Makalah Wayang
Makalah Wayang
Makalah Wayang
DOSEN PEMBIMBING:
DISUSUN OLEH:
Christopher Pranoto
1906296993
UNIVERSITAS INDONESIA
Oktober, 2019
1
PENDAHULUAN
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaan-Nya
bagi setiap kita hingga saat ini, sehingga makalah “Sejarah dan Pengaruh Wayang
Topeng dalam Pergolakan Budaya di Indonesia” dapat terselesaikan dengan tepat
waktu. Oleh karena kasih karunianya, saya dapat menyajikan makalah ini dengan
seutuhnya pada kesempatan kali ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, dengan keredahan hati saya mengharapkan kritik maupun saran dari setiap
pembaca terutama kepada dosen pembimbing. Besar harapan saya makalah ini dapat
berguna sebagai salah satu alat dalam memperluas wawasan dan pemikiran orang lain
dalam dunia pendidikan.
Christopher Pranoto
2
Daftar Isi
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 4
Penutup .................................................................................................................................. 11
Kesimpulan ........................................................................................................................ 11
3
PEMBAHASAN
4
Wayang Topeng dalam perkembangannya mengambil nilai-nilai dari berbagai
tempat di penjuru dunia. Pada zaman Kerajaan Kediri, Topeng Wayang mengambil
cerita dan kisah yang berasal dari India, yaitu Mahabarata dan Ramayana. Pada saat
itu, penggunaan topeng dikarenakan oleh minimnya akses pada tata rias (make up) bagi
para penari. Agar praktis, topeng digunakan untuk menunjukkan peran dan fungsi
tokoh tersebut.
Selain itu, Topeng Wayang juga dikenal dengan cerita-cerita Panji. Cerita-
cerita Panji berupa kisah tentang kepahlawanan tokoh kerajaan. Dalam cerita-cerita
Panji, kita belajar akan sedikit silsilah atau heritage mengenai kepahlawanan tokoh-
tokoh tertentu.
Wayang Topeng merupakan tradisi dan kebudayaan asli masyarakat Jawa sejak
zaman Kerajaan Kanjuruhan pada masa Raja Gajayana sekitar abad ke 8 Masehi.
Topeng waktu itu yang terbuat dari batu adalah bagian dari acara persembahyangan.
Saat itu cukup sulit untuk mendapatkan riasan (make up), untuk mempermudah riasan,
maka para penari tinggal mengenakan topeng di mukanya. Wayang Topeng Malangan
ini mengikuti pola berfikir India, karena sastra yang dominan adalah sastra India. Oleh
karena itu, peninggalan leluhur kita, sewaktu leluhur kita masih menganut agama
Hindu Jawa, yang orientasinya masih India murni. Termasuk wayang topeng juga
mengambil cerita-cerita dari India, seperti kisah-kisah Mahabarata dan Ramayana.
Wayang Topeng ini dipakai sebagai media komunikasi antara kawulo dan gusti, yaitu
antara raja dan rakyat yang dipimpinnya
5
suatu kebutuhan untuk membangun legitimasi kekuasaan Singasari yang mulai
berkembang.
6
dikarenakan adanya pengaruh dari zaman kerajaan Hindu yaitu Kerajaan Majapahit.
Komunitas ini tinggal di daerah Tengger, Bromo, dan Semeru.
1. Nilai Kebudayaan
Nilai ini berkaitan dan bersinggungan dengan kebiasaan dari suatu daerah. Selain itu,
nilai kebudayaan pada wayang topeng juga menjadi pedoman bagi kehidupan
masyarakat sekitar dikarenakan wayang topeng merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa
manusia.
Leluhur kita telah mengenalkan wayang topeng sejak dahulu, sehingga dalam proses
penyebarannya terdapat niali-nilai spiritualitas. Seperti pada cerita Patih Jatamuka dan
Patih Jatasura mempercayai jika mimpinya akan menjadi kenyataan bahwa Rajanya
sedang dalam musibah.
3. Nilai Solidaritas
Dalam cerita-cerita wayang topeng mengandung banyak sekali unsur persaudaraan dan
kesolidaritasan. Wayang topeng menjadikan nilai persaudaraan sebagai nilai yang
mendasari karakter dari sebuah cerita yang diangkat. Dalam cerita-cerita wayang
topeng solidaritas tumbuh atau timbul terhadap dirinya sendiri baik itu secara
keberuntungan maupun ketidakberuntungan. Salah satu contoh cerita wayang topeng
yang memilki nilai solidaritas adalah sikap Jatamuka dan Jatasura merupakan
contoh solidaritas atau kepedulian yang tinggi terhadap Rajanya.
