Bab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka
TINJAUAN PUSTAKA
Kolenkim terbentuk oleh sejumlah sel memanjang yang menyerupai sel prokambium dan
berkembang dalam stadium awal promeristem.Sel kolenkim adalah sel hidup, bentuknya sedikit
memanjang, dan pada umumnya memiliki dinding yang tak teratur penebalannya.Berbeda dengan
sel sklerenkim yang memiliki dinding sekunder, sel kolenkim hanya memiliki dinding primer,
lunak, lentur tak berlignin. Sebaliknya, dinding sekunder pada sklerenkim, bersama dengan
dinding primernya, dapat berlignin (mengandung zat kayu) dan karenanya menjadi keras dan kaku,
Sel kolenkim tetap memiliki protoplas aktif yang mampu melenyapkan penebalan dinding
bila sel dirangsang untuk membelah seperti pada waktu sel tersebut membentuk cambium gabus
atau menanggapi luka.Dinding sel sklerenkim lebih bertahan dan tak dapat segera dilenyapkan,
meskipun protoplasnya masih ada.Kebanyakan sel sklerenkim kehilangan protoplasnya setelah
dewasa.
Sebagaimana diutarakan di atas, kolenkim bertugas sebagai jaringan penyokong pada
bagian tumbuhan muda yang sedang tumbuh dan pada tumbuhan basah, bahkan terdapat pada
organ yang telah dewasa.Kolenkim bersifat plastis dan dapat merenggang secara permanen
bersama dengan pertumbuhan organ tempatnya berada.
Kolenkim, seperti parenkim, dapat mengandung kloroplas dan dapat pula berisi
tannin.Dinding sel kolenkim dapat berlignin atau menjadi lebih tebal seperti pada
sklerenkim.Namun, karena kolenkim terdiri dari sel hidup maka dinding sel kolenkim dapat
menjadi tipis lagi dan sel bersifat meristematik.
Kolenkim merupakan jaringan penyokong pada tumbuhan. Secara ontogeni,
perkembangan kolenkim mirip prokambium dan tampak pada tahap yang sangat awal dari
diferensiasi meristem atau dari sel isodiametris meristem dasar.Kolenkim terdiri atas sel hidup
yang berbentuk agak memanjang dan biasanya berdinding tebal.Kolenkim berfungsi sebagai
jaringan penyokong pada organ muda yang sedang tumbuh, pada tumbuhan herbal (herbaceus),
dan bahkan pada organ dewasa.Kolenkim bersifat plastis sehingga dapat meregang secara
irreversibel dengan adanya pertumbuhan organ.Kolenkim dewasa kurang plastis, lebih kuat, tetapi
lebih mudah rusak daripada kolenkim muda. (Hidayat, 1995)
Ada hubungan fisiologi dan morfologi antara kolenkim dan parenkim.Pada tempat kedua
jaringan tersebut berdampingan terdapat bentuk peralihan atara tipe kolenkim dan
parenkim.Kolenkim seperti halnya parenkim dapat berisi kloroplas.Kolenkim yang mirip dengan
parenkim berisi banyak kloroplas, sedangkan kolenkim khusus yang terdiri atas sel yang sempit
memanjang, hanya sedikit atau tidak mengandung kloroplas sama sekali. Sel kolenkim dapat juga
berisi tanin.(Hidayat, 1995)
Pada irisan melintang kolenkim segar, dinding selnya tampak seperti nakre. Dinding
kolenkim tumbuhan yang terkena angin lebih tebal.Dinding sel terdiri atas selulosa, sejumlah besar
pektin, dan hemiselulosa, tetapi tidak mengandung lignin.Senyawa pektinnya bersifat hidrofil
sehingga dinding kolenkim banyak mengandung air.Dinding kolenkim yang menebal sekunder
dapat menjadi tipis dan kemudian selnya menjadi meristematis lagi dan mulai membelah.Hal ini
terdapat pada jaringan kolenkim yang membentuk felogen.Noktah primer sering kali terdapat
dalam dinding kolenkim.(mulyani, 2006)
Kolenkim terdapat di dalam batang, daun, bunga, buah, dan akar.Kolenkim berkembang
terutama jika mendapat sinar.Kolenkim tidak terdapat dalam batang dan daun Monokotil yang
sklerenkimnya berkembang pada umur awal. Kolenkim biasanya dibentuk tepat di bawah
epidermis, tetapi dalam hal khusus terdapat satu atau dua lapisan parenkim diantara epidermis dan
kolenkim. Apabila kolenkim tepat berada di bawah epidermis, seringkali dinding epidermis
menebal dengan cara yang sama dengan dinding sel kolenkim.Pada batang, kolenkim terdapat
sebagai suatu silinder atau berbentuk pita memanjang (membujur).Pada daun, kolenkim terdapat
pada satu atau kedua sisi tulang daun, dan sepanjang tepi daun.(Mulyani,2006)
Ukuran dan bentuk sel kolenkim beragam.Ada yang berbentuk prisma pendek, mirip sel
parenkim, atau panjang seperti serabut dengan ujung meruncing.Sel kolenkim yan terpanjang
dijumpai di daerah pusat untaian kolenkim, dan yang terpendek di daerah tepi.Hal ini dapat
diterangkan sebagai berikut, untaian kolenkim dibentuk oleh serangkaian sel yang membelah
memanjang mulai dari pusat untaian; setelah pembelahan, sel terus memanjang sehingga sel pusat
menjadi yang terpanjang karena yang pertama kali dibentuk dan meningkat sampai panjang
maksimum.Selama perkembangan untaian kolenkim ini juga terjadi pembelahan mendatar
(horisontal).(Mulyani,2006)
DAFTAR PUSTAKA
Santoso, Woelaningsih dkk. 1987. Anatomi Tumbuhan. Jakarta: penerbit karnunika Jakarta Universitas Terbuka.
Tri Wahyu Agustina. 2010. Materi Pokok Ajar Anatomi Tumbuhan. Bandung: Pendidikan Biologi.