Permasalahan Transportasi Di Kota Makassar

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Permasalahan Transportasi di Kota Makassar (A.

Tri Abdiawan Amir)

Kota Makassar menurut data dari Direktorat Jendral Cipta Karya Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merupakan kota terbesar keempat di Indonesia

dan terbesar di Kawasan Tengah dan Timur Indonesia. Luas areal wilayah Kota sebesar

175,79 km2 dengan total Jumlah penduduk sebanyak 1.112.688. Dapat dikatakan bahwa

kota Makassar sudah menjadi kota Metropolitan. Kota Makassar dengan posisinya yang

strategis menjadi pusat pelayanan di KTI. Selain itu Kota Makassar juga berperan

sebagai pusat perdagangan dan jasa, pusat kegiatan industri, pusat kegiatan

pemerintahan, simpul jasa angkutan barang dan penumpang baik darat, laut maupun

udara dan pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan untuk wilayah Sulawesi Selatan.

Dengan peran besar ini Kota Makassar seharusnya memiliki sarana dan prasarana yang

mendukung termasuk sarana dan prasarana terkait transportasi.

Banyak hal yang masih menjadi kendala dalam kaitannya dengan trasnportasi di

Kota Makassar salah satunya yaitu rasio jalan. Dari data yang diperoleh di Dinas

Perhubungan Kota Makassar, panjang jalan yang ada di Kota Makassar total 1.593,46

Km, yang terbagi dalam kelas Jalan Negara sepanjang 45,29 Km, dan kelas Jalan Kota

sepanjang 1.548,17 Km. Jika dibandingkan dengan jumlah Rekapitulasi Data Potensi

Kendaraan pada UPT Pendapatan Wilayah Makassar 1 Selatan yang diambil per 16 April

tahun 2019 yaitu total sebanyak 875.647 kendaraan, maka di dalam 1 Km jalan di Kota

Makassar terdapat 565 kendaraan. Menurut saya angka ini cukup mengejutkan

mengingat tidak semua jalan di Kota Makassar dalam kondisi baik, sehingga dalam

kondisi tertentu transportasi akan terhambat mengingat peran Kota Makassar ditambah

dengan jumlah kepadatan kendaraan di jalan Kota Makassar tersebut yang kemudian
bertemu dengan kondisi jalan yang rusak atau menyempit. Untuk mengatasi hal ini

pemerintah tidak hanya harus membuat ruas jalan baru, namun juga membuat kebijakan

yang mampu mengurangi jumlah kendaraan yang setiap tahun tercatat terdapat

penambahan sebesar 5% sampai 7% (Samsat Kota Makassar).

Terkait dengan permasalahan rasio jalan di Kota Makassar yang telah dijelaskan

sebelumnya bahwa salah satu penyebab pertumbuhan kendaraan bermotor di Kota

Makassar yang cukup besar dan terus mengalami tren peningkatan yaitu belum adanya

moda transportasi massal yang dikelola dan terintegritas dengan baik. Masyarakat saat

ini mulai beralih menggunakan transportasi daring. Bahkan dapat dikatakan saat ini

sebagian besar masyarakat sudah beralih dari angkutan umum ke transportasi daring.

Dari hasil wawancara dengan beberapa sopir transportasi daring, sekitar 80% dari

mereka merupakan mantan sopir angkutan umum. Pengetahuan mereka tentang jalan di

Kota Makassar menjadi dasar mereka untuk memberanikan diri membeli kendaraan

untuk kemudian memulai menjadi sopir transportasi daring. 100% mengatakan bahwa

menjadi sopir transportasi daring jauh lebih menguntungkan jika dibandingkan menjadi

sopir angkutan kota.

Hal yang sama juga saya dapatkan dari pengguna jasa transportasi daring. Sekitar

90% dari mereka mengatakan bahwa pemerintah saat ini belum memiliki transportasi

yang memadai dari sisi kemudahan, kepastian waktu/kelancaran dan kenyamanan yang

mampu membuat para pengguna jasa transportasi daring kembali beralih ke angkutan

umum. Pemerintah Kota Makassar sebenarnya telah melakukan beberapa langkah

diantaranya yaitu menyediakan Bus Mamminasata yang memiliki trayek dari luar Kota

Makassar ke dalam Kota Makassar, selanjutnya ada program pete-pete Smart yang
nantinya akan menggantikan angkutan umum pete-pete yang lama dan tentunya lebih

nyaman dan ramah lingkungan. Akan tetapi sejauh ini saya menganggap program belum

dijalankan maksimal sehingga sebagian besar masyarakat Kota Makassar masih lebih

memilih menggunakan transportasi daring yang tentu saja berimbas pada tinggi jumlah

kendaraan di Kota Makassar..

Permasalahan lain dari transportasi di Kota Makassar yaitu arah jalur lalulintas

yang masih belum tepat. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Seksi

Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Jalan Dinas Perhubungan Kota Makassar, Irlan

Ruslan, bahwa terdapat beberapa kebijakan yang seharusnya dapat diambil berdasarkan

analisis volume kendaraan yang telah dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kota Makassar

akan tetapi sejauh ini belum dapat terlaksana dikarenakan banyaknya biaya yang harus

dikeluarkan dan selain itu tidak menjadi program prioritas. Titik kemacetan di Kota

Makassar sebenarnya telah dapat ditentukan dan diketahui penyebabnya, akan tetapi

solusi yang selalu diambil oleh dinas perhubungan sifatnya hanya sementara.

Pemerintah Kota Makassar sendiri dalam 2 (dua) tahun ini telah melakukan beberapa

penerapan jalur lalulintas baru sebagai solusi atasi kemacetan diantaranya yaitu

perubahan arus lalu lintas jalan penghibur, somba opu dan jalan balaikota.

Dari hasil pengamatan saya pada beberapa kota besar di Indonesia seperti Kota

Surabaya dan Kota Bandung, terdapat banyak jalan utama yang satu arah dan jalur dua

arah hanya untuk jalan yang berada di luar pusat kota (ring road). Pemerintah Kota

Makassar sepertinya perlu melihat hasil analisis oleh Dinas Perhubungan juga mengingat

bahwa kebijakan pengaturan jalur lalulintas cukup efektif meningkatkan kelancaran

lalulintas pada saat diberlakukan di beberapa kota besar lainnya di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai