Aritmia - Anak

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN

IRAMA JANTUNG/ARITMIA

Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Anak

Disusun oleh:

KELOMPOK 8

1. Putri Rahmadini 1711311016

2. Nuraini Aulia 1711312022

3. Suci Rahmadini Agusty 1711312044

Dosen Pengampu :

Ns. Hermalinda, Sp. Kep. An

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul” Asuhan Keperawatan pada Pasien
dengan Gangguan Irama Jantung/ Aritmia
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal. Terlepas dari semua itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritikan dari Ibu/Bapak Dosen dan saudara pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat
maupun inspirasi tehadap pembaca

Padang, 25 September 2019

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI……………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah……………………………………………………….3
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 4

Bab II Tinjauan Pustaka


A. Anatomi dan Fisiologi Jantung ............................................... …..5
B. Teoritis Aritmia ......................................................................... ….11
C. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Aritmia ............ ….18
BAB III Analisis Jurnal .............................................................................. ….21
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .................................................................................... ….27
4.2 Saran ............................................................................................. ….27
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... ….28

Lampiran

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kesehatan yang berpengaruh terhadap system kardiovaskuler
yang menuntut asuhan keperawatan dapat dialami oleh orang pada berbagai
tingkat usia. System kardiovaskuler mencakup jantung, sirkulasi atau
peredaran darah dan keadaan darah yang merupakan bagian tubuh yang sangat
penting karena merupakan pengaturan yang menyalurkan oksigen serta nutrisi
keseluruh tubuh.
Bila salah satu organ tersebut mengalami gangguan terutama jantung
maka akan mengganggu semua system tubuh. Aritmia merupakan salah satu
gangguan dari system kardiovaskuler. Aritmia adalah tidak teraturnya irama
jantung. Aritmia disebabkan karena terganggunya mekanisme
pembentukan impuls dan konduksi.hal ini termasuk tergangunya system
syaraf. Perubahan ditandai dengan denyut atau irama yang merupakan retensi
dalam pengobatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian aritmia?
2. Apa saja etiologi aritmia?
3. Bagaimana patofisiologi aritmia?
4. Apa saja klasifikasi aritmia
5. Apa saja manifestasi klinis yang timbul pada pasien aritmia?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang aritmia?
7. Bagaimana penatalaksanaan medis pada pasien aritmia?
8. Pengkajian apa saja pada pasien aritmia?
9. Apa saja diagnosa keperawatan dan intervensi pada pasien aritmia?

3
C. Tujuan
1. Tujuan umum:
Tujuan dalam pembuatan makalah ini secara umum adalah untuk
membantu mahasiswa dalam mempelajari tentang aritmia dan asuhan
keperawatan aritmia
2. Tujuan khusus:
1. Mengetahui pengertian dari aritmia
2. Mengetahui etiologi dari aritmia
3. Mengetahui patofisiologi aritmia
4. Mengetahui klasifikasi aritmia
5. Mengetahui manifistasi klinis dari aritmia
6. Mengetahui pemeriksaan penunjang aritmia
7. Mempelajari penatalaksaan medis
8. Mempelajari pengkajian keperawatan
9. Mempelajari diagnose keperawatan dan intervensi pada pasien aritmia

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Anatomi Fisiologi Jantung


1. Anatomi Jantung
Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat buah ruang yang
terletak di rongga dada, di bawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah
kiri sternum. Ruang jantung terdiri atas dua ruang yang berdinding tipis
disebut atrium (serambi) dan dua ruang yang berdinding tebal disebut
ventrikel (bilik) (Muttaqin, 2009).
Jantung memiliki berat sekitar 300 gr, meskipun berat dan ukurannya
dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, berat badan, beratnya aktifitas fisik, dll.
Jantung dewasa normal berdetak sekitar 60 sampai 80 kali per menit,
menyemburkan sekitar 70 ml darah dari kedua ventrikel per detakan, dan
keluaran totalnya sekitar 5 L/ menit (Smeltzer dan Bare, 2002).

