Makalah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MATA KULIAH ILMU KEBIDANAN


“Manfaat Paradigma Kaitannya Dengan Konseptual
Model Kebidanan”

Disusun oleh:

KELOMPOK 2

1. Alifia Indraswati F 7. Maria Ersyn Nuwa


2. Fairuz 8. Marlen Yulianti Tenine
3. Hilmah Hardyanti 9. Meudy Riensy Pengesti
4. Icha Berliana 10. Roudlotul Jannah
5. Ima Nurcahyanti Putri 11. Siti Mujiati
6. Putriayu Intan P 12. Yumna Zaada Rizqiyana

PRODI PROFESI KEBIDANAN SEMARANG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, salawat dan salam
pada junjungan Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah dengan izin dan petunjuk-
Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah dalam memenuhi tugas mata
kuliah Ilmu Kebidanan terkait dengan Paradigma Kebidanan dengan pokok bahasan
“Manfaat Paradigma Kaitannya Dengan Konseptual Model Kebidanan”
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Semarang, juli 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam segala bidang berpengaruh
terhadap meningkatnya kritis masyarakat terhadap pelayanan kesehatan termasuk
pelayanan kebidanan. Hal itu menjadi tantangan bagi profesi bidan untuk
meningkatkan kompetensi dan profesionalisme dalam menjalankan praktek
kebidanan serta dalam memberikan pelayanna yang berkualitas.
Secara umum teori dan konsep adalah hal yang sangat berkaitan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam pelayanan kebidanan, teori-teori yang
digunakan dalam praktik kebidanan berasal dari konseptual model kebidanan.
Teori atau konsep sejatinya adalah penjelasan dari suatu kejadian dan fenomena.
Proses penjelasan ini memerlukan pemikiran yang dalam.
Konsep atau teori adalah gambaran tentang objek dari suatu kejadian atau
objek yang digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan fenomena sosial yang
menarik perhatiannya.
Konseptual model merupakan gambaran abstrak suatu ide yang menjadi
dasar suatu disiplin ilmu. Konseptual model dapat memberikan gambaran abstrak
atau ide yang mendasari disiplin ilmu dan kemudian diterapkan sesuai dengan
bidang masing-masing.
Dengan mempelajari topik ini diharapkan bidan dapat mengetahui berbagai
konseptual model dan teori yang mempengaruhi konseptual kebidanan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian teori dan konsep ?
2. Apakah pengertian Model Konseptual Asuhan Kebidanan ?
3. Bagaimana kegunanaan Model Konseptual Asuhan Kebidanan ?
4. Bagaimana mengetahui Elemen yang terdapat dalam Konseptual Asuhan
Kebidanan ?
5. Bagaimana mengetahui macam Model Konseptual Asuhan Kebidanan ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari latar belakang diatas adalah :
1. Dapat mengetahui pengertian teori dan konsep
2. Dapat mengetahui pengertian Model Konseptual Asuhan Kebidanan
3. Dapat mengetahui kegunanaan Model Konseptual Asuhan Kebidanan
4. Dapat mengetahui Elemen yang terdapat dalam Konseptual Asuhan
Kebidanan
5. Dapat mengetahui macam Model Konseptual Asuhan Kebidanan
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Paradigma Kebidanan dan Asuhan Kebidanan


1. Pandangan tentang kehamilan dan persalinan
Bidan yakin bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses alamiah, namun
tetap waspada pada kondisi yang semula normal dapat tiba-tiba menjadi
tidak normal
2. Pandangan tentang perempuan
Bidan yakin bahwa perempuan merupakan pribadi yang unik, mempunyai
hak mengontrol dirinya sendiri, kebutuhan, harapan dan keinginan yang
patut dihormati
3. Padangan mengenai fungsi profesi dan pengaruhnya
Bidan mengupayakan kesejahteraan ibu dan bayinya, bidan mempunyai
power untuk mempengaruhi pemberian asuhan kebdanan
4. Pandangan tentang pembedaryaan dan membuat keputusan
Perempuan harus memberdayakan untuk mengambil keputusan tentang
kesehatan diri atau keluarga melalui KIE serta konseling. Pengambilan
keputusan merupakan kesepakatan klien.
5. Pandangan tentang asuhan
Asuhan kebidanan difokuskan pada aspek prevensiden promosi kesehatan
serta keilmiahanya. Asuhan kebidanan harus dilakukan secara kreatif,
fleksibel, mendukung, melayani, membimbing.
6. Pandangan tentang kolaborasi
Bidan adalah pemberi layanan kesehatan yang mempunyai otonomi penuh
dalam praktiknya yang juga berkolaborasi dengan anggota tim lainya.
B. Kaitan paradigma dengan Asuhan Kebidanan
Bidan memiliki peran unik dalam memberi pelayanan kesehatan bagi ibu
dan anak, yakni saling melengkapi dengan tenaga kesehatan profesional lainnya.
Bidan adalah prakisi yang memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dan
bersalin yang normal, asuhan terhadap kasus gangguan sistem reproduksi
wanita,serta gangguan kesehatan bagi anak balita sesuai dengan kewenangannya.
Bidan harus selalu mengembangkan dirinya agar dapat memenuhi penigkatan
kebutuhan kesehatan kliennya.
Tugas bidan adalah memberi pelayanan atau asuhan kebidanan. Pelayanan
atau asuhan kebidanan berfokus pada ibu dan anak balita. Lebih rincinya,
pelayanan kebidanan mencakup praperkawinan, kehamilan, melahirkan,
menyusui dan nifas, serta pelayanan atau asuhan kebidanan pada bayi, balita,
remaja, dan wanita usia subur. Sesuai dalam kewenangannya, bidan dapat
melakukan pelayanan atau asuhan pada kasus-kasus patologis. Memberi
pelayanan kebidanan pada keluarga berencana juga merupakan tugas bidan.
Setiap kegiatan bidan untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan,
mengobati, serta memulihkan kesehatan ibu dan anak sesuai dengan
kewenangannya dilakukan melalui asuhan atau pelayanan kebidanan. Kata
kebidanan memberi pengertian ilmu atau pengetahuan pokok yang diiliki oleh
seorang bidan yang digunakan untuk melaksanakan tugas dan fugsinya dalam
kegiatan kebidanan sesuai dengan kewenangannya yang ditujukan kepada calon
ibu, ibu, dan anak balita. Kebidanan merupakan sintesis berbagai ilmu dan
pengetahuan mencakup ilmu obstetri, ilmu perilaku, ilmu mengenai kebutuhan
manusia, dan ilmu sosial yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.
Ibu adalah sasaran utama pelayanan kebidanan. Ibu yang sehat akan
melahirkan bayi yang sehat. Masalah kesehatan bayi dimulai sejak terjadi
konsepsi bayi. Balita yang sehat akan menjadi modal utama dalam pembentukan
generasi yang sehat, berkualitas, dan prodiktif di masa yang akan datang.
Ibu sebagai individu juga memberi konstribusi yang penting bagi kesehatan
dan kesejahteraan keluarga di masyarakat. Sebagai wanita, ibu juga dapat
berperan di berbagai sektor. Sebagai bagian dari keluarga maka ibu dan anak
yang sehat merupakan sasaran pelayanan atau asuhan kebidanan di Indonesia.
Dengan demikian fenomena kebidanan di Indonesia adalah masyarakat (ibu)
