Art Gallery

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

ART GALLERY DI MANADO

ARSITEKTUR KONTEMPORER

LATAR BELAKANG
Perkembangan Kota Manado pada akhir-akhir ini memang bisa dikatakan yang cukup
pesat. Perkembangan seni di masa kini, yang sekarang juga sudah merambah di seluruh
pelosok kota Manado, memberikan dampak positif dengan peningkatan permintaan dari waktu
ke waktu terhadap penyediaan layanan berbasis Art Gallery (galeri seni), namun sayangnya
beberapa galeri seni rupa ataupun tempat pameran di Kota Manado yang ada saat ini pada
kenyataannya tidaklah bisa berfungsi dengan maksimal, dikarenakan ada beberapa aspek yang
sangat menentukan keekslusifan sebuah galeri yaitu lokasi, lingkungan sekitar, performance
bangunan, infrastruktur dan aksesbilitas yang tidak diperhatikan sehingga menurunkan
keekslusifan galeri itu sendiri. Bila adanya tempat yang disediakan khusus untuk karya seni ini
akan memberikan peluang bagi seniman maupun masyarakat sebagai pengajar, pengamat,
pengusaha serta juga sebagai pelaku seni.
Penyelenggaraan art gallery (galeri seni) diharapkan dapat menjadi media penghantar
antar para seniman dan penikmat seni yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan kesenian seperti
pahatan, lukisan, pameran dan sebagainya. Dari konteks tersebut dapat dilihat bahwa galeri seni
merupakan antara perpaduan galeri (bangunan atau ruang kosong) dan seni. Galeri sebagai
media penghantar antar karya seni sebagai kebutuhan dan manusia atau penikmat seni yang
membutuhkannya, tidak dapat dipungkiri menjadi kebutuhan paling utama yang dalam
perkembangan seni rupa di Manado. Melalui kegiatan tersebut dapat dimanfaatkan dengan
menikmati karya - karya seni di tempat berbagai macam kegiatan kesenian dan pameran
diselenggarakan. Karena alasan ini, maka terpikir untuk merencanakan sebuah Galeri Seni di
Manado dimana masyarakat dapat mempelajari, mempertunjukan, mempertahankan dan
mengembangkan seni seiring dengan zaman yang terus berjalan.
Kedudukan strategis di Kota Manado sebagai salah satu pintu pariwisata di Indonesia
sudah tentu akan membawa pengaruh seni dan budaya lokal, sehingga wadah seni sangat
diperlukan dan diharapkan. Agar kesenian di Kota Manado dapat berkembang dan lebih
terekspos, diperlukan wadah untuk penyediaan bangunan art gallery yang dapat memberikan
peluang bagi seniman maupun masyarakat dalam mempelajari, mempertunjukan,
mempertahankan dan mengembangkan seni seiring dengan zaman yang terus berjalan dengan
memanfaatkan gaya Arsitektur Kontemporer.

RUMUSAN MASALAH
Bagaimana menghadirkan sarana dalam hal ini galeri seni yang dapat memenuhi
kebutuhan dalam pengembangan akan seni untuk para seniman sehingga mereka dapat berkarya
secara bebas dan terekspos ?

TUJUAN
Tujuan pembahasan adalah menghasilkan suatu konsep rancangan galeri seni di
Manado dengan pengolahan bentuk dan tampilan bangunan melalui pendekatan konsep
Arsitektur Kontemporer untuk mewujudkan bangunan yang terkini.

SASARAN
Tersusunnya konsep perencanaan dan perancangan galeri seni di Manado yang mampu
menarik pengunjung untuk datang dan terwujudnya ruang pamer yang dapat memberikan
kenyamanan visual melalui suasana edukatif dan rekreatif serta memberikan pendekatan pada
Arsitektur Kontemporer.

LINGKUP PEMBAHASAN

Perencanaan dan perancangan Galeri Seni dibatasi oleh lingkup pembahasan baik dari
tata ruang dalam maupun tata ruang luar yang dilihat dari pendidikan arsitektur terhadap
masyarakat dan juga tata cara galeri dan kesenian. Aspek-aspek tersebut kemudian dianalisa
hingga dirumuskan menjadi sebuah konsep perencanaan dan perancangan, dan kemudian
diwujudkan dalam rancangan ke dalam sebuah Galeri Seni dengan pendekatan Arsitektur
Kontemporer