5
Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada
(thoraks), diantara kedua paru. Selaput yang mengitari jantung disebut
pericardium, yang terdiri atas 2 lapisan, yauitu pericardium parietalis,
merupakan lapisan luar yang melekat pada tulang dada dan selaput paru. dan
pericardium viseralis, yaitu lapisan permukaan dari jantung itu sendiri, yang
juga disebut epikardium.
Di dalam lapisan jantung tersebut terdapat cairan pericardium, yang
berfungsi untuk mengurangi gesekan yang timbul akibat gerak jantung saat
memompa. Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan, yaitu lapisan luar yang
disebut pericardium, lapisan tengah atau miokardium merupakan lapisan
berotot, dan lapisan dalam disebut endokardium. Organ jantung terdiri atas 4
ruang, yaitu 2 ruang yang berdinding tipis, disebut atrium, dan 2 ruang yang
berdinding tebal disebut ventrikel.
a) Atrium
1) Atrium kanan, berfungsi sebagai tempat penampungan darah yang
rendah oksigen dari seluruh tubuh. Darah tersebut mengalir melalui
vena cava superior, vena cava inferior, serta sinus koronarius yang
berasal dari jantung sendiri. Kemudian darah dipompakan ke ventrikel
kanan dan selanjutnya ke paru.
2) Atrium kiri, berfungsi sebagai penerima darah yang kaya oksigen
dari kedua paru melalui 4 buah vena pulmonalis. Kemudian darah
mengalir ke ventrikel kiri, dan selanjutnya ke seluruh tubuh melalui
aorta.
b) Ventrikel (bilik) Permukaan dalam ventrikel memperlihatkan alur-alur
otot yang disebut trabekula. Beberapa alur tampak menonjol, yang
disebut muskulus papilaris. Ujung muskulus papilaris dihubungkan
dengan tepi daun katup atrioventrikuler oleh serat-serat yang disebut
korda tendinae.
1) Ventrikel kanan, menerima darah dari atrium kanan dan
dipompakan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis.

6
2) Ventrikel kiri, menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan ke
seluruh tubuh melalui aorta. Kedua ventrikel ini dipisahkan oleh sekat
yang disebut septum ventrikel.
Batas-batas jantung:
 Kanan : vena cava superior (VCS), atrium kanan, vena cava
inferior (VCI)
 Kiri : ujung ventrikel kiri
 Anterior : atrium kanan, ventrikel kanan, sebagian kecil
ventrikel kiri
 Posterior : atrium kiri, 4 vena pulmonalis
 Inferior : ventrikel kanan yang terletak hampir horizontal
sepanjang diafragma sampai apeks jantung
 Superior : apendiks atrium kiri
Macam - macam katup jantung :
1) Katup Trikuspid
Katup trikuspid berada diantara atrium kanan dan
ventrikel kanan. Bila katup ini terbuka, maka darah akan
mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan. Katup
trikuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju
atrium kanan dengan cara menutup pada saat kontraksi
ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup trikuspid terdiri dari 3
daun katup.
2) Katup Pulmonal
Darah akan mengalir dari dalam ventrikel kanan
melalui trunkus pulmonalis sesaat setelah katup trikuspid
tertutup. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri
pulmonalis kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan
jaringan paru kanan dan kiri. Pada pangkal trunkus pulmonalis
terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3 daun katup yang
terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila

7
ventrikel kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah
mengalir dari ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis.
3) Katup Bikuspid
Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah
dari atrium kiri menuju ventrikel kiri. Seperti katup trikuspid,
katup bikuspid menutup pada saat kontraksi ventrikel. Katup
bikuspid terdiri dari dua daun katup.
4) Katup Aorta
Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada
pangkal aorta. Katup ini akan membuka pada saat ventrikel kiri
berkontraksi sehingga darah akan mengalir keseluruh tubuh.
Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel kiri
relaksasi, sehingga mencegah darah masuk kembali kedalam
ventrikel kiri.

Pembuluh darah yang terdiri dari arteri, arteriole, kapiler dan venula
serta vena merupakan pipa darah dimana didalamnya terdapat sel-sel
darah dan cairan plasma yang mengalir keseluruh tubuh. Pembuluh darah
berfungsi mengalirkan darah dari jantung ke jaringan serta organ
diseluruh tubuh dan sebaliknya. Arteri, arteriole dan kapiler mengalirkan
darah dari jantung keseluruh tubuh, sebaliknya vena dan venula
mengalirkan darah kembali ke jantung.

8
Darah dipompakan melalui semua ruang jantung dengan bantuan
keempat katup yang mencegah agar darah tidak kembali ke belakang dan
menjaga agar darah tersebut mengalir ke tempat yang dituju. Keempat
katup ini adalah katup trikuspid yang terletak di antara atrium kanan dan
ventrikel kanan, katup pulmonal, terletak di antara ventrikel kanan dan
arteri pulmonal, katup mitral yang terletak di antara atrium kiri dan
ventrikel kiri dan katup aorta, terletak di antara ventrikel kiri dan aorta.
Katup mitral memiliki 2 daun (leaflet), yaitu leaflet anterior dan posterior.
Katup lainnya memiliki tiga daun (leaflet) . 8 Jantung dipersarafi aferen
dan eferen yang keduanya sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Saraf
parasimpatis berasal dari saraf vagus melalui preksus jantung. Serabut
post ganglion pendek melewati nodus SA dan AV, serta hanya sedikit
menyebar pada ventrikel. Saraf simpatis berasal dari trunkus toraksik dan
servikal atas, mensuplai kedua atrium dan ventrikel. Walaupun jantung
tidak mempunyai persarafan somatik, stimulasi aferen vagal dapat
mencapai tingkat kesadaran dan dipersepsi sebagai nyeri.
Suplai darah jantung berasal dari arteri koronaria. Arteri koroner
kanan berasal dari sinus aorta anterior, melewati diantara trunkus
pulmonalis dan apendiks atrium kanan, turun ke lekukan A-V kanan
sampai mencapai lekukan interventrikuler posterior. Pada 85% pasien
arteri berlanjut sebagai arteri posterior desenden/ posterior decendens
artery (PDA) disebut dominan kanan. Arteri koroner kiri berasal dari sinus
aorta posterior kiri dan terbagi menjadi arteri anterior desenden kiri/ left
anterior descenden (LAD) interventrikuler dan sirkumfleks. LAD turun di
anterior dan inferior ke apeks jantung.
Mayoritas darah vena terdrainase melalui sinus koronarius ke atrium
kanan. Sinus koronarius bermuara ke sinus venosus sistemik pada atrium
kanan, secara morfologi berhubungan dengan atrium kiri, berjalan dalam
celah atrioventrikuler
2. Fisiologi Jantung

9
Jantung dapat dianggap sebagai 2 bagian pompa yang terpisah terkait
fungsinya sebagai pompa darah. Masing-masing terdiri dari satu atrium-
ventrikel kiri dan kanan. Berdasarkan sirkulasi dari kedua bagian pompa
jantung tersebut, pompa kanan berfungsi untuk sirkulasi paru sedangkan
bagian pompa jantung yang kiri berperan dalam sirkulasi sistemik untuk
seluruh tubuh. Kedua jenis sirkulasi yang dilakukan oleh jantung ini
adalah suatu proses yang berkesinambungan dan berkaitan sangat erat
untuk asupan oksigen manusia demi kelangsungan hidupnya.
Ada 5 pembuluh darah mayor yang mengalirkan darah dari dan ke
jantung. Vena cava inferior dan vena cava superior mengumpulkan darah
dari sirkulasi vena (disebut darah biru) dan mengalirkan darah biru
tersebut ke jantung sebelah kanan. Darah masuk ke atrium kanan, dan
melalui katup trikuspid menuju ventrikel kanan, kemudian ke paru-paru
melalui katup pulmonal.
Darah yang biru tersebut melepaskan karbondioksida, mengalami
oksigenasi di paru-paru, selanjutnya darah ini menjadi berwarna merah.
Darah merah ini kemudian menuju atrium kiri melalui keempat vena
pulmonalis. Dari atrium kiri, darah mengalir ke ventrikel kiri melalui
katup mitral dan selanjutnya dipompakan ke aorta.
Tekanan arteri yang dihasilkan dari kontraksi ventrikel kiri, dinamakan
tekanan darah sistolik. Setelah ventrikel kiri berkontraksi maksimal,
ventrikel ini mulai mengalami relaksasi dan darah dari atrium kiri akan
mengalir ke ventrikel ini. Tekanan dalam arteri akan segera turun saat
ventrikel terisi darah. Tekanan ini selanjutnya dinamakan tekanan darah
diastolik. Kedua atrium berkontraksi secara bersamaan, begitu pula
dengan kedua ventrikel.

10
B. Aritmia
1. Defenisi
Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang
terjadi pada infark miokardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan
pada frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi
elektrolit abnormal atau otomatis (Doenges,1999).
Aritmia timbul sebagai akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel
miokardium yang mana perubahan ini bermanifestasi sebagai perubahan
bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktiftas listrik sel (Price, 1994).
Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada irregularitas denyut
jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan jantung dan konduksi
(Hanafi, 1996).
Disritmia jantung atau irama jantung yang abnormal, lebih sedikit
terjadi pada anak - anak dibandingkan orang dewasa. Walaupun sedikit,
tapi tidak jarang insidensinya meningkat. Angka daya tahan hidup anak
yang menjalani prosedur bedah jantung lebih tinggi, dan kerusakan system
konduksi mungkin menjadi sebuah komplikasi (Wong, 2009).

2. Etiologi
Secara garis besar, Aritmia Jantung disebabkan oleh :
a. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard
(mikarditis karena infeksi).

11
b. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri
koroner), misalnya iskemia miokard, infark miokard.
c. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-
obat anti aritmia lainnya.
d. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia).
e. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang
mempengaruhi kerja dan irama jantung.
f. Gangguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
g. Gangguan metabolic (asidosis, alkalosis).
h. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme).
i. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung.
j. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis system
konduksi jantung).

Adapun factor-faktor yang dapat mencetuskan disritmia, yaitu:


1 Obat-obatan, terutama obat-obat kelas IA (kinidin,
disopiramid, prokainamid) dan IC (flekainid, propafenon),
digitalis, antidepresan trisiklik, teofilin.
2 Gangguan keseimbangan elektrolit dan gas darah terutama hipo
dan hiperkalemia, asidosis.
3 Payah jantung kongestif: akibat terjadinya aktivasi neurohumoral.
4 Kelainan jantung dan aritmogenik: sindrom wolf Parkinson
white, dan sindrom QT panjang.
5 Gangguan ventilasi, infeksi, anemia, hipotensi dan
renjatan: bisa terjadi takikardi superventrikuler.
6 Tirotoksikosis menimbulkan fibrilasi dan flutter atrium.

3. Patofisiologi
Seperti yang sudah disebutkan diatas, aritmia ventrikel umumnya
disebabkan oleh iskemia atau infark myokard.Lokasi terjadinya

12
infark turut mempengaruhi proses terjadinya aritmia. Sebagai contoh, jika
terjadi infark di anterior, maka stenosis biasanya barada di right coronary
artery yang juga berperan dalam memperdarahi SA node sehingga impuls
alami jantung mengalami gangguan.
Akibat dari kematian sel otot jantung ini, dapat
menimbulkan gangguan pada depolarisasi dan repolarisasi jantung,
sehingga mempengaruhi irama jantung. Dengan dilepaskannya berbagai
enzim intrasel dan ion kalium serta penimbunan asam laktat , maka jalur-
jalur hantaran listrik jantung terganggu. Hal ini dapat menyebabkan
hambatan depolarisasi atrium atau ventrikel serta timbulnya aritmia.
Penurunan kontraktilitas myokard akibat kematian sel juga dapat
menstimulus pangaktifan katekolamin yang meningkatkan rangsang
system saraf simpatis, akibatnya akan terjadi peningkatan frekuensi
jantung, peningkatan kebutuhan oksigen dan vasokonstriksi. Selain itu
iritabilitas myokard ventrikel juga menjadi penyebab munculnya aritmia
ventrikel, baik VES< VT maupun VF.

4. Klasifikasi
Disritmia dapat diklasifikan menurut berbagai criteria seperti efek
pada frekuensi dan irama jantung, sebagai berikut
a. Bradidisritmia
Paling umum pada anak adalah blok atrioventrikular
komplet (blok AV), juga disebut sebagai blok jantung komplet.
Ini dapat congenital atau didapat, seperti terlihat pada pasien pasca
operasi setelah pembedahan di area katup AV dan septum
ventrikel.
Bradikardia sinus pada anak dapat disebabkan oleh pengaruh
system saraf autonomic, seperti pada tonus hipervagal, atau dalam
respons terhadap hipoksia dan hipotensi. Irama junctional atau
nodal umum terjadi pada pasien pascaoperasi. Impuls untuk irama

13
ini berasal dari bawah system konduksi, pada nodus SV.
Identifikasi ditandai oleh tidak adanya gelombang P pada EKG,
dan sering kali terjadi sedikit perubahan pada frekuensi jantung
atau curah jantung. Bila tidak ada penurunan signifikan pada status
jantung pasien, maka tidak perlu pengobatan.
b. Takidisritmia
Takikardia sinus yang disebabkan oleh demam, ansietas,
nyeri, anemia, dehidrasi, atau factor etiologi lain yang menuntut
peningkatan curah jantung harus disingkirkan sebelum
mendiagnosis peningkatan frekuensi jantung sebagai patologi.
Takikardia supraventrikular (TSV) adalah salah satu disritmia
paling umum yang ditemukan pada anak dan mengacu pada
cepatnya frekuensi jantung regular 200-300 denyut per menit.
Awitan TSV sering tiba - tiba, durasi bervariasi. Bayi dan anak
kecil dengan TSV mungkin tidak dapat mengkomunikasikan
frekuensi jantung cepat, dan perjalanan klinis dapat berlanjut
menjadi gagal jantung kongestif (GJK). Tanda penting pada bayi
dan anak kecil adalah makan buruk, sangat gelisah, dan pucat.
c. Gangguan Konduksi
Kebanyakan gangguan irama terlihat setelah operasi pada anak
yang menjalani pembedahan jantung dan tidak terlalu signifikan.
Blok AV paling sering berkaitan dengan edema di sekitar system
konduksi dan membaik tanpa pengobatan. Kawat epikardial
temporer dipasang pada kebanyakan pasien selama pembedahan,
bila terjadi gangguan irama, pacu sementara dapat dilakukan.
Tepat sebelum pulang, praktisi kesehatan melepaskan kawat
dengan menarik ke bawah secara perlahan dan hati hati dari tempat
insersi.