7
4. Nilai Moral
nilai yang bersumber atas dasar kemauan seseorang. Nilai moral juga
mengedepankan nilai etika dan karsa seseorang. Nilai ini diterpakan dalam setiap
cerita wayang topeng, dimana dalam peyampaian cerita wayang topeng sering
mengandung unsur budaya setempat seperti larangan, aturan, adat istiadat dan lain
sebagainya.
5. Nilai Keberanian
Sikap berani yang selalu ada dalam satu atau lebih peran wayang topeng, biasanya
nilai ini sangat menjiwai peran dalam certia wayang topeng karena dalam cerita
banyak menghadapi tantangan dan masalah. Salah satu contohnya adalah ketika
suatu peran sedang menghadapi peperangan.
8
Madukara berusaha keras dan mengatur strategi peperangan dalam melawan Patih
Jatamuka.
8. Nilai Kesopanan
Nilai kesopanan sikap santun dan menghormati orang lain dengan rasa hormat
(respect). Nilai kesopanan ini terletak pada saat Arjuna, Gatotkaca dan Bima
berbicara sangat sopan dan santun terhadap Prabu Kresna. Budaya kesopanan
ini ditanamkan agar penonton dapat mengerti dan menerapkan rasa hormat kepada
orang lain, khususnya orang yang lebih tua.
9
Selain itu, pesan keagamaan juga masih sering disampaikan dalam media
Wayang Topeng. Seperti dahulu, pesan moral disisipkan ke dalam tarian dan dialog
dari pemeran/lakon tersebut. Contoh dari cerita yang disisipkan nilai keagamaan
adalah salah satu cerita Panji dengan lakon Jenggolo Mbangun Candi. Lakon ini
menceritakan tentang pembuatan candi yang diganggu oleh kuasa gaib yaitu raja
setan. Moral dari cerita ini yaitu untuk menciptakan keselarasan antara dunia
manusia dan dunia gaib.
10
Penutup
Kesimpulan
Wayang Topeng memiliki pengaruh yang signifikan dalam kebudayaan Indonesia
secara keseluruhan. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya acara yang masih menggunakan
Wayang Topeng sebagai sarana rekreasi/hiburan. Wayang Topeng juga masih kental dengan
acara seperti pernikahan maupun pertunjukan seni kedaerahan.
Nilai-nilai kebudayaan dan moral juga menjadi salah satu daya tarik Wayang
Topeng. Wayang Topeng telah menanamkan nilai-nilai tersebut sejak dahulu hingga masa
modern. Nilai-nilai tersebut antara lain kebudayaan, kepercayaan, tanggung jawab, sopan
santun, dan sebagainya. Nilai-nilai ini berperan besar dalam membangun masyarakat dengan
etika dan dasar yang utuh dan kuat.
11
Daftar Pustaka
1. Syarifuddin A. Manusia dan Sistem Nilai Budaya [Internet]. Eprints.unsri.ac.id.
1997 [cited 20 October 2019]. Available from: http://eprints.unsri.ac.id/589/
2. Sutrisno M, Putranto H. Teori-teori kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius; 2005.
3. Soekmono R. Pengantar sejarah kebudayaan Indonesia. Yogyakarta: Yayasan
Kanisius; 1973.
4. KAMAL M. Wayang Topeng Malangan: Sebuah Kajian Historis Sosiologis
[Internet]. Journal.isi.ac.id. 2019 [cited 22 October 2019]. Available from:
http://journal.isi.ac.id/index.php/resital/article/view/450/44
5. Hidajat R. WAYANG TOPENG MALANG DALAM PERUBAHAN
KEBUDAYAAN. Imaji. 2015;10(2).
6. Cohen M. Contemporary "Wayang" in Global Contexts [Internet]. 2019 [cited
22 October 2019];. Available from:
https://www.jstor.org/stable/27568418?seq=1#metadata_info_tab_contents
7. Nurgiyantoro B. WAYANG DAN PENGEMBANGAN KARAKTER BANGSA
[Internet]. 2019 [cited 22 October 2019];. Available from:
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/view/1314
12
Plagiarism Check
13