Satuan Acara Penyuluhan Adl
Satuan Acara Penyuluhan Adl
Satuan Acara Penyuluhan Adl
Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Sofia Erfiani (10215002)
2. Fitriah Nurul Hidayah (10215010)
3. Arifatus Sadiyah (10215011)
4. Wildan Yoga S. (10215018)
5. Aldilla Nur Sukma T (10215020)
6. Richard Abdul Azis (10215028)
7. Muhamad Rohyan G.N. (10215030)
8. Arvina Umaiya Zahro (10215041)
9. Sagita Arisandy (10215042)
10. Sindy Septikasari (10215051)
11. Leander Ekasakti Y. (10215068)
A. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik : aktifitas sehari-hari / ADL dalam keperawatan jiwa
2. Sasaran : peserta posyandu jiwa
3. Metode : Ceramah dan Tanya jawab
4. Media : Pamflet dan Leaflet
5. Waktu dan tempat :
a. Hari :
b. Tanggal :
c. Jam : 08.40 WIB - selesai.
d. Waktu : 30 menit
e. Tempat : Posyandu Jiwa
B. Latar Belakang
Pemenuhan aktivitas sehari-hari pada pasien gangguan jiwa di lingkup
komunitas didapati bahwa perawatan diri pasien dengan gangguan jiwa khususnya
skizofrenia di rumah menunjukkan dari 32 responden didapatkan 12 (38%) berada
dalam kategori ketergantungan ringan, 9 (28%) dalam kategori ketergantungan
sedang, 4 (13%) berada dalam kategori ketergantungan berat, 4 (13%) berada pada
kategori ketergantungan total dan 3 (9%) berada dalam kategori mandiri.
Penurunan kemandirian dalam perawatan diri yang terjadi pada pasien gangguan
jiwa sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa pada pasien gangguan jiwa akan
mengalami penurunan kemandirian dalam perawatan diri akibat dari adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari
menurun. Keliat, Manajemen Kasus Gangguan Jiwa, (Jakarta: EGC, 2012).
Teori lain yang sejalan adalah teori Hawari yang menyatakan bahwa pada
pasien gangguan jiwa akan mengalami perubahan proses pikir yang menyebabkan
kemunduran dalam menjalani kehidupan sehari-hari, hal ini ditandai dengan
hilangnya motivasi dan tanggung jawab. Selain itu pasien cenderung apatis,
menghindari kegiatan dan mengalami gangguan dalam penampilan. Perubahan
proses pikir ini juga akan menimbulkan penurunan kemampuan untuk melakukan
aktivitas sehari-hari seperti perawatan diri yang akhirnya akan berdampak pada
ketidakmampuan berfungsi secara optimal baik di rumah, di sekolah, di kampus, di
tempat kerja maupun di lingkungan sosialnya. Penurunan kemandirian dalam
perawatan diri pada pasien gangguan jiwa juga dapat terjadi karena adanya
kerusakan hipotalamus yang membuat seseorang kehilangan mood dan motivasi
sehingga pasien akan malas melakukan sesuatu.
Kurangnya kemampuan dalam melakukan ADL adalah akibat dari
penurunan kemampuan realitas yang menyebabkan ketidakpedulian terhadap diri
dan lingkungannya. Selain itu, kurangnya dukungan keluarga dalam hal pelatihan
ADL kepada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa juga merupakan
faktor penyebab kurangnya ADL, seringkali keluarga menyerahkan pengobatan
sepenuhnya kepada pihak rumah sakit. Depkes RI, Riset Kesehatan Dasar
(RIKESDAS) 2007, (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan RI).
Davison menjelaskan bahwa para teoris terdahulu menganggap hubungan
keluarga, terutama antara ibu dan anak laki-laki, sebagai hal penting dalam
terjadinya gangguan jiwa khususnya skizofrenia. Pada satu saat pandangan tersebut
sangat banyak dianut sehingga istilah Ibu Skizofrenogenik diciptakan bagi ibu
yang tampak dingin dan dominan, serta selalu menciptakan konflik, yang dianggap
menyebabkan skizofrenia atau gangguan juwa lain pada anaknya. Para ibu tersebut
memiliki karakter menolak, terlalu melindungi, mengorbankan diri sendiri, tidak
tergerak oleh perasaan orang lain, kaku dan moralistik terhadap seks, dan takut
terhadap keintiman. Berdasarkan temuan ini telah dikembangkan sejumlah
intervensi keluarga.
