Minipro Task
Minipro Task
Minipro Task
Disusunoleh:
Pendamping:
1. Tahu ( know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan,
dan sebagainya.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat mengintepretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap obyek yang dipelajari.
3. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, prinsip, dan
menggunakan rumus statistic dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian,
dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving
cyclel) di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu stuktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat
dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat
bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat
menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan
sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan
pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria
yang telah ada (Notoatmodjo Soekidjo, 2007: 145).
3. Informasi
Informasi adalah pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang juga
dipengaruhi oleh informasi. Semakin banyak orang menggali informasi baik dari
media cetak maupun media elektronik maka pengetahuan yang dimiliki semakin
meningkat (Notoatmodjo Soekidjo, 2003 : 126).
4. Pengalaman
Pengalaman adalah studi peristiwa yang pernah dialami seseorang. Middle
Brook (1974) yang dikutip Syaifudin Azwar MA, mengatakan bahwa tidak
adanya suatu pengalaman sama sekali dengan mengatakan suatu obyek psikologis
cenderung akan bersikap negative terhadap obyek tersebut. Untuk dapat menjadi
dasar pembentukan sikap pengalaman prinsip haruslah meninggalkan kesan yang
kuat, karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi
tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional (Azwar Syaifudin,
2008 : 30).
5. Minat
Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi
terhadap sesuatu dengan adanya pengetahuan yang tinggi dan didukung minat
yang cukup sehingga seseorang sangatlah mungkin berperilaku sesuai dengan apa
yang diharapkan (Azwar Syaifuddin, 2008: 36).
6. Usia
Usia adalah masa perjalanan hidup semakin cukup umur tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
bekerja. Semakin tua seseorang makin kondusif dalam menggunakan koping
terhadap masalah yang dihadapi (Nursalam, 2008).
7. Pekerjaan
Seseorang yang bekerja pengetahuannya akan lebih luas dibandingkan
dengan seseorang yang tidak bekerja karena dengan bekerja seseorang akan
mempunyai banyak informasi dan pengalaman (Saifudin Azwar, 2002: 42).
5. Pigmentasi kulit
Keluarnya MSH (Melanophore Stimulating Hormone) hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi kulit disekitar pipi (kloasma gravidarum), pada dinding
perut (striae livide, albican, nigra) sekitar mamae. Hal ini terjadi pada
kehamilan12 minggu ke atas.
7. Obstipasi
Pengaruh progesterone dapat menghambat peristaltik usus, menyebabkan
kesulitan untuk buang air besar.
1. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh
estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Berat uterus normal lebih
kurang 30 gram. Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000
gram, dengan panjang lebih kurang 20 cm dan dinding lebih kurang 2,5 cm.
Pada bulan-bulan pertama kehamilan bentuk uterus seperti buah advokat, agak
gepeng. Padakehamilan 4 bulan uterus berbentuk bulat. Selanjutnya pada akhir
kehamilan kembali seperti bentuk semula, lonjong seperti telur (Sarwono, 2007:
89).Perubahan pada isthmus uteri menjadi lebih panjang dan lunak, sehingga pada
pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat saling
sentuh. Perlunakan isthmus disebut tanda Hegar.(Hidayati Ratnai, 2008: 22)
2. Serviks
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon
estrogen. Kadar estrogen meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi maka
konsistensi serviks menjadi lunak.kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih
dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak.kadang -kadang wanita yang sedang
hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Keadan ini
sampai batas tertentu masih merupakan keadaan yang fisiologik.
4. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatis
sampai terbentuknya plasenta kira-kira 16 minggu. Korpus luteum graviditasis
berdiameter kira-kira 3 cm. Kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk.
Korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron. Diperkirakan
korpus luteum adalah tempat sintesis dari relaxin pada awal kehamilan (Sarwono,
2007: 95).
5. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan
memberikan ASI pada saat laktasi. perkembangan payudara dipengaruhi oleh
hormone estrogen, progesterone dan somatomammotropin. Fungsi hormon :
1. Hormon estrogen
1. Menimbulkan hypertrofi system saluran payudara
2. Menimbulkan pertumbuhan lemak dan air serta garam, sehingga
payudara tampak makin besar
2. Hormon progesterone
1. Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi
2. Menambah jumlah sel asinus
3. Hormon somatomammotropin
1. Mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktalbumin dan
laktaglobulin
2. Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara
3. Merangsang pengeluaran kolostrum pada
kehamilan.(Hidayati Ratna, 2008: 22-23)
2. Sel darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi
pertumbuhan janin dalam rahim tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang
dengan peningkatan volume darah, sehingga terjadi hemodilusi yang disertai
anemia fisiologis (Hidayati Ratna, 2008: 24).
