Kelompok 3
Kelompok 3
Kelompok 3
ASPEK MANAJEMEN
Dosen Pengajar :
Disusun Oleh :
KELOMPOK III
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, sebab atas rahmat dan
hidayah-Nya lah makalah kami untuk mata kuliah “ Studi Kelayakan Bisnis” ini
dapat kami selesaikan dengan baik
Akhir kata kami semua berharap agar makalah pembahasan materi Mata
Kuliah “Studi Kelayakan Bisnis “ ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca.
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1.Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.2.Tujuan .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3
2.1 Pengertian Manajemen .......................................................................... 3
2.2 Aspek Manajemen dalam Studi Kelayakan Bisnis ............................... 5
2.2.1 Perencanaan .................................................................................. 5
2.2.2 Pengorganisasian ........................................................................... 9
2.2.3 Pengkoordinasian, Penggerak dan Pengarah ................................ 12
2.2.4 Pengendalian ................................................................................. 14
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 17
3. 1 Kesimpulan .......................................................................................... 17
DAFTARPUSTAKA .........................................................................................
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Kata Manajemen berasal dari kuno mnagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan
danditerima secara universal. Misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai
senimenyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa
seorangmanajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai
tujuan organisasi.
Sementara itu, Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai
sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrola
nsumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien.
Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan,
sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir, dan sesuai dengan jadwal, dalam berbagai bidang seperti industri,
pendidikan, kesehatan, bisnis, finansial dan sebagainya. Dengan kata lain efektif
menyangkut tujuan dan efisien menyangkut cara dan lamanya suatu proses
mencapai tujuan tersebut.
Berkaitan dengan studi kelayakan bisnis "aspek manajemen"
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari beberapa aspek kajian
keberhasilan suatu proyek/kegiatan/bisnis yang telah di nyatakan feasible untuk
dikembangkan, sangat di pengaruhi oleh peranan manajemen dalam pencapain
tujuan. Tujuan studi aspek manajemen ini adalah untuk mengetahui apakah
kegiatan dan implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan sehingga
rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau sebaliknya tidak layak.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam pembahasan makalah ini adalah untuk
memperoleh gambaran mengenai pokok bahasan. Adapun maksud dan tujuan
pembuatan makalah ini, antara lain:
a. Untuk mengetahui dan memahami apa itu Manajemen
b. Untuk mengetahui dan memahami bagian bagian pokok manajemen
2
BAB II
Pembahasan
3
dan kepemimpinan (leading) dan pengawasan (controlling).
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan
melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer
dalammelaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama
kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada
awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu
merancang,mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan.
Ada tiga alasan utama diperlukannya aspek manajemen yaitu :
1. Untuk mencapai tujuan
2. Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling
bertentangan
3. Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas
4
2.2 Aspek Manajemen dalam Studi Kelayakan Bisnis
2.2.1 Perencanaan
Perencanaan (Planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan
sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menenetukan tujuan
perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu.
Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan
dan kemudian melihat apakahrencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan
untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari
semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak
dapat berjalan. Dalam semua kegiatan yang bersifat manajerial untuk mendukung
usahausaha pencapaian tujuan, fungsi perencanaan haruslah dilakukan terlebih
dahulu dari pada fungsi pengorganisasian, pengarahan, dan Pengawasan.
Pada prinsipnya perencanaan di tetapkan pada saat sekarang dan akan dilaksanakan
atau digunakan pada masa yang akan datang, sehingga perencanaan merupakan
fungsi utama dan dasar bagi seluruh fungsi-fungsi manajemen.
Empat macam pendekapatan utama dalam pembuatan suatu rencana :
Pendekatan atas – bawah (Top – Down)
Pendekatan bawah – atas (Bottom – up)
Pendekatan campuran
Pendekatan kelompok
5
b. Pendekatan Bawah – Atas (Bottom – Up)
Perencanaan dengan pendekatan dengan cara pemimpin puncak memberikan
gambaran situasi dan kondisi yang dihadapi organisasi termasuk mengenai
misi, tujuan sasaran dan sumber daya yang dimiliki. Langkah selanjutnya
memberikan kewenangan kepada manajemen di tingkat bawahnya untuk
menyusun perencanaan.
c. Pendekatan Campuran
Dalam kenyataan, relative sulit menemukan proses perencanaan yang murni
atas – bawah, yang sering terjadi ditemukan adalah kombinasi di antara
keduanya walaupun dengan persentase yang relative. Dengan pendekatan ini
pemimpin memberikan petunjuk perencanaan yang relative. Dengan
pendekatan ini pemimpin memberikan petunjuk perencanaan organisasi secara
garis besar sedangkan petunjuk perencanaan di organisasi secara garis besar
dan perencanaan detailnya deserahkan kepada kreativitas unit perusahaan di
bawahnya dengan tetap mematuhi aturan yang ada.
d. Pendekatan Kelompok
Perencanaan di buat oleh sekelompok tenaga ahlu dalam perusahaan, oleh
karena itu di dalam perusahaan dibentuk semacam biro atau bagian khusus
seperti biro perencanaan. Proses perencanaan untuk menghasilkan suatu
rencana atau rencana – rencana dapat dilihat dari beberapa sisi pentuk, antara
lain yaitu dari sisi jangka waktu mencfaat rencana serta dari sisi tingkatan
manajemen, yaitu dari sisi strategis dan operasional.
(1) Sisi jangka waktu
6
a. Perencanaan Strategis
Sering juga disebut Perencanaan Jangka Panjang (longe range planning )
adalah proses pengambilan keputusan yang menyangkut tujuan jangka
panjangorganisasi, kebijakan yang harus diperhatikan, serta strategi yang
harus dijalankanuntuk mencapai tujuan tersebut. Untuk melaksanakan
strategi tersebut harus puladisusun program kerja yang terinci , mencakup
kegiatan yang harus dilakukan, kapan harus dimulai, kapan harus selesai,
dan siapa yang harus bertanggung jawab, serta sumber daya manusia yang
diperlukan. Singkatnya perencanaan strategik adalah proses perencanaan
jangka panjang yang sudah diformalkan yang digunakan untuk merumskan
tujuan organisasi serta cara menghadapinya.
b. Perencanaan Operasional
Terdiri atas bentuk, yaitu : (1) rencana sekali pakai (single use plan) yakni
rencana yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu dan dibubarkan segera
setelahtujuan ini tercapai; (2) rencana permanen (standing plans), yakni
pendekatan pendekatan yang sudah di standarisasi
untuk menghadapi situasi berulang dan dapat diramalkan sebelumnya.
Langkah langkah dalam Perencanaan Secara garis besar terdapat empat langkah
dasar perencanaan yang dapatdipakai untuk semua kegiatan perencanaan pada
semua jenjang organisasi. Langkah tersebut adalah :
7
1. Menetapkan sasaran
Kegiatan perencanaan dimulai dengan memutuskan apa yang ingin
dicapaiorganisasi. Tanpa sasaran yang jelas, sumber daya yang dimiliki
organisasi akanmenyebar terlalu luas. Dengan menetapkan prioritas dan
merinci sasaran secara jelas,organisasi dapat mengarahkan sumber agar
lebih efektif.
2. Merumuskan posisi organisasi pada saat ini
Jika sasaran telah ditetapkan, pimpinan harus mengetahui dimana saat
iniorganisasi berada dan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan
tersebut, sumberdaya apa yang dimiliki pada saat ini. Rencana baru dapat
disusun jika organisasi telahmengetahui posisinya pada saat ini. Untuk ini
di dalam organisasi harus terdapatsuasana keterbukaan agar informasi
mengalir dengan lancar terutama data keuangandan statistik.
3. Mengidentifikasi faktor faktor pendukung dan penghambat menuju sasaran
Selanjutnya perlu diketahui faktor faktor, baik internal maupun
eksternal, yang diperkirakan dapat membantu dan menghambat organisasi
mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Diakui jauh lebih mudah mengetahui apa yang akan terjadi pada saatini,
dibandingkan dengan meramalkan persoalan atau peluang yang akan terjadi
dimasa datang. Betapun sulitnya melihat ke depan adalah unsur utama yang
paling sulitdalam perencanaan.
4. Menyusun langkah langkah untuk mencapai sasaran
Langkah terakhir dalam kegiatan perencanaan adalah mengembangkan
berbagai kemungkinan alternatif atau langkah yang diambil untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan, mengevaluasi alternatif alternatif ini, dan
memilih mana yang dianggap paling baik, cocok dan memuaskan.
8
2.2.2 Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu
kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian
mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang
dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus
dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut
dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan
mana keputusan harus diambil.
Langkah pengorganisasian
Secara garis besar, langkah-langkah dalam melakukan proses
pengorganisasian,mulai dari merencanakan, melaksanakan,dan memantau kerja
organisasi, secara garis besar dipaparkan berikut ini:
Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan organisasi agar
sesuaidengan visi dan misinya.
Membagi beban kerja ke dalam aktifitas-aktifitas yang secara logis dan
memadai dapat dilakukan oleh seseoramg atau oleh sekelompok orang.
Mengkombinasikan pekerjaan anggota organisasi dengan cara yang logis
dan efisien.
Menetapkan mekanismeuntuk mengkoordinasikan pekerjaan anggota
organisasi dalam kesatuan yang harmonis.
Memantau efektifitas organisasi dan mengambil langkah-
langkah penyesuaian untuk memperhatikan atau meningkatkan efektifitas.
Rincian asas-asas organisasi akan di paparkan dalam sembilan faktor seperti berikut
ini:
1. Perumusan tujuan organisasi
2. Departemenisasi
3. Pembagian kerja
4. Koordinasi
5. Pelimpahan wewenang
6. Rentang kendali
9
7. Jenjang organisasi
8. Kesatuan perintah
9. Fleksibelitas
Struktur Organisasi
Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antara bagiandan
posisi dalam perusahaan struktur organisasi menjelaskan pembagian aktifitas kerja,
serta memperhatikan hubungan fungsi aktifitas tersebut sampai batas-batas waktu
tertentu. Ada empat elemen dalam struktur,yaitu:
1. Spesialisasi aktifitas
2. Standarisasi aktifitas
3. Koordinasi aktifitas
4. Besar unit kerja
Di dalam organisasi dikenal berbagai bentuk organisasi atau lebih tepat disebut
struktur organisasi,yaitu:
1. Organisasi Garis
2. Organisasi Fungsional
3. Organisasi garis dan Staf
4. Organisasi Gabungan
5. Organisasi Matriks
Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.
Tingkatan manajer
Piramida jumlah karyawan pada organisasi dengan struktur
tradisional, berdasarkan tingkatannya. Pada organisasi berstruktur tradisional,
manajer sering dikelompokan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah,
dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana
jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak). Berikut ini
adalah tingkatan manajer mulai dari bawah keatas:
10
Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan
istilahmanajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling
rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial
Yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia
(supervisor), manajeer shift, manajer area, manajer kantor, manajer
departemen, atau mandor (foreman).
Manajemen tingkat menengah (middle management), mencakup
semuamanajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan
manajemen puncakdan bertugas sebagai penghubung antara keduanya.
Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian,
pemimpin proyek, manajer pabrik,atau manajer divisi.
Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah
executiveofficer. Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan
secara umumdan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top
manajemen adalah CEO (ChiefExecutive Officer), CIO (Chief Information
Officer), dan CFO (Chief FinancialOfficer). Meskipun demikian, tidak
semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannyadengan menggunakan
bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yanglebih
fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim
karyawanyang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya
sesuai dengandengan permintaan pekerjaan.
11
2.2.3 Pengkoordinasian, Penggerak, dan Pengarah
Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan
orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran
secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara
efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).
Aspek penggerakan (actuating) / perngkoordinasi yang juga merupakan bagian
dari manajemen, hendaknya diperkirakan juga apakah dalam manajemen proyek
maupun manajemen implementasi bisnis, kelak dapat berjalan baik, sehingga ia
dapatdinyatakan layak. Menyusun agar penggerakan ini dapat berjalan dengan
baik,hendaknya dikaji dari beberapa sisi, seperti: fungsi penggerakan yang harus
terpenuhi,serta sikap dan perilaku seorang pemimpin yang hendaknya memiliki
kriteria agar dapat menggerakkan bawahannya. Untuk menggerakan karyawan,
hendaknya seorang penggerak (dalam hal iniseorang pemimpin) memiliki jiwa
kepemimpinan. Kepemimpinan diartikan oleh Stoner sebagai suatu proses
mengenai pengarahan dan usaha untuk mempengaruhi kegiatan yang berhubungan
anggota kelompok.
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut:
a. Kepemimpinan harus melibatkan orang lain
b. Kepemimpinan melibatkan distribusi yang tidak merata atas kekuasaan
antara pemimpin dan yang dipimpin
c. Kepemimpinan secara sah dapat memberikan hak kepada pemimpin tidak
saja berupa pengarahan akan tetapi juga pengaruh.
12
Gaya Kepemimpinan
1. Otokratis. Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan
kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya.
Jadikekuasaanlah yang sangat dominan diterapkan
2. Demokrasi. Gaya ini ditandai adanya suatu struktur yang
pengembangannyamenggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang
kooperatif. Di bawahkepemimpinan demokratis cenderung bermoral tinggi
dapat bekerjasama,mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri
sendiri.
3. Gaya kepemimpinan kendali bebas. Pemimpin memberikan kekuasan
penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat longgar dan pemimpin
bersifat pasif.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan
tujuanorganisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi untukmemperbaiki kelompok dan budayanya.
Kepemimpinan mempunyai kaitan yang eratdengan motivasi. Hal tersebut
dapat dilihat dari keberhasilan seorang pemimpin dalammenggerakkan
orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangattergantung
kepada kewibawaan, dan juga pimpinan itu dalam menciptakan
motivasidalam diri setiap orang bawahan, kolega, maupun atasan pimpinan
itu sendiri.
13
2.2.4 Pengendalian (Controlling)
Banyak sebutan bagi pengawasan/ pengendalian (controlling), antara
lainevaluating, apprasing, atau correcting. Pengawasana dapat didefinisikan
sebagai proses untuk “menjamin” bahwa tujuan -tujuan organisasi dan manajemen
tercapai.Definisi pengawasan yang dikemukakan oleh Robert J. Mockler berikut
ini telah memperjelas unsur-unsur esensial proses pengawasan:
Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk
menetapkanstandar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang
system informasiumpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang
telah ditetapkansebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-
penyimpangan, sertamengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin
bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan
efisien dalam pencapaiantujuan-tujuan perusahaan.
Jenis-jenis pengendalian 1. Metode pengendalian pendahuluan. 2. Metode
pengendalian bersama. 3. Metode pengendalian umpan balik
Pengawasan pendahuluan ( freedforward control ). Pengawasan pendahuluan,
atausering disebut steering controls, dirancang untuk mengantisipasi masalah-
masalahatau penyimpangan dari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi
dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan.
Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan (concurre
ntcontrol)
Pengawasan ini, sering disebut pengawasan “Ya-Tidak”, screening control atau
“berhenti-terus”, dilakukan selama suatu kegiatan berlangsung. Tipe
pengawasanini merupakan proses di mana aspek tertentu dari suatu prosedur harus
disetujui dulu,atau syarat tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan-kegiatan
bisa dilanjutkan,atau menjadi semacam peralatan“double-check” yang lebih
menjamin ketepatan pelaksanaan suatu kegiatan.
Pengawasan umpan balik (feedback control). Pengawasan umpan balik, juga
dikenal sebagai past – action controls, mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan
yang telah diselesaikan. Sebab-sebab penyimpangan dari rencana atau standar
ditentukan,dan penemuan-penemuan diterapkan untuk kegiatan-kegiatan serupa di
masa yang akan datang.
Ada lima tahap dalam proses pengawasan (controlling) antara lain :
14
1. Penetapan standar pelaksanaan (perencanaan)
2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata
4. Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standard dan
penganalisaan penyimpangan-penyimpangan
5. Pengambilan tindakan koreksi bila perlu
Metode pengawasan terdiri atas dua kelompok, yaitu metode bukan kuantitatif(non-
quantitative) dan metode kuantitatif.
Metode pengawasan non-kuantitatif adalah metode-metode pengawasan
yangdigunakan manajer dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen. Pada
umumnya,mengawasi keseluruhan (overall) “performance” organisasi. Dan
sebagian besar mengawasi sikap dan “performance” para karyawan.
Teknik-teknik yang sering digunakan meliputi :
15
1. Pengamatan (controlling by observation),
2. Inspeksi teratur dan langsung (control by regular and spot inspection)
3. Pelaporan lisan dan tertulis (control by report)
4. Evaluasi pelaksanaan,Diskusi antara manajer dengan bawahan tentang
pelaksanaan suatau kegiatan.
Metode kuantitatif sering menggunakan data khusus dan metode-metode
kuantitatif untuk mengukur dan memeriksa kuantitas dan kualitas keluaran (output).
Teknik-teknik kuantitatif terdiri dari :
1. Anggaran (budget)
2. Audit
3. Analisa Break even
4. Analisis Rasio
5. Bagan dan teknik yang berhubungan dengan waktu pelaksanaan
kegiatan,seperti :
a. Gantt Chart dan Gantt Milestone Chart
b. PERT ( program evaluation and review technique)
c. PKT ( pola kerja terpadu)
d. PIP ( performance improvement planning )
e. APP ( analisis persoalan potensial )
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Top Down
2. Bottom Up.
17
DAFTAR PUSTAKA
Didit Herlianto dan Triani Pujiastuti, 2009, Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta:
Graha Ilmu.
Husein Umar, 2005,Studi Kelayakan Bisnis Edisi Ketiga. Jakarta:
PT.Gramedia Pustaka Utama
https://www.academia.edu/38235095/Aspek_Manajemen_Studi_Kelayakan_Bisni
s?auto=download
https://afrizalwszaini.wordpress.com/2014/01/06/aspek-manajemen/
18