Asuhan Kebidanan Kehamilan Post Date
Asuhan Kebidanan Kehamilan Post Date
Asuhan Kebidanan Kehamilan Post Date
OLEH :
NAMA : WILDAN NUR AGHNIA RUSDIANA
NIM : 12.02.02.1446
SEMESTER : DUA (II)
TGL. PRAKTIK : 19 AGUSTUS – 28 AGUSTUS 2013
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan Inayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil asuhan kebidanan di ruang VK RSUD Dr. Soegiri Lamongan.
Laporan ini disusun dan diajukan sebagai salah satu tugas pertanggung jawaban selama kami praktik
klinik di ruang VK RSUD Dr. Soegiri Lamongan. Penyusun laporan berbekal dari hasil pengalaman selama praktik
klinik, teori yang diperoleh selama perkuliahan serta literatur.
Dalam pelaksanaan kegiatan praktik klinik dan penyusunan laporan, penyusun memperoleh masukan, bimbingan,
dan pengarahan dari berbgai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada yang terhormat Bapak/ Ibu :
1. Direktur rsud
2. Drs. H. Budi Utomo Amd.,Kep. M.Kes selaku ketua “STIKES Muhammadiyah Lamongan” dan staf yang telah
berkenan memberikan kesempatan untuk praktik klinik kebidanan,
3. Alamah Amd.,Keb selaku Kepala ruangan VK RSUD Dr. Soegiri Lamongan yang telah memberi masukan,
bimbingan dan pengarahan selama praktik klinik,
4. Bapak/ Ibu Dosen STIKES Muhammadiyah Lamongan selaku pembimbing akademi,
5. Serta semua pihak yang membantu kelancaran selama praktik klinik kebidanan dan dalam penyusunan laporan yang
tidak dapat kami sebut satu persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih kurang sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dami perbaikan yang akan datang. Dan akhirnya semoga lapran ini dapat bermanfaat bagi
kami khususnya.
Kehamilan lewat waktu merupakan salah satu kehamilan yang beresiko tinggi, di mana dapat terjadi
komplikasi pada ibu dan janin. Kehamilan umumnya berlangsung selama 42 minggu atau 294 hari dari hari pertama
haid terakhir. Kehamilan lewat waktu juga biasa disebut serotinus atau post term pregnancy, yaitu kehamilan yang
berlangsung selama lebih dari 42 minggu atau 294 hari. Beberapa penulis menghitung waktu 42 minggu setelah haid
terakhir, ada pula yang mengambil 43 minggu. Post term, pro longed, post dates, dan post mature merupakan istilah
yang lazim digunakan untuk kehamilan yang waktunya melebihi batas waktu normal (42 minggu).
Menurut standart Internasional dari American Collage of Obstetricians and Gynocologist (1977),
kehamilan jangka panjang atau pro longed pregnancy ialah kehamilan yang terjadi dalam jangka waktu lengkap 42
minggu (294 hari) atau lebih, yang dihitung dari hari pertama haid terakhir, yang dimaksud lengkap 42 minggu
adalah 41 minggu 7 hari, jika 41 minggu 6 hari belum bisa dikatakan lengkap 42 minggu. Kehamilan yang terjadi
dalam jangka waktu lebih dari 40 minggu sampai 42 minggu disebut kehamilan lewat tanggal atau post date
pregnancy.
1.2 Tujuan
Dengan adanya Asuhan Kebidanan ini diharapkan mahasiswa dapat lebih mengerti dan memahami
pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada ibu dengan kehamilan post date.
Masalah Penjabaran
Tanda Dugaan Amenorea Konstipasi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi
Hamil pembentukan folikel de graff dan ovulasi
Mual a. Pengatur ekstrogen dan progesterone terjadi
pengeluaran asam lambung yang berlebihan
b. Menimbulkan morning sicnes (mual muntah
dipagi hari)
c. Dalam batas yang fisiologis keadaan ini bisa
diatasi
d. Mual muntah sehingga menyababkan nafsu
makan berkurang
Ngidam Wanita hamil sering mengidam makanan tertentu,
penyebab dari ngidam sampai saat ini belum
diketahui.
Pingsan a. Terjadi gangguan sirkulasi peredaran darah ke
daerah kepala menyebabkan iskemik pada
saluran saraf pusat dan menimbulkan pingsan
b. Keadaan ini menghilang saat usia kehamilan 16
minggu
Payudara tegang a. Pengaruh hormon ekstrogen, progesteron dan
somatotropin menimbulkan deposiy lemak, air,
dam garam pada payudara
b. Ujung saraf terteksn menyebabkan rasa sakit
terutama pada hamil pertama
Sering miksi Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung
kemih ceoar terasa penuh dan sering miksi.
Obstipasi Pengaruh progesteron dapat
menghambatbperistaltik usus, menyebabkan
kesulitan untuk buang air besar (b.ab).
Pigmentasi kulit a. Adanya hyperpigmentasi areola mamae dan
papilla mamae
b. Cloasma gravidarum
c. Dinding perut: striae dan linea
Epulis Hipertropi gusi disebut epulis dapat terjadi bila
hamil
Varises ataua. Pengaruh phormon ekstrogen dan progesteron
penampakan terjadi penampakan pembuluh darah venam
pembuluh darah terutama bagi mereka yang mempunyai bakat
b. Penampakan ini terlihat disekitar genetalia
externa, kaki dan payudara.
Tanda Tidak Membesarnya perut
Pasti Hamil
Uterus membesar,
terjadi perubahan
dalam bentuk,
besar, dan
konsistensi
Tanda yanga. Tanda Hegar daerah ismus uteri sedikit lunak.
ditemukan dalam Jika saat 2 jari ada di fornix posterior dan tangan
pemeriksaan dalam satunya pada diniding perut, maka ismus tidak
teraba, seolah corpus uteri sama sekali terpisah
dari serviks
b. Tanda Chadwiks warna ungu pada selaput
lendir vulva dan vagina
c. Tanda Piskacek terkadang teraba fundus uteri
tidak teraba karena uterus lebih ccepat tumbuh di
daerah implanyasi telur
d. Tanda Ballotement pada bulan ke 4 dan ke 5
saat rahim di dorong dengan tiba-tiba maka akan
melenting di dalam rahim
Tanda Pasti Gerakan janin
Hamil dalam rahim
Denyut Jantunga. Didengar dengan stetoskop
Janin b. Dicatat
c. Dicatat dengan foto elektro kardiogram
d. Dilihat pada ultrasonografi
Pemeriksaan
rongen terhadap
kerangka janin
2.2.2 Patofisiologi
Usia kehamilah kebih dari 42 minggu
Kadar progesteron tidak cepat turun, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang
Akibatnya :
(i) Kontraksi uterus berkurang
(ii) Persalinan tertunda
Pnuaan plasenta sehingga tidak terjadi infusiensi (gangguan fungsi plasenta)
(i) Numtional Infusiensi mengakibatkan IUGR
(ii) Respirasi Infusiensi mengakibatkan hipoksia
2.2.3 Diagnosa
Diagnosa kehamilan post date biasanya dari perhitungan rumus Neagle setelah mempertimbangkan siklus
haid dan keadaan klinis. Bila ada keraguan, maka pengukuran tinggi fundus uterus serial dengan sentimeter (cm)
akan memberikan informasi mengenai usia gestasi lebih tepat. Keadaan klinis yang mungkin ditemukan ialah air
ketuban yang berkurang dan gerakan janin yang jarang.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam mendiagnosa kehamilan lewat waktu, antara lain:
1. HPHT jelas
2. Dirasakan gerakan janin pada usia kehamilan 16 minggu sampai 18 minggu
3. Terdengar denyut janting janin (normal pada usia kehamilan 10 minggu sampai 12 minggu dengan Doppler, dan
usia kehamilan 19 minggu sampai 20 minngu dengan fetoskop)
4. Usia kehamilan yang sudah ditetapkan denagn USG pada usia kehamilan kurang dari atau sama dengan 20 minggu
5. Tes kehamilan (urine) sudah positif dalam 6 minggu pertama telat haid. Bila telah dilakukan pemeriksaan USG
serial terutama sejak trimester pertama, maka hampir dapat dipastikan usia kehamilan. Sebaliknya, pemeriksaan
kehamilan yang sesaat setelah timester ke tiga sukar untuk memastikan usia kehamilan. Diagnosa juga dapat
dilakukan dengan penilaian biometrik janin pada trimester satu kehamilan dengan USG. Penyimpangannya pada tes
biometrik ini hanya lebih atau kurang satu minggu.
Pemeriksaan sitologi vagina (indeks kariopiknotik lebih dari 20%) mempunyai sensitifitas 75% dan tes tanpa
tekanan dengan KTG mempunyai spesifitas 100% dalam menentukan adanya disfungsi janin plasenta atau post
term. Kematangan serviks tidak bisa dipakai untuk menentukan usia kehamilan. Tanda kehamilan post date yang
dijumpai pada bayi dibagi atas tiga stadium 1:
(i) Stadium I : kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit kering, rapuh, dan
mudah mengelupas
(ii) Stadium II : gejala stadium I disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada kulit
(iii) Stadium III : terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit, dan tali pusat.
Yang paling penting dalam menangani kehamilan post date ialah menentukan keadaan janin, karena setiap
keterlambatan akan menimbulkan resiko keterlambatan. Penentuan keadaan janin dapat dilakukan.
a. Tes tanpa tekanan (Non Stress Test). Bila memperoleh hasil non reaktif maka dilanjutkan dengan test tekanan
oksitosin. Bila diperoleh hasil reaktif maka nilai spesifitas 98,8% menunjukkan kemungkinan besar janin baik. Bila
ditemukan hasil tes tekanan yang positif, meskipun sensitifitas reaktif rendah tetapi telah dibuktikan berhubungan
dengan keadaan prematur.
b. Gerakan janin. Gerakan janin dapat ditentukan secara subjektif (normal rata-rata 7 kali/ 20 menit) atau secara
objektif dengan tokografi (normal rata-rata 10 kali/ 20 menit) dapat juga ditentukan dengan USG. Penilaian
banyaknya air ketuban secara kualitatif dengan USG (normal lebih dari 1 cm/ bidang) memberikan gambaran
banyaknya air ketuban, bila ternyata oligohidramnion maka kemungkinan telah terjadi kehamilan post date.
c. Amnioskopi. Bila detemukan air ketuban yang banyak dan jernih mungkin keadaan janin masih baik. Sebaliknya air
ketuban sedikit dan mengandung mekonium akan mengalami resiko 33% asfiksia.
2.2.4 Pengaruh terhadap Ibu dan Janin
1. Terhadap ibu
Persalinan post date dapat menyebabkan distonsia bahu, karena aksi uterus tidak terkoordinir, janin besar dan
moulding (melage) kepala ruang. Maka akan dijumpai partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distonsia bahu, dan
perdarahan post partum.
2. Terhadap janin
Jumlah kematian janin atau bayi pada kehamilan post date (lebihdari 42 minggu) 3 kali lebih besar daripada
kehamilan 40 minggu, karena post matur akan menambah bahaya pada janin. Pengaruh post matur pada janin
bervariasi.
2.2.5 Penatalaksanaan
Prinsip dari tata laksana kehamilan post date ialah merencanakan pengakhiran kehamilan. Cara
pengakhiran kehamilan tergantung dari hasil pemeriksaan kesejahteraan janin dan penilaian skor pelvik (Selvic
Score = PS).
Ada beberapa cara untuk pengakhiran kehamilan, antara lain:
a. Induksi partus dengan pemasangan balon kateter foley
b. Induksi dengan oksitosin
c. Bedah seksio cesaria
Dalam pengakhiran kehamilan dengan induksi oksitosin, pasien harus memenuhi beberapa syarat, antara
lain kehamilan aterm (cukup bulan), ada kemungkinan his, ukuran panggul normal, tidak ada disproporsi sefalo
pelvic, janin presentasi kepala, serviks sudah matang (porsio teraba lunak, mulai mendatar, dan mulai membuka).
Selain itu, pengukuran pelvik juga harus dilakukan sebelumnya.
(i) Bila PS > 5, dapat dilakukan drip okstosin
(ii) Bila PS < 5, dapat dilakukan pemotongan serviks terlebih dahulu kemudian lakukan PS lagi
(iii) Bila nilai pelvis > 8, maka induksi persalinan kemungkinan besar akan berhasil
Tatalaksana yang biasa dilakukan ialah induksi dengan oksitosin 5 IU. Sebelum induksi, pasien dinilai
terlebih dahulu kesejahteraan janinnya dengan alat KTG, serta diukur skor pelvisnya. Jika keadaan janin baik dan
skor pelvis > 5, maka induksi persalinan dapat dilakukan dengan pemberian oksitosin 5 IU dalam infus dextrose 5%.
Tetesan infus dimulai dengan 8 tetes/ menit, kemudian dinaikaan tiap 15 menit sekali sebanyak 4 tetesan/ menit
hingga timbul his yang adekuat. Selama pemberian infus, kesejahteraan janin tetap diperhatikan karena
dikhawatirkan dapat timbul gawat janin. Setelah timbul his ang adekuat, tetesan infus dipertahankan hingga
persalinan. Namun, jika infus pertama habis dan his belum adekuat, maka dapat diberikan infus drip oksitosin 5 IU
ulang. Jika his adekuat yang diharapkan tidak muncul dapat dipertimbangkan terminasi dengan seksio cesaria.
2.2.6 Pengelolaan Intra Partum
1. Pasien tidur miring kiri
2. Penggunaan elektrosik oemantauan denyut jantung janin
3. Berikan oksigen bila ditemukan keadaan denyut jantung janin yang abnormal
4. Perhatikan jalannya persalinan
2.3 Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Post Date
2.3.1 Pengkajian Data
A. Data Subjektif
1. Identitas
Meliputi nama ibu,nama suami, umur, agama, suku/ bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor telepon
2. Riwayat Perkawinan
Meliputi suami ke-, usia kawin, lama perkawinan
3. Keluhan utama
Menuruf Prof. Ida Bagus Gede Manuaba dalam bukunya Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berncana untuk Pendidikan bidan (1998: 225)
(i) Kehamilan belum lahir setelah melewati 42 minggu
(ii) Gerakan janin makin berkurang dan kadang- kadang berhenti sama sekali
(iii) Berat badan ibu mendatar atau menurun
(iv) Air ketuban berkurang.
4. Riwayat menstruasi
Melngkaji menarche, lamanya, warna darah, flour albus, lama flour albus, siklus menstruasi, jumlah darah, sifat
darah, warna darah, bau darah.
5. Riwayat obstetrik
Mengkaji riwayat obstetrik dahulu meliputi kehamilan, persalinan, nifas, anak, serta KB yang pernah digunankan
termasuk didalamnya riwayat TT serta penyakit yang dialami.
6. Riwayat kehamilan sekarang
Mengkaji keluhan yang dirasakan pasien selama kehamilan ini. Digunakan sebagai identifikasi masalah pasien,
banyaknya pemeriksaan antenatal (ANC) yang dilakukan.
7. Riwayat kesehatan
Mengkaji penyakit kronis, penyakit menular, dan penyakit menahun yang mungkin diderita pasien yang dapat
mempengaruhi kehamilan post date.
8. Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji masalah yang berkaitan dengan faktor genetik, sebagai identifikasi penyakin yang diturunkan oleh orang
lain.
9. Pola kebiasaan yang mungkin dilakukan
Mengkaji kebiasaan pasien sehari-hari seperti pengkonsumsian minum-minuman beralkohol, obat-obatan terlarang,
dan merokok.
10. Keadaan Psiko sosial
Mengkaji keadaan psikologis dan sosial ibu berkaitan kehamilan sekarang.
11. Latar belakang sosial budaya
Meliputi pola nutrisi, pola istirahat dan tidur, pola aktifitas, pola eliminasi, pola personal hiegiens, pola seksualitas
pasien.
12. Pengetahuan dan kemampuan
Meliputi nutrisi masa hamil, aktifitas masa hamil, istirahat, seksualitas, personal hiegiens, tanda bahaya kehamilan,
tanda-tanda persalinan.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Secara umum ditemukan gambaran kesadaran umum di mana kesadaran pasien sangat penting dinilai dengan
melakukan anamesa. Selain itu, pasien sadar akan menunjukkan tidak adanya kelainan psikologis dan kesadaran
umum juga mencakup pemeriksaan tanda-tanda bital, berat badan, tinggi badan yang bertujuan mengetahui keadaan
pasien.
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
(i) Mata : pemeriksaan konjungtiva, dan seklera untuk menentukan ibu anemia atau tidak.
(ii) Muka : pemeriksaan untuk mengetahui apakah ibu edema atau tidak
(iii) Leher : pemeriksaan pada daerah leher apakah ada pembesaran kelenjar (kelenjar limfe, kelenjar tiroid), dan apakah
ada bendungan bena jugularis atau tidak.
(iv) Dada : pemeriksaan bagaimana bentuk dada, warana dada, termasuk pemeriksaan pada payudara apakah simetris,
keadaan puting susum apakah ada tanda-tanda kehamilan (cloasma gravidarum, areola mamae, colostrum).
(v) Abdomen : dilihat oembesaran abdomen apakah sesuai dengan usia kehamilannya atau tidak, apakah ada luka bekas
operasi, striae gravidarum, linea alba atau linea nigra.
(vi) Genetalia : dikaji persebaran rambut pubis, apakah genetalia bagian luar oedema atau tidak, apakah ada pengeluaran
pervagina atau tidak, apalah ada tanda-tanda PMS.
(vii) Ekstremitas : pemeriksaan ekstremitas atas maupun bawag untuk mengkaji apakah ada oedema, apakah ada varises
pada kedua tungkai, apakah pergerakan bebas atau tidak.
b. Palpasi
Abdomen : mengkaji gerakan janin apakah normal, berkurang atau berhenti sama sekali. Dengan menggunakan cara
palpasi Leopold :
(i) Leopold I : untuk menentukan TFU, dan bagian apa yang ada di fundus
(ii) Leopold II : untuk menentukan bagian apa yang terdapat di kanan kiri rahim ibu
(iii) Leopold III : untuk menentukan bagian apa yang terdapat di bagian bawah rahim ibu (presentasi), dan apakah
bagian terendah janin sudah masuk PAP atau belum. Jika bagian terendah janin sudah masuk PAP, maka dapat
dilanjutan pemeriksaan leopold IV
(iv) Leopold IV : untuk menentukan seberapa jauh masuknya bagian ternjah janin ke dalam PAP.
c. Auskultasi
Untuk mendengar denyut jantung janin (dengan frekuensi normal 120 kali permenit sampai 160 kali permenit),
irama teratur atau tidak, intensitas kuat/ sedang/ lemah. Apabila persalinan disertai gawat janin, maka denyut
jantung janin biasanya kurang dari batas normal (120 kali per menit atau lebihdari 160 kali per menit) dengan irama
tidak teratur.
d. Perkusi
Pemeriksaan reklek patela kanan dan kiri yang berkaitan dengan pemenuhan vitamin B atau penyakit saraf,
inteksikasi magnesium sulfat.
3. Pemeriksaan penunjang
Menurut Mansjoer., Anf 2001; 275 :
a. USG untuk menilai kehamilan, oligohidramniom, derajar maturitas plasenta
b. KTG untuk menilai ada tidaknya gawat janin
c. Penilaian warna air ketuban dengan amnioskopi atau amniotomi tekanan, dinilai apakah relatif atau tidak dari tes
tekanan oksitosin
d. Pemeriksaan sitologi vagina dengan indeks kariopiknotik lebih dari 20%.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 19 Agustus 2013 No. Reg :
Pukul : 21.30 WIB
Oleh : Wildan Nur Aghnia Rusdiana
3.1 Data Subjektif
3.1.1 Biodata
Nama Pasien : Ny. “R” Nama Suami : Tn. “M”
Umur : 27 tahun Umur : 22 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Ds. Miyono Kec. Sekar-Bojonegoro
No. Tlp :
3.1.2 Riwayat Perkawinan
Perkawinan ke : dua
Lama kawin : ± 3 tahun
Usia kawin : 24 tahun
3.1.3 Riwayat Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng mulai jam 17.00 WIB menjalar hingga ke punggung. Ibu sudah sering
merubah posisi duduk, dan tidurnya. Karena perutnya kenceng-kenceng semakin terus menerus ibu merasa cemas
dan pergi ke bidan.
3.1.4 Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun Siklus : 28 hari
Lama : ± 7 hari Jumlah darah : 1 hari ganti 2-3 kali
Warna darah : merah Sifat darah : cair kadang bergumpal
Flour albus : tidak ada Warna : merah
Bau : anyir
HPHT : 27-10-2012 HPL : 04-08-2013
3.1.5 Riwayat Obstetrik
Jenis H/ U
Suami UK Penolong Pnykit JK
persalinan M Mur
40 Tdk
1 Normal Bidan P M
mgg ada
Suntik
2 Hamil ini
1 bln
(iii) Palpasi
Leopold I : TFU 29 cm, pada fundus teraba bulat, lunak, sulit dilentingkan (bokong)
Leopold II : punggung kanan
Leopold III : teraba bagian keras di dasar pangggul (teraba 4/5 bagian), tidak dapat dilentingkan (sudah
masuk PAP)
Leopold IV : masuk 1/5 bagian ke dalam PAP
(iv) DJJ : (+) 155x/ menit
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal Jam Kegiatan Paraf
19/8/2013 21.30 Melakukan komunikasi terapeutik kepada ibu dan keluarga
dan membina hubungan baik dengan cara mengajak
komunikasi dan mendengarkan keluhan ibu
21.40 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
bahwa ibu dan janinnya sehat, bagian terendah janinnya
adalah kepala
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 120/ 80 mmHg
Suhu : 36,9 ºC
Nadi : 88x/ menit
RR : 20x/ menit
DJJ : (+) 155x/menit
21.45 Menjelaskan tanda-tanda persalinan :
1. Timbul kenceng-kenceng yang semakin lama dan semakin
sering
2. Keluar darah dan lendir di jalan lahir
22.00 Kolaborasi dengan dokter SpOg
Pasang infus RL (C I), suntik Vicc (-), Injeksi Vic 1 gr/ IV
20/8/2013 06.45 Pasang OD flas I (C II) mulai 8 tetes/ menit
07.00 OD 12 tetes/ menit
15.30 1. Memberi dukungan dan motivasi pada ibu
2. Memberitahu ibu untuk menjaga asupan makan dan cairan
selama proses persalinan
18.00 OD seri I gagal
18.40 Post OD seri I, OD seri II
18.45 OD flas C VI seri II mulai 8 tetes/ menit
21/8/2013 10.15 Persiapan operasi: Injeksi Vic 5 gr/ IV
10.30 Berangkat ke ruang OK
VII. EVALUASI