Moneter Dan Fiskal

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

Fungsi Kebijakan Fiskal

Fungsi kebijakan fiskal diatur dalam Undang-Undang No. 17 tahun 2003 pasal 3 ayat 4 tentang Keuangan
Negara, yaitu fungsi otoritas, perencanaan, pengawasan, alokasi, stabilisasi, dan distribusi.

Fungsi otoritas adalah ketika anggaran negara menjadi pedoman untuk mencari pendapatan dan belanja
untuk tahun yang bersangkutan.

Fungsi perencanaan merujuk ketika anggaran negara menjadi dasar bagi manajemen dalam
merencanakan anggaran tahun yang bersangkutan.

Fungsi pengawasan adalah ketika anggaran negara menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Fungsi alokasi, yaitu ketika anggaran negara dialokasikan untuk tujuan mengurangi tingkat
pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta menambah efisiensi dan efektivitas perekonomian
negara.

Fungsi stabilisasi, yaitu ketika anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan
keseimbangan fundamental perekonomian.

Fungsi distribusi, yaitu ketika kebijakan negara membuat kebijakan anggaran dengan adil dan rasa
kepatutan.

Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pihak pemerintah guna mengelola dan
mengarahkan kondisi perekonomian ke arah yang lebih baik atau yang diinginkan dengan cara
mengubah atau memperbarui penerimaan dan pengeluaran pemerintah.

Tujuan Kebijakan Fiskal


Tujuan utama dikeluarkannya kebijakan fiskal adalah untuk menentukan arah, tujuan, sasaran, dan
prioritas pembangunan nasional serta pertumbuhan perekonomian bangsa. Adapun tujuan-tujuan
dikeluarkannya kebijakan fiskal secara rinci adalah sebagai berikut.

Mencapai kestabilan perekonomian nasional.

Memacu pertumbuhan ekonomi.

Mendorong laju investasi.

Membuka kesempatan kerja yang luas.

Mewujudkan keadilan sosial.

Sebagai wujud pemerataan dan pendistribusian pendapatan.

Mengurangi pengangguran.

Menjaga stabilitas harga barang dan jasa agar terhindar dari inflasi.

tujuan dari kebijakan moneter, yaitu:

Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan.

Kesempatan kerja.

Kestabilan harga.

Keseimbangan neraca pembayaran.

Detail Kebijakan Moneter

Kebijakan Moneter

“Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan oleh otoritas moneter untuk mengontrol uang beredar,
inflasi, dan untuk memelihara stabilitas ekonomi suatu negara; hal ini dapat dicapai dengan berbagai
cara, seperti perubahan suku bunga, operasi pasar terbuka serta rasio amandemen cadangan aset dan
simpanan tertentu (monetary policy).”

Bank Indonesia

Apa itu Kebijakan Moneter?

Kebijakan Moneter adalah suatu kebijakan yang diambil oleh bank sentral dengan tujuan memelihara
dan menstabilkan mata uang agar perekonomian negara tersebut tidak anjlok. Kebijakan moneter dapat
dilakukan dengan mengambil tindakan pengendalian jumlah uang yang beredar di masyarakat dan
penetapan suku bunga.

Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah kebijakan yang dilaksanakan oleh bank sentral atau Bank
Indonesia untuk dapat mengubah penawaran uang atau mengubah suku bunga yang ada, dengan tujuan
untuk memengaruhi pengeluaran dalam perekonomian.

Tujuan dari Kebijakan Moneter

Tujuannya adalah untuk mensejahterahkan rakyat dengan cara menaikan perekonomian Indonesia,
meminimalisirkan pengangguran serta mengatur mata uang dalam satu negara. Tetapi tidak selalu
terpaku dengan satu tujuan karena tujuan kebijakan moneter tidak statis, namun bersifat dinamis
karena selalu disesuaikan dengan kebutuhan perekonomian suatu negara.

