Asuhan Kala Iii (Manajemen Aktif Kala Iii) 1
Asuhan Kala Iii (Manajemen Aktif Kala Iii) 1
Asuhan Kala Iii (Manajemen Aktif Kala Iii) 1
Disusun Oleh :
KELOMPOK 9
NO NAMA NIM
.
1. Betrix Batubuaja 711530119013
2. Greis Melisa Purnomo 711530119028
2. Ayu Devi Anggraeny 711530119011
TAHUN 2019
ASUHAN KALA III
MANAJEMEN AKTIF KALA III
1. Segera berikan bayi yang telah terbungkus kain kepada ibu untuk diberi ASI.
2. Letakkan kain bersih diatas perut ibu.
3. Periksa uterus untuk memastikan tidak ada bayi lain (Undiagnosed twin) di dalam
uterus.
4. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik.
5. Segera (dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir) suntikkan oksitosin 10 unit
secara IM pada 1/3 paha bagian luar atas (aspektus lateralis).
6. Bila 15 menit plasenta belum lahir, maka berikan oksitosin kedua, evaluasi
kandung kemih bila penuh lakukan katerisasi.
7. Bila 30 menit belum lahir, maka berikan oksitosin ketiga sebanyak 10 mg dan
rujuk pasien.
b. Penegangan Tali Pusat Terkendali (PTT)
Segera setelah plasenta lahir, lakukan masase fundus uteri sebagai berikut :
1. Letakkan telapak tangan pada fundus uteri.
2. Jelaskan tindakan ini kepada ibu, jika ibu merasa tidak nyaman maka anjurkan ibu
untuk menarik nafas dalam agar dapat mengurangi ketegangan atau rasa sakit.
3. Dengan lembut gerakkan tangan secara memutar sedikit ditekan pada fundus uteri
sehingga uterus berkontraksi.
4. Kaji kontraksi uterus setelah 1-2 menit untuk memastikan uterus berkontraksi
dengan baik. Jika belum, ulangi rangsangan taktil fundus uteri. Ajarkan ibu dan
keluarga untuk melakukan masase uterus.
5. Evaluasi kontraksi uterus setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan
dan setiap 30 menit selama 1 jam kedua pasca persalinan.
D. Pemeriksaan Plasenta
Pemeriksaan kelengkapan plasenta sangatlah penting sebagai tindakan antisipasi
apabila ada sisi plasenta baik bagian kotiledon ataupun selaputnya. Penolong harusnya
memastikan betul plasenta dan selaputnya betul-betul utuh (lengkap),periksalah sisi
maternal (yang melekat pada dinding uterus) dan sisi fetal (yang menghadap ke bayi).
Untuk memastikan apakah ada lobus tambahan, serta selaput plasenta dengan cara
menyatukan kembali selaputnya.
1. Terjadi inversio uteri. Pada saat menegangkan tali pusat terkendali terlalu kuat
sehingga uterus tertarik keluar dan terbalik.
2. Tali pusat terputus. Terlalu kuat dalam penarikan tali pusat sedangkan plasenta
belum lepas.
3. Syok.
DAFTAR PUSTAKA
Marmi, S.ST. 2012. Intranatal Care Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yogyakarta : PUSTAKA
BELAJAR
Ambarawati , dkk. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Jakarta : EGC
Sumarah, dkk. 2019. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin).
Yogyakarta : Fitramaya