14
Kontraksi prematur dapat tejadi dari atrium, ventrikel atau
focus functional. Signifikasinya bergantung pada derajat gangguan
dan ada atau tidaknya penyakit jantung kronik yang mendasari.
5. Manifestasi Klinis
Ada beberapa tanda dan gejala Aritmia, yaitu:
a. Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur;
defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut
menurun; kulit pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin
menurun bila curah jantung menurun berat.
b. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi,
perubahan pupil.
c. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat
antiangina, gelisah
d. Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan;
bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada
menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri
(edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
e. Demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema
(trombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan
f. Palpitasi
g. Pingsan
h. Rasa tidak nyaman di dada
i. Lemah atau keletihan
j. Detak jantung cepat (tachycardia)
k. Detak jantung lambat (bradycardia)(Smeltzer, 2002).

6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Gangguan Irama Jantung

15
a. EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi.
Menyatakan tipe/sumber aritmia dan efek ketidakseimbangan
elektrolit dan obat jantung.
b. Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan
untuk menentukan dimana aritmia disebabkan oleh gejala khusus bila
pasien aktif (di rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk
mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat antidisritmia.
c. Foto dada : Dapat menunjukkanpembesaran bayangan jantung
sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup.
d. Skan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan area
iskemik/kerusakan miokard yang dapat mempengaruhi konduksi
normal atau mengganggu gerakan dinding dan kemampuan pompa.
e. Tes stres latihan : dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan
latihan yang menyebabkan aritmia.
f. Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan
magnesium dapat mnenyebabkan disritmia.
g. Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung,
adanya obat jalanan atau dugaan interaksi obat contoh digitalis,
quinidin.
h. Pemeriksaan tiroid : peningkatan atau penururnan kadar tiroid
serum dapat menyebabkan.meningkatkan disritmia.
i. Laju sedimentasi : Penignggian dapat menunukkan proses
inflamasi akut contoh endokarditis sebagai faktor pencetus aritmia.
j. GDA/nadi oksimetri : Hipoksemia dapat
menyebabkan/mengeksaserbasi disritmia.

7. Penatalaksanaan Medis
a. Terapi medis Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :
1) Anti aritmia
i. Kelas 1 : sodium channel blocker

16
ii. Kelas 1 A, Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi
pemeliharaan untuk mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau
flutter. Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi
dan aritmi yang menyertai anestesi. Dysopiramide untuk SVT akut
dan berulang
iii.Kelas 1 B, Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia
miokard, ventrikel takikardia. Mexiletine untuk aritmia entrikel
dan VT
iv. Kelas 1 C, Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi
2) Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade) Atenolol, Metoprolol,
Propanolol : indikasi aritmi jantung, angina pektoris dan hipertensi
3) Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation) Amiodarone, indikasi
VT, SVT berulang
4) Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker) Verapamil, indikasi
supraventrikular aritmia

b. Terapi mekanis
1) Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan
disritmia yang memiliki kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur
elektif.
2) Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan
gawat darurat.
3) Defibrilator kardioverter implantabel : suatu alat untuk mendeteksi dan
mengakhiri episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau
pada pasien yang resiko mengalami fibrilasi ventrikel.
4) Terapi pacemaker : alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus
listrik berulang ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.

c. Pertimbangan Keperawatan

17
Tanggung jawab keperawatan awal adalah mengetahui
abnormalitas denyut jantung, baik irama atau frekuensi. Ketika
dicurigai ada idsritmia, frekuensi apical di hitung 1 menit penuh dan
dibandingkan dengan frekuensi radial. Frekuensi jantung tinggi atau
rendah secara onsisten harus menimbulkan kecurigaan. Pengkajian
keperawatn yang akurat, khususnya menegnai curah jantung adalah hal
penting.
Fokus utama asuhan keperawatan adalah pendidikan keluarga
mengenai terapi khusus terhadap disritmia. Setelah episode TSV,
orang tua harus diajarkan untuk mengukur nadi 1 menit penuh. Bila
medikasi diresepkan, instruksi mengenai dosis yang akurat dan
pentingnya pemberian dosis yang tepat pada interval tertentu
ditekankan.
Ketika pacu jantung diimpalntasikan, penyuluhan untuk orang
tua dan anak meliputi penjelasan alat, deskripsi bagian - bagian
komponen dan prosedur pembedahan, dan penyuluhan pulang.
Misalnya, penyuluhan pulang termasuk informasi tentang tanda dan
gejala infeksi, perawatan luka umum, dan pembatasan aktivitas
tertentu. Instruksi untuk menyampaikan hasil EKG via telepon juga
diberikan. Anak dengan pacu jantung harus menggunakan alat.
Kewaspadaan medic dan orang tua mereka harus mempunyai kartu
identifikasi pacu dengan data pacu khusus yang akan digunakan pada
kasus kedaruratan.

C. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Irama Jantung/


Aritmia
1. Pengkajian
a. Riwayat Penyakit
 Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke, hipertensi.

18
 Riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati, GJK, penyakit
katup jantung, hipertensi.
 Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti aritmia lainnya
kemungkinan untuk terjadinya intoksikasi.
 Kondisi psikososial
b. Pengkajian fisik
 Aktivitas : kelelahan umum.
 Sirkulasi : perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin
tidak teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra,
denyut menurun; kulit warna dan kelembaban berubah misal pucat,
sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin menruun bila curah
jantung menurun berat.
 Integritas ego : perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut,
menolak,marah, gelisah, menangis.
 Makanan/cairan : hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran
terhadap makanan, mual muntah, peryubahan berat badan, perubahan
kelembaban kulit
 Neurosensori : pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung,
letargi, perubahan pupil.
 Nyeri/ketidaknyamanan : nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang
atau tidak dengan obat antiangina, gelisah.
 Pernafasan : penyakit paru kronis, nafas pendek, batuk, perubahan
kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels,
ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan
seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena
tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
2. Diagnosa Keperawatan
 Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung
(00029)

19
 Defisiensi pengetahuan b. d kurang sumber pengetahuan

Diagnosa NOC NIC


Penurunan 1. Keefektivan Pompa Jantung 1. Monitor Tanda Vital (6680)
(0400)  Monitor tekanan darah, nadi,
curah
Setelah dilakukan tindakan suhu dan status pernapasan
jantung keperawatan 2x24 jam, diharapkan : dengan tepat
 Tekanan darah sistol ditingkatkan ke  Monitor keberadaan dan
berhubunga
skala 5 kualitas nadi
n dengan  Tekanan darah diastol ditingkatkan  Monitor irama dan tekanan
perubahan ke skala 5 jantung
 Denyut jantung apikal ditingkatkan  Monitor nada jantung
irama ke skala 5  Monitor irama dan laju
jantung  Suara jantung abnormal ditingkatkan pernapasan
ke level 4  Monitor sianosis sentral dan
(00029)  Kelelahan ditingkatkan ke level 5 perifer
 Asites ditingkatkan ke level 5  Identifikasi kemungkinan
 Sianosis ditingkatkan ke level 5 penyebab perubahan tanda –
 Intoleransi aktivitas ditingkatkan ke tanda vital
level 5 2. Perawatan Jantung (4040)
 Secara rutin mengecek pasien
2. Status Pernapasan (0415) baik secara fisik dan psikologis
Setelah dilakukan tindakan seuai dengan kebijakan tiap
keperawatan 2x24 jam, diharapkan : agen / penyedia layanan
 Pastikan tingkat aktivitas pasien
 Frekuensi pernapasan ditingkatkan yang tidak membahayakan
ke 4 curah jantung
 Irama pernapasan ditingkatkan ke 5  Instruksikan pasien tentang
 Kepatenan jalan napas ditingkatkan pentingnya untuk segera
ke 5 melaporkan bila merasakan
 Pernapasan bibir dengan mulut nyeri dada
mengerucutditingkatkan ke 5  Monitor respon pasien terhadap
 Dispnue dengan aktivitas ringan obat antiaritmia
ditingkatkan ke 5 3. Manajemen Energi (0130)
 Pernapasan cuping hidung  Pilih intervensi untuk
ditingkatkan ke 5 mengurangi kelelahan baik
secara farmakologis maupun
3. Status Jantung Paru (0414) non farmakologs dengan tepat.
Setelah dilakukan tindakan  Tentukan jenis dan banyaknya
keperawatan 2x24 jam, diharapkan : aktivitas yang dibutuhkan untuk

20
menjaga ketahanan
 Denyut nadi perifer ditingkatkan ke  Monitor sumber kegiatan
level 5 olahraga dan kelelahan
 Irama jantung ditingkatkan ke level 5 emosional yang dialami pasien
 Pucat ditingkatkan ke level 5
Defisiensi 1. Pengetahuan : Manajemen 1. Bimbingan Antisipatif (5210)
Disritmia (1852)  Bantu klien mengidentifikasi
pengetahuan
Setelah dilakukan tindakan kemungkinan perkembangan
b.d kurang situasi krisis yang akan terjadi
keperawatan 2x24 jam, diharapkan :
dan efek dari krisis yang bisa
sumber  Jenis disritmia ditingkatkan ke level berdampak pada klien dan
pengetahuan 5 keluarga
 Tanda dan gejala  Latih teknik yang digunakan
disritmiaditingkatkan ke level 5 untuk beradaptasi terhadap
 Efek latihan pada irama jantung perkembangan situasi kritis
ditingkatkan ke level 5 dengan klien secara tepat
 Libatkan keluarga maupun
 Efek kecemasan pada irama jantung orang-orang terdekat klien jika
ditingkatkan ke level 5 memungkinkan
 Tanda dan gejala kelelahan
ditingkatkan ke level 5 2. Manajemen Disritmia (4090)
 Tindakan yang perlu dilakukan pada  Pastikan riwayat penyakit
saat darurat ditingkatkan ke level 5 jantung dan disritmia pasien
serta keluarga
2. Pengetahuan : Perilaku Kesehatan
 Catat kegiatan yang
(1805) berhubungan dengan timbulnya
Setelah dilakukan tindakan disritmia
keperawatan 2x24 jam, diharapkan :  Catat frekuensi dan durasi
 Manfaat olah raga teratur disritmia
ditingkatkan ke level 4ditingkatkan  Bantu pasien dan keluarga
ke level 5 untuk dapat memahami pilihan
pengobatan
3. Pengetahuan Manajemen Nyeri
(1843)
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 2x24 jam, diharapkan :
 Tanda dan gejala nyeriditingkatkan
ke level 5
 Strategi untuk mengontrol
nyeriditingkatkan ke level 5
 Manfaat modifikasi gaya hidup
aktifitas bermain ditingkatkan ke
level 5
 Sumber informasi terpercaya terkait

21
kontrol terhadap nyeriditingkatkan
ke level 5
X
,
m
c
x
j
j
j
s

22
BAB III
ANALISIS JURNAL
1. Judul Penelitian
Perancangan Media Informasi Tentang Aritmia Jantung Bagi Anak Remaja
Usia 15-20 Tahun
2. Kata Kunci
Aritmia, Remaja, Media Informasi, dan Infografis
3. Pengarang / Author
Novia Anastastya, Andrian Dektisa Hagijanto, Bernadette Dian Arini Maer
4. Kesimpulan
Penelitian ini ditujukan kepada anak remaja berusia 15-20tahun agar
mereka dapat mengetahui lebih dalam mengenai aritmia jantung dengan
menggunakan media yangmenyenangkan dan mudah dipahami.Dengan
menggunakan video infografis danberbagai media lainnya yang dibuat
secara digitalmelalui media sosial, pendekatan dapat dilakukankepada
sasaran perancangan dikarenakan merekamerupakan remaja-remaja yang
fasih menggunakangadget dan hidup dalam dunia yang
memilikiperkembangan teknologi yang sangat cepat.
Denganmenggunakan media-media tersebut, pesan dapatdisampaikan
dengan cara yang dikenali olehsasaran perancangan.
5. Critical Apraisal
a. Why was this study done?
 Aritmia jantung merupakan penyakit yangseringkali diremehkan
keberadaannya karenadianggap tidak berbahaya. Namun tanpa
disadari,aritmia jantung sendiri dapat berakibat fatal apabilatidak
atau terlambat untuk ditangani dan dapat jugamenyebabkan adanya

23
komplikasi dengan penyakitberbahaya lainnya. Melihat bahwa di
Indonesiainformasi tentang aritmia jantung khususnya bagiremaja
sangat minim keberadaannya, makadiperlukan sebuah media
informasi yang bersifatmenarik dan menyenangkan bagi
sasaranperancangan untuk membantu mereka mengenaliaritmia
jantung dengan lebih dalam lagi. Aritmiajantung sendiri juga
merupakan topik yang bersifatmedis dan kurang menarik bagi
remaja, oleh karenaitu diperlukan cara pendekatan dan
penyampaianyang membuat mereka tertarik dan dapat
menikmatiproses pembelajaran yang akan diberikan.
 Peneliti sudah menuliskan dengan jelas tujuan dilakukan penelitian
 Kata kunci yang digunakan peneliti sudah sesuai
 Fakta dan teori dituliskan kutipannya. Sehingga meningkatkan nilai
kebenarannya.

b. What is sample of size ?


Metode analisis data yang akan digunakan dalamperancangan ini
adalah metode 5W1H karenapenyakit aritmia tidak terkait produk
danpersaingan pasar. Data yang dibutuhkan adalahmengenai penyakit
aritmia jantung mulai daripenyebab, jenis, gejala, dampak, dan
caramengatasi pada aritmia secara umum, apa yangdirasakan, gejala
yang timbul, cara menjaga darisisi penderita, cara mengobati dan
pertolonganutama, serta metode yang tepat dalam
memberikaninformasi kepada anak remaja 15-20 tahun.
Sumber data akan diperoleh melalui wawancara dengan dokter
spesialisjantung, ahli jantung, dan penderita, sertaguru SMP-SMA dan
remaja berusia 15-20tahun. Data juga akan diperoleh melaluiobservasi
kepada remaja 15-20 tahun

c. How were the data analyzed?

24
Sumber data akan diperoleh melalui wawancara dengan dokter
spesialisjantung, ahli jantung, dan penderita, sertaguru SMP-SMA
dan remaja berusia 15-20tahun. Data juga akan diperoleh
melaluiobservasi kepada remaja 15-20 tahun

d. Are the measurements of major variables valid &reliable?


Instrumen yang digunakan untuk penilaian variabel sudah
valid/tepat. Instrumen yang digunakan reliable/mampu
menampilkan/memberikan makna yang sama ketika digunakan
oleh semua responden

e. Were there any untoward events during the conduct of the study?
Persetujuan diperoleh dari komite etika Instansi terkait studi.
Seorang peneliti menjelaskan penelitian ini kepada calon peserta,
dan informed consent tertulis telah diperoleh sebelumnya. Identitas
pribadi subjek dilindungi karena semua data diidentifikasi hanya
berdasarkan jumlah kasus, sehingga kerahasiaan terjamin. Mereka
diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, dan diberi tahu
bahwa mereka dapat menarik diri dari penelitian ini kapan pun
tanpa efek samping pada perawatan mereka selanjutnya. Semua
hasil untuk penelitian ini dilaporkan sebagai agregat.

f. How do the results fit with previous search in the area?

Penelitian ini memiliki beberapa kekuatan metodologis.


 Sampel direkrut langsung dari responden. Tingkat tindak lanjut
sangat bagus
Penelitian ini menggunakan metode analisis data yaitu metode
5W1H karenapenyakit aritmia tidak terkait produk danpersaingan

25
pasar.

g. What does this research mean for clinicalpractice?


 Dari semua komponen tersebut, terlihat bahwa Perancangan
Media Informasi Tentang Aritmia Jantung Bagi Anak
RemajaDapat Bertindak Sebagai Intervensi Efektif Terhadap
Pengetahuan Pasien. Bagaimana pun, karena ukuran sampel yang
kecil, kita bisa menganggapnya sebagaistudi pendahuluan, dan
penelitian lanjutan harus dilanjutkan dengan merekrut lebih
banyak sample penelitian. Namun, temuan itu dapat membantu
Profesi Perawat untuk mengatasi masalahdefisit pengetahuan pada
anak Aritmia.

26
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat buah ruang yang
terletak terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada (thoraks),
diantara kedua paru.. Ruang jantung terdiri atas dua ruang yang berdinding
tipis disebut atrium (serambi) dan dua ruang yang berdinding tebal disebut
ventrikel (bilik).
Salah satu gangguan yang terjadi pada system kardiovaskuler yaitu
aritmia/disritmia/gangguan irama jantung. Aritmia atau disritmia adalah
perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi
elektrolit abnormal atau otomatis (Doenges, 1999).
Penyebab paling umum dari aritmia yaitu adalah penyakit miokard
(iskemi dan infark), yang disertai dengan perubahan keseimbangan elektrolit,
gangguan metabolisme, toksisitas obat dan vasospasme coroner.

4.2 Saran
Dari penjelasan mengenai asuhan keperawatan pada aritmia jantung
diharapkan pembaca terutama mahasiswa keperawatan dapat memahaminya.
Sehingga pembaca dapat memperluas ilmu pengetahuan serta menerapkannya
dalam kehidupan praktek lapangan ketika preklinik maupun pada saat
melanjutkan program profesi nantinya.

27
DAFTAR PUSTAKA

Wong, L Donna dkk. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik volume 2. Alih bahasa
Sari kurnianingsih , Setiawan. Jakarta : EGC, 2008

Sari, Kartika W. 2013. Standar Asuhan Keperawatan. Jakrta : CV. Trans Info
Media

Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &


Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8.
Jakarta : EGC; 2001.

http://eprints.undip.ac.id/46852/3/Vania_22010111120050_LapKTI_BAB2.pdf (diakses
pada tanggal 25 September 2019)
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-lukmanhadi-6708-2-babii.pdf
(diakses pada tanggal 25 September 2019)

28

Anda mungkin juga menyukai