Inflasi

Kebijakan moneter dapat menargetkan tingkat inflasi. Tingkat inflasi yang rendah dianggap sehat bagi
perekonomian sebuah negara. Namun, jika inflasi sudah sangat tinggi, kebijakan moneter diharapkan
dapat mengatasi masalah ini.

Nilai tukar mata uang

Dengan menggunakan otoritas fiskal, bank sentral dapat mengatur nilai tukar antara mata uang
domestik dan asing. Sebagai contoh, bank Indonesia dapat meningkatkan jumlah uang beredar dengan
mengeluarkan lebih banyak uang cetak. Dalam kasus seperti itu, mata uang negara tersebut menjadi
lebih murah dibandingkan dengan mata uang negara lain.
Memperbaiki neraca perdagangan kerja masyarakat

Meningkatkan ekspor dan mengurangi impor dari luar negeri yang masuk ke dalam negeri atau
sebaliknya. Dengan cara ini maka persaingan produk dalam negeri akan bersaing dan pastinya akan
mempunyai kualitas sehingga dapat di ekspor ke luar negeri.

Kebijakan moneter adalah sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh bank sentral dalam bentuk
pengaturan persediaan uang untuk mencapai tujuan tertentu.

Subscribe

Search here ...

Search

TIPS PAJAK

Tujuan, Fungsi, dan Instrumen Kebijakan Fiskal Yang Perlu Dipahami

Adanya kebijakan dalam dunia ekonomi merupakan sebuah landasan atau dasar untuk semua kegiatan,
baik dalam ruang lingkup kecil hingga besar. Ada banyak kebijakan yang digunakan dalam dunia
ekonomi, salah satunya adalah kebijakan fiskal. Dapat dikatakan bahwa kebijakan fiskal merupakan
suatu kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dan bertujuan untuk mendapatkan dana segar. Serta
bagaimana pemerintah menggunakan dana tersebut untuk keperluan berbelanja atau melakukan
sebuah pembangunan. Tentu saja dengan adanya kebijakan fiskal ini, ada acuan bagi pemerintah agar
bijak dalam menggunakan dana yang ada. Simak penjelasan lengkap tentang kebijakan fiskal, mulai dari
tujuan, fungsi, hingga instrumen kebijakan fiskal berikut ini.
Daftar Isi

1 Tujuan Kebijakan Fiskal

2 Instrumen Kebijakan Fiskal

3 Fungsi Kebijakan Fiskal

Tujuan Kebijakan Fiskal

Tujuan, Fungsi, dan Instrumen Kebijakan Fiskal Yang Perlu Dipahami

Penting untuk diketahui bahwa kebijakan fiskal memiliki dua macam aspek di dalamnya, yaitu aspek
kualitatif dan aspek kuantitatif. Untuk aspek kualitatif, hal-hal yang menjadi pembahasannya adalah
jenis-jenis pajak, segala jenis pembayaran dan subsidi. Sedangkan untuk aspek kuantitatif, hal-hal yang
menjadi pembahasan adalah segala sesuatu yang memiliki hubungan dengan jumlah uang yang harus
ditarik dan dibelanjakan. Kebijakan fiskal mempunyai tujuan yang sangat kompleks, yaitu untuk
mencapai sebuah perekonomian atau sistem ekonomi yang makmur dan sejahtera. Selain itu, kebijakan
fiskal juga bertujuan untuk menentukan arah dan tujuan, bidikan, prioritas pembangunan bangsa atau
pembangunan nasional dan tentunya menghasilkan sebuah pertumbuhan ekonomi secara maksimal.
Adapun tujuan-tujuan kebijakan fiskal adalah:

Mencegah dan mengurangi tingkat pengangguran. Dengan adanya kebijakan fiskal, maka diharapkan
masalah pengangguran dapat diatasi.

Mempertahankan stabilitas harga pasar agar tidak mengalami penurunan dan lonjakan yang tinggi.
Karena penurunan dan lonjakan harga pasar yang tinggi akan berakibat fatal bagi perekonomian negara.