yang berperilaku sehat, mau, mampu memanfaatkan pelayanan (asuhan
kebidanan) yang tersedia sehingga meningkatkan derajat kesehatan ibu dan
balita. Penurunan angka kematian ibu melahirkan, bayi, dan balita merupakan
indikator keberhasilan pelayanan kesehatan. Dalam memberi pelayanan
kebidanan perlu dipertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan
ibu dan anak seperti perilaku masyarakat, keturunan, serta lingkungan yang
mencakup lingkungan sosial dan ekonomi.
C. Manfaat paragidma kebidanan
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi
tanggung jawab dalam memebrikan pelayanan kepada klien yang mempunyai
kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu pada masa hamil, masa bersalin,
nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana.
Paradigma kebidanan bermanfaat bagi bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan antara lain:
1. Manfaat Bagi Bidan
a. Membantu bidan dalam mengkaji kondisi klien
b. Membantu bidan dalam memahami masalah dan kebutuhan klien
c. Memudahkan dalam merencanakan dan melaksanakan asuhan yang
berkualitas sesuai dengan kondisi klien
2. Manfaat Bagi Pasien
a. Membantu klien untuk mendapatkan rasa nyaman dan aman dalam
menerima asuhan kebidanan.
b. Membantu klien dalam meningkatkan kemampuan berperan serta
sebagai individu yang bertanggungjawab atas kesehatannya
c. Meningkatkan perilaku positif klien yang akan meningkatkan kesehatan
ibu dan anak
D. Defenisi Model Konseptual Asuhan Kebidanan
Model adalah contoh atau peraga untuk menggambarkan sesuatu.Konseptual
model asuhan kebidanan adalah suatu bentuk pedoman/acuan yang merupakan
kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan dipengaruhi
oleh filosofi yang dianut bian(filosofi asuhan kebidanan ) meliputi unsur-unsur
yang terdapat dalam paradigma kesehatan(manusia-prilaku,lingkungan dan
pelayanan kesehatan.
Model konseptual kebidanan adalah :Gambaran abstrak suatu ide yang
menjadi dasar suatu disiplin ilmu. Model konseptual kebidanan biasanya
berkembang dari teori dasar intuitif keilmuan yang sering kali disimpulkan dalam
kerangka acuan disiplin ilmu yang bersangkutan (Fawcett, 1992)Model
memberikan kerangka untuk memahami dan mengembangkan praktik guna
membimbing tindakan dalam pendidikan untuk mengidentifikasi pertanyaan
yang harus dijawab dalam penelitian.
Kegunaan model konseptual adalah :
1. Untuk menggambarkan beberapa aspek (konkret maupun abstrak)
2. Merupkana gagasan mental sebagai bagian deri teori yang membantu ilmu-
ilmu social mengonsep dalam menyamakan aspek-aspek proses social.
3. Menggambarkan suatu kenyataan gambaran abstrak sehingga banyak
digunakan disiplin ilmu lain sebagai parameter garis besar praktik.
E. Manfaat Paradigma Di Kaitkan Dengan Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi
tanggung jawab dalam memebrikan pelayanan kepada klien yang mempunyai
kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu pada masa hamil, masa bersalin,
nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana. Manfaat paradigma jika
dikaitkan dengan asuhan kebidanan disini lebih meningkatkan bagaimana
beberapa bentuk perubahan asuhan yang di berikan pada ibu yang berkaitan
dengan, manusia, lingkungan, perilaku, pelayanan kebidanan dan keturunan
antara lain :
1. Perkiraan Hemoglobin Pada Kehamilan
Dalam kehamilan normal akan terjadi penurunan kadar Hb. Kadar Hb
terendah terjadi sekitar umur kehamilan 30 minggu. Oleh karena itu,
pemeriksaan Hb harus dilakukan pada kehamilan ini untuk melihat data
awal, lalu diulang pada sekitar 30 minggu. Semua ibu hamil terutama
mereka yang mendapat suplementasi besi harus mendapat nasehat gizi.
Mereka harus menghindari tembakau, the dan kopi serta dipastikan bahwa
mereka mengkonsumsi makanan kaya protein dan vitamin C.
2. Perkiraan Tinggi Fundus
Menggunakan pita ukur untuk mengukur jarak antara tepi atas simfisis
pubis dengan fundus uteri dalam cm merupakan metode yang dapat
diandalkan untuk memperkirakan tinggi fundus uteri. Jarak tersebut ( dalam
cm ) sesuai dengan umur hamilan (dalam minggu ) setelah umur kehamilan
24 minggu.
3. Hipotensi Dapa Saat Berbaring Terlentang
Posisi terlentrang mampengaruhi fisiologi ubu dan janinnya. Setiap ibu
hamil hendaknya menghindari posisi terlentang terutama pada kehamilan
lanjut. Bila posisi terlentang di butuhkan makan dianjurkjan untuk meletakan
bantal kecil dibawah sisi kiri panggul bawah.
4. Dukungan Pada Persalinan
Kehadiran orang kedua / pendamping atas pilihan ibu sendiri disamping
bidan penolong sangat bermanfaat. Orang kedua ini sebaiknya seorang
wanita yang berpengalaman dan memahami proses persalinan ( dalam
beberapa penelitian bahwa orang ini telah mendapat pendidikan dan
pengetahuan untuk melakukan perannya dengan baik)
5. Periksa Dalam
Periksa dalam harus dilaksanakan oleh tenaga yang terampil. Jarang di
butuhkan periksa dalam lebih sering dari setiap 4 jam. Harus selalu ada
indikasi yang jelas untuk melalukan periksa dalam. Yang terpenting adalah :
periksa dalam pada saat persalinan harus dilaksanakan secara aseptik dan
atas indikasi.
6. Posisi Dan Gerakan Ibu Dalamn Persalinan
Ibu hamil diperbolehkan tetap bergerak secara persalinan. Ibu bersalin
bebas menentukan posisi yang dianggap paling nyaman, kecuali ada kontrak
indikasi.
7. Makan Dan Minum Selama Persalinan
Ibu bersalin boleh makan makanan yang mudah dicerna dan rendah
lemak selama persalinan bila mau.
8. Penggunaan Enema Atau Klisma
Tidak ada bukti bahwa klisma akan memperpendek watu persalinan dan
pemberian klisma akan mengurangi angka infeksi persalinan. Tidak ada
bukti bahwa ibu bersalin memilih pemberian klisma. Penelitian mendukung
untuk hjanya memberikan klisma atas indikasi yang jelas dan bila ibu ingin
mendapat klisma.
9. Posisi Ibu Pada Saat Persalinan
Dianjurkan untuk dianjurkan mengijinkan ibu memilih posisi pilihan
mereka sendiri dalam persalinan. Ibu bersalin yang mengambil posisi tegak
untuk persalinan memiliki hasil yang lebih baik dan bayi lahirnya memiliki
nilai Apgar 1 dan 5 menit yang lebih baik. Posisi litomi tidak boleh
digunakan sebagai posisi rutin untuk persalinan dan harus ditinggalkan.
10. Pengaturan Nafas Dan Kala Ii Persalinan
Menahan nafas sambil meneran tidak berakibat lebih singkatnya kala II.
Memberikan ibu bersalin bernafas seperti biasa dan meneran pada saat inu
merasakan dorongan, tidak menunda kemajuan persalinan dan
menguntungkan bagi ibu maupun janinnya serta menyebabkan aliran darah
plasenta ke janin baik. Merubah posisi ibu bersalin pada posisi yang lebih
tegak atau jongkok, dapat menolong bila ada kesulitan meneran atau bila
terjai kelterlambatan penurunan persentasi janin pada kala II persalinan
karena dapat meningkatkan efisien kontraksi dan meneran. Menhindari
penggunaan posisi terlentang dan litomi pada persalinan dapat mencegah
terjadinya beberapa masalah seperti keterlambatan pada kalaII atau kesulitan
penurunan kepala bawah janin, karena hal itu tersebut merupakan cara
terbaik untuk menjaga persalinan agar tetap normal.
11. Episitomi
Episitomi rutin sebaiknya ditinggalkan, banyak hal yang semula
dinyatakan sebagai episitomi tetap tidak di dukung bukti, bila ada indikasi
episitomi, pilihlah episitomi sesuai kebutuhan.
12. Perlukaan/Jejas Pada Perineum
Persalinan pada posisi tegak, terutama jongkok, dapat membantu
mengurangi trauma pada perineum. Episitomi hanya dilakukan atas indikasi,
jangan melakukan manipulasi, melebarkan vagina.
13. Memulai Pemberian Air Susu Ibu
Pemberian ASI harus dimulai sedini mungkin setelah persalinan,
sebaiknya dalam satu jam pertama, setelah persalinan sebaiknya dalam
waktu satu jam pertama, setelah persalinan. Pengaturan waktu untuk
menyusui menghambat keberhasilan memulai pemberian ASI. Posisi bayi
yang benar pada tubuh dan puting susu ibu waktu menyusui akan membantu
keberhasilan memulai pemberian ASI.
14. Regulasi Susu Bayi Baru Dengan Kontak Kulit Ke Kulit
Pada umumnya bayi akan mengalami penurunan suhu tubuh segera
setelah dilahirkan. Hipotermi dapat menyebabkan asfiksi yang berakibat
kesakitan dan kematian bayi baru lahir. Kebanyakan aksus Hipotermi dapat
dicegah dengan cara yang mudah dengan cara mongeringkn dan
menyelimuti bayi segera setelah lahir, kontak kulit ke kulit ( Metode
Kanguru) merupakan cara efektif untuk menjaga suhu tubuh bayi lahir,
terutama bayi berat badan rendah.
15. Perawatan Neonatus Pada Persalinan
Aspirasi lender yang berlebihan tidak perlu dilakukan secara rutin.
Semua bayi baru lahir, tanpa lahir, tanpa memandang tempat dilahirkan
memiliki risiko hipotermi. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya aktif dari
penolong persalinan untuk mencegah terjadinya hipotermi termasuk
menunda memandikan bayi. Pemberian ASI secara dini dapat mencegah
terjadinya hipotermi disamping dapat mencegah infeksi.
16. Penggunaan Oksitosika Pada Kala III
Obat-obatan oksitosika yang diberikan pada manajemen kala III dapat
mencegah terjadinya perdarahan pascapersalinan. Pemberian 10 unit
oksitosin segera setelah bayi lahir dan manajemen aktif kala III akan
mencegah kejadian perdarahan pascapersalinan. Obat-obatan oksitosika akan
kehilangan potensinya sehingga kurang efektif bila terkena sinar matahari
dan tidak disimpan dalam suhu 2-8 0 C. obat-obatan oksitosika tidak boleh
diberikan secara intra muskuler sebelum bayi dilahirkan.
17. Menjahit Perineum
Robekan perineum hanya perlu dijahit bila besar atau terjadi perdarahan.
Jenis bahan untuk menjahit dapat berpengaruh terhadap derajat rasa nyeri
yang dialami oleh ibu bersalin, disamping mengakibatkan komplikasi pasca
salin. Benang yang dapat diserap lebih menguntungkan dibandingkan
dengan bahan lain.
18. Penggunaan Vakun Ekstraktor
Vakum ekstraktor sama amannya denga forceps bila digunakan oleh
operator yang terlatih dan kompeten. Persalinan menggunakan vakun
ekstraktor tidak meningkatkan morbiditas atau mortalitas bayi baru lahir
maupun ibu.
19. Memotong Tali Pusat
Menunda penjepitan dan pemotongan tali pusat sekira 1-2 menit dapat
meningkatkan jumlah darah yang dilahirkan sehingga dapat mencegah
rendahnya Hb dalam periode neonatal, terutama pada bayi baru lahir
premature dengan berat lahir rendah.
20. Perawatan Tali Pusat
Membiarkan tali pusat mongering dan hanya melakukan perawatan rutin
setiap hari dengan air matang merupaka cara yang sama efektifnya dengan
cara-cara perawatan tali pusat lainnya. Membiarkan tali pusat mongering
sendirinya dan hanya membersihkannya setip hari dengan air bersih dan
tidak menyebabkan infeksi. Usapan alkhohol dan antiseptic tidak bermakna
bila dibandingkan dengan cara membiarkan tali pusat mongering sendiri.
21. Pemberian Air Susu Ibu Secara Dini Dan Ekslusif
Pemberian ASI dini dan ekslusif memiliki banyak keuntungan penting
