Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal
Dibuat oleh:
Rizky Arie Sandhy Kurnia Prastiono
NIM:11000219410040
Kelas A2 Reguler
MKN
BAB I
PENDAHULUAN
Kata fiskal berasal dari bahasa latin, fiscus yaitu nama seorang pemegang kuasa
atas keuangan pertama pada zaman Romawi kuno. Secara harfiah berarti keranjang atau
tas. Adapun kata fisc dalam bahasa Inggris berarti pembendaharaan atau pengaturan
keluar masuknya uang dalam kerajaan.Fiskal digunakan untuk menjelaskan bentuk
pendapatan Negara atau kerajaan yang dikumpulkan dari masyarakat dan oleh
pemerintahan Negara atau kerajaan dianggap sebagai pendapatan lalu digunakan sebagai
pengeluaran dengan program-program untuk menghasilkan pencapaian terhadap
pendapatan nasional, produksi dan perekonomian serta digunakan pula sebagai perangkat
keseimbangan dalam perekonomian.1
Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam bidang anggaran dan belanja
negara yang bertujuan untuk mempengaruhi jalannya perekonomian. Kebijakan fiskal
bukan semata-mata kebijakan dalam bidang perpajakan, akan tetapi menyangkut
bagaimana mengelola pemasukan dan pengeluaran negara untuk mempengaruhi
perekonomian. Kebijakan fiskal memiliki tujuan yang persis dengan kebijakan moneter.
Perbedaan tersebut terletak pada instrument kebijakan yang diterapkannya, yaitu dalam
kebijakan moneter pemerintah mengendalikan jumlah uang yang beredar, sedangkan
dalam kebijakan fiskal pemerintah mengendalikan penerimaan dan pengeluarannya.
Kebijakan ekonomi suatu negara tidak bisa lepas dari campur tangan pemerintah,
karena pemerintah memegang kendali atas segala sesuatu yang menyangkut semua
kebijakan yang bermuara kepada keberlangsungan negara itu sendiri. Kebijakan ekonomi
sangat beragam dan bermacam-macam pula kebijakannya. Oleh sebab itu, pemerintah
wajib menganut salah satu kebijakan ekonomi sebagai dasar dalam pengambilan
1
https://www.jurnal.id/id/blog/2017-pengertian-tujuan-dan-macam-macam-kebijakan-fiskal/ . diakses
tanggal 19-9-2019 jam 10.00 wib
kebijakan pemerintah. Apapun sistem ekonomi yang dianut pemerintah, maka itulah
sistem ekonomi yang terbaik bagi perekonomian rakyat, meskipun nantinya dalam
perjalanannya memiliki berbagai kelemahan.
Kebijakan ekonomi pasti memiliki fenomena yang berdampak positif dan negatif,
salah satu dampak negatif yang sering terjadi adalah inflasi. Inflasi merupakan fenomena
yang timbul akibat banyaknya jumlah uang yang beredar, kenaikan biaya produksi,
besarnya tarikan permintaan dari konsumen, dan adanya inflasi tularan dari luar negeri.
Akbiatnya akan mempengaruhi perekonomian didalam negeri dan semakin
bertambahnya pengangguran. Selain dampak negatif kebijakan ekonomi, juga memiliki
dampak positifnya, yaitu memudahkan pemerintah untuk mengatur perekonomian dan
anggaran pembelajaan negara. Sehingga, dengan kebijakan ini maka hasil yang
didapatkan digunakan untuk keperluan didalam negeri dan keperluan rakyat.2.
Selama ini kita mengenal tiga sistem perekonomian yang berlaku di dunia yaitu
sistem kapitalis, sistem sosialis dan sistem campuran. Salah satu dari tiga sistem tersebut
diterapkan di Indonesia yaitu sistem campuran, dimana sistem campuran adalah sebuah
sistem perekonomian dengan adanya peran pemerintah yang ikut serta menentukan cara-
cara mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat. Tetapi campur tangan ini
tidak sampai menghapuskan sama sekali kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan
pihak swasta yang diatur menurut prinsip-prinsip cara penentuan kegiatan ekonomi yang
terdapat dalam perekonomian pasar.
Kebijakan ini merupakan wahana utama bagi peran aktif pemerintah dibidang
ekonomi. Pada dasarnya sebagian besar upaya stabilisasi makro ekonomi berfokus pada
pengendalian atau pemotongan anggaran belanja pemerintah dalam rangka mencapai
keseimbangan neraca anggaran. Oleh karena itu, setiap upaya mobilisasi sumber daya
untuk membiayai pembangunan publik yang penting hendaknya tidak hanya difokuskan
pada sisi pengeluaran saja, tetapi juga pada sisi penerimaan pemerintah. Pinjaman dalam
dan luar negeri dapat digunakan untuk menutupi kesenjangan tabungan. Dalam jangka
panjang, salah satu potensi pendapatan yang tersedia bagi pemerintahan untuk
membiayai segala usaha pembangunanadalah penggalakan pajak3
2
http://dreamerspedia.blogspot.com/2016/03/makalah-kebijakan-fiskal-pengantar-ilmu.html. diakses
tanggal 19-9-2019 jam 10.00 wib
3
https://docplayer.info/55909625-Makalah-kebijakan-fiskal-guna-untuk-memenuhi-tugas-mata-kuliah-
ekonomi-makro-dosen-pengampu-agus-arwani-m-ag.html, diakses tanggal 19-9-2019 jam 10.00 wib
1.2 Rumusan masalah
Apa yang dimaksud dengan kebijakan fiskal?
Apa tujuan kebijakan fiskal?
Apa saja fungsi kebijakan fiskal?
Apa peranan kebijakan fiskal dalam perekonomian?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui apa itu kebijakan Fiskal
Untuk mengetahui tujuan kebijakan Fiskal
Untuk mengetahui fungsi kebijakan Fiskal
Untuk mengetahui peranan kebijakan Fiskal dalam perekonomian
1.4 Manfaat
Menambah pengetahuan tentang pengertian kebijakan Fiskal.
Menambah pengetahuan tentang tujuan kebijakan Fiskal.
Menambah pengetahuan tentang Fungsi kebijakan Fiskal.
Menambah pengetahuan tentang peranan kebijakan Fiskal
Bab 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
Gilarso, T. 2004. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro.Yogyakarta: Kanisius. hlm 148.
5
Sadono Sukirno,2003, Pengantar Ekonomi Mikro, Raja Gafindo Persada, Jakarta
6
http://dreamerspedia.blogspot.com/2016/03/makalah-kebijakan-fiskal-pengantar-ilmu.html. Loc cit.
dan kapasitas produksi nasional belum digunakan secara penuh. Secara umum, tujuan
kebijakan yang bersifat ekspansif adalah untuk meningkatkan pendapatan nasional dan
mengurangi pengangguran.
2. Kebijakan Kontraktif
Kebijakan yang bersifat kontraktif bertujuan untuk menurunkan dan
memperlambat kegiatan ekonomi. Kebijakan kontraktif ini biasanya dilakukan pada saat
perekonomian mengalami overheating atau overemployment7.
7
Suparmono, Pengantar Ekonomika Makro, AMP YKPN, Yogyakarta, 2002, hlm. 159
8
Pratama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro dan Suatu Pengantar, Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2005, hlm. 422.
modal. Nantinya invesati optimal secara sosial bermanfaat dalam pembentukkan
pasar yang lebih luas, peningkatan produktivitas dan pengurangan biaya produksi
3. Untuk meningkatkan kesempatan kerja
Untuk merealisasikan tujuan ini, kebijakan fiskal berperan dalam hal
pengelolan pengeluaran seperti dengan membentuk anggaran belanja untuk
mendirikan perusahaan Negara dan mendorong perusahaan swasta melalui
pemberian subsidi, keringanan dan lain-lainnya sehingga dari pengupayaan
langkah ini tercipta tambahan lapangan pekerjaan. Namun, langkah ini harus juga
diiringi dengan pelaksanaan program pengendalian jumlah penduduk.
Kebijakan fiskal merupakan salah satu sub bidang pengelolaan keuangan Negara
yang demikian luas, di samping subbidang pengelolaan moneter, dan sub bidang
pengelolaan kekayaan negara. Sub bidang pengelolaan fiscal meliputi enam fungsi, yaitu,
1) Fungsi pengelolaan kebijakan ekonomi makro dan fiskal. Fungsi pengelolaan
kebijakan ekonomi makro dan fiskal ini meliputi penyusunan Nota Keuangan dan
RAPBN, serta perkembangan dan perubahannya, analisis kebijakan, evaluasi dan
perkiraan perkembangan ekonomi makro, pendapatan negara, belanja negara,
pembiayaan, analisis kebijakan, evaluasi dan perkiraan perkembangan fiskal dalam
rangka kerjasama internasional dan regional, penyusunan rencana pendapatan negara.
2) Fungsi penganggaran. Fungsi ini meliputi penyiapan, perumusan, dan pelaksanaan
kebijakan, serta perumusan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur dan
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang APBN.2
3) Fungsi administrasi perpajakan.
4) Fungsi administrasi kepabeanan.
5) Fungsi perbendaharaan. Fungsi perbendaharaan meliputi perumusan kebijakan,
standard, sistem dan prosedur di bidang pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran
negara, pengadaan barang dan jasa instansi pemerintah serta akuntansi pemerintah
pusat dan daerah, pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara, pengelolaan kas
negara dan perencanaan penerimaan dan pengeluaran, pengelolaan utang dalam negeri
dan luar negeri, pengelolaan piutang, pengelolaan barang milik/ kekayaan negara
(BM/KN).
6) Fungsi pengawasan keuangan. 9.
9
Suminto. 2004. Pengelolaan APBN dalam Sistem Manajemen Keuangan Negara. Makalah
Sebagai Bahan Penyusunan Budget in Brief 2004. Jakarta: Ditjen Anggaran, Depkeu.
10
Supriyanto. 2005. Analisis tentang PersoalanKebijakan Fiskal Indonesia di Era Reformasi. Jurnal Aplikasi
Manajemen, Volume 3,Nomor 3, Desember.
APBN mempunyai dua sisi, yaitu sisi yang mencatat pengeluaran dan sisi
yang mencatat penerimaan. Sisi pengeluaran mencatat semua kegiatan pemerintah
yang memerlukan uang untuk pelaksanaanya. Sisi pengeluaran terdiri dari tiga pos
utama, yakni :
a. Pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang atau jasa.
b. Pengeluaran pemerintah untuk gaji pegawainya.
c. Pengeluaran pemerintah untuk transfer payment, misalnya pembayaran subsidi
atau bantuan langsung kepada berbagai golongan masyarakat, pembayaran
pensiun, pembayaran bunga untuk pinjaman pemerintah kepada masyarakat.
Semua pos pada sisi pengeluaran tersebut memerlukan dana untuk melaksanakannya.
Kemudian, sisi penerimaan menunjukkan darimana dana yang diperlukan tersebut diperoleh.
Ada empat sumber utama untuk memperoleh dana tersebut, yaitu :
a. Pajak (berbagai macam).
b. Pinjaman dari Bank Sentral.
c. Pinjaman dari masyarakat dalam negeri.
d. Pinjaman dari luar negeri.
Kebijakan anggaran pemerintah dahulu selalu mengharuskan kebijakan
anggaran berimbang. Kebijakan anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah
menetapkan pengeluaran sama besar dengan pemasukan. Namun pada saat ini
kebijakan anggran dapat menjadi kebijakan anggaran defisit dan anggaran surplus.
Kebijakan anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat
pengeluaran lebih besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada
perekonomian. Dalam hal ini, peningkatan pengeluaran yaitu pembelian pemerintah
atas barang dan jasa. Peningkatan pembelian atau belanja pemeritah berdampak
terhadap peningkatan pendapatan nasional. Contohnya adalah pemerintah
mengadakan proyek membangun jalan raya.
Dalam proyek ini pemerintah membutuhkan buruh dan pekerja lain untuk
menyelesaikannya. Dengan kata lain proyek ini menyerap sumber daya manusia
sebagai tenaga kerja. Hal ini membuat pendapatan orang yang bekerja disini
bertambah. Anggaran defisit memiliki keunggulan maupun kelemahan, salah satu
keunggulannya adalah terdapat penertiban pada angka defisit dan nilai tambahan
utang yang jelas dan lebih transparan serta bisa diawasi masyarakat.
Menurut Menkeu Agus DW Martowardojo penerapan kebijakan anggaran
defisit tujuannya untuk menciptakan ekspansi fiskal dan menguatkan pertumbuhan
ekonomi agar tetap terjaga pada level yang tinggi. Umumnya sangat baik digunakan
jika keadaan ekonomi sedang resesif. Anggaran defisit salah satunya dengan
melakukan peminjaman atau hutang.
Dahulu pemerintahan Bung Karno pernah menerapkannya dengan
caramemperbanyak utang dengan meminjam dari Bank Indonesia, yang terjadi
kemudian adalah inflasi besar-besaran (hyper inflation) karena uang yang beredar di
masyarakat sangat banyak. Untuk menutup anggaran yang defisit, dipinjamlah uang
dari rakyat, sayangnya rakyat tidak mempunyai cukup uang untuk memberi pinjaman
pada pemerintah. Akhirnya, pemerintah terpaksa meminjam uang dari luar negeri.
Sedangkan, anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat
pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya. Sebaiknya politik anggaran
surplus dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai
memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan.
Cara kerja anggaran surplus adalah kebalikan dari anggaran defisit, yaitu uang
yang didapat pemerintah dari pendapatan pajak lebih banyak dari yang dibelanjakan,
pemerintah memanfaatkan selisihnya untuk melunasi beberapa hutang pemerintah
yang masih ada. Surplus anggaran akan menaikkan dana pinjaman, mengurangi suku
bunga dan meningkatkan investasi. Investasi yang lebih tinggi seterusnya dapat
meningkatkan akumulasi modal dan mempercepat pertumbuhan ekonomi11.
11
Boediono, Pengantar Ilmu Ekonomi, BPFE, Yogyakarta, 1987, hlm. 109-111
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam mengelola
keuangan negara sedemikian rupa sehingga dapat menunjang
perekonomian nasional: produksi, konsumsi, investasi, kesempatan
kerja, dan kestabilan harga. Artinya keuangan negara tidak hanya
penting untuk membiayai tugas rutin pemerintah saja, tetapi juga
sebagai “sarana” untuk mewujudkan sasaran pembangunan:
pertumbuhan ekonomi,kestabilan dan pemerataan pendapatan.
2. Ada dua akibat kebijakan fiskal, yaitu kebijakan fiskal yang bersifat
ekspansif dan kebijakan fiskal yang bersifat kontraktif.
1. Kebijakan Ekspansif
Kebijakan yang bersifat ekspansif bertujuan untuk
memperbesar dan mendorong kegiatan ekonomi, sehingga masalah-
masalah yang dihadapi dalam perekonomian tersebut dapat diatasi.
Kebijakan yang bersifat ekspansif biasanya dilakukan pada saat
perekonomian mengalami underemployment atau overcooling,
kelesuan, pengangguran, dan kapasitas produksi nasional belum
digunakan secara penuh. Secara umum, tujuan kebijakan yang bersifat
ekspansif adalah untuk meningkatkan pendapatan nasional dan
mengurangi pengangguran.
2. Kebijakan Kontraktif
Kebijakan yang bersifat kontraktif bertujuan untuk menurunkan
dan memperlambat kegiatan ekonomi. Kebijakan kontraktif ini
biasanya dilakukan pada saat perekonomian mengalami overheating
atau overemployment.
3. Tujuan kebijakan fiskal adalah untuk mencegah pengangguran dan
menstabilkan harga, implementasinya untuk menggerakkan pos
penerimaan dan pengeluaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN). Dengan semakin kompleknya struktur ekonomi
perdagangan dan keuangan, maka semakin rumit pula cara
penanggulangan inflasi
4. Menurut Boediono, terdapat tiga fungsi pokok kebijakan fiskal, yaitu:
Pertama, fungsi alokasi yaitu untuk mengalokasikan faktor-faktor
produksi yang tersedia dalam masyarakat sedemikian rupa sehingga
kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa dapat terpenuhi.
Kedua, fungsi distribusi, yang pada pokoknya mempunyai tujuan
berupa terselenggaranya pembagian pendapatan nasional yang adil.
Ketiga, fungsi stabilisasi, yaitu terjaminnya stabilisasi dalam
pemerintahan suatu negara,terrnasuk dalam fungsi ini adalah
terpeliharanya tingkat kesempatan kerja yang tinggi, tingkat harga
yang relatif stabil dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup
memadai.
B. Pendapat
Melihat kesimpulan dan isi dari pembahasan diatas,menurut saya kebijakan
fiskal tidak hanya berdampak positif meningkatkan pertumbuhan ekonomi di
Indonesia juga dapat menstabilkan perekonomian dan memperlambat laju
inflasi.Walaupun begitu masih ada beberapa kekurangan dalam kebijakan fiskal
ini,diharapkan pemerintah seiring berjalannya waktu dapat menutupi kekurangan-
kekurangan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber-Sumber lainnya:
https://www.jurnal.id/id/blog/2017-pengertian-tujuan-dan-macam-macam-
kebijakan-fiskal/.
http://dreamerspedia.blogspot.com/2016/03/makalah-kebijakan-fiskal-pengantar-
ilmu.html.
https://docplayer.info/55909625-Makalah-kebijakan-fiskal-guna-untuk-
memenuhi-tugas-mata-kuliah-ekonomi-makro-dosen-pengampu-agus-arwani-m-
ag.html
.