Pendekatan secara menyeluruh untuk pasien penderita gangguan jiwa
sangatlah dibutuhkan untuk kesembuhannya. Hal ini bertujuan memberikan
treatmen atau terapi dari berbagai sisi yang pada akhirnya akan menampakkan hasil
ke arah positif. Selain pendekatan dari sisi medis, dengan pemberian obat-obatan
secara rutin, juga dilakukan pendekatan psikososial yaitu ketrampilan merawat diri.
Dengan memberikan aktivitas-aktivitas positif, pasien mendapatkan pembelajaran
tentang perilaku dan aktivitas sehari-hari melalui Activity of Daily Living (ADL),
untuk meningkatkan ketrampilan merawat diri, sehingga mereka mampu mandiri
dalam kesehariannya. Aubin, Stip, Gelinas, Rainville & Chapparo, “Daily
Funvtioning and informationprocessing skills among personns with
schizophrenia”, dalam journal of psychiatryonlie, 2009.
C. Tujuan instruksional
a. Umum
Setelah mengikuti penyuluhan tentang Aktifitas Sehari-Hari (Activity of Daily
Living/ADL) ini diharapkan peserta posyandu mengetahui informasi lebih
tentang Aktifitas Sehari-Hari (Activity of Daily Living/ADL) yang dapat atau
bisa dilakukan.
b. Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan tentang Aktifitas Sehari-Hari (Activity of Daily
Living/ADL) ini diharapkan perserta mampu menjelaskan :
1) Pengertian ADL
2) Macam- macam ADL
3) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ADL.
D. Pengorganisasian
a. Penyaji : Muhamad Rohyan G.N.
Richard Abdul Azis
b. Moderator : Sagita Arisandy
c. Notulen : Aldilla Nur Sukma T.
d. Dokumentasi : Sofia Erfiani
e. Vasilitator : Arifatus Sa’diyah,
Leander Ekasakti Y
Sindy Septikasari,
Fitriah Nurul Hidayah
Arvina Umaiya Zahro
f. Observer : Wildan Yoga S. .
1. Pengertian ADL
ADL (Activity of Daily Living) adalah kegiatan melakukan pekerjaan
rutin sehari-hari. ADL merupakan aktivitas pokok pokok bagi perawatan
diri. ADL meliputi antara lain : ke toilet, makan, berpakaian (berdandan),
mandi, dan berpindah tempat . (Hardywinito& Setiabudi, 2005).
Sedangkan menurut Brunner&Suddarth (2002) ADL adalah aktifitas
perawatan diri yang harus pasien lakukan setiap hari untuk memenuhi
kebutuhan dan tuntutan hidup sehari-hari .
ADL adalah ketrampilan dasar dan tugas okupasional yang harus
dimiliki seseorang untuk merawat dirinya secara mandiri yang dikerjakan
seseorang sehari-harinya dengan tujuan untuk memenuhi/berhubungan dengan
perannya sebagai pribadi dalam keluarga dan masyarakat (Sugiarto,2005).
2. Macam- macam ADL
1) ADL dasar
Merupakan ketrampilan dasar yang harus dimiliki seseorang untuk merawat
dirinya meliputi berpakaian, makan & minum, toileting, mandi, berhias. Ada
juga yang memasukkan kontinensi buang air besar dan buang air kecil dalam
kategori ADLdasar ini. Dalam kepustakaan lain juga disertakan kemampuan
mobilitas (Sugiarto,2005)
2) ADL instrumental,
Merupakan ADL yang berhubungan dengan penggunaan alat atau benda
penunjang kehidupan sehari-hari seperti menyiapkan makanan, menggunakan
telefon, menulis, mengetik, mengelola uang kertas (Sugiarto,2005).
3) ADL vokasional,
merupakan ADL yang berhubungan dengan pekerjaan atau kegiatan sekolah.
4) ADL non vokasional,
Merupakan ADL yang bersifat rekreasional, hobi, dan mengisi waktu luang.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ADL.
ADL terdiri dari aspek motorik yaitu kombinasi gerakan volunter yang
terkoordinasi dan aspek propioseptif sebagai umpan balik gerakan yang dilakukan.
ADL dasar dipengaruhi oleh :
a. ROM sendi
b. Kekuatan otot
c. Tonus otot
d. Propioseptif
e. Persepti visual
f. Kognitif
g. Koordinasi
h. Keseimbangan (Sugiarto, 2005)
Menurut Hadiwynoto (2005) faktor yang mempengaruhi penurunan Activities
Daily Living adalah:
a. Kondisi fisik misalnya penyakit menahun, gangguan mata dan telinga
b. Kapasitas mental
c. Status mental seperti kesedihan dan depresi
d. Penerimaan terhadap fungsinya anggota tubuh
e. Dukungan anggota keluarga
DAFTAR PUSTAKA