untuk memberikan kolostrum, mendukung dalam memulai pemberian ASI.
Pemberian ASI dini dan ekslusif untuk 4-6 bulan akan melindungi bayi baru
dari berbagai penyakit anak terutama alergi dan gangguan pencernaan.
Pemberian ASI dini dan ekslusif mencegah hipotermi pada bayi baru lahir.
Pemberian ASI dini dan ekslusif berarti mempertahankan pemberian ASI
saja sekurang-kurangnya 4-6 bulan serta membantu mencegah infeksi.
22. Memperkirakan Hb Pada Masa Nifas
Bahwa 10% dinegara ASEAN belum bias dibuktikan ibu nifas memiliki
Hb rendah (Hb <11 gr %). Keletihan merupakan keluhan utama pada 6
minggu pasca salin, yang mungkin disebabkan oleh kadar Hb.
23. Manajemen Eklampsia-Ujicoba Magnisium Sulfas
Eklampsia merupakan sebab utama kematian ibu disemua Negara dan
mengakibatkan sekitar 50.000 kematian setiap tahun. Magnesium sulfat telah
dibuktikan memiliki keuntungan yang nyata bila dibandingkan dengan obat
lain. Magnesium sulfat dapat memperbaiki kondisi bayi baru lahir yang
terlihat dengan membaiknya apgar 1-5 menit.
24. Distosia Bahu
Distosia bahu tidak bias diprediksi secara akurat biasanya terjadi tanpa
diduga, posisi lutut dada yang ekstrim (Manuver Mc Robert) telah terbukti
hanya sedikit mengakibatkan morbiditas pada neonatal dibandingkan
maneuver lain. Pendekatan fundus dapat mengakibatkan tingginya
morbiditas neonatal.
F. Bentuk Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan mencangkup asuhan kebidanan pada ibu hamil, asuhan
kebidanan pada ibu bersalin, bayi baru lahir, dan pada ibu nifas.
1. Asuhan kebidanan pada ibu hamil
Asuhan ibu hamil oleh bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan
data, menetapkan diagnosis, dan rencana tindakan, serta melaksanakannya
untuk menjamin keamanan dan kepuasan serta kesejahteraan ibu dan janin
selama periode kehamilan.
2. Asuhan kebidanan pada ibu bersalin
Asuhan persalinan oleh bidan dimulai dengan pengumpulan data,
menginterpretasikan data untuk menentukan diagnosis persalinan dan
mengidentifikasi masalah/ kebutuhan, membuat rencana dan melaksanankan
tindakan dengan memantau kemajuan persalinan serta menolong persalinan
untuk menjamin keamanan dan kepuasan ibu selama periode persalinan.
3. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
Asuhan bayi baru lahir oleh bidan dimulai dari menilai kondisi bayi,
memfasilitasi terjadinya pernafasan sepontan, mencegah hipoksia sekunder,
menentukan kelainan, serta melakukan tindakan pertolongan dan merujuk
sesuai kebutuhan.
4. Asuhan kebidanan pada ibu nifas
Asuhan ibu nifas oleh bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnosis dan rencana tindakan, serta melaksanakannya untuk
mempercepat proses pemulihn dan mencegah komplikasi dengan memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.
G. Kaitan paradigma dan Asuhan Kebidanan
Bidan memiliki peran unik dalam memberi pelayanan kesehatan bagi ibu
dan anak, yakni saling melengkapi dengan tenaga kesehatan profesional lainnya.
Bidan adalah prakisi yang memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dan
bersalin yang normal, asuhan terhadap kasus gangguan sistem reproduksi
wanita,serta gangguan kesehatan bagi anak balita sesuai dengan kewenangannya.
Bidan harus selalu mengembangkan dirinya agar dapat memenuhipenigkatan
kebutuhan kesehatan kliennya (ibu dan anak).
Tugas bidan adalah memberi pelayanan atau asuhan kebidanan. Pelayanan
atau asuhan kebidanan berfokus pada ibu dan anak balita. Lebih rincinya,
pelayanan kebidanan mencakup praperkawinan, kehamilan, melahirkan,
menyusui dan nifas, serta pelayanan atau asuhan kebidanan pada bayi, balita,
remaja, dan wanita usia subur. Sesuai dalam kewenangannya, bidan dapat
melakukan pelayanan atau asuhan pada kasus-kasus patologis. Memberi
pelayanan kebidanan pada keluarga berencana juga merupakan tugas bidan.
Setiap kegiatan bidan untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan,
mengobati, serta memulihkan kesehatan ibu dan anak sesuai dengan
kewenangannya dilakukan melalui asuhan atau pelayanan kebidanan. Kata
kebidanan memberi pengertian ilmu atau pengetahuan pokok yang diiliki oleh
seorang bidan yang digunakan untuk melaksanakan tugas dan fugsinya dalam
kegiatan kebidanan sesuai dengan kewenangannya yang ditujukan kepada calon
ibu, ibu, dan anak balita. Kebidanan merupakan sintesis berbagai ilmu dan
pengetahuan mencakup ilmu obstetri, ilmu perilaku, ilmu mengenai kebutuhan
manusia, dan ilmu sosial yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.
Ibu adalah sasaran utama pelayanan kebidanan. Ibu yang sehat akan
melahirkan bayi yang sehat. Masalah kesehatan bayi dimulai sejak terjadi
konsepsi bayi. Balita yang sehat akan menjadi modal utama dalam pembentukan
generasi yang sehat, berkualitas, dan prodiktif di masa yang akan datang.
Ibu sebagai individu juga memberi konstribusi yang penting bagi kesehatan
dan kesejahteraan keluarga di masyarakat. Sebagai wanita, ibu juga dapat
berperan di berbagai sektor. Sebagai bagian dari keluarga maka ibu dan anak
yang sehat merupakan sasaran pelayanan atau asuhan kebidanan di Indonesia.
Dengan demikian fenomena kebidanan di Indonesia adalah masyarakat (ibu)
yang berperilaku sehat, mau, mampu memanfaatkan pelayanan (asuhan
kebidanan) yang tersedia sehingga meningkatkan derajat kesehatan ibu dan
balita. Penurunan angka kematian ibu melahirkan, bayi, dan balita merupakan
indikator keberhasilan pelayanan kesehatan. Dalam memberi pelayanan
kebidanan perlu dipertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan
ibu dan anak seperti perilaku masyarakat, keturunan, serta lingkungan yang
mencakup lingkungan sosial dan ekonomi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal antara lain :
1. Istilah paradigma berasal dari bahasa Latin atau dalam bahasa Yunani
paradigma yang artinya model, pola, contoh.
2. Paradigma kebidanan adalah pandangan hidup/filsafah, dengan kata lain
paradigma digambarkan sebagai pandangan hidup dari suatu disiplin.
3. Komponen paradigma kebidanan adalah manusia, lingkungan, kesehatan dan
kebidanan.
4. Macam-macam asuhan kebidanan meliputi: asuhan mandiri, kolaborasi dan
rujukan yang semuanya itu dilakukan untuk meningkatkan kesehatan pasien.
5. Bidan dapat melakukan pelayanan/asuhan pada kasus-kasus patologis sesuai
dengan kewenangannya.
6. Tugas bidan adalah memberikan pelayanan kebidanan pada keluarga
berencana.
B. Saran
Pada kesempatan ini penulis dapat menyampaikan saran-saran, antara lain:
1. Hendaknya kita mengetahui dan memahami pengertian serta makna
paradigma kebidanan dalam pergaulan sehari-hari.
2. Hendaknya kita memahami komponen-komponen paradigma kebidanan.
3. Dalam melakukan asuhan kebidanan, hendaknya bidan memahami tentang
manfaat pelayanan mandiri, kolaborasi dan rujukan.
DAFTAR PUSTAKA

http://hany96.mahasiswa.unimus.ac.id/2016/01/06/paradigma-kebidanan/

https://www.google.com/amp/s/sophiaaisyah.wordpress.com/2014/07/02/model-
konseptual-asuhan-kebidanan/amp/

Rukiyah,Ai Yeyeh dan Lia Yulianti.2011.Konsep Kebidanan.Jakarta.CV Trans Info


Media

Soepardan,Suryani.2008.Konsep Kebidanan.Jakarta.EGC

Anda mungkin juga menyukai