2. Anemia
Anemia pada kehamilan didefinisikan sebagai kadar Hb <11
g/dl pada trimester pertama dan ketiga, serta Hb <10,5 g/dl
pada trimester kedua. (Tanto, et al, 2014)
3. Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional adalah intoleransi kadar gula darah yang
pertama kali diketahui saat kehamilan. (Tanto, et al, 2014)
4. Infeksi TORCH3
Infeksi TORCH3 meliputi komponen toksoplasma, sitomegalo
virus, herpes simpleks dan rubela yang dapat menimbulkan
kelainan kongenital dalam bentuk hampir sama yaitu
mikrosefali, ketuliaan dan kebutaan, abortus, persalian
prematur, dan pertumbuhan janin terhambat. (Ida Ayu dkk,
2010)
5. Obesitas
Wanita hamil dengan obesitas beresiko tinggi mengalami
kompliasi kehamilan serta persalian yaitu melahirkan bayi
meninggal dan menderita diabetes gestasional. (Marmi, 2011)
7. Kehamilan Ektopik
Kehamilan Ektopik merupakan kehamilan yang terjadi diluar
kavum uteri. Bentuk lain dari kehamilan ektopik yaitu
kehamilan servikal, kehamilan ovarial, dan kehamilan
abdominal. (Anwar, M; Baziad, A; dan Prabowo, R. P, 2011)
8. Plasentra Previa
Plasentra Previa adalah suatu kehamilan dimana plasenta
berimplantasi abnormal pada segmen bawah rahim (SBR),
menutupi ataupun tidak menutupi ostium uteri internum (OUI).
( Achadiat, M. C. 2004)
9. Mola Hidatidosa
Mola Hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang
tidak wajar di mana tidak ditemukan jalan lahir dan hampir
seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa degenerasi
hidropik. Secara makroskopik mola hidatidosa mudah dikenali
yaitu berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang,
berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari 1-2mm.
Sedangkan gambaran histopatologik mola hidatidosa ialah
edema stroma vili, tidak ada pembuluh darah pada
vili/degenerasi hidropik dan proliferasi sel-sel trofoblas.
(Saifudin, A.B, 2002)
Keterangan :
1. Ibu hamil dengan skor 6 atau lebih dianjurkan untuk bersalin ditolong oleh
tenaga kesehatan.
2. Bila skor 12 atau lebih dianjurkan bersalin di RS/DSOG
Pendidikan kesehatan
1. Diet dan pengawasan berat badan, kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat
menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan pada wanita hamil.
Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan (anemia, partus prematur, abortus,
dll), sedangkan kelebihan nutrisi dapat menyebabkan (pre-eklamsia, bayi
terlalu besar, dll) (Sarwono, 2007: 161).
2. Hubungan seksual, hamil bukan merupakan halangan untuk melakukan
hubungan seksual (Manuaba, 2010: 120). Pada umumnya hubungan
seksual diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati-
hati (Sarwono, 2007: 160).
3. Kebersihan dan pakaian, kebersihan harus selelu dijaga pada masa hamil.
Pakaian harus longgar, bersih, dan mudah dipakai, memakai sepatu dengan
tumit yang tidak terlalu tinggi, memakai kutang yang menyokong
payudara, pakaian dalam yang selalu bersih (Sarwono, 2007: 160).
4. Perawatan gigi, pada triwulan pwrtama wanita hamil mengalami enek dan
muntah (morning sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi
yang tidak diperhatikan dengan baik, sehingga timbul karies gigi,
gingivitis, dan sebagainya (Sarwono, 2007: 161).
5. Perawatan payudara, bertujuan memeliha hygiene payudara,
melenturkan/menguatkan puting susu, dan mengeluarkan puting susu yang
datar atau masuk ke dalam (Manuaba, 2010: 121).
6. Imunisasi TT, untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap
tetanus neonatorum (Sarwono, 2007: 161).
7. Wanita pekerja, wanita hamil boleh bekerja tetapi jangan terlampau berat.
Lakukanlah istirahat sebanyak mungkin. Menurut undang-undang
perburuhan, wanita hamil berhak mendapat cuti hamil satu setengah bulan
sebelum bersalin atau satu setengah bulan setelah bersalin (Sarwono,
2007: 162).
