Isi Standar Pelayanan Keperawatan Icu PDF
Isi Standar Pelayanan Keperawatan Icu PDF
Isi Standar Pelayanan Keperawatan Icu PDF
DI RUMAH SAKIT
Puji Syukur, kami panjatkan kehadirat Tuhan YME karena berkat rahmat
dan karunia Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan Standar
Pelayanan Keperawatan di ICU. Penyusunan standar ini bertujuan untuk
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di ruang perawatan ICU.
Suhartati,S.Kp.,M.Kes
NIP.196007271985012001
ii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ...................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................. iii
TIM PENYUSUN .......................................................................... v
KONTRIBUTOR .......................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................... 1
B. Dasar Hukum ........................................................... 2
C. Ruang Lingkup Pelayanan ....................................... 2
BAB II KEBIJAKAN STRATEGI TUJUAN DAN SASARAN
A. Kebijakan Pelayanan Keperawatan ICU .................. 4
B. Strategi Penerapan Standar Pelayanan Keperawatan
ICU .......................................................................... 4
C. Tujuan Penerapan Standar Pelayanan Keperawatan
ICU .......................................................................... 4
D. Sasaran ................................................................... 4
BAB III KOMPONEN DAN INDIKATOR STANDAR
Standar I Perencanaan Pelayanan Keperawatan ICU
A. Ketenagaan ....................................... 5
B. Sarana, Prasarana dan Peralatan ..... 6
Standar II Pengorganisasian Pelayanan
Keperawatan ICU .................................... 7
Standar III Pelaksanaan Pelayanan
Keperawatan ICU .................................... 8
Standar IV Asuhan Keperawatan ICU
A. Pengkajian Keperawatan .................... 9
B. Diagnosa Keperawatan ...................... 10
C. Perencanaan Keperawatan ................ 11
iii
D. Pelaksanaan Tindakan
Keperawatan ...................................... 12
E. Evaluasi Keperawatan ........................ 13
Standar V Pembinaan Pelayanan
Keperawatan ICU ...................................... 14
Standar VI Pengendalian Mutu Pelayanan
Keperawatan ICU ........................................ 14
BAB IV PENUTUP ..................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
TIM PENYUSUN
v
KONTRIBUTOR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan ICU adalah pelayanan keperawatan yang diberikan
kepada pasien dalam kondisi kritis diruang perawatan intensif, dilaksanakan
secara terintegrasi oleh tim yang terlatih dan berpengalaman dibidang critical
care. Pengelolaan pelayanan ICU dilakukan secara khusus dengan
mengutamakan keselamatan pasien (Patient Safety), untuk menurunkan angka
kematian dan kecacatan.
Permasalahan yang ada saat ini adalah ketersediaan tenaga keperawatan yang
memiliki kompetensi dibidang keperawatan ICU belum memadai. Hasil evaluasi
di 18 rumah sakit di 9 propinsi pusat regional tahun 2007, didapatkan gambaran
berdasarkan pendidikan sebagai berikut (D3 Keperawatan 79,7%, SPK 14,2%,
S1 Keperawatan 4,5%, diluar S1 Keperawatan 1,6%). 77% Rasio perawat
dengan pasien tidak sesuai, 22% perawat melakukan tindakan tidak sesuai
prosedur, 58% perawat ICU yang belum mendapatkan pelatihan dan 65%
perawat bekerja tidak sesuai dengan kemampuan.
1
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438).
4. Undang-undang Republik Indonesia no 32 tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4437).
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kab/Kota.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 148 tahun 2010 tentang Izin dan
Penyelenggaran Praktik Keperawatan
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1144 tahun 2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1045 tahun 2006
tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum.
11. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
2
3. Pelayanan Keperawatan ICU Tersier
Merupakan pelayanan keperawatan ICU yang memberikan pelayanan
keperawatan ICU rujukan tertinggi termasuk dukungan/bantuan hidup
multisistem yang kompleks dalam jangka waktu yang tak terbatas,
memberikan bantuan ventilasi mekanis,bantuan renal ekstrakorporal dan
pemantauan kardioinvasif dalam jangka waktu yang terbatas.
