Yivkh
Yivkh
Yivkh
(Terjemahan TS)
Penjelasan Pedoman 1
Nilai Sosial.
Nilai sosial mengacu pada pentingnya informasi yang akan dihasilkan oleh
penelitian. Informasi dapat menjadi penting karena relevansi langsung yang
bermakna untuk memahami atau intervensi pada masalah kesehatan atau
2
Nilai Ilmiah
mengacu pada kemampuan penelitian untuk menghasilkan informasi yang
valid dan handal sesuai dengan tujuan yang dinyatakan dalam protokol
penelitian. Persyaratan nilai ilmiah berlaku untuk semua penelitian yang
berhubungan dengan kesehatan dengan manusia, terlepas dari sumber
pendanaan atau tingkat risiko kepada peserta. Hal ini karena beragam
pemangku kepentingan (pasien, dokter, peneliti, pembuat kebijakan, sponsor
industri dan lain-lain) bergantung pada hasil untuk membuat keputusan yang
memiliki konsekuensi penting bagi kesehatan individu dan masyarakat.
Misalnya, bukti yang dihasilkan dalam penelitian fase awal memberikan dasar
untuk penelitian selanjutnya, dan kelemahan metodologis dapat
menggagalkan jalan yang menjanjikan dari penelitian dan menghambur-
hamburkan sumber daya berharga. Banyak bentuk lain dari penelitian, seperti
uji klinis, penelitian sistem kesehatan, studi epidemiologi atau studi pasca-
pemasaran, menghasilkan data yang relevan untuk pengambilan keputusan
klinis, kesehatan dan kebijakan sosial, atau alokasi sumber daya. Memastikan
kegiatan penelitian menegakkan standar ilmiah yang tinggi, penting untuk
menjaga integritas penelitian dan kemampuan semua pihak termasuk
sponsor atas fungsi sosialnya.
pertanyaan yang dirumuskan. Dengan kata lain, nilai ilmiah adalah perlu
tetapi tidak mencukupi manakala tidak menunjukkan nilai sosial penelitian
kesehatan.
Kualifikasi SDM
Sponsor, peneliti, dan KEPK harus memastikan bahwa semua personil
penelitian mempunyai kompetensi, integritas, dan tingkat kualitas memadai
berdasarkan pendidikan dan pengalaman mereka untuk melakukan
penelitian. Kuakifikasi SDM harus tercermin dan dijelaskan pengalaman
penelitian secara detail dalam protokol no 1.
Penelitian secara etis dinyatakan dapat diterima dan disetujui bukan ditelaah
semata-mata dari kondisi nilai sosial dan ilmiah, melainkan harus dilakukan
dengan cara-cara yang menunjukkan rasa hormat (H) dan kepedulian (B)
terhadap hak-hak dan kesejahteraan subyek individu dan masyarakat di
mana penelitian dilakukan. Hal ini terwujud dalam persyaratan informed
consent, yang memastikan bahwa risiko diminimalkan dan wajar mengingat
pentingnya penelitian, dan persyaratan lain yang dibahas dalam dokumen ini.
Penelitian juga harus peka terhadap isu-isu keadilan dan kewajaran.
Kekhawatiran ini tercermin ketika peneliti menentukan pilihan subyek demi
kebutuhan penelitian kesehatan; bagaimana risiko, beban, dan antisipasi
manfaat individu terdistribusikan; dan siapa yang akan memiliki akses ke
pengetahuan dan intervensi yang dihasilkan. Kesemuanya ini dan aspek etis
lain penelitian dibahas dalam protokol penelitian.
Penjelasan
Pertimbangan umum.
Pedoman ini berkaitan dengan pengaturan di mana sumber daya yang sangat
terbatas sehingga populasi mungkin rentan terhadap eksploitasi oleh sponsor
dan peneliti dan masyarakat dari negara-negara/pihak yang kaya. Standar
etik yang diterapkan harus tetap ketat seperti halnya pelaksanan penelitian
yang dilakukan terhadap pengaturan sumber daya yang lebih baik/tinggi.
Untuk memastikan bahwa subyek dan masyarakat pada wilayah dengan
sumber daya rendah menerima manfaat yang adil ketika berpartisipasi
sebagai subyek, pedoman ini menekankan pentingnya menghormati nilai
sosial setempat. Pengaturan sumber daya rendah tidak harus diartikan
secara sempit sebagai Negara dengan sumber daya yang rendah.
Pengaturan ini mungkin juga ada di negara-negara berpenghasilan
menengah dan tinggi. Selain itu, pengaturan dapat berubah dari waktu ke
waktu dan tidak lagi dianggap sumber daya rendah.
Ketika penelitian memiliki potensi manfaat yang penting bagi individu atau
masyarakat, tanggung jawab untuk membuat intervensi atau produk yang
dikembangkan dan akan tersedia untuk populasi ini dibagi di antara para
peneliti, sponsor, pemerintah, dan masyarakat. Untuk alasan ini, negosiasi
antara para pemangku kepentingan harus mencakup perwakilan di
masyarakat atau negara, termasuk, bila sesuai, pemerintah pusat,
kementerian kesehatan, otoritas kesehatan setempat, masyarakat ilmiah dan
etis yang relevan, serta, pemegang paten jika mereka bukan sponsor, dan
lembaga swadaya masyarakat seperti kelompok advokasi kesehatan.
Sebuah penelitian obat (IND) tidak mungkin tersedia secara umum kepada
masyarakat atau penduduk sampai menghasilkan kesimpulan penelitian,
6
Selain manfaat yang terkait dengan subyek yang berpartisipasi studi, dapat
mencakup masyarakat atau penduduk dengan sumber daya terbatas.
Manfaat tersebut dapat mencakup perbaikan infrastruktur kesehatan, pegawai
laboratorium pelatihan, dan mendidik masyarakat tentang sifat penelitian dan
manfaat yang dihasilkan dari studi tertentu. Sedangkan kapasitas harus
menjadi bagian dari setiap penelitian dengan sumber daya rendah, jenis-jenis
manfaat akan tergantung pada keadaan penelitian dan lingkungan setempat.
Manfaat tambahan harus ditentukan melalui konsultasi dengan masyarakat
atau penduduk setempat. Selain itu, juga dapat mencakup kontribusi riset
atau kemitraan penelitian agar membuat lingkungan ilmiah keseluruhan
negara dan masyarakat tersebut menjadi lebih baik
Keterlibatan Komunitas.
Penjelasan
Umum:
Kriteria inklusi dan eksklusi tidak harus berdasarkan kriteria yang berpotensi
diskriminatif, seperti ras, etnis, status ekonomi, usia atau jenis kelamin,
kecuali ada alasan etis atau ilmiah alasan untuk melakukannya. Misalnya,
dalam kasus di mana di bawah-representasi kelompok2 rentan tertentu hasil
di atau melanggengkan kesenjangan kesehatan, ekuitas mungkin
memerlukan upaya khusus untuk menyertakan anggota populasi tersebut
dalam penelitian (lihat Pedoman 17 - Penelitian yang melibatkan anak-anak
8
Misalnya, tahanan penjara dianggap ideal untuk uji klinis tahap 1. Populasi
lain yang terwakili dalam penelitian karena ketersediaan mudah antara lain:
siswa para peneliti, masyarakat/individu yang memanfaatkan fasilitas
perawatan jangka panjang, dan bawahan organisasi hirarkis. Kelompok
miskin sering dilibatkan karena kesediaan mereka untuk sebagai subyek
dengan kompensasi/tunjangan relatif kecil, keinginan mereka untuk mendapat
akses perawatan medis, atau karena lokasi RS penelitian berada dalam
jangkauan subyek dengan sosial ekonomi rendah.
Pertama, potensi manfaat dan risiko terhadap individu dari setiap intervensi
atau prosedur dalam penelitian ini harus dievaluasi secara mendalam.
Tingkat kedua, agregat resiko dan potensi manfaat terhadap individu dari
seluruh studi harus dinilai dan dievaluasi mendalam.
a. Untuk memecahkan dilema antara agregat risiko penelitian intervensi
atau prosedur, evaluasi cermat, tepat dan meyakinkan harus dilakukan
terhadap keseimbangan adanya potensi manfaat dan nilai sosial dan
ilmiah penelitian.
b. Peneliti, sponsor dan KEPK juga harus mempertimbangkan risiko
terhadap kelompok dan populasi, termasuk strategi untuk
meminimalkan risiko ini.
c. Potensi manfaat dan resiko terhadap individu harus dievaluasi dan
dikonsultasikan dengan masyarakat yang terlibat dalam penelitian
(lihat Pedoman 7 - Keterlibatan masyarakat).
Penjelasan Umum:
Subyek dalam penelitian kesehatan sering terkena berbagai intervensi atau
prosedur, banyak yang menimbulkan beberapa risiko. Istilah "intervensi"
tersebut antara lain:
terapi baru atau yang sudah terbukti,
tes diagnostik,
tindakan pencegahan dan berbagai teknik (misalnya, insentif
keuangan) yang dapat digunakan untuk memodifikasi perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan.
Yang juga penting adalah mengevaluasi potensi dan risiko penelitian dalam
konsultasi dengan masyarakat untuk terlibat dalam penelitian (lihat Pedoman
7 - Keterlibatan masyarakat).
Peneliti, sponsor dan KEPK harus memastikan bahwa risiko yang terjadi pada
setiap intervensi dan prosedur, sekali diminimalkan, seimbang dalam
kaitannya dengan prospek manfaat dari intervensi untuk individu dalam
kerangka nilai ilmiah dan sosial. Untuk intervensi yang memiliki prospek
potensi bagi individu, risiko dapat diterima jika sebanding dengan potensi
manfaat individu tersebut dan setidaknya sama atau lebih menguntungkan
dibanding dengan alternatif intervensi sebelumnya yang terbukti efektif. Untuk
subyek kelompok kontrol dari uji klinis harus tersedia intervensi yang efektif;
pengecualian untuk aturan umum ini diatur dan dibahas dalam Pedoman 5.
13
Dalam protokol penelitian uji klinis, peneliti dan sponsor harus jelas
menggambarkan hasil dari studi pra-klinis, fase awal atau uji coba eksplorasi
dari intervensi penelitian yang mengikutsertakan manusia. Mereka juga harus
mengirimkan kepada KEPK setiap keterbatasan data yang tersedia,
perselisihan/perbedaan pendapat tentang potensi risiko mendatang, adanya
latarbelakang konflik kepentingan yang mengakibatkan terjadinya
pertentangan pendapat. Peneliti harus memberikan interpretasi yang kredibel
tentang bukti yang tersedia untuk mendukung penilaian adanya potensi
menguntungkan, namun bagaimanapun, sebelum uji klinis telah dilakukan
harus diprediksi dan dikemukakan potensi risiko dan manfaatnya. Ini berarti
bahwa sponsor, peneliti dan KEPK mungkin perlu untuk menilai proporsi
risiko dan manfaat dari intervens, apakah tetap dalam kondisi ketidakpastian
yang cukup besar.
Akhirnya, peneliti, sponsor dan KEPK harus memastikan bahwa risiko agregat
semua intervensi penelitian atau prosedur dalam sebuah penelitian yang
diterima. Misalnya, sebuah penelitian mungkin melibatkan berbagai intervensi
atau prosedur yang sama, menimbulkan risiko yang terbatas; namun risiko ini
dapat bertambah hingga ke tingkat signifikan keseluruhan risiko yang tidak
dapat diterima dalam kaitannya dengan nilai sosial dan ilmiah penelitian.
Untuk menjaga terhadap kemungkinan ini, peneliti, sponsor dan KEPK harus
menyelesaikan evaluasi risiko-manfaat dengan penilaian keseluruhan tentang
risiko dan potensi manfaat individu dari penelitian yang dilakukan.
KEPK juga harus mewaspadai terhadap risiko penelitian yang lebih besar
pada populasi pasien yang rutin menjalani perawatan berisiko (rentan) atau
prosedur diagnostik (misalnya, pasien kanker). Sebaliknya, risiko dalam
penelitian harus dibandingkan dengan risiko yang rata-rata, normal,
pengalaman individu yang sehat dalam kehidupan sehari-hari atau selama
pemeriksaan rutin. Selanjutnya, perbandingan risiko tidak boleh dilakukan
untuk kegiatan yang menimbulkan risiko yang tidak dapat diterima sendiri,
atau di mana orang memilih untuk berpartisipasi karena manfaat yang terkait
(beberapa kegiatan olahraga, misalnya, mendebarkan justru karena mereka
melibatkan peningkatan risiko bahaya).
Ketika risiko dari prosedur penelitian dinilai minimal, tidak ada persyaratan
untuk langkah-langkah perlindungan khusus terpisah, yang dari subyek pada
umumnya yang diperlukan untuk semua penelitian yang melibatkan subyek
dari kelas tertentu.
Meskipun tidak ada definisi yang tepat dari "peningkatan risiko minor" yang
berada diatas risiko minimal, kenaikan risiko hanya harus menjadi sebagian
kecil di atas ambang batas risiko minimal dan dianggap dapat diterima secara
wajar oleh berbagai kalangan. Sangat penting bahwa penilaian tentang
peningkatan minor atas risiko minimal mengundang sedikit perhatian. Dengan
demikian, KEPK perlu menentukan arti dari peningkatan minor atas risiko
minimal merujuk pada tujuan atas aspek tertentu dari usulan penelitian yang
diajukan.
Dalam rangka untuk mencapai nilai sosial dan ilmiah penelitian, hasil
penelitian harus dipublikan kepada komunitas (lihat Pedoman 24 -
Akuntabilitas publik untuk penelitian yang berhubungan dengan kesehatan).
Namun, hasil penelitian jurnal tertentu (misalnya, epidemiologi, genetika, dan
sosiologi) dapat membahayakan kepentingan masyarakat, keluarga, ras atau
etnis kelompok tertentu. Misalnya, penelitian yang menunjukkan hasil - benar
atau salah – terhadap kelompok yang memiliki prevalensi rerata lebih tinggi
untuk alkoholisme, penyakit mental, atau penyakit menular seksual, atau
rentan terhadap gangguan genetik tertentu. Hasil penelitian tersebut dapat
15
Dalam menilai risiko dan potensi manfaat terhadap individu yang dijadikan
kepada populasi, KEPK juga perlu mempertimbangkan potensi bahaya atas
hasil/kegagalan penelitian untuk dipublikasikan.
Selain subyek, risiko juga dapat terjadi pada peneliti akibat selama
melaksanakan kegiatan penelitian. Misalnya, radiasi penelitian dapat
mengekspos peneliti untuk risiko; juga studi tentang penyakit menular dapat
menimbulkan risiko untuk staf laboratorium yang menangani sampel. Sponsor
juga harus hati-hati dalam menilai dan meminimalkan risiko untuk peneliti;
menentukan dan menjelaskan risiko melakukan penelitian untuk peneliti dan
staf penelitian lainnya; dan memberikan kompensasi yang memadai dalam
hal apapun terhadap kesalahan baik sengaja ataupun tidak.
Penjelasan
pedoman terapi).
Namun intervensi efektif tersebut perlu pengujian lebih lanjut, terutama bila
terdapat “ketidaksepakatan di kalangan profesi medis” (kontroversi) dan
ilmuwan lain. Uji klinis dapat dibenarkan dalam kasus ini, khususnya jika
intervensi atau prosedur belum dilakukan dalam uji klinis yang ketat. Uji coba
juga mungkin berguna ketika risiko-manfaat pengobatan belum jelas
bermanfaat, sehingga pasien mungkin meninggalkan intervensi biasa untuk
kondisi penyakit tertentu (misalnya, pengobatan antibiotik untuk otitis media
pada anak-anak, atau opreasi arthroscopic lutut). Ketika tersedia beberapa
pilihan pengobatan tetapi belum diketahui mana pengobatan yang terbaik dan
untuk siapa, penelitian “efektifitas komparatif” dapat membantu penentuan
efektivitas intervensi atau prosedur untuk kelompok spesifik.
Pendekatan/metode ini dapat dimasukkan sebagai pengujian intervensi yang
efektif terhadap kelompok plasebo, asalkan mengacu dan memenuhi
ketentuan dalam pedoman ini.
Pedoman ini mengambil sikap tengah: opsi yang dipilih untuk uji klinis adalah
untuk menguji potensi intervensi baru terhadap intervensi efektif yang telah
tersedia (standard). Ketika peneliti mengusulkan untuk menyimpang dari
pilihan ini, mereka harus memberikan justifikasi pembenaran yang menarik
didukung metode dan bukti meyakinkan bahwa potensi peningkatan risiko
yang akan terjadi tidak lebih besar dari resiko minimal bila uji klinik ini
dilakukan dengan menahan atau menunda penggunaan intervensi golden
standar.
Placebo.
Zat yang diberikan kepada subyek dengan tujuan untuk mengetahui siapa
yang menerima intervensi dengan zat aktif atau tidak aktif. Intervensi plasebo
adalah alat metodologis yang digunakan dengan tujuan mengisolasi efek
klinis dari penelitian obat atau intervensi. Hal ini memungkinkan peneliti untuk
mengobati peserta di kelompok studi dan kelompok kontrol dengan cara yang
persis sama yaitu kelompok studi menerima zat aktif dan kelompok kontrol
tidak.
Risiko intervensi plasebo biasanya sangat rendah atau tidak ada. Dalam
beberapa medan, seperti operasi dan anestesi, menguji efektivitas intervensi
mungkin memerlukan penggunaan intervensi palsu. Misalnya, peserta di
kelompok aktif dari percobaan operasi dapat menerima operasi arthroscopic
pada lutut mereka, sementara kelompok kontrol dapat hanya sayatan kulit
kecil. Dalam kasus lain, kedua kelompok mungkin menerima prosedur invasif,
seperti pada kasus katerisasi pada arteri coroner jantung. Pemberian kateter
18
Kontrol Plasebo.
Penggunaan plasebo biasanya sifatnya tidak kontroversial sepanjang tidak
tersedia prosedur standar. Sebagai aturan umum, bila intervensi yang efektif
tersedia, subyek dalam kelompok kontrol harus menerima intervensi efektif
tsb. Peneliti dapat membandingkan potensi efek intervensi baru terhadap
kontrol plasebo dalam kasus di mana semua peserta menerima intervensi
efektif dan kemudian dilakukan secara acak. Hal ini dilakukan secara umum
pada kasus tumor/onkologi di mana semua peserta menerima pengobatan
yang efektif, dan kemudian dilakukan secara acak dengan placebo vs
intervensi.
Meminimalkan Risiko.
Desain plasebo pada sumber daya rendah ketika intervensi efektif tidak
dapat dibuat tersedia untuk alasan ekonomi atau logistik.
Dalam beberapa kasus, bila intervensi yang efektif tersedia, tapi karena
alasan ekonomi atau logistik intervensi ini tidak mungkin dilakukan, dapat
dirancang desain khusus atau dibuat tersedia di negara tempat studi
dilakukan. Dalam situasi ini, dirancang metode intervensi sesuai kondisi
setempat yaitu dilakukan intervensi singkat tidak se rumit/kompleks
pemberian pengobatan penyakit seperti ditempat lain. Pendekatan ini sedikit
dibawah standar pengobatan yang mungkin kalah dengan intervensi efektif
20
yang tersedia, tetapi menjadi satu-satunya pilihan layak dengan biaya lebih
rendah sesuai dengan situasi setempat. Kontroversinya adalah apakah
desain ini dapat diterima secara etis dalam situasi ini. Beberapa berpendapat
uji klinis dapat dilakukan dengan desain non-inferioritas yang
membandingkan metode efektif sesuai golden standar. Yang lain
berpendapat bahwa desain superioritas menggunakan plasebo dapat
diterima.
Pertimbangan umum.
Dalam CRT lain, acak cluster dilakukan untuk intervensi dan masyarakat. Uji
coba ini disebut klaster-klaster percobaan acak; misalnya, semua siswa di
sekolah atau semua warga masyarakat. Dalam cluster-cluster percobaan
acak, IC untuk individu penerima intervensi biasanya sulit diperoleh karena
hampir tidak mungkin untuk menghindari intervensi. Secara bersamaan,
persetujuan individu untuk prosedur pengumpulan data biasanya
dimungkinkan di kedua jenis uji klaster acak
Beberapa CRT meneliti intervensi yang telah terbukti efektif di tempat lain
dalam “implementasi penelitian”. Jenis penelitian ini sering dilakukan dalam
23
Dalam studi jangka panjang, peneliti harus memastikan pada interval yang
telah ditentukan bahwa setiap peserta bersedia untuk tetap ikutserta, dalam
desain atau tujuan penelitian.
Para peneliti tidak harus memulai penelitian yang melibatkan manusia tanpa
memperoleh persetujuan individu setiap peserta atau yang dari perwakilan
resmi secara hukum, kecuali peneliti telah menerima persetujuan eksplisit
untuk melakukannya dari komite etika penelitian. Sebelum pelepasan
informed consent diberikan, peneliti dan komite etika penelitian harus terlebih
dulu berusaha untuk menentukan apakah persetujuan bisa dimodifikasi
dengan cara yang akan melestarikan kemampuan peserta untuk memahami
sifat umum dari penyelidikan dan untuk memutuskan apakah akan
berpartisipasi.
Sebuah komite etik penelitian dapat menyetujui kation modi atau pengabaian
informed consent penelitian jika:
f penelitian tidak akan layak atau praktis untuk melaksanakan tanpa
pengabaian atau kation modi;
f penelitian memiliki nilai sosial yang penting; dan
f penelitian tidak menimbulkan lebih dari risiko minimal untuk peserta.
ketentuan tambahan mungkin berlaku ketika keringanan atau kation modi
informed consent disetujui dalam konteks c penelitian tertentu.
Pertimbangan umum.
Pedoman ini berlaku untuk individu yang mampu memberikan IC. Persyaratan
untuk penelitian dengan individu yang tidak mampu memberikan informed
consent atau dengan anak-anak dan remaja yang ditetapkan dalam Pedoman
16 - 17
Proses.
IC adalah proses komunikasi dua arah yang dimulai ketika kontak awal dibuat
dengan peserta potensial dan berakhir ketika persetujuan disediakan dan
didokumentasikan, tetapi dapat ditinjau kembali kemudian selama
pelaksanaan penelitian. Setiap individu harus diberikan waktu sebanyak yang
diperlukan untuk mencapai keputusan, termasuk waktu untuk konsultasi
dengan anggota keluarga atau orang lain. Waktu yang memadai dan sumber
daya harus disediakan untuk prosedur informed consent.
Unsur yang perlu dimasukkan tersedia dalam form lampiran 2 (25 butir dan 9
khusus), berisi rincian informasi yang harus disediakan, serta informasi
tambahan. Isinya antara lain informasi tentang tujuan, metode, sumber
pendanaan, kemungkinan ik con menarik, liations af kelembagaan peneliti,
yang manfaat diantisipasi dan potensi risiko dari penelitian dan
ketidaknyamanan itu mungkin memerlukan, akses pasca-percobaan dan
setiap aspek lain yang relevan penelitian.
Pemahaman.
26
Dokumentasi persetujuan.
Pertimbangan umum.
Pro dan kontra: penipuan aktif tidak pernah diperbolehkan, ada yang
mengizinkan asalkan dalam keadaan tertentu. Ketika penipuan sangat
diperlukan syaratnya:
subyek tidak akan mendapatkan lebih dari resiko minimal
harus meyakinkan KEPK tidak ada metode lain yang bisa memperoleh
data valid dan diandalkan;
memiliki nilai sosial signifikan;
bila informasi tidak dipotong dan terungkap, subyek wajar menolak
untuk berpartisipasi.
Membebaskan IC
Meskipun pengumpulan data didukung oleh hukum, para peneliti masih harus
mempertimbangkan apakah etis menggunakan kewenangannya mengakses
data pribadi untuk tujuan penelitian. Ketika penggunaan data tersebut tidak
merupakan (atau tidak lagi jelas merupakan) aktivitas kesehatan masyarakat,
peneliti harus meminta persetujuan individu untuk penggunaan data atau
menunjukkan bahwa penelitian tersebut memenuhi kondisi untuk
membebaskan IC, sebagaimana tercantum dalam Pedoman ini. Proyek
penelitian menggunakan data dari satu atau lebih pendaftar berbasis populasi
wajib harus diserahkan ke KEPK, kecuali untuk analisis data yang melibatkan
29
Pedoman 12
Penggunaan data kesehatan dari koleksi dan tersimpan.
Bila data yang akan digunakan berasal dari konteks perawatan klinis rutin,
prosedur pemberitahuan secara opt-out harus dilakukan. Ini berarti bahwa
data yang tersimpan dapat digunakan untuk penelitian kecuali seseorang
secara eksplisit menolak. Namun, keberatan seseorang tidak berlaku bila
dilakukan penelitian berbasis populasