Makalah Elektronika Daya 1
Makalah Elektronika Daya 1
Makalah Elektronika Daya 1
OLEH :
INDRIAWATI 061730310156
IRWAN WAHYUDI 061730310157
JUARI 061730310158
M. ARIS MUNANDAR 061730310159
KELAS : 3 LA
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Penyearah Satu Fasa Terkendali
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Penyearah Satu Fasa Terkendali dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................... ii
BAB PEMBAHASAN
iii
PENYEARAH TERKENDALI (KONVERTER)
PENDAHULUAN
A. KONVERTER SATU-FASA
1
setengah periode pertama (polaritas +), T1 dipicu sebesar , maka T1
menjadi ON dari - , sehingga terjadi tegangan luaran Edc.
Selanjutnya, saat setengah periode kedua (polaritas -), T1 menjadi OFF
pada titik karena komutasi alami, sehingga tegangan luaran Edc= Vo
(a)
(b)
Gambar 1
2
Vm sin 2
V (1 cos) VL Vm 1/2
dc 2
4 8
V
(b) sebesar Vdc m cos . Dari persamaan ini dapat dijelaskan
bahwa ketika sudut pemicuan sebesar 0o < ≤ 90o akan terjadi proses
penyearahan (rectifing), sedangkan pada sudut pemicuan 90o < ≤
180o akan terjadi proses pembalikan (inverting). Untuk mengatasi
3
(c) proses pembalikan ini biasanya dipasang diode komutasi yang
dihubungkan parallel terbalik dengan beban RL. Ketika dipasang diode
komutasi, maka β = , sehingga seperti konverter setengah-gelombang
beban R.
Gambar 2
Rangkaian Konverter Setengah-
gelombang Satu Fasa Beban RL
4
Gambar 3 Rangkaian Konverter Gelombang-penuh
dengan CT Satu Fasa Beban R
dc
2 4
5
b. Konverter Gelombang-penuh Satu-fasa Hubungan Jembatan
Gambar 4 merupakan rangkaian konverter gelombang-penuh
6
pemicuan sebesar 0o < ≤ 90o akan terjadi proses penyearahan
(rectifing), sedangkan pada sudut pemicuan 90o < ≤ 180o akan
terjadi proses pembalikan (inverting).
c. Semikonverter Satu-fasa
7
Jika SCR T1 dan T2 masing-masing dipicu sebesar , maka nilai
tegangan searah rerata (Vdc) dan nilai tegangan searah efektif (root
mean square-rms), VL seperti rangkaian konverter gelombang-penuh
satu fasa CT dengan beban R di atas.
B. KONVERTER TIGA-FASA
dan (b) operasi konduksi diskontinyu ketika 30o ≤ ≤ 150o atau /6 ≤
≤ 5/6. Proses pemicuan pada SCR T1, T2, dan T3 dilakukan secara
serempak pada masing-masing fasa.
8
Gambar 6 Rangkaian Konverter Setengah-gelombang
Tiga Fasa Beban R
n (n2 1)
9
10
SCR positif akan ON ketika tegangan sumber berpolaritas positif dan
Grup SCR negatif akan ON ketika tegangan sumber berpolaritas negatif.
3 3
Vdc Vm cos
3 3 o
V
dc V
m, fasa
cos 1
60
11
Gambar 8 Rangkaian Konverter Gelombang-penuh
dc m, ph
12
Gambar 9 Bentuk Gelombang Konverter Gelombang-penuh
Tiga Fasa Beban RL
b. Semikonverter Tiga-fasa
sebesar: 3 3
V
dc 2 Vm, ph 1 cos
13
Gambar 10 Rangkaian Semikonverter Tiga Fasa
14
DAFTAR PUSTAKA
15