Referat Total or High Spinal Anestesi in Obstetric (Eko Setiawan)
Referat Total or High Spinal Anestesi in Obstetric (Eko Setiawan)
Referat Total or High Spinal Anestesi in Obstetric (Eko Setiawan)
Disusun oleh :
Eko Setiawan Saputro (30101306929)
Pembimbing :
dr. Taufik Eko Nugroho, Sp.An., M.Si.Med.
Bagian Anestesi
RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Semarang
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Mengetahui,
dr. Taufik Eko N., Sp.An., M.Si.Med. dr. Taufik Eko N., Sp.An., M.Si.Med.
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kepada TuhanYang Maha Esa karena
atas rahmat dan berkat–Nya penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul
“TOTAL OR HIGH SPINAL ANESTHESIA IN OBSTETRIC”. Referat ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Anestesi
di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Semarang. Tujuan pembuatan referat ini juga
untuk meningkatkan pengetahuan penulis serta pembaca agar dapat bermanfaat
bagi masyarakat.
Dalam penyusunan referat ini, tidak sedikit hambatan yang dihadapi.
Namun, penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan referat ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan semua pihak, sehingga kendala-
kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dr. Taufik Eko N.,
Sp.An., M.Si.Med. sebagai dokter pembimbing dalam pembuatan referat ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan referat ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak. Semoga referat ini dapat bermanfaat dan
membantu teman sejawat serta para pembaca pada umumnya dalam memahami
tentang total or high spinal anesthesia in obstetric.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ 1
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... 2
KATA PENGANTAR ..................................................................................... 3
DAFTAR ISI .................................................................................................... 4
BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................. 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 6
BAB III. KESIMPULAN ................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
Teknik anestesi secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu
anestesi umum dan anestesi regional. Anestesi umum adalah keadaan tidak sadar
tanpa nyeri yang reversibel akibat pemberian obat-obatan, serta menghilangkan
rasa sakit seluruh tubuh secara sentral, bekerja untuk menekan aksis hipotalamus
pituitari adrenal. Anestesi regional adalah anestesi pada sebagian tubuh, keadaan
bebas nyeri tanpa kehilangan kesadaran, berfungsi untuk menekan transmisi
impuls nyeri dan menekan saraf otonom eferen ke adrenal. Teknik anestesi yang
digunakan dalam seksio sesarea adalah anestesi umum maupun regional, namun
sebagian besar menggunakan teknik anestesi regional yaitu anestesi spinal
maupun epidural.1Anestesi spinal adalah teknik yang aman dan popular dalam
seksio sesarea. Anestesi spinal juga dapat digunakan untuk prosedur obstetrik
lainnya seperti: penjahitan dan perbaikan perineum, evakuasi plasenta retensi dan
persalinan forseps.2
Blok spinal yang tinggi atau total merupakan komplikasi dari anestesi
spinal. Total blok spinal sendiri tidak didefinisikan dengan baik di dalam literatur.
Istilah "lengkap" atau "total" menyiratkan blok anestesi yang melibatkan tulang
belakang leher dan di atas (seperti batang otak dan saraf kranial).3Blok spinal
yang tinggi/total merupakan penyebaran luas dari anestesi lokal dalam ruang
intratekal yang disebabkan oleh volume berlebihan dari anestesi local.4
Insiden dari total blok spinal tidak diketahui. Ada banyak laporan kasus
dan serangkaian kasus terbatas dari komplikasi setelah spinal anestesi ini. Sebuah
studi di Denmark menyatakan insiden terjadinya high spinal block hanya 1%.
Sedangkan studi di Inggris dan Perancis menunjukkan insidensi <1 / 100.000
hingga 27 / 100.000 (0,001-0,027%).3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sumsum tulang belakang adalah jalur saraf utama dari otak ke seluruh
tubuh yang mengandung kanal vertebral yang terdiri dari 24 tulang belakang,
yang membentuk tulang punggung. Sumsum tulang belakang dikelilingi oleh
membran dural yang membentuk kantung, yang mengandung cairan
serebrospinal (CSF).2
Selain obat anestesi lokal, obat lain juga dapat digunakan untuk dapat
meningkatkan kualitas blok atau memberikan bantuan nyeri pasca operasi yang
lebih lama. Obat yang paling sering digunakan adalah opiat. Opiat kerja pendek,
seperti fentanyl (10–25 mcg), dapat meningkatkan kualitas blok sementara opiat
yang bekerja lebih lama, seperti morfin (100 μg) dan diamorfin (250 mcg), dapat
memberikan efek analgesia setelah efek anestesi lokal telah memudar. Namun,
penggunaan opiat jangka panjang dapat menyebabkan depresi pernafasan (6 - 12
jam pasca operasi) dan hanya digunakan bila ada pemantauan pasca operasi yang
adekuat.
