67 1 261 1 10 20170127 PDF
67 1 261 1 10 20170127 PDF
67 1 261 1 10 20170127 PDF
2443-115X
ISSN ELEKTRONIK. 2477-1821
ABSTRACT
The over exposure sunlightis on the skin provides of damage. Skin damage caused the
over exposure sunlightis can occur in the short term such as erythema or long term such as
premature skin aging and even skin cancer. One way that can be done to minimize the amount
of UV that penetrated into the skin is to use sunscreen. Corn cob contain the chemical
compounds of phenolic, which suspected to have the protection activity toward the UV B rays.
The study aims to make preparations hand body lotion that meet good physical quality of the
corn cob extract as a sunscreen. Hand made three body lotion formula with extract
concentrations of corn cob 10% FI, FII FIII 15% and 20%. Testing the physical properties of
the test hand body lotion include viscosity, dispersive power and pH. The effectiveness of a
sunscreen is based on a determination of the value of the Sun Protection Factor (SPF) in vitro.
The third formula has a good physical quality lotion that viscosity 50-1000 dPas, the scatter 5-7
cm, pH 4.5 -7. The effectiveness of sunscreen based on the value of the Sun Protection Factor
(SPF), the effectiveness FIII in the category of extra protection is 7.23. SPF value FI FII 5.13
and 5.67 so that FI and FII into the category of moderate protection.
yang dihasilkan kemudian diuapkan setinggi 1-10 cm, pada penambahan HCl
pelarutnya sehingga diperoleh ekstrak kental 2N buih tidak hilang(6).
etanol.
Identifikasi kandungan senyawa dalam
ekstrak tongkol jagung secara KLT.
Identifikasi kandungan senyawa dalam
Identifikasi kandungan kimia ekstrak
ekstrak tongkol jagung.
tongkol jagung secara KLT dimaksudkan
Identifikasi kandungan senyawa
untuk mengetahui kebenaran kandungan
dalam ekstrak tongkol jagung dilakukan
kimia yang terdapat dalam ekstrak kental
dengan uji tabung untuk mengetahui
tongkol jagung. Senyawa yang diidentifikasi
kandungan kimia yang terdapat dalam
yaitu flavonoid, polifenol, dan saponin.
ekstrak kental tongkol jagung.
Identifikasi Flavonoid.
Identifikasi flavonoid.
Identifikasi flavonoid dengan
Sebanyak 3 mL sampel diuapkan,
menggunakan KLT dengan fase diam silika
dicuci dengan heksana sampai jernih. Residu
gel GF254 dan fase geraknya menggunakan n-
dilarutkan dalam 20 mL etanol kemudian
butanol : asam asetat : air (4:5:1). Setelah
disaring. Filtrat dibagi 3 bagian A, B, dan C.
penotolan dan dielusi, plat/lempeng KLT
Filtrat A sebagai blangko, filtrat B
dideteksi dibawah UV 366 nm yang
ditambahkan 0,5 mL HCl pekat kemudian
berfluoresens biru/kuning/hijau. Selanjutnya
dipanaskan pada penangas air, jika terjadi
disemprot dengan pereaksi semprot uap
perubahan warna merah tua sampai ungu
amoniak dan sitroborat(7).
menunjukkan hasil yang positif (metode
Bate Smith-Metchalf). Filtrat C ditambahkan
0,5 mL HCl dan logam Mg kemudian Identifikasi Polifenol.
Polifenol dipisahkan dari senyawa
diamati perubahan warna yang terjadi
kimia lain menggunakan KLT dengan fase
(metode Wilstater). Warna merah sampai
diam silika gel GF254 dan fase gerak etil
jingga menunjukkan adanya senyawa flavon,
asetat:asam formiat:kloroform (9:0,5:0,5).
warna merah tua menunjukkan adanya
Pereaksi semprot yang digunakan untuk
senyawa flavonol atau flavonon, warna hijau
identifikasi lebih lanjut yaitu larutan FeCl 3
sampai biru menunjukkan adanya senyawa
yang akan menimbulkan warna hitam(7).
aglikon atau glikosida.
Identifikasi Saponin.
Identifikasi polifenol.