PROSPEK DAN FISIBILITAS


Permintaan akan bangunan khusus seni di kota Manado cukup dibutuhkan dikarenakan
banyaknya sanggar-sanggar, komunitas seni diantaranya (Indigo Art, Kumon Sarapung, Rumah
Pintar Manado, Mitra Sima Wijaya, Sanggar Lukis Salido dsb), dan komunitas (Mega Art,
Seniman Sulawesi Utara, dsb). Dengan hadirnya objek perancangan ini dapat menunjang para
seniman untuk lebih aktif melakukan karya-karya seni yang lebih terekspos untuk dinikmati
dan mudah didapati oleh masyarakat, serta turut mempublikasikan dan mengangkat seni Kota
Manado ataupun Sulawesi Utara pada wisatawan yang datang sehingga secara tidak langsung
turut memberikan kontribusi bagi pemerintah karena menjadi suatu daya tarik bagi masyarakat
maupun wisatawan yang berkunjung. Selain itu objek ini merangkum kegiatan dari aspek
penawaran produk serta rekreasi atau hiburan menjadi suatu kombinasi ruang dalam dan ruang
luar yang terpadu karena menyediakan fungsi dan layanan yang variatif. Fungsi bangunan
yang direncanakan tentunya memiliki ruang lingkup dan aspek yang berperan baik bagi
daerah maupun secara nasional, serta aspek lain bagi keberadaan bangunan Galeri Seni di
Manado.

PEMAHAMAN OBJEK

Pengertian Art (Seni)


Berasal dari kata Ars (latin) atau Art (Inggris) yang artinya kemahiran. Ada juga yang
mengatakan kata seni berasal dari bahasa Belanda yang artinya jenius. Sementara kata seni
dalam bahasa Indonesia berasal dari kata sangsekerta yang berarti pemujaan. Dalam bahasa
tradisional jawa, seni artinya Rawit (pekerjaan yang rumit – rumit atau kecil). Seni adalah
keahlian membuat karya yang bermutu, seperti tari, lukisan, ukiran. Seni meliputi banyak
kegiatan manusia dalam menciptakan karya visual, audio, atau pertunjukan yang
mengungkapkan imajinasi, gagasan, atau keperigelan teknik pembuatnya, untuk dihargai
keindahannya atau kekuatan emosinya.

Pengertian Gallery (Galeri)


Pengertian Gallery (Galeri) menurut Encyclopedia of American Architecture (1957),
Galeri diterjemahkan sebagai suatu wadah untuk menggelar karya seni rupa. Galeri juga dapat
diartikan sebagai tempat menampung kegiatan komunikasi visual di dalam suatu ruangan antara
kolektor atau seniman dengan masyarakat luas melalui kegiatan pameran. Sebuah ruang yang
digunakan untuk menyajikan hasil karya seni. Sebuah area memanjang aktifitas publik, area
public yang kadangkala digunakan untuk keperluan khusus. Menurut Oxford Advanced
Learner’s Dictionary, A.S Hornby, edisi kelima, Great Britain (1995) : “Gallery: A room or
building for showing works of art” (sebuah ruangan atau bangunan untuk memamerkan karya
seni).

Pengertian Art Gallery

Art Gallery (Galeri Seni) adalah ruang dimana berbagai bentuk seni ditampilkan kepada
publik. Berbagai seni patung, tenun tangan, foto, ilustrasi, seni instalasi, lukisan dan seni
terapan. Karya-karya berbagai seniman dipamerkan dalam ruangan pecinta seni dapat
mengevaluasi dan mengagumi ketrampilan dan pemikiran inovatif. Galeri Seni merupakan
sebuah bangunan atau ruang kosong yang ditujukan untuk pameran karya seni, yang pada
umumnya merupakan karya seni rupa. Galeri seni dapat didefinisikan sebagai tempat terbaik
untuk para seniman debutan seperti ketika mereka menunjukkan pekerjaan mereka yang mereka
peroleh baik positif serta umpan balik negatif. Dengan demikian mereka dapat mengolah dan
meningkatkan keterampilan mereka.

