedaan lokasi tersebut tidak selalu terletak pada kondisi yang sama, terkadang suatu
proyek perlu dilaksanakan pada lokasi yang tidak mudah dijangkau seperti dataran
tinggi, daerah pedalaman, dan daerah yang sulit memiliki akses jalan untuk
memindahkan alat-alat berat. Oleh karena itu hal ini akan sangat menentukan perbedaan
jenis dan ukuran dari alat berat yang dapat digunakan pada lokasi proyek tersebut.
8. Jenis dan daya dukung tanah. Perbedaan jenis tanah yang berbeda pada setiap lokasi dan
perbedaan daya dukungnya pada setiap kedalaman akan menjadi tolak ukur untuk
memilih jenis alat berat yang digunakan. Karena tidak setiap tanah mampu menahan
beban dari alat berat yang melintas di atasnya. Maka dari itu sangat penting untuk
meninjau daya dukung tanah pada lokasi proyek sebelum melakukan pengadaan alat
berat.
9. Kondisi lapangan. Luas area proyek dan kondisi lingkungan sekitar proyek sangat
penting untuk dipertimbangkan dalam pemilihan jenis alat berat yang akan digunakan
selama proyek berlangsung. Luas area proyek dapat menjadi acuan dalam pemilihan
ukuran alat berat yang akan digunakan agar tidak menyulitkan pengoperasian alat berat
dan menggaggu pekerjaan lainnya yang dilakukan pada waktu yang sama. Kondisi
lingkungan di sekitar proyek juga harus diperhatikan agar penggunaan alat berat tidak
mengganggu pemukiman ataupun berdampak kerusakan terhadap lingkungan sekitar
proyek.
JENIS-JENIS ALAT BERAT & LINGKUP PEKERJAANNYA

Alat berat untuk pekerjaan konstruksi dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan ruang
lingkup pekerjaannya, seperti:

1. Peralatan pekerjaan tanah.


a. Excavator.
Alat ini adalah jenis alat berat yang paling umum dan paling sering digunakan untuk
pekerjaan tanah dalam suatu proyek konstruksi. Excavator dapat bekerja untuk
berbagai macam pekerjaan tanah seperti menggali, mendorong, dan mengangkut.
Ukuran dan tipenya juga sangat beragam mulai dari yang kecil hingga besar serta
jenisnya juga bermacam-macam mulai dari yang beroda karet untuk medan ringan
hingga yang beroda besi untuk medan berat dengan kontur tanah curam, karena
itulah alat ini menjadi alat yang paling sering diandalkan untuk melakukan
pekerjaan tanah berat pada setiap proyek konstruksi.

b. Bulldozer.
Mesin pendorong dengan tenaga besar ini sangat sering digunakan untuk
mendorong material tanah dengan volume yang lumayan besar dan beban yang
cukup berat. Karena kemampuan mendorongnya yang besar, bulldozer juga sering
digunakan untuk menghancurkan serta meratakan lokasi proyek dari bangunan-
bangunan lama yang sudah tidak diperlukan lagi. Alat berat ini tidak efektif untuk
melakukan perjalanan yang menempuh jarak lumayan jauh, serta tidak memiliki
kemampuan jelajah sefleksibel excavator yang dapat merambat hingga permukaan
tanah dengan kontur ekstrim. Selain itu, bulldozer hanya dapat memindahkan
material dari satu titik ke titik lainnya. Untuk mengangkat material ke dalam dump
truck maka dibutuhkan excavator.
c. Backhoe
Backhoe adalah alat berat yang digunakan untuk melakukan pekerjaan penggalian
yang letaknya di bawah kedudukan backhoe itu sendiri. Fungsi backhoe sama
seperti dragline dan clamshell, namun backhoe dapat menggali dengan kedalaman
yang jauh lebih teliti, juga bisa digunakan sebagai alat pemuat. Fungsi umum
Backhoe Loader adalah melakukan penggalian, pembuatan parit, penimbunan
kembali, dan penanganan material. Alat berat ini dapat digunakan pada konstruksi
umum, penghancuran, penggalian, pembuat lanskap, pemecah aspal dan pengerasan
jalan.

d. Vibrating Roller.
Alat berat vibrating Roller adalah alat berat yang digunakan untuk pemadatan tanah
yang menggabungkan antar tekanan dan getaran. Alat berat ini mempunyai efisiensi
pemadatan yang baik dan sangat cocok sekali digunakan untuk pekerjaan
pemadatan. Terdapat tonjolan-tonjolan di alat berat jenis ini, hal ini berfungsi untuk
memadatkan tanah lebih bagus lagi. Ada tiga faktor tanah yang perlu diperhatikan
dalam proses pemadatan vibrating roller yaitu frekuensi getar, amplitudo getar, dan
gaya sentimental. Alat ini juga memiliki berbagai pilihan ukuran, mulai dari yang
besar hingga yang sangat kecil (portable).
e. Pneumatic Tired Roller
Alat ini biasa juga disebut dengan Universal Compactor, roda-roda penggilasnya
terdiri dari ban karet yang dipompa (pneumatic). Penggilas dengan ban ini memiliki
ciri khusus dengan adanya kneading effect, dimana air dan udara dapat ditekan
keluar (pada tepi-tepi ban) yang segera akan menguap pada keadaan udara yang
kering, kneading effect ini sangat membantu dalam usaha pemampatan bahan-bahan
yang banyak mengandung lempung atau tanah liat. Oleh karena itu area pekerjaan
perlu dibersihkan dari benda-benda tajam yang dapat merusak roda. Susunan dari
roda depan dan roda belakang selang-seling sehingga bagian yang tidak tergilas oleh
roda bagian depan maka akan digilas oleh roda bagian belakangnya.
2. Peralatan Pondasi
a. Pile Driver Hammer.
Pile driver merupakan alat yang digunakan dalam pemasangan tiang pancang ke
dalam permukaan tanah. Umumnya,pile driver digunakan pada suatu pembangunan
konstruksi ketika sedang membuat struktur bagian bawah yakni pondasi. Pile driver
sendiri memiliki berbagai jenis diantaranya diesel hammer, vibratory pile driver,
hydraulic hammer dan hydraulic press-in. Diesel hammer merupakan pemancang
dengan mesin diesel. Kelemahan dari diesel hammer adalah suara dan getaran yang
cukup keras dan dapat mengganggu. Sedangkan, vibratory pile driver merupakan
alat pemancangan yang digunakan pada tanah granular. Tanah ini umumnya
merupakan pasir, kerikil, batuan dan memiliki sifat-sifat teknis yang baik. Lalu,
hydraulic hammer merupakan alat pemancang yang menggunakan sistem hidrolik
pada dongkrak mobil, biasanya untuk menanam tiang pancang atau spun pile.
Kemudian hydraulic press in merupakan alat pancang dengan tenaga hydraulic
dan dikhususkan untuk mengurangi getaran dan suara yang ditimbulkan. Umumnya,
alam menentukan alat pemancangan pondasi. Ini juga yang akan melihat permukaan
tanah untuk ditempatkan tiang pancang. Lalu, akan dilihat bagaimana efisiensi
penggunaan alat terhadap waktu yang dihasilkan saat melakukan pengeboran.