Manifestasi klinis dari blok spinal total termasuk beberapa atau semua hal berikut:
Gejala dan tanda biasanya terjadi dalam beberapa menit setelah dilakukan anestesi
spinal, namun penundaan hingga 30 menit telah dilaporkan. Perkembangan klinis
biasanya terjadi selama beberapa menit berikutnya. Mual dan blok sensorik
tingkat tinggi (> T1) bisa menjadi indikator awal.
Total spinal anestesia disebabkan oleh anestesi lokal yang mengganggu fungsi
saraf normal di sumsum tulang belakang leher dan batang otak. Secara umum
faktor-faktor berikut perlu dipertimbangkan untuk meminimalkan risiko blok
spinal yang tinggi atau lengkap:
1. Faktor obat
Dosis yang lebih tinggi memberikan risiko lebih tinggi
Barisitas–penyebaran kearah caudal lebih mudah dikontrol
dengan larutan hiperbarik
Pemberian obat sebelumnya - seperti difusi anestesi epidural
local (blok tidak dikenal / subklinis memberikan risiko yang
lebih tinggi).
2. Faktor pasien
Morfologi tubuh - BMI yang lebih tinggi atau lingkar perut
(termasuk kehamilan) dapat mengurangi volume thecal dan
meningkatkan risiko blok yang tinggi
Faktor anatomis atau patologis - kelainan kanal spinal dapat
memberikan risiko yang lebih tinggi.
3. Faktor teknik
Tempat penyuntikkan - Penyisipan lumbal yang lebih tinggi
dapat meningkatkan tingkat blok
Posisi pada dan setelah injeksi - duduk dapat meminimalkan
penyebaran cephalad
Arah penyuntikkan – penyuntikkan kearah cephalad dapat
meningkatkan resiko blok yang tinggi
Total spinal blok merupakan komplikasi yang jarang, namun tetap harus
diwaspadai dan dimonitoring selama dan setelah pasien dilakukan spinal
anesthesia. Manajemen bersifat suportif dan bergantung pada
derajat dan tinggi blok. Pengenalan dini sangat penting karena perkembangan blok
dapat dikurangi (reverse trendelenberg / kepala diangkat) atau gangguan kardio-
pernapasan serius dihindari.3
Teknik anestesi secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu
anestesi umum dan anestesi regional. Teknik anestesi yang digunakan dalam
seksio sesarea adalah anestesi umum maupun regional, namun sebagian besar
menggunakan teknik anestesi regional yaitu anestesi spinal maupun
epidural.Anestesi spinal adalah teknik yang aman dan popular dalam seksio
sesarea. Anestesi spinal juga dapat digunakan untuk prosedur obstetrik lainnya
seperti: penjahitan dan perbaikan perineum, evakuasi plasenta retensi dan
persalinan forseps.
Blok spinal yang tinggi atau total merupakan komplikasi dari anestesi
spinal. Blok spinal yang tinggi/total merupakan penyebaran luas dari anestesi
lokal dalam ruang intratekal yang disebabkan oleh volume berlebihan dari
anestesi local. Insiden dari total blok spinal tidak diketahui. Ada banyak laporan
kasus dan serangkaian kasus terbatas dari komplikasi setelah spinal anestesi ini.
Sebuah studi di Denmark menyatakan insiden terjadinya high spinal block hanya
1%. Sedangkan studi di Inggris dan Perancis menunjukkan insidensi <1 /
100.000 hingga 27 / 100.000 (0,001-0,027%).
Berbagai faktor telah terlibat dalam kegagalan blok spinal, seperti faktor
obat, faktor teknik, dan factor pasien. Total spinal blok merupakan komplikasi
yang jarang, namun tetap harus diwaspadai dan dimonitoring selama dan setelah
pasien dilakukan spinal anesthesia. Manajemen bersifat suportif dan bergantung
pada derajat dan tinggi blok.
DAFTAR PUSTAKA