Gambar 1. Auckland Art Gallery (Toi o Tāmaki), Auckland


(sumber: Pinterest.com)

Fungsi Art Gallery

Art gallery memiliki fungsi utama sebagai wadah atau alat komunikasi antara konsumen
dengan produsen. Pihak produsen yang dimaksud adalah para seniman sedangkan
konsumen adalah kolektor dan masyarakat.
Fungsi utama dari Art Gallery menurut Kankawil Perdagangan, antara lain :
1) Sebagai tempat promosi barang – barang seni
2) Sebagai tempat mengembangkan pasar seniman
3) Sebagai tempat melestarikan dan memperkenalkan karya seni dan budaya dari seluruh
Indonesia
4) Sebagai tempat bembinaan usaha dan organisasi usaha antara seniman dan pengelola
5) Sebagai salah satu objek pengembangan pariwisata nasional

Tujuan Art Gallery

 Untuk memberikan pengakuan dan mempromosikan bakat yang muncul dalam bidang
seni.
 Memberi wadah kegiatan kesenian untuk setiap kelompok, seniman atau penikmat seni
yang membutuhkannya.
 Tempat untuk berbagi ilmu dalam setiap kegiatan seni.
 Meningkatkan kualitas pariwisata di suatu daerah dengan menarik atau mengundang
banyak pengunjung sehingga mengetahui berbagai macam seni.
PEMAHAMAN TEMA

Arsitektur Kontemporer merupakan suatu bentuk karya arsitektur yang sedang terjadi
di masa sekarang. Dalam buku Indonesian Architecture Now, karya Imelda Akmal,
digambarkan karya-karya arsitektur yang kontemporer yang terdapat di Indonesia. Karya ini
dibangun dalam satu dasawarsa terakhir dan cukup menggambarkan trend arsitektur dalam
negeri. Trend yang berkembang dalam satu dasawarsa terakhir didominasi oleh pengaruh
langgam Arsitektur modern yang memiliki kesamaan ekspresi dengan karya arsitektur modern
dari belahan dunia barat di dekade 60-an.
Karya-karya arsitektur kontemporer Indonesia memiliki kesamaan dengan karya Mies
van de Rohe, Wassily karya Marcel Breuer atau kursi B306 chaise-lounge karya Le Corbusier
dan lounge chair karya Charles Eames. Arsitektur kontemporer telah diakui sebagai salah satu
pendekatan dalam merancang secara internasional sehingga banyak ahli yang mengemukakan
pendapat mengenai definisi dari arsitektur kontemporer, di antaranya sebagai berikut :
1. Konnemann, World of Contemporary Architecture XX
“Arsitektur Kontemporer adalah suatu gaya arsitektur yang bertujuan untuk
mendemonstrasikan suatu kualitas tertentu terutama dari segi kemajuan teknologi dan juga
kebebasan dalam mengekspresikan suatu gaya arsitektur, berusaha menciptakan suatu keadaan
yang nyata-terpisah dari suatu komunitas yang tidak seragam.”
2. L. Hilberseimer, Comtemporary Architects 2 (1964)
“Arsitektur Kontemporer adalah suatu gaya aliran arsitektur pada zamannya yang mencirikan
kebebasan berekspresi, keinginan untuk menampilkan sesuatu yang berbeda, dan merupakan
sebuah aliran baru atau penggabungan dari beberapa aliran arsitektur. Arsitektur kontemporer
AR 2211 | Teori Desain Arsitektur 2 mulai muncul sejak tahun 1789 namun baru berkembang
pada abad 20 dan 21 setelah perang dunia.”

Perkembangan Arsitektur Kontemporer

Schimbeck menyatakan bahwa arsitektur kontemporer berkembang dari pemikiran bahwa


arsitektur harus mampu memperoleh sasaran dan pemecahan bagi arsitektur hari esok dan
situasi masa kini. Seorang kritikus arsitektur Charles Jenks pun mulai memperkenalkan suatu
metode perancangan untuk mengembangkan arsitektur yang dinamakan dengan arsitektur
‘bersandi ganda’ (double coded), teori inilah yang menjadi cikal bakal arsitektur kontemporer,
dimana gagasan ini bergantung pada banyak faktor yang mempengaruhi periode tertentu. Di
Indonesia arsitektur kontemporer, yang ditolak ukur dalam satu dasawarsa terakhir memiliki
dominiasi oleh pengaruh langgam arsitektur modern. Secara garis besar arsitektur kontemporer
memiliki aspek kekinian yang tidak terikat oleh beberapa konsep konvensional.
Menurut Gunawan, E. indikasi sebauh arsitektur disebut sebagai arsitektur kontemporer
meliputi 4 aspek, yaitu:
1. Ekspresi bangunan bersifat subjektif,
2. Kontras dengan lingkungan sekitar,
3. Bentuk simple dan sederhana namun berkesan kuat,
4. Memiliki image, kesan, gambaran, serta penghayatan yang kuat
.
Prinsip Arsitektur Kontemporer

Berikut prinsip Arsitektur Kontemporer menurut Ogin Schirmbeck :


1. Bangunan yang kokoh
2. Gubahan yang ekspresif dan dinamis
3. Konsep ruang terkesan terbuka
4. Harmonisasi ruangan yang menyatu dengan ruang luar,
5. Memiliki fasad transparan
6. Kenyamanan hakiki
7. Eksplorasi elemen lansekap area yang berstruktur

Ciri – ciri Arsitektur Kontemporer

Berikut ciri – ciri Arsitektur Kontemporer :


1. Bentuk
Dapat kita lihat dan amati bahwa unsur dominan yang ada dalam arsitektur adalah garis
lurus. Arsitektur kontemporer cenderung menjauhi kebiasaan ini dengan lebih sering
menggunakan garis melengkung sebagai gantinya. Dalam beberapa contoh, sebuah
bangunan ada yang seluruhnya dirancang dengan garis lengkung
Contoh :

Gambar 2. Museum Guggenheim, Basque, Bilbao, Spanyol Utara


(sumber : pinterest.com)
2. Komposisi Ruang
Penggunaan garis lengkung juga memungkinkan terciptanya bentuk ruang lain selain
kubus. Dalam arsitektur kontemporer, orang melihat bangunan dalam bentuk bulat. Saat
arsitektur kontemporer menggunakan garis lurus, akan tercipta komposisi ruang yang
lebih unik. Komposisi ruang ini memungkinkan terciptanya ruang interior yang lebih
hidup dengan layout yang tidak biasa.
3. Penggunaan Material
Ciri lain dari arsitektur kontemporer adalah penggunaan material baru pada interior dan
eksterior. Bahan-bahan tradisional seperti kaca, kayu, batu bata, dan logam lebih
disukai. Tanaman juga sering digunakan dalam arsitektur kontemporer, terutama pada
atap atau pada dinding.
4. Ukuran Jendela Yang Beragam
Jendela yang lebih besar dan lebih banyak juga merupakan ciri arsitektur kontemporer.
Jendela biasanya diletakkan pada posisi yang unik.

Gambar 3. Tampak bagian depan Museum Guggenheim


(sumber : pinterest.com)

5. Memperhatikan Lingkungan
Ecohousing merupakan karakteristik yang kerap digunakan dalam arsitektur
kontemporer. Banyak bangunan konvensional memakai elemen yang ramah
lingkungan dan hemat energi. Dalam konstruksi perumahan, arsitektur kontemporer
memiliki tujuan untuk mengintegrasikan rumah dengan alam sekitarnya. Tujuannya
bukan hanya untuk melindungi lingkungan dari gangguan, tetapi juga untuk
menambahkan karakter khusus pada bangunan.
6. Animated Architecture
Akibat tidak adanya istilah yang lebih baik, arsitektur animasi adalah nama yang
diberikan untuk karakteristik lain dari arsitektur kontemporer. Karakteristik tersebut
antara lain, yaitu pencahayaan eksterior bangunan yang canggih, proyeksi fasad yang
mampu berinteraksi dengan orang lewat atau pengguna bangunan, dan air, seperti air
mancur atau air terjun yang berwarna. Idenya adalah untuk membuat bangunan terasa
lebih hidup dan membuat bagian luarnya memiliki unsur animasi.

Gambar 5. The Auditorio de Tenerife


(sumber : dekoruma.com)
7. Bentuk Atap
Ciri khas lain dari arsitektur kontemporer yang dapat di lihat adalah eksplorasi bentuk
atap. Arsitek yang biasanya mengeksplor arsitektur kontemporer hadir dengan bentuk
atap yang lebih unik dan tidak umum bentuk lengkung atau dinamis lainnya.

Gambar 6. Atap lengkung


(sumber : dekoruma.com)
TINJAUAN PUSTAKA

 Harris, Cyril M, Dictionary of Architecture and Construction, McGraw-Hill, Inc,


United Stated of America, 1975, hal. 94
 Hilberseimer, L. (1964). Contemporary architecture: its roots and trends. Chicago:
Chicago, P. Theobald.
 Sumalyo, Y. (1997). Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan Abad XX. Yogyakarta:
Gadjah Mada UniversityPress.
 Schirmbeck, E. (1988). Gagasan, Bentuk, Dan Arsitektur. Prinsip-Prinsip
Perancangan Dalam.
 Gunawan, E. (2011). Reaktualisasi Ragam Art Deco Dalam Arsitektur Kontemporer.
Manado: Universitas Sam Ratulangi.
 Fatta D. A. 2011. Perancangan Pusat Pengembangan Seni Rupa Kontemporer di Kota
Malang (Skripsi). Malang : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Anda mungkin juga menyukai