Saponin dipisahkan dari senyawa
Uji polifenol diperoleh hasil positif
kimia lain menggunakan KLT dengan fase
dengan penambahan pereaksi FeCl3
diam silika gel GF254 dan fase gerak
terbentuk warna larutan biru tua, biru
kloroform:metanol: air (64: 50 :10), setelah
kehitaman atau hitam kehijauan.
penotolan dan dielusi, plat/lempeng KLT
dideteksi dibawah UV 254 nm menimbulkan
Identifikasi saponin.
bercak warna biru(8).
Identifikasi saponin dilakukan dengan
memasukkan ekstrak uji ke dalam tabung
reaksi, ditambahkan 10 ml air panas, Pembuatan sediaan hand body lotion
dinginkan dan kemudian dikocok kuat-kuat ekstrak tongkol jagung
selama 10 detik. Terbentuk buih yang Formula sediaan hand body lotion ekstrak
mantap selama tidak kurang dari 10 menit tongkol jagung ditunjukkan pada tabel 1.
panjang gelombang di atas 320 nm yang 0,050; panjang gelombang 1 (λ1) adalah
memiliki nilai absorbansi minimal 0,05. panjang gelombang terkecil (290 nm) (10).
Replikasi masing-masing dilakukan tiga
kali. HASIL DAN PEMBAHASAN
Determinasi Tanaman
Penentuan nilai SPF hand body lotion Tahap pertama dari penelitian ini
ekstrak tongkol jagung adalah menetapkan kebenaran tanaman
Sampel lotion dengan seri konsentrasi berkaitan dengan ciri-ciri morfologis yang
ekstrak tongkol jagung yang berbeda ada pada tanaman jagung tersebut.
dilarutkan dalam metanol pa diukur Determinasi dilakukan di Laboratorium
absorbansinya (A) tiap 5 nm pada rentang Program Studi Biologi, Fakultas Matematika
panjang gelombang dari 290 nm sampai dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
panjang gelombang di atas 320 nm yang Sebelas Maret. Hasil determinasi adalah
memiliki nilai absorbansi minimal sebagai berikut:
0,05.Replikasi masing-masing dilakukan
tiga kali. 1b– 2b– 3b– 4b– 12b- 13b- 14b- 17b- 18b-
Nilai SPF dihitung luas daerah di 19b- 20b- 21b- 22b- 23b- 24b- 25b- 26b-
bawah kurva (AUC) antara dua panjang 27b- 799b- 800b- 801b -802b- 803b- 804b-
gelombang yang berurutan menggunakan 805b- 806b- 807a- 808a----------------238.
rumus : Poaceae (Gramineae)
A( p a ) A( p ) 1b- 10b- 11b- 12b- 13b- 19a- 20a- 21a- 22a-
AUC pp A ( ( p ) ( p a ))
---------------------------------------------116.
2
Zea
Ap : absorbansi pada panjang 1----------------------------------------------------
gelombang yang lebih tinggi ---------------------------------------Zea mays
diantara dua panjang gelombang. L.,
A(p-a) : absorbansi pada panjang
gelombang yang lebih rendah
diantara dua panjang gelombang Deskripsi Tanaman
yang berurutan. Habitus : rumput, semusim, tumbuh tegak,
λp : panjang gelombang yang lebih berumpun sedikit, tingi 0,6-3 m. Akar :
tinggi diantara dua panjang serabut, putih kotor atau putih kekuningan.
gelombang berurutan Batang : bulat, tidak berkayu, agak lunak,
λ(p-a) : panjang gelombang yang lebih
rendah diantara dua panjang bercabang sedikit atau tidak bercabang,
gelombang berurutan permukaan batang muda berbulu kasar tetapi
batang tua kadang kala gundul, permukaan
batang beralur memanjang, warna hijau.