3
BAB II
KEBIJAKAN, STRATEGI, TUJUAN DAN SASARAN
Khusus :
1. Adanya perencanaan pelayanan keperawatan ICU,
2. Adanya pengorganisasian pelayanan keperawatan ICU,
3. Adanya pelaksanaan pelayanan keperawatan ICU,
4. Adanya asuhan keperawatan ICU,
5. Adanya pembinaan pelayanan keperawatan ICU,
6. Adanya pengendalian mutu pelayanan keperawatan ICU.
D. Sasaran
1. Pengelola pelayanan kesehatan di Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota,
2. Pengelola pelayanan keperawatan di Rumah Sakit,
3. Tenaga keperawatan yang bertugas di instalasi perawatan ICU,
4. Pengambil keputusan tingkat pusat dan daerah,
5. Organisasi profesi,
6. Institusi pendidikan keperawatan dan institusi pendidikan kesehatan lainnya.
4
BAB III
KOMPONEN DAN INDIKATOR STANDAR
Rasional :
Perencanaan tenaga perawat yang sesuai kualifikasi dapat mendukung
terwujudnya pelayanan keperawatan yang berkualitas, efektif dan efisien.
Kriteria Struktur :
1. Ada kebijakan pimpinan RS yang mengatur kualifikasi perawat yang bertugas
di ICU
a. Perawat Pelaksana : Minimal D3 Keperawatan, memiliki sertifikat
pelatihan ICU, dengan pengalaman klinik minimal 2 tahun di lingkup
keperawatan.
b. Ketua Tim (Penanggung Jawab Shift) : Minimal D3 Keperawatan, dengan
pengalaman kerja di ICU minimal 3 tahun, memiliki sertifikat ICU dan
sertifikat pelatihan tambahan.
c. Perawat Kepala Ruangan ICU Primer dan Sekunder : Ners dengan
pengalaman sebagai ketua Tim ICU minimal 3 tahun dan memiliki
sertifikat manajemen keperawatan.
ICU Tersier : minimal Ners atau S2 keperawatan, memiliki pengalaman
sebagai ketua Tim ICU minimal 3 tahun dan memiliki sertifikat
manajemen keperawatan, serta sertifikat ICU
2. Adanya kebijakan pimpinan tentang kebutuhan perawat di ICU dengan dasar
perhitungan kebutuhan tenaga dengan memperhatikan kapasitas tempat
tidur, BOR dan tingkat ketergantungan pasien.
3. Ada kebijakan pimpinan rumah sakit tentang rasio perawat setiap jaga (shift)
a. Rasio perawat dan pasien pelayanan ICU Primer adalah 1 perawat : 2-3
pasien,
b. Rasio perawat dan pasien pelayanan ICU Sekunder adalah 1 perawat : 1-
2 pasien,
c. Rasio perawat dan pasien pelayanan ICU Tersier adalah 1-2 perawat : 1
pasien,
d. Rasio perawat dengan pasien berdasarkan pada kompleksitas masalah
pasien.
5
4. Semua perawat yang memberikan pelayanan/asuhan keperawatan di ICU
mempunyai SIP,SIK dan sertifikat pelatihan yang berkaitan dengan ICU.
Kriteria Proses :
1. Menyusun rencana kebutuhan tenaga perawat berdasarkan rasio dan
kualifikasi pendidikan yang dipersyaratkan pada pelayanan keperawatan ICU
(pelayanan keperawatan ICU primer, sekunder dan tersier),
2. Menjadi tim rekruitmen tenaga perawat yang memberikan pelayanan ICU
(pelayanan keperawatan ICU primer, sekunder dan tersier),
3. Menyusun rencana program pengembangan SDM melalui pendidikan dan
pelatihan berkelanjutan (pelayanan keperawatan ICU primer, sekunder dan
tersier).
Kriteria Hasil :
1. Tersedia tenaga keperawatan di ICU sesuai rasio yang ditetapkan dengan
kualifikasi yang dipersyaratkan,
2. Adanya tenaga perawat yang terlibat dalam tim rekruitmen perawat ICU,
3. Adanya dokumen perencanaan kebutuhan tenaga perawat dan
pengembangannya.
Rasional :
Kesesuaian sarana, prasarana dan peralatan kesehatan dan logistik, menjamin
pelayanan keperawatan ICU yang berkualitas, efektif dan efisien.