8. Merokok, minum alkohol dan kecanduan narkotik, ketiga kebiasaan ini
secara langsung dapat mempangaruhi pertumbuhan dan perkembangan
janin dan menimbulkan kelahirkan dangan berat badan lebih rendah, atau
mudah mengalami abortus dan partus prematurus, dapat menimbulkan
cacat bawaan atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan mental
(Manuaba, 2010: 122).
9. Obat-obatan, pengobatan penyakit saat hamil harus memperhatikan apakah
obat tersebut tidak berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin
(Manuaba, 2010: 122).
BAB III
Metode Penelitian
3.1 Metodologi
Penelitian ini merupakan penelitian desktiptif yang menggambarkan tingkat
pengetahuan kader mengenai kehamilan risiko tinggi, dan mencari bagaimana hal
tersebut bisa terjadi. Pengambilan data dilakukan di Puskesmas Ujungpangkah,
pada tanggal 08 Maret 2019. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross
sectional dimana tiap subjek hanya diobservasi satu kali dan pengukuran variabel
subjek dilakukan saat pemerikasaan tersebutResponden diambil dari 2 kader di
tiap desa di kecamatan ujungpangkah yang berjumlah 24 kader. Masing-masing
terdiri dari 20 pertanyaan.
Jenis data yang digunakan adalah data primer. Data primer didapat dari hasil
pengisian kuesioner yang dibagikan kepada responden yaitu kader yang mengikuti
Penyuluhan, serta melakukan tanya jawab dipenyuluhan. Data yang terkumpul
dianalisis untuk menemukan masalah beserta kemungkinan penyebabnya. Dari
sini, ditentukan beberapa alternatif pemecahan masalah berdasarkan penyebab
yang paling mungkin dan menggabungkan berbagai alternatif tersebut, lalu
prioritas pemecahan masalah ditentukan dan rencana kegiatan dibuat.
3.3.1 Definisi
a. Tingkat pengetahuan adalah hasil tahu kader tentang
kehamilan yang mengancam/ membahayakan terhadap
kehidupan ibu maupun janin
b. Kehamilan Resiko Tinggi adalah kehamilan yang dapat
menyebabkan ibu hamil dan bayi menjadi sakit dan/atau
meninggal, sebelum persalianan berlangsung.
pengetahuan resiko tinggi ibu hamil yang dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:
1. Baik : nilai ≥ 70
memiliki luas 1.191,25 km2. Kecamatan Ujung Pangkah merupakan salah satu
Timur. Kecamatan Ujung Pangkah terdiri dari 7 desa dengan nama sebagai
berikut:
1. Desa Pangkahkulon
2. Desa Pangkahwetan
3. Desa Banyuurip
4. Desa Ngemboh
5. Desa Karangrejo
6. Desa Ketapanglor
7. Desa Tanjangawan
Luas wilayah UPT Puskesmas Ujung Pangkah sendiri sebesar 5.108,72 M 2. Batas
- Banyu Urip : 29
- Ngemboh : 10
- Pangkah Kulon : 26
- Karang Rejo : 23
- Tanjung Awan : 23
- Ketapang : 22
4. Piramida Penduduk
4.3 Sumber Daya Kesehatan yang Ada
dokter umum, 1 dokter gigi, 27 bidan, 17 perawat, 1 orang sanitarian, dan 1 orang
analis laboratorium.
1. Profil Responden
0%
SMP
Perguruan tinggi 21%
21%
SMA
58%
29%
Wiraswasta
Tidak Bekerja
Petani
4% Lain Lain
54%
0% 0%
<Rp 500.000
46% Rp 1.000.000 – 3.000.000
Rp. 3.000.000 – 5.000.000
54%
>Rp. 5.000.000
Tabel 4.6 Tingkat Pengetahuan Pre Tes Responden Terhadap Kehamilan Risiko
Tinggi
Pre Tes
17%
25%
Baik
Cukup
Kurang
58%
Gambar 4.7 Grafik Distribusi Pre Tes Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap
Kehamilan Risiko Tinggi
17%
Baik
Cukup
Kurang
83%
pada kader dalam mendeteksi dini resiko tinggi pada ibu hamil
tinggi ibu hamil sehingga kader sigap pada ibu hamil dan mengarahkan
ke bidan dan tenaga setempat bila menemui ibu hamil dengan resiko
tinggi.