3. Peralatan Pengangkutan Material


a. Tower Crane.
Menurut buku “pemindahan tanah mekanis” yang diterbitkan oleh gunadarma,
Crane adalah alat berat yang umumnya digunakan untuk mengangkat atau
memindahkan material dari tempat asal ke tempat yang lebih tinggi atau lebih
rendah juga dapat untuk mengisi atau membongkar muatan dengan perantaraan
selling atau wire rope. Tower Crane adalah suatu alat bantu yang ada hubungannya
dengan akses bahan dan material konstruksi dalam suatu proyek. Bila dijabarkan
lebih lanjut, fungsinya lebih dekat terhadap alat mobilisasi vertikal-horisontal yang
amat sangat membantu didalam pelaksanaan pekerjaan struktur. Berbeda dengan
jenis-jenis alat berat dalam proyek konstruksi lainnya, Tower Crane tidak
didatangkan dengan cara dipindahkan dari lokasi lain menuju lokasi proyek. Tetapi
Tower Crane harus didirikan secara langsung di lokasi proyek dengan cara dirakit
per tiap bagiannya dan dibongkar kembali pada saat masa penggunaannya usai atau
proyek telah selesai dibangun.

b. Truck Crane
Truck crane adalah merupakan salah satu jenis pesawat angkat modern pada saat
ini. Truck crane dipergunakan untuk memindahkan bahan-bahan, alatalat ataupun
beban di lapangan pada industri-industri atau pabrik-pabrik, areal pembangunan dan
sebagainya. Truck crane hanya mengangkat beban-beban dalam jumlah besar dan
dalam jarak yang sangat terbatas. Artinya penggunaan truck crane sebagai alat
pengangkat dan pemindahan beban pada umumnya digunakan di tempat-tempat atau
di area-area yang membutuhkan dimensi cukup luas, dikarenakan dimensi dari truck
crane itu sendiri cukup besar karena itu penggunaan truck crane sangat terbatas.
c. Dump Truck
Dump truck adalah salah alat-alat dalam dunia konstruksi. Fungsinya adalah
mengangkut material lepas (seperti pasir, kerikil atau puing-puing hancuran
bangunan) untuk konstruksi. Dengan sistem hidrolik yang dimiliki, dump truck
mampu dengan efisien menuangkan atau meumpahkan muatan di dalam bak truck
ke tempat yang diinginkan. Alat ini membuat pemindahan material konstruksi
berlangsung dengan lebih cepat dan efektif dengan menghemat SDM yang dipakai.
Pengguaan alat-alat dalam dunia konstruksi seperti dump truck ini bisa untuk
berbagai keperluan konstruksi, seperti jalan, jembatan maupun bangunan
perumahan. Dalam sejarahnya, dump truck atau orang menyebutnya truk terbalik
ditemukan pertama kali di Eropa di akhir abad 19.Hingga kini, dump truck
merupakan alat konstruksi penting tak tak boleh dihilangkan keberadaannya hingga
proses konstruksi berjalan lebih cepat dan efisien.Saat ini, hampir semua dump truck
sudah beroperasi dengan sistem hidraulik dan memiliki berbagai konfigurasi
tertentu yang sengaja dirancang untuk memenuhi tugas spesifik dalam rantai suplai
bahan konstruksi.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ruang-sipil.com/2018/02/9-faktor-yang-mempengaruhi-pemilihan.html

https://www.kumpulengineer.com/2014/04/pemilihan-alat-berat-pada-pekerjaan.html

https://indoprecast.com/mengenal-9-alat-alat-yang-dibutuhkan-dalam-konstruksi/

http://seputarpengertian.blogspot.com/2019/06/pengertian-bulldozer-serta-kegunaan-dan-
bagiannya.html

http://lrtjabodebek.com/alat-untuk-memasang-tiang-pancang-dalam-pembuatan-pondasi-lrt-
jabodebek/

https://www.situstekniksipil.com/2017/11/definisi-tower-crane-bagian-bagian.html

http://fungsialat.blogspot.com/2017/02/fungsi-alat-berat-pneumatic-tired-roller.html

http://alat-berat07.blogspot.com/2016/04/pengertian-backhoe-loader-jenis-dan.html

Anda mungkin juga menyukai