Kriteria Struktur :
1. Adanya kebijakan pimpinan yang mengatur sarana, prasarana dan peralatan
kesehatan dan logistik dalam pelayanan ICU,
2. Adanya standar sarana, prasarana dan peralatan kesehatan dan logistik,
3. Adanya mekanisme/alur permintaan penggunaan dan pemeliharaan
peralatan dan logistik,
4. Adanya perencanaan sarana prasarana dan peralatan yang melibatkan
tenaga perawat,
5. Adanya tempat dekontaminasi dan penyimpanan peralatan kesehatan dan
logistik yang sesuai standar,
6. Adanya SPO penggunaan dan pemeliharaan peralatan,
6
7. Adanya tenaga yang bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan
tersedianya jadwal pemeliharaan secara berkala (harian, mingguan).
Kriteria Proses :
1. Menyusun rencana kebutuhan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan
dan logistik berdasarkan klafisifikasi/stratifikasi yang dipersyaratkan di
pelayanan keperawatan ICU,
2. Menjadi anggota tim teknis dalam pengadaan sarana, prasarana, peralatan
kesehatan dan logistik di ICU,
3. Melaksanakan pemantauan terhadap pemakaian, pemeliharaan sarana,
prasarana dan peralatan kesehatan serta uji fungsi (kalibrasi) secara teratur
dan berkala.
Kriteria Hasil :
1. Tersedianya sarana, prasarana, peralatan kesehatan dan logistik siap pakai
sesuai kebutuhan dan klasifikasi ICU,
2. Adanya dokumen inventaris sarana, prasarana, peralatan kesehatan dan
logistik,
3. Adanya dokumen frekuensi pemakaian dan hasil kalibrasi peralatan
kesehatan secara periodik/berkala.
Rasional :
Pengorganisasian pelayanan yang baik di ICU menjamin kesinambungan pelayanan
yang berkualitas, efektif dan efisien.
Kriteria Struktur :
1. Adanya kebijakan pimpinan RS tentang pelayanan keperawatan ICU,
2. Adanya struktur organisasi dan tata hubungan kerja di setiap klasifikasi/stratifikasi
ICU,
3. Adanya pedoman penetapan uraian tugas, tanggung jawab serta kewenangan
perawat pengelola dan pelaksana di setiap klasifikasi/stratifikasi ICU.
Kriteria Proses :
1. Melaksanakan tugas sesuai dengan uraian tugas, tanggung jawab dan
kewenangan perawat di di setiap klasifikasi/stratifikasi ICU,
2. Melakukan koordinasi dengan anggota tim kesehatan lain di setiap
klasifikasi/stratifikasi,
7
3. Melakukan koordinasi dengan tim keperawatan di setiap klasifikasi/stratifikasi
ICU.
Kriteria Hasil :
1. Setiap perawat yang memberikan pelayanan keperawatan di ICU mempunyai
uraian tugas, tanggung jawab dan kewenangan tertulis,
2. Terlaksananya koordinasi dengan anggota tim kesehatan lain di setiap klasifikasi/
stratifikasi ICU,
3. Terlaksananya koordinasi dengan tim keperawatan di setiap klasifikasi/stratifikasi
ICU.
Rasional :
Dengan memberikan pelayanan keperawatan secara komprehensif oleh tenaga yang
kompeten akan menjamin terlaksananya pelayanan yang berkualitas.
Kriteria Struktur :
1. Ada kebijakan pimpinan RS tentang pelayanan keperawatan dan patient safety di
ICU,
2. Ada Standar Prosedur Operasional klinis dan manajemen,
3. Ada metode penugasan perawat yang ditetapkan di ICU (minimal tim).
Kriteria Proses :
1. Memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan kondisi kritis pasien,
2. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien mengacu pada SAK, SPO klinis
dan SPO manajerial dengan berpedoman pada etik dan legal profesi,
3. Melaksanakan metode penugasan tim.
Kriteria Hasil :
Ada dokumen/catatan asuhan keperawatan tiap pasien yang mencerminkan
penerapan SAK dan SOP serta patient safety.
8
Standar IV : Asuhan Keperawatan ICU
Asuhan keperawatan ICU adalah rangkaian kegiatan praktek keperawatan diberikan
oleh perawat yang kompeten untuk memberikan asuhan keperawatan pada pasien
dan keluarga di ICU. Proses keperawatan terdiri atas lima langkah meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana tindakan keperawatan, intervensi
keperawatan dan evaluasi.
A. Pengkajian Keperawatan
Pernyataan :
Proses pengumpulan data pada pasien dan keluarga secara sistematik,
menyeluruh, akurat, dan berkesinambungan (biopsikososiospiritual).
Rasional :
Pengkajian yang sistematis, menyeluruh, akurat, dan berkesinambungan
memudahkan perawat merumuskan masalah pasien dan keluarga dengan tepat
dan merencanakan tindakan keperawatan secara komprehensif.
Kriteria Struktur :
1. Ada format pengkajian yang baku untuk pengkajian pasien ICU meliputi
pengkajian sebelum pasien datang, segera setelah pasien datang, pengkajian
lengkap dan pengkajian berkelanjutan,
2. Ada petunjuk teknis pengisian pengkajian pasien ICU,
3. Ada alat dan sarana untuk melakukan pengkajian di ICU,
4. Ada format pengkajian untuk keluarga pasien.
Kriteria Proses :
1. Melakukan pengumpulan data sebelum pasien datang , segera setelah pasien
datang, pengkajian lengkap dan pengkajian berkelanjutan melalui metode
observasi, wawancara, dan pemeriksaan fisik:
a. Pengkajian sebelum pasien datang (Pre Arrival):
Sebelum pasien akan dikirim ke RS rujukan, dilakukan pengkajian
kepada pasien yang akan dikirim ke ICU meliputi; identitas pasien,
diagnosa, tanda-tanda vital, alat bantu invasif yang dipakai, modus
ventilasi mekanik yang sedang dipakai bila pasien menggunakan ventilasi
mekanik.
b. Pengkajian segera (Quick Assessment) :
Pengkajian segera setelah pasien tiba di ICU meliputi; observasi ABCDE
yaitu : Airway,Breathing,Circulation, Drugs / Obat-obat (obat yang saat ini
diberikan) termasuk apakah ada alergi pada obat dan makanan tertentu
dan Equipment / alat: apakah ada alat terpasang pada pasien.
9
c. Pengkajian lengkap (Comprehensive Assessment) meliputi:
Pengkajian riwayat kesehatan yang lalu, riwayat sosial, riwayat psikososial
dan spiritual serta pengkajian fisik dari setiap sistem tubuh (Sistem
neurologi, respirasi, kardiovaskuler, renal, gastrointestinal, endokrin,
hematologi dan imunologi serta sistem integumen).
d. Pengkajian berkelanjutan (On Going Assessment) meliputi :
Kontinuitas monitoring kondisi pasien setiap 1-2 jam pada saat kritis,
selanjutnya sesuai kondisi pasien.
2. Mengumpulkan data perubahan psikologis, sosial, spiritual pasien maupun
keluarga,
3. Mengumpulkan data tingkat reaksi psikologis pasien dan keluaga pada tahap
dying,
4. Mengelompokkan data yang diperoleh secara sistematis,
5. Melakukan analisis data,
6. Merumuskan masalah berdasarkan analisis data.
Kriteria Hasil :
1. Adanya dokumen pengkajian keperawatan pasien ICU,
2. Adanya rumusan masalah keperawatan pasien dan keluarga diagnosa
keperawatan pasien ICU.
B. Diagnosa Keperawatan
Pernyataan :
Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data status kesehatan pasien,
dinalisis dan dibandingkan dengan norma fungsi kehidupan pasien, dapat
bersifat aktual maupun resiko.
Rasional :
Diagnosa keperawatan yang dirumuskan merupakan dasar penyusunan rencana
keperawatan dalam mencapai peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan
pemulihan kesehatan pasien ICU.
Kriteria Struktur :
1. Adanya daftar masalah keperawatan pasien,
2. Adanya daftar diagnosa keperawatan.
Kriteria Proses :
1. Menganalisa data berdasarkan kondisi pasien
2. Menetapkan masalah keperawatan yang prioritas (mengancam kehidupan) ;
a. Bersihan jalan yang tidak efektif,
b. Pola nafas tidak efektif,
c. Ketidakmampuan untuk bernafas spontan,
10
d. Gangguan pertukaran gas,
e. Penurunan curah jantung,
f. Gangguan perfusi jaringan,
g. Kekurangan / kelebihan volume cairan.