Nilai SPF dapat dihitung dengan rumus : Daun : tunggal, terletak tersebar, bertangkai
pendek, berpelepah, bentuk pita memenjang,
panjang 35-100 cm, lebar 3-12 cm, pangkal
LogSPF
AUC x 2 tumpul melebar, tepi rata, ujung runcing,
n 1
pertulangan daun sejajar, berambut kasar
hingga gundul, permukaan atas berwarna
Panjang gelombang n (λn) adalah hijau hingga hijau tua, permukaan bawah
panjang gelombang terbesar diantara berwarna hijau muda. Bunga : berkelamin
panjang gelombang 290 nm hingga diatas tunggal (uniseksual), berumah satu,
290 nm yang mempunyai nilai absorbansi majemuk, tersusun dalam bentuk bulir atau
tongkol, terletak diujung batang atau ketiak Tabel 2. Kadar air serbuk tongkol jagung
daun. Bunga jantan : terletak diujung, bunga
majemuk bentuk bulir yang rapat, panjang Replikasi Kadar Air (%b/b)
bunga majemuk 20-40 cm, tersusun oleh 1 7,0
banyak bunga, masing-masing bunga jantan 2 8,5
mempunyai 3 benangsari. Bunga betina : 3 8,5
terletak diketiak daun, bunga majemuk tipe Rata-rata 8
tongkol, terdiri atas banyak bunga,
dilindungi oleh seludang bunga yang Hasil identifikasi kandungan kimia
menyerupai daun berwarna hijau yang terdiri ekstrak tongkol jagung.
atas 8-13 seludung bunga, tangkai putik Identifikasi kandungan senyawa
sanga panjang menyerupai rambut berwarna dalam ekstrak tongkol jagung dilakukan
pirang kemerahan dengan ujung yang dengan uji tabung untuk mengetahui
bercabang dua dan pendek, bakal buah kandungan kimia yang terdapat dalam
berbentuk telur. Buah : termasuk tipe buah ekstrak kental tongkol jagung. Hasil
padi (kulit buah dan kulit biji bersatu identifikasi ditunjukkan pada tabel 3.
sehingga sulit dibedakan), panjang tongkol Berdasarkan penelitian sebelumnya yang
buah masak 8-20 cm, buah berwarna putih menyatakan bahwa tongkol jagung
ketika muda dan berwarna kuning atau ungu mengandung senyawa fenolik, maka dari
ketika masak, seludang berwarna kuning hasil identifikasi kandungan kimia ekstrak
ketika masak. tongkol jagung yang menghasilkan bahwa
ekstrak tongkol jagung mengandung
Hasil Pengeringan dan Penetapan flavonoid, polifenol, dan saponin sesuai
Kadar Air Tongkol Jagung dengan hasil penelitian sebelumnya.
Tongkol jagung dikeringkan dengan
menggunakan oven, rendemen serbuk Hasil identifikasi kandungan kimia
tongkol jagung 16%. Hasil penetapan kadar ekstrak tongkol jagung secara KLT.
air dalam serbuk tongkol jagung, diperoleh Identifikasi bertujuan untuk mengetahui
kadar air sebesar 8% b/b sehingga simplisia kandungan senyawa dalam ekstrak tongkol
memenuhi persyaratan yang berlaku. Tujuan jagung. Identifikasi kandungan senyawa
pengontrolan kadar air kurang dari 10% dalam ekstrak tongkol jagung ini
adalah untuk mencegah pertumbuhan menggunakan metode Kromatografi Lapis
mikroba yang dimungkinan dapat Tipis (KLT). Hasil identifikasi ditunjukkan
menguraikan kandungan bahan organik pada tabel 4.
dalam simplisia. Data pengujian kadar air
disajikan pada Tabel 2.
Tabel 4. Hasil pemeriksaan identifikasi kandungan kimia ekstrak tongkol jagung secara KLT
Pereaksi
Senyawa Fase diam Fase gerak Pembanding Hasil Nilai Rf
semprot
Sampel =
n-butanol:asam Uap Rutin Positif
Flavonoid Silica gel 0,7
asetat:air (4:5:1) amoniak
GF 254 Pembanding
= 0,7
Sampel
Polifenol Etil asetat:asam FeCl3 Asam galat Positif
Silica gel =0,74
formiat:kloroform
GF 254 Pembanding
(9:0,5:0,5)
=0,96
Saponin Silica gel Kloroform :metanol: - - Positif
Sampel =
GF 254 air (64: 50: 10)
0,6
Hasil Penentuan Nilai SPF Ekstrak dengan 0,001% atau 0,01g/L. Sampel diukur
Tongkol Jagung absorbansinya (A) tiap 5 nm pada rentang
Sun Factor Protection (SPF) diartikan panjang gelombang dari 290 nm sampai
sebagai jumlah energi UV yang dibutuhkan panjang gelombang di atas 320 nm yang
untuk meminimalkan MED (Minimal memiliki nilai absorbansi minimal 0,05.
Erytemal Dose) pada kulit yang terlindungi Data yang diperoleh dari penentuan nilai
produk atau zat aktif tabir surya SPF secara in vitro ekstrak tongkol jagung
dibandingkan dengan jumlah energi yang pada berberapa konsentrasi disajikan pada
dibutuhkan untuk menimbulkan MED tanpa tabel 5.
perlindugan produk atau zat aktif tabir surya
(FDA, 2001). Sun Protection Factor (SPF) Tabel 5. Nilai SPF Ekstrak Tongkol Jagung
merupakan indikator universal yang
Ekstrak tongkol Nilai SPF±SD
menjelaskan tentang keefektifan dari suatu
jagung (ppm)
produk atau zat yang bersifat UV protektor,
10 4,51±0,07
semakin tinggi nilai SPF dari suatu produk
100 5,10±0,12
atau zat aktif tabir surya maka semakin
1000 9,77±0,39
efektif untuk melindungi kulit dari pengaruh
buruk sinar UV(11).
Bonina et al. (1996) melaporkan
Nilai SPF ekstrak tongkol jagung
bahwa pengunaan antioksidan pada sediaan
ditentukan dengan metode Petro, metode ini
tabir surya dapat menigkatkan aktivitas
mempersyaratkan untuk menghitung SPF
fotoprotektif. Pengunaan zat- zat yang
kadar sampel dalam kuvet harus ekivalen
bersifat antioksidan dapat mencegah Tabel 6. Hasil uji pH sediaan hand body
berbagai penyakit yang ditimbulkan oleh lotion ekstrak tongkol jagung
radiasi sinar UV(12). Berdasarkan tabel 3
menunjukkan bahwa ekstrak tongkol jagung Formula pH±SD lotion ekstrak
mempunyai aktifitas sebagai sunscreen. tongkol jagung
Berdasarkan penelitian yang dilaporkan I 6,96±0,01
Lumempouw dkk (2012) ekstrak tongkol II 6,87±0,04
jagung mempunyai aktivitas sebagai anti- III 6,84±0,005
UV B(3).
keterangan: Formula I (10% ekstrak); II
Uji Mutu Fisik Hand Body Lotion (15% ekstrak); III (20%
ekstrak)
Tongkol Jagung
Untuk memenuhi karakter sediaan
Viskositas Lotion
lotion yang baik dan dapat diterima
Viskositas suatu sediaan dipengaruhi
masyarakat dapat dilihat dari sifat fisik.
beberapa faktor diantaranya, faktor
Setelah dilakukan pembuatan hand body
pencampuran atau faktor pengadukan saat
lotion ekstrak tongkol jagung, dilakukan uji
proses pembauatan sediaan, pemilihan zat
sifat fisik meliputi tipe lotion, pH, viskositas
pengental dan surfaktan, proporsi fase
dan daya sebar.
terdispersi dan ukuran partikel(13). Perbedaan
viskositas akan berakibat pada perbedaan
Tipe Lotion
daya sebar sediaan krim saat digunakan.
Pengujian tipe lotion bertujuan
untuk mengetahui tipe basis lotion, karena Viskositas sediaan semisolid yang cocok
tipe lotion berpengaruh terhadap pelepasan untuk pemencetan dari tube, dan selanjutnya
bahan aktif dari basisnya. Pengujian tipe untuk memudahkan pemakaiannya adalah
lotion dengan metode warna menggunakan sekitar 50 sampai 1000 dPa.s.(14). Hasil uji
pewarna larut air yaitu methylen blue. Hasil viskositas ketiga formula hand body lotion
pengujian menunjukkan tipe lotion ketiga ekstra tongkol jagung, didapatkan data
formula adalah minyak dalam air (M/A).
seperti ditampilkan pada Tabel 7.
pH Lotion
Pengujian pH pada lotion Tabel 7. Hasil uji viskositas sediaan hand
dilakukan menggunakan pH meter yang body lotion ekstrak tongkol jagung
telah dikalibrasi. Pengujian pH bertujuan Formula Viskositas±SD (dPa.s)
untuk mengetahui kesesuaian pH lotion
I 87±2,88
dengan pH kulit, berdasarkan rentang pH
II 73±5,77
kulit yaitu antara 4,5 – 7,0 (Wasitaatmaja,
III 57±2,88
1990). pH sediaan mempunyai kaitan
dengan kenyamanan di kulit sewaktu Keterangan: Formula I (10% ekstrak); II
digunakan. pH sediaan tidak boleh terlalu (15% ekstrak); III (20%
asam karena akan menyebabkan iritasi. Dari ekstrak)
hasil yang diperoleh terlihat bahwa ketiga Berdasarkan tabel 7 ketiga formula
formula sediaan lotion yang dihasilkan mempunyai viskositas 50 - 1000 dPas hal ini
mempunyai pH netral sehingga akan menunjukkan ketiga formula termasuk
memberikan rasa nyaman di kulit. Hasil uji dalam kategori sediaan semipadat yang
pH masing-masing lotion disajikan pada mudah dalam pemakaiannya. Formula I
Tabel 6. mempunyai viskositas yang paling besar
diikuti FII dan FIII. Semakin besar keterangan: Formula I (10% ekstrak); II
konsentrasi ekstrak tongkol jagung pada (15% ekstrak); III (20%
formulasi, viskositas hand body lotion ekstrak)
ekstrak tongkol jagung semakin kecil.
Hasil pengujian daya sebar hand body Hasil Penentuan Nilai SPF Hand Body
lotion ekstrak tongkol jagung ketiga formula Lotion
menunjukkan daya sebar sesuai kriteria yang Nilai SPF hand body lotion ekstrak
diharapkan yaitu 5-7 cm(15). Formula FIII tongkol jagung ditentukan dengan metode
(ekstrak tongkol jagung 20%) mempunyai yang sama dengan penentan nilai SPF
daya sebar paling besar, diikuti formula FII ekstrak tongkol jangung yaitu metode Petro.
(ekstrak tongkol jagung 15%) dan formula Efektivitas sediaan tabir surya dapat
FI (ekstrak tongkol jagung 10%) yang paling dikategorikan berdasarkan nilai SPF-nya,
kecil daya sebarnya. Formula III mempunyai hasil uji penentuan SPF pada ketiga formula
daya sebar paling besar, hal ini sesuai menunjukkan FIII>FII>FI. Hal ini
dengan hasil pengujian viskositas, dimana dikarenakan FIII mengandung ekstrak yang
FIII mempunyai viskositas yang paling paling besar. Nilai SPF FIII sebesar 7,47
kecil. Daya sebar berbanding terbalik menurut Food and Drug Administration
dengan viskositas sediaan semipadat, (FDA) termasuk dalam kategori proteksi
semakin besar daya sebar krim maka ekstra dan FII dan FII kategori proteksi
viskositasnya semakin kecil. sedang. Nilai SPF basis hand body lotion
sebesar 5,60 sehingga ekstrak tongkol
Daya Sebar jagung dengan konsentrasi ≤ 15% belum
Uji daya sebar dilakukan untuk cukup untuk memberikan proteksi terhadap
mengetahui kemampuan sampel yang sinar UV. Data yang diperoleh dari
berupa sediaan krim atau lotion menyebar
penentuan nilai SPF secara in vitrohand
pada permukaan kulit ketika diaplikasikan.
Sediaan sampel dengan daya sebar terlalu body lotion krim ekstrak tongkol jagung
kecil maka dalam penggunaannya disajikan pada tabel 9.
diperlukan tekanan yang besar untuk
mengoleskan sampel tersebut pada tempat Tabel 9. Nilai SPF Hand Body Lotion
terapi, apabila daya sebar sampel besar maka Ekstrak Tongkol Jagung
akan mudah dioleskan pada tempat terapi
tanpa perlu penekanan yang besar selain itu Formula Nilai SPF±SD
penyebaran bahan aktif pada kulit lebih I 5,13±0,058
merata sehingga efek yang ditimbulkan
II 5,67±0,058
bahan aktif menjadi lebih optimal(16). Hasil
uji daya sebar ketiga formula hand body III 7,23±0,36
lotion, didapatkan data seperti ditampilkan B 5,60±0,058
pada Tabel 8.
keterangan: Formula I (10% ekstrak); II
Tabel 8. Hasil uji daya sebar hand body (15% ekstrak); III (20%
lotion ekatrak tongkol jagung ekstrak) , B (basis)
2. Formula I dan FII nilai SPF 5,13 dan Songklanakarin J.Sci. Technol 27
5,67 termasuk kategori proteksi sedang. (Suppl.2): 579-586. Thailand.
