Proposal Bisnis
Proposal Bisnis
Proposal Bisnis
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
3.1 Deskripsi
3.2 Proses pembuatan
BAB 6. PENUTUP
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
proposal bisnis “Keripik Tempe Balado” dapat selesai tepat waktu. Tidak lupa saya
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi membantu
proses penyelesaian proposal bisnis ini, baik dengan memberikan sumbangan
berupa materi maupun pikiran.
(Penulis)
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam program ini adalah:
a. Menggali lebih mengenai alur penjualan tempe dan mencari konsumen
untuk meningkatkan nilai jual tempe.
b. Membuat inovasi produk makanan dengan bahan baku tempe sehingga
didapatkan produk dengan nilai jual lebih tinggi
c. Meningkatkan pendapatan dengan mensukseskan Keripik Tempe
Balado sehingga produk proses bisnis ini bisa dikenal oleh masyarakat
luas
Tempe merupakan salah satu olahan kedelai yang dapat kita temukan
dengan mudah dimana pun. Di Jakarta, sentra produksi tempe dapat kita temui
Primkopti di wilayah Lenteng Agung Jakarta Selatan tepatnya di Jalan Seratus
Gang Sonton RT 03 RW 02 Lenteng Agung.
Harga tempe di tahun 2018 mencapai Rp 7.000,-/kg. Harga ini masih
dikatakan cukup murah dan dapat dijangkau oleh seluruh kalangan. Karena tempe
merupakan makanan asli Indonesia, banyak orang menyukai tempe. Hal itu
merupakan salah satu nilai lebih tempe yang berarti olahan tempe dapat diterima
oleh seluruh kalangan pula.
Selain itu beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat gizi tempe lebih
mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan yang ada
dalam kedelai. Ini telah dibuktikan pada bayi dan anak balita penderita gizi buruk
dan diare kronis.
Melihat beberapa kelebihan tempe tersebut, perlu adanya sebuah inovasi
yang mampu merubah anggapan masyarakat bahwa tempe sebagai makanan
masyarakat kelas menengah kebawah karena harganya yang murah serta
memberikan nilai lebih pada tempe. Jika dilihat kondisi sekarang, masyarakat
sebagian besar menyukai makanan ringan dengan rasa gurih dan praktis. Salah satu
contohnya yaitu keripik. Untuk membuat sesuatu yang berbeda dengan keripik
tempe pada umumnya, inovasi yang dilakukan adalah dengan penambahan bumbu
balado.
Kondisi ini bisa dijadikan potensi yang sangat bagus untuk mengembangkan
olahan tempe yang menarik minat masyarakat luas. Oleh karena itu pembuatan
bisnis “Keripik Tempe Balado" saya rasa sangat perlu untuk menaikkan nilai jual
tempe.
BAB 3. INOVASI PRODUK BERBAHAN BAKU TEMPE
3.1 Deskripsi
Makanan olahan tempe berupa Keripik Tempe Balado. Dikemas dalam
kemasan plastik dengan ukuran 250 gram. Di desing dengan menarik
sehingga menarik minat konsumen. Harga produk diestimasikan Rp 15.000.
3. Tahap Pengembangan
Dalam suatu bisnis diperlukan adanya suatu terobosan inovasi atau
perbaikan untuk menjadikan bisnis tetap berjalan dan jumlah konsumen
semakin bertambah. Pengembangan yang dapat dilakukan salah satunya
adalah penambahan variasi rasa keripik tempe. Dengan mengusung tema
“Keripik Tempe Balado” bukan berarti rasa keripik tempe yang ditawarkan
hanya terpaku pada balado. Untuk selanjutnya dapat ditambahkan variasi
rasa seperti keju, sapi panggang, dan rumput laut. Selain itu cara penjualan
dapat diperbaharui dengan melibatkan pihak lain seperti toko kelontong
untuk membantu memasarkan produk ini.
4. Lokasi Usaha :
Produk “Keripik Tempe Balado” merupakan salah satu olahan tempe
dengan rasa dan variasi baru yang sangan cocok dinikmati semua kalangan,
terlebih anak muda yang suka dengan berbagai camilan. Sehingga tujuan
pemasaran produk adalah kepada mahasiswa, maka dari itu lokasi
pembukaan outlet penjualan rencana nya di Jalan Kh. Syahdan,
Kemanggisan, Palmerah yang merupakan kawasan Universitas Bina
Nusantara.
Karena pada awal produksi membutuhkan biaya yang lebih besar berkaitan
dengan alat dan biaya promosi, maka diawal penjualan laba yang diperoleh masih
dapat dikatakan lebih kecil dari estimasi laba yang seharusnya di dapat. Untuk
penjualan selanjutnya estimasi laba yang diperkirakan sekitar 40% dari penghasilan
bruto. Hasil dari penjualan pertama akan digunakan untuk modal produksi
selanjutnya hingga bisnis dapat berkembang menjadi lebih besar.
BAB 6. PENUTUP