3. Menetapkan diagnosa keperawatan yang prioritas di ICU:
a. Jalan napas tidak efektif berhubungan dengan adanya benda asing pada
trakhea,
b. Pola napas tidak efektif / ketidakmampuan bernapas spontan berhubungan
dengan kelemahan otot pernapasan,
c. Gangguan pertukaran gas: hiperkapnea berhubungan dengan hipoventilasi
alveolar,
d. Gangguan pertukaran gas: hipoksemia berhubungan dengan perubahan
ventilasi-difusi, peningkatan permeabilitas membran alveoli kapiler,
e. Penurunan cardiac output berhubungan dengan gangguan fungsi pompa
jantung ( ejeksi ),
f. Gangguan rasa aman: cemas berhubungan dengan koping individu yang
tidak efektif.
Kriteria Hasil :
1. Diperoleh serangkaian masalah keperawatan prioritas di ICU,
2. Diagnosa keperawatan berdasarkan rumusan PES/PE,
3. Diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan didokumentasikan pada
catatan keperawatan.
C. Perencanaan Keperawatan
Pernyataan :
Serangkaian langkah-langkah yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah
kesehatan serta meningkatkan kesehatan secara terstruktur dan terorganisir
dengan melibatkan keluarga dan tenaga kesehatan lain untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Rasional :
Rencana tindakan keperawatan digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
tindakan keperawatan yang sistematis dan efektif.
Kriteria Struktur :
1. Adanya rumusan tujuan dan kriteria hasil,
2. Adanya rumusan rencana tindakan keperawatan.
11
Kriteria Proses :
1. Merumuskan tujuan dan kriteria hasil yang Specific, Measureable, Achievable,
Reliable dan Time (SMART),
2. Menetapkan rencana tindakan keperawatan berdasarkan prioritas kebutuhan
pasien ICU,
3. Mendokumentasikan rencana tindakan keperawatan.
Kriteria Hasil :
1. Tersusunnya rencana tindakan keperawatan ICU,
2. Rencana tindakan keperawatan didokumentasikan
Rasional :
Pelaksanaan tindakan keperawatan merupakan upaya mempercepat
kesembuhan, mencegah komplikasi dan mempertahankan status kesehatan
pasien serta membantu pasien menghadapi kematian dengan damai dan
keluarga menghadapi kehilangan dengan koping yang positif.
Kriteria Struktur :
1. Ada rencana tindakan keperawatan berdasarkan prioritas kebutuhan pasien,
2. Ada standar asuhan keperawatan ICU,
3. Ada Standar Prosedur Operasional (SOP),
4. Tersedia format tindakan keperawatan,
5. Ada informed consent,
6. Ada kebijakan rumah sakit tentang pendelegasian tindakan medis.
Kriteria Proses :
1. Melakukan tindakan keperawatan mengacu pada rencana tindakan
keperawatan,
2. Monitoring respon pasien terhadap tindakan keperawatan,
3. Melakukan modifikasi tindakan berdasarkan respon pasien,
4. Mengutamakan prinsip keselamatan pasien (patient safety),
5. Melakukan tindakan keperawatan dengan memperhatikan privacy,
6. Menerapkan prinsip standar baku (standar precaution),
7. Mendokumentasikan tindakan keperawatan,
8. Menerapkan prinsip asuhan keperawatan dying untuk pasien dan keluarga.\
12
Kriteria Hasil :
1. Adanya dokumen tentang tindakan keperawatan serta respons pasien,
2. Ada dokumen tentang pendelegasian tindakan medis (standing order).
E. Evaluasi Keperawatan
Pernyataan :
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan meliputi evaluasi proses
dan evaluasi hasil. Evaluasi proses atau formatif adalah evaluasi yang dilakukan
segera setelah selesai melakukan tindakan keperawatan sedangkan evaluasi
hasil atau sumatif adalah evaluasi yang dilakukan dengan mengacu pada tujuan
dan kriteria hasil.
Rasional :
Evaluasi harus dilakukan pada setiap tindakan keperawatan, hasil evaluasi
menggambarkan tingkat keberhasilan tindakan keperawatan di ICU
Kriteria Struktur :