3. Formula III dengan ekstrak tongkol 9. Voigt R. 1995. Buku Pelajaran
jagung 20% mempunyai nilai SPF Teknologi Farmasi. Penerjemah;
tertinggi 7,23 termasuk kategori proteksi Soendani NS.Yogyakarta : Gadjah
ekstra. Mada University Press. Hlm 442-443,
564-578.
DAFTAR PUSTAKA 10. Petro, A. J., 1981, Corelation of
1. Muller, I. (1997). Sun and man: an Spectrophotometic Data With Sun
ambivalent relationship in the history of Protective Factors, Int. J. Of Cosmetics
medicine. In: Altmeyer P, Hoffman K, Science, 3, 185-196
Stu”cker M, eds. Skin Cancer and UV 11. Dutra EA, Oliveira DAGC,
Radiation. Berlin : Springer : 3 – 12. KedorHackmann ERM, Santoro
2. Hossain, A. M.; Islam, A; Jolly, Y. N; MIRM. 2004. Determinationof Sun
Kabir, M. J. A. NewFlavonol Glycoside Protection Factor (SPF) of Sunscreens
from the Seeds of Zea Mays L.Indian by Ultraviolet Spectrophotometry.
J. Chem. 2006, 45, 1319-1321. Brazilian Journal ofPharmaceutical
3. Lumempouwa LI, Suryantoa E, dan Sciences 40 (3): 381-385.
PaendongaJJE. 2012. Aktivitas Anti 12. Bonina, F., Lanza, M., Montenegro, L.,
UV-B EkstrakFenolik dari Tongkol Punglisi, C., Tomaino, A., Trombetta,
Jagung (Zeamays L.). Jurnal MIPA D., Castelli, F., Salja, A., 1996.
Universitas SamRatulangi Online 1(1): Flavonoid as Potential protective
1-4. Agents Againts Photo-oxidative Skin
4. Mishra, A.K., Mishra, A., Damage. Int. J. Pharm, 145, 87-94.
Chattopadhyay, P., 2011, Herbal 13. Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk
Cosmecutical for Photoprotection from Sediaan Farmasi,diterjemahkan oleh
Ultraviolet B Radiation : A Review, Farida Ibrahim,Cetakan I, UI Press,
Tropical Journal of Pharmaceutic Jakarta.
Research, 10(3), 351-360. 14. Langenbucher dan Lange, 2007,
5. Fridd, P., 1996, Natural Ingredient in “Reologi Farmasetik”. Dalam
Cosmetics-II, Wayemouth, England, Lachman, L., Lieberman, H.A., dan
Micelle Press., 156 – 157. Kaning, J.L. Teori dan Praktek Farmasi
6. Mangunwardoyo W, Eni C, Tepy U. Industri II, Edisi Ketiga, No. 1. Jakarta :
2009. Ekstraksi dan Identifikasi Universitas Indonesia Press
Senyawa Antimikroba Herba Meniran 15. Garg, A., D. Aggarwal, S. Garg, dan A.
(Phyllanthus niruri L.). Jurnal Ilmu K.Singla, 2002, Spreading of Semisolid
Kefarmasian Indonesia 7: 57-63. Formulations : AnUpdate,
7. Marliana E. 2007. Analisis Senyawa PharmaceuticalTechnology,
Metabolit Sekunder Dari Batang September2002, 88.
Spatholobus ferrugineus (Zoll & 16. Pratama, A.W dan A Karim Zulkarnain,
Moritzi) Benth yang Berfungsi Sebagai A.K. 2015. Uji SPF In Vitro dan Sifat
Antioksidan. Jurnal Penelitian MIPA 1: Fisik Beberapa Produk Tabir Surya
23-29. Yang Beredar Dipasaran. Majalah
8. Nandhasari et al. 2005. Nutraceutical Farmaseutik, Vol. 11 No. 1 Tahun 2015
Properties Of Thai “yor” Morinda
Citrifolia and “noni” Juice Extract.