Memacu pertumbuhan ekonomi negara, karena pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu hal
mutlak yang harus diupayakan oleh pemerintah. Pemerintah menerapkan kebijakan fiskal untuk mencari
sebuah inovasi baru yang mampu berkontribusi dalam kemajuan perekonomian negara.

Mendorong laju investasi, karena investasi merupakan salah satu transaksi dalam dunia ekonomi yang
memiliki prospek besar. Oleh karena itu, kebijakan fiskal bertujuan untuk mendorong agar kegiatan
investasi ini terus bertambah agar hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai pembangunan nasional dan lain
sebagainya.

Untuk mewujudkan keadilan sosial.

Instrumen Kebijakan Fiskal

Tujuan, Fungsi, dan Instrumen Kebijakan Fiskal Yang Perlu Dipahami


Selain tujuan, kebijakan fiskal juga memiliki beberapa instrumen kebijakan fiskal. Adapun instrumen
kebijakan fiskal, diantaranya adalah sebagai berikut:

Anggaran belanja seimbang. Anggaran belanja menggunakan perpaduan antara anggaran defisit dan
anggaran surplus, yaitu dengan memadukan antara konsep pengeluaran yang lebih banyak daripada
pemasukan dan juga menggunakan konsep pemasukan yang lebih banyak daripada pengeluarannya.

Pembiayaan fungsional. Kebijakan fiskal fokus pada penyesuaian anggaran negara dengan menentukan
biaya atau anggaran yang digunakan oleh pemerintah. Kebijakan pembiayaan fungsional ini bertujuan
untuk menyerap sebanyak-banyaknya tenaga kerja dengan membuka berbagai lapangan pekerjaan
baru. Dalam kebijakan ini pula, pajak dan pengeluaran pemerintah ditempatkan atau diposisikan pada
tempat yang berbeda.

Anggaran defisit atau Kebijakan fiskal ekspansif, yang merupakan salah satu kebijakan pemerintah
bertujuan untuk memberikan stimulus pada sebuah perekonomian. Hal ini dilakukan dengan cara
mengupayakan pengeluaran negara untuk belanja dan pembangunan lebih besar daripada pemasukan
selama kurun waktu tertentu. Anggaran defisit dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu Defisit
konvensional, Defisit moneter, Defisit operasional, dan Defisit primer.

Anggaran surplus atau kebijakan fiskal kontraktif. Kebijakan ini diberlakukan ketika situasi ekonomi pada
kondisi yang ekspansi serta overheating. Hal ini hanya dilakukan untuk menurunkan tekanan dan
desakan yang kian tinggi dari permintaan.

Stabilitas anggaran otomatis, yang dapat diartikan sebagai upaya untuk tetap mempertahankan keadaan
dan kondisi perekonomian yang sudah bagus dengan cara menyesuaikan anggaran yang dimiliki negara.
Dengan memperhatikan penggunaan biaya atau dana, dalam kebijakan ini diusahakan untuk menekan
pengeluaran negara dengan sesuatu yang lebih bermanfaat dan tentunya dengan biaya minimum
namun bisa menghasilkan banyak hasil.

Pengelolaan anggaran yang merupakan salah satu usaha dari pemerintah untuk menjaga sebuah
kestabilan perekonomian negara. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan serta
menggunakan hasil pajak atau pinjaman sebagai modal dasarnya.

Fungsi Kebijakan Fiskal

Mengoptimalkan penggunaan SDA dan SDM, karena sumber daya merupakan salah satu komponen
penting yang harus ada dalam sebuah negara. Kebijakan fiskal berfungsi untuk menyeimbangkan antara
sumber daya alam yang ada dengan sumber manusia yang ada.
Mengoptimalkan kegiatan investasi. Investasi merupakan salah satu kegiatan yang dapat mendatangkan
keuntungan bagi pemerintah dan negara. Kehadiran kebijakan fiskal berfungsi untuk membuka seluas-
luasnya peluang bagi para pemilik modal untuk menginvestasikan modalnya.

Setiap warga negara memang perlu mengetahui tentang kebijakan fiskal. Seperti yang sudah dijelaskan
di atas, terdapat beberapa instrumen kebijakan fiskal yang perlu dipahami. Untuk menambah wawasan
Anda seputar perpajakan, Klikpajak telah menyediakan berbagai informasi yang bisa Anda baca setiap
hari. Klikpajak merupakan mitra resmi DJP yang dapat Anda nikmati secara gratis. Coba sekarang juga!

Kelas Pintar Logo

HomepageUN

Kelas Pintar in EDUTECHKelas 11TIPS PINTAR

Kebijakan Moneter: Jenis, Peranan, dan Instrumen

Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah melalui bank sentral untuk mengontrol
jumlah uang yang beredar dalam masyarakat. Hal ini dilakukan untuk mengendalikan kondisi
perekonomian negara.

Ada pula yang mendefinisikan ini sebagai “tindakan yang dilakukan penguasa moneter untuk
memengaruhi nilai mata uang yang beredar” (Nopirin), “bagian integral dari kebijakan makro”
(Iswardono), maupun “langkah-langkah pemerintah yang dilaksanakan oleh bank sentral untuk
memengaruhi jumlah penawaran uang dan suku bunga” (Sadono Sukirno).

Kebijakan moneter juga memiliki berbagai jenis, peran, dan instrumen. Untuk lebih memahami
mengenai kebijakan yang satu ini, yuk simak artikel berikut!
latihan soal dari Kelas Pintar

Jenis Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter dibagi menjadi dua, yaitu ekspansif dan kontraktif.

Ekspansif (monetary expansive policy)

Ini disebut juga dengan kebijakan uang longgar (easy money policy). Kebijakan tersebut dilakukan
melalui bank sentral yang bertujuan untuk menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat ketika
negara mengalami resesi atau depresi.

(Baca juga: Pendapatan Nasional Menurut Para Ahli)

Beberapa cara memberlakukan kebijakan ini dapat dengan menurunkan suku bunga, membeli surat-
surat berharga, menurunkan cadangan kas, dan mempermudah pemberian kredit.

Kontraktif (monetary contractive policy)

Ini disebut juga sebagai kebijakan uang ketat (tight money policy), yakni kebijakan melalui bank sentral
untuk mengurangi peredaran jumlah uang ketika negara mengalami inflasi.

Beberapa tindakan terkait kebijakan ini adalah dengan menaikkan suku bunga, menaikkan cadangan kas,
menjual sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan memperketat syarat pemberian kredit.

Peranan Kebijakan Moneter

Berdasarkan Undang-Undang No. 3 tahun 2004 pasal 7, tujuan utama dilakukannya kebijakan moneter
adalah menciptakan kestabilan nilai uang yang beredar di masyarakat.

Untuk mencapai tujuan tersebut, kebijakan ini memiliki beberapa peran.


Pertama adalah menjaga stabilitas ekonomi. Ketika kondisi ekonomi negara stabil, terkendali, dan
berjalan dengan baik, kebijakan moneter harus bisa menjaga agar kondisi tersebut berkelanjutan. Stabil
juga berarti arus uang yang beredar di pasar sama dengan arus barang/jasa yang ada di masyarakat.

Kedua adalah menjaga stabilitas harga. Artinya, kebijakan ini harus mampu menstabilkan kenaikan dan
penurunan harga yang tidak beraturan.

Yang ketiga, meningkatkan kesempatan kerja. Adanya keseimbangan uang yang beredar dan jumlah
barang/jasa, para pengusaha diharapkan lebih berani mengadakan investasi. Investasi tersebut dapat
memperluas usaha dan menciptakan lapangan pekerjaan.

Terakhir, atau keempat, kebijakan moneter juga berperan untuk memperbaiki posisi neraca
perdagangan dan neraca pembayaran. Contohnya lewat satu yang sebelumnya dipanggil ekspansif.
Ketika terjadi deflasi, maka kebijakan ini digunakan untuk memperbaiki posisi neraca perdagangan dan
neraca pembayaran melalui penambahan jumlah ekspor yang terjadi dikarenakan menurunnya suku
bunga perbankan.