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, saran untuk kader
adalah kader sebagai posisi pertama di desa untuk lebih menedukasi dan
mengajak ibu hamil untuk mencegah agar terhindar dari resiko dini padaibu
hamil, sehingga dapat menurunkan kejadian angka kematian ibu dikarenakan
tenaga medis pasti tidak bisa mendatangi langsung atau screening. Dan
diharapkan untuk lebih aktif mengajak ibu hamil untuk periksa kehamilan rutin
dan selalu mengingatkan kapan jadwal periksa selanjutnya. Jika perlu, kader dapat
melakukan kunjungan rumah bagi ibu hamil agar dapat memberi tahu betapa
pentingnya kontrol rutin untuk mendeteksi resiko tinggi ibu hamil agar terhindar
dari komplikasi kehamilan. Kader juga harus menjaga kualitas dan
profesionalisme pelayanan agar minat ibu untuk kontrol meningkat. Ibu hamil
diharapkan lebih aktif dan termotivasi untuk mencari pengetahuan dan
memeriksakan kehamilannya. Penulis juga berharap untuk dapat terus
meningkatkan pemahaman tentang kehamilan risikotinggi agar nantinya dapat
membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Achardiat, M. C., 2004. Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta : EGC H. 40
Ardiyanto, M., 2014. Tingkat Pengetahuan Ibu Ibu Hamil Tentang
KehamilanResiko Tinggi di BPS A.Mariyati Rejosari
Surakarta. Karya Tulis Ilmiah
Anwar, M., Baziad, A., & Prabowo, R.P., 2011. Ilmu Kandungan.
Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo H. 544-546
Benson, C.R., & Prenoll, L.M., 2008. Buku Saku Obstetri dan
Ginekologi. Edisi ke-9. Jakarta: EGC Emergency Arcan Buku
Kedokteran H.196-366
BioMed Central Pragnency and Childbirth, 2012.
Available from:
http://bmcpregnancychildbirth.biomedcentral.com
Cunningham, G.F. Et al. 2009., Williams Obstetri. Edisi 23. Volume 2.
Jakarta: EGC H. 846
Depkes RI. Pedoman PWS-KIA. Jakarta; 2009.
DinkesJatim.ProfilDinasKesehatanJatim. Surabaya;2010.
Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik. Profil Kesehatan Dinkes
Kabupaten Gresik. Gresik;2011.
DinasKesehatanKabupatenGresik.Tangga Menuju Persalinan Aman
Dengan Skor Poedji Rochjati. Gresik.2012.
Erfandi. 2009., Pengetahuan Dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi,
http://www.forbetterhealth.wordpress.com.
Ikatan Bidan Indonesia. 50 Tahun IBI Menyongsong Masa Depan.
Jakarta;2007.
Journal of Kerman University of Medical Sciensces, 2005.
Knowledge ofpregnant women attending Imam Khomeini
Hospital about high-risk
pregnancies.Availabelfrom:http://www.kmusjournal.ir/englis
h/abstract.asp
Manuaba, I.A.C., 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
KB. Jakarta: EGC H.191-340
Manuaba, I.B.G., Mauaba, I.A.C., Manuaba, I.B.G.F. 2007. Pengantar
KuliahObstetri. Jakarta: EGC H. 6-43
Marmi, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar H. 23
Mochtar, R., 2012. Sinopsi Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial.
Jilid 2. Jakarta: EGC H. 26
Notoatmojo, S. 2010. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta:
Rineka Cipta _______. 2012. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. H. 176-182
Nugroho, 2010. Strategi Jitu memilih Metode Statistik Penelitian
dengan SPSS.Jogyakarta H. 63
Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2012. Diunduh dari
www.depkes.go.od [diaksestanggal 28 Mei 2015]
Pudyaningrum, Prasarita E, 2012, Pengaruh penyuluhan mengenai
preeklamsi terhadap tingkat kader posyandu di kota
semarang, Universitas Diponegoro Semagaran.
Riwidikdo, H., 2009. Statistika Kesehatan. Yogyakarta: Mitra
Cendikia Press H.86
Sarwono, 2012. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi 4.
Cetakan 3 Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
H. 108
Sastroasmoro, S., 2013. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Jakarta: CV. Sagung Seto H. 49
Sinsin, I., 2008. Seri Kesehatan Ibu dan Anak Masa Kehamilan dan
Perslinan. Jakarta: PT Elex Media Komputiondo Kelompok
Gramedia H. 61
Syafrudin & Hamidah, 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC H.
224
Tanto,C. Et al., 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. Jilid 2.
Jakarta: Media Aesuculapius H. 410-446
Waryana, 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihana H. 1
Widdowson, R., 2001. Yoga Untuk Kehamilan. Terjemahan Oleh:
Octopus, H, 2009. Indonesia: PT Gelora Akasara Pratama H.
8
Wulandari, T., 2012. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kehamilan
Resiko Tinggi diPKD Ngudi Waras Sragen. Karya Tulis
Ilmiah.