1. Ada tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan,
2. Ada formulir catatan perkembangan pasien.
Kriteria Proses :
1. Melakukan evaluasi terhadap respon pasien pada setiap tindakan yang
diberikan (evaluasi proses),
2. Melakukan evaluasi dengan cara membandingkan hasil tindakan dengan
tujuan dan kriteria hasil yang ditetapkan (evaluasi hasil),
3. Melakukan revisi terhadap asuhan keperawatan yang telah diberikan, jika tidak
ada perbaikan pada pasien,
4. Mendokumentasikan hasil evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Kriteria Hasil :
Adanya dokumen catatan perkembangan dalam bentuk evaluasi data Subyektif,
Obyektif, Analisa dan Planning (SOAP) dengan hasil akhir ;
1. Bersihan jalan nafas efektif,
2. Pola nafas efektif,
3. Kemampuan untuk bernafas spontan,
4. Tidak terjadi gangguan pertukaran gas,
5. Curah jantung dalam batas normal,
6. Tidak terjadi gangguan perfusi jaringan,
7. Tidak terjadi kekurangan / kelebihan volume cairan.
13
Standar V : Pembinaan Pelayanan Keperawatan ICU
Pernyataan :
Pembinaan pelayanan keperawatan ICU meliputi pembinaan terhadap manajemen
pelayanan keperawatan dan asuhan keperawatan yang berkesinambungan dilakukan
secara berkala.
Rasional :
Pembinaan pelayanan keperawatan ICU dapat meningkatkan profesionalisme
perawat sehingga menjamin tercapainya pelayanan keperawatan yang berkualitas.
Kriteria Struktur :
1. Adanya kebijakan pimpinan tentang sistem pembinaan pelayanan keperawatan,
2. Adanya sistem bimbingan teknis pelayanan keperawatan,
3. Adanya mekanisme pembinaan pelayanan keperawatan,
4. Adanya program peningkatan pengetahuan dan ketrampilan,
5. Adanya sistem penghargaan dan sanksi (reward & punishment).
Kriteria Proses :
1. Merencanakan program bimbingan teknis pelayanan keperawatan,
2. Melaksanakan program peningkatan kemampuan teknis secara berkelanjutan,
3. Melaksanakan bimbingan teknis sesuai rencana,
4. Memberikan penghargaan dan sanksi (reward & punishment) sesuai ketentuan,
5. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi kinerja secara periodik sesuai dengan
ketentuan yang berlaku,
6. Memberikan umpan balik hasil bimbingan,
7. Melaksanakan tindak lanjut hasil pembinaan.
Kriteria hasil :
1. Adanya peningkatan kinerja yang dibuktikan dengan dokumen kinerja perawat,
2. Adanya dokumen laporan penyelesaian masalah,
3. Adanya dokumen bimbingan teknis pelayanan keperawatan.
Rasional :
Pengendalian mutu pelayanan keperawatan menjamin keselamatan, menurunkan
angka kematian, kesakitan serta meningkatkan kepuasan keluarga dan pasien.
14
Kriteria Struktur :
1. Adanya kebijakan pimpinan tentang program pengendalian mutu pelayanan
keperawatan ICU (Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan, ronde
keperawatan),
2. Adanya kebijakan pimpinan tentang program keselamatan pasien (Patient safety)
dan keselamatan petugas kesehatan,
3. Adanya indikator kinerja klinis pelayanan keperawatan ICU
a. Kejadian terekstubasi,
b. Kejadian pasien terjatuh dari tempat tidur,
c. Angka kejadian VAP (Ventilator Associated Pneumonia).
5.Adanya tenaga perawat yang terlibat dalam program pengendalian mutu pelayanan
kesehatan.
Kriteria Proses :
1. Melaksanakan pemantauan mutu dengan menggunakan instrumen yang
terstandar,
2. Melaksanakan upaya keselamatan pasien dan petugas kesehatan, menerapkan
standar precaution, mencegah kejadian terekstubasi, Menghindari pasien terjatuh
dari tempat tidur, meningkatkan keamanan penggunaan obat, melaksanakan
komunikasi yang efektif, mencegah terjadinya tertusuk benda tajam (sharp injury).
3. Mendokumentasikan upaya keselamatan pasien dan pengendalian mutu,
4. Melakukan evaluasi program pengendalian mutu pelayanan keperawatan dan
menyusun tindak lanjutnya.
Kriteria Hasil :
1. Tidak ada kejadian VAP (Ventilator Associated Pneumonia),
2. Tidak ada kejadian terekstubasi,
3. Tidak ada kejadian pasien jatuh,
4. Tidak ada kejadian kecelakaan kerja pada petugas kesehatan (tertusuk benda
tajam, tertular infeksi),
5. Dokumen evaluasi program pengendalian mutu pelayanan keperawatan dan
tindak lanjutnya.
15
BAB IV
PENUTUP
16