Instrumen Kebijakan Moneter

download aplikasi kelas pintar

Instrumen adalah langkah-langkah yang harus dilakukan pemerintah untuk mencapai kebijakan
moneter. Ada lima instrumen disini, diantaranya:

1. Operasi Pasar Terbuka (open market operation)

Operasi pasar terbuka adalah kegiatan untuk memperlambat laju inflasi oleh Bank Indonesia dengan
cara jual-beli surat-surat berharga dan obligasi, seperti sertifikat Bank Indonesia.

(Baca juga: Pendapatan Nasional, Rumus Menghitung PDB, PNB dan Lain-lain)
2. Kebijakan diskonto (discount rate)

Kebijakan tersebut menaikkan suku bunga bank dengan tujuan mengurangi jumlah peredaran mata
uang.

3. Cadangan kas minimum (reserve requirement ratio)

Instrumen ini berupa kebijakan Bank Indonesia untuk menaikkan maupun menurunkan cadangan kas
bank umum yang bertujuan untuk mengatasi inflasi maupun deflasi.

4. Kebijakan kredit selektif

Kebijakan kredit selektif, yaitu kebijakan Bank Indonesia untuk menentukan jenis-jenis pinjaman yang
harus dikurangi dan/atau ditambah.

5. Imbauan moral

Instrumen ini berupa kebijakan yang dilakukan Bank Indonesia dengan cara memberikan saran melalui
pengumuman, pidato, ataupun anjuran di media massa berupa ajakan atau larangan untuk menahan
pinjaman tabungan ataupun melepaskan pinjaman kepada khalayak umum.

Jenis Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter dibagi menjadi dua, yaitu ekspansif dan kontraktif.

Ekspansif (monetary expansive policy)

Ini disebut juga dengan kebijakan uang longgar (easy money policy). Kebijakan tersebut dilakukan
melalui bank sentral yang bertujuan untuk menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat ketika
negara mengalami resesi atau depresi.

(Baca juga: Pendapatan Nasional Menurut Para Ahli)


Beberapa cara memberlakukan kebijakan ini dapat dengan menurunkan suku bunga, membeli surat-
surat berharga, menurunkan cadangan kas, dan mempermudah pemberian kredit.

Kontraktif (monetary contractive policy)

Ini disebut juga sebagai kebijakan uang ketat (tight money policy), yakni kebijakan melalui bank sentral
untuk mengurangi peredaran jumlah uang ketika negara mengalami inflasi.

Beberapa tindakan terkait kebijakan ini adalah dengan menaikkan suku bunga, menaikkan cadangan kas,
menjual sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan memperketat syarat pemberian kredit.

Mekanisme transmisi kebijakan moneter

Diupdate: October 3, 2020. Dibaca: 927

ShareTweetLinkedInLike

Mekanisme transmisi kebijakan moneter

Mekanisme transmisi moneter mengacu pada proses di mana tingkat kebijakan ditransmisikan melalui
ekonomi dan pada akhirnya mempengaruhi tingkat inflasi. Suku bunga kebijakan atau suku bunga acuan
adalah salah satu alat kebijakan moneter untuk mempengaruhi jumlah uang beredar di samping
persyaratan cadangan dan operasi pasar terbuka.

Kerangka Operasional Kebijakan Moneter

Untuk mengetahui bagaimana suatu kebijakan moneter dilaksanakan, maka perlu dipahami tentang
kerangka operasional kebijakan moneter yang pada umumnya mencakup instrumen, sasaran
operasional, dan sasaran antara yang dipergunakan untuk mencapai sasaran akhir yang telah
ditetapkan.
Implementasi kebijakan moneter dalam mencapai sasaran akhir dapat dilakukan dengan menggunakan
dua pendekatan, yaitu pendekatankuantitas besaran moneter (quantity based approach) dan suku
bunga sebagai harga besaran moneter (price based approach). Pendekatan berdasarkan kuantitas
dilakukan dengan menetapkan sasaran operasional ug primer dan sasaran antara jumlah uang beredar
atau kredit pada tingkat tertentu. Sedangkan pendekatan berdasarkan suku bunga dilakukan dengan
mentapkan sasaran oparional suku bunga jangka pendek pada tingkat tertentu, tetapi perkembangn
suku bunga jangka menengah tidak ditetapkan secara tegas sebagai sasaran antara. Pengaruh
perubahan sasaran operasional ditransmisikan pada perubahan sasaran akhir melalui perkembangan
beragam variabel informasi yang berfungsi sebgai indikator utama dari perkembangan kegiatan ekonomi
dan tekanan inflasi.

Sasaran antara diperlukan karena untuk mencapai sasaran akhir yang ditetapkan, terdapat tenggang
waktu antara pelaksanaan kebijakan moneter dan hasil pencapaian sasaran akhir. Oleh karena itu,
diperlukan adanya indikator-indikator yang lebih segera dapat dilihat untuk mengetahui indikasi arah
pergerakan ekonomi dan inflasi ke depan dan respon kebijakan moneter yang diperlukan, yang biasanya
disebut sasaran antara. Selain itu, sasaran antara yang dipilih harus memiliki kestabilan hubungan
dengan sasaran akhir. Beberapa sasaran antara yang dapat digunakan antara lain adalah besaran
moneter seperti M1, M2, kredit, dan suku bunga.

Selanjutnya, untuk mencapai sasaran antara tersebut, bank sentral memerlukan sasaran-sasaran yang
bersifat operasional agar proses transmisi dapat berjalan sesuai dengan rencana. Sasaran operasional
yang dpilih harus memiliki kestabilan hubungan dengan sasaran antara, dapat dikendalikan bank sentral,
dan informasi tersedia lebih awal daripada sasaran antara. Beberapa sasaran operasional yang dapat
digunakan antara lain adalah uang primer (M0) dan suku bunga jangka pendek.

Sedangkan, instrumen moneter adalah instrumen yang dimiliki oleh bank sentral yang dapat digunakan
baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mempengaruhi sasaran-sasaran operasional yang
telah ditetapkan. Instrumen kebijakan moneter dapat digolongkan kedalam dua jenis, yaitu instrumen
kebijakan moneter langsung (direct monetary policy instrument) dan instrumen kebijakan moneter tidak
langsung (indirect monetary policy instrument).

Kerangka operasional kebijakan moneter diantaranya adalah sbt:


1.kebijakan moneter mempunyai fungsi untuk mengendalikan uang yg beredar

2.dikaksanakan oleh bank sentral

Kerangka operasional kebijakan moneter merupakan rangkaian langkah- langkah bank sentral dari
penentuan dan prakiraan sasaran akhir, pemantauan variabel-variabel ekonomi yang dijadikan dasar
perumusan kebijakan moneter hingga pelaksanaan pengendalian di pasar uang untuk mencapai sasaran
akhir.

Sejak 72 tahun lalu, Indonesia telah mengalami jatuh-bangun perekonomian dari masa ke masa. Apakah
kamu memerhatikannya? Nah, saat mengalami keterpurukan, biasanya disebut dengan krisis ekonomi.
Tahun 1998 lalu, bahkan Indonesia pernah mengalami krisis ekonomi yang parah, lho. Apakah kamu
tahu tentang hal itu? Tentu saja, harus ada langkah yang dilakukan oleh pemerintah untuk
menyelamatkan. Salah satunya dengan cara memperbaiki kebijakan moneter. Apa itu? Pelajari lebih
lanjut, yuk!

1. Masa Demokrasi Terpimpin (1945-1950)

Saat awal merdeka, Indonesia mengalami inflasi (kenaikan harga barang) yang sangat tinggi karena
kondisi mata uang tidak terkendali. Salah satu faktor penyebabnya yaitu belum adanya mata uang
tunggal yang berlaku. Saat itu, terdapat tiga mata uang yang dipakai, sehingga menyebabkan jumlah
uang beredar menjadi banyak dan akhirnya terjadi inflasi.

Beberapa kebijakan moneter diterapkan untuk menanggulangi krisis ini, di antaranya dengan melakukan
kegiatan diplomasi beras ke India dan membentuk planning board untuk penanggulangan inflasi. Selain
itu, diterbitkan pula ORI (Oeang Republik Indonesia) agar hanya ada satu mata uang resmi, dan
penetapan Kasimo Plan sebagai upaya swasembada pangan.
2. Masa Demokrasi Liberal (1950-1957)

Pada masa ini, ekonomi diserahkan kepada rakyat yang belum lama merdeka dan masih lemah
ekonominya. Usaha-usaha kecil banyak yang mati karena tidak mampu bersaing. Upaya yang diambil
untuk menanggulanginya antara lain: penetapan Gunting Syafruddin untuk memotong nilai uang NICA
dan de Javasche Bank menjadi setengahnya saja yang berlaku.

Pada saat itu pecahan Rp5 ke atas digunting menjadi dua bagian. Guntingan bagian kiri berlaku sebagai
alat pembayaran yang sah dengan nilai setengah dari nilai semula, sedangkan bagian kanan tidak
berlaku sebagai alat pembayaran. Selain itu pemerintah juga melakukan Nasionalisasi De Javasche Bank
menjadi Bank Indonesia, dan penetapan sistem ekonomi Ali Baba untuk membangun kerjasama antara
pengusaha asing dan pengusaha lokal.

Kebijakan gunting

3. Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1967)

Masa inflasi terus terjadi hingga masa Demokrasi Terpimpin. Sejak dekrit presiden 5 Juli 1959, berbagai
upaya terus dilakukan untuk menekan inflasi, namun upaya ini belum berhasil. Salah satunya adalah
upaya devaluasi nilai rupiah. Apakah itu? Devaluasi adalah penurunan nilai tukar rupiah terhadap mata
uang asing. Pada saat itu rupiah didevaluasi dari 1 USD = Rp11.40 menjadi 1 USD = Rp45.

Selain itu, pemerintah juga menerapkan kebijakan sanering yang merupakan upaya pembatasan daya
beli masyarakat, dengan cara memotong nilai uang tanpa menurunkan harga komoditas di pasar.
Contohnya, pemerintah Indonesia melakukan sanering dari Rp4.000,00 menjadi Rp400,00. Namun,
harga gula tetap sebesar Rp4.000,00/kg dengan kata lain hal ini membatasi kemampuan masyarakat
untuk membeli suatu barang. Pada saat itu, ekspektasi dan realita devaluasi tidak berjalan sesuai dengan
rencana pemerintah, sehingga memperparah inflasi yang ada.

Sanering

4. Masa Demokrasi Pancasila


Pada era ini, kebijakan moneter yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah meningkatkan
cadangan wajib minimum menjadi 5% yang sebelumnya 3%. Dengan meningkatnya cadangan minimum
maka porsi tabungan yang dapat dipinjamkan ke masyarakat akan berkurang. Meningkatnya cadangan
wajib minimum dapat memperlambat laju inflasi sehingga jumlah uang beredar mulai dapat berkurang.

Nah, supaya lebih jelas lagi, baca rangkuman berikut yuk!

Rangkuman

Sejauh ini, apakah kamu bisa memahaminya? Kira-kira adakah contoh krisis ekonomi yang pernah terjadi
di luar negeri serta upaya penanggulangannya yang kamu tahu? Tulis di kolom komentar yuk! Kalau mau
belajar lebih mendalam, gabung saja di ruangbelajar Plus. Ada mentor juga yang stand by untuk
menjawab keluhanmu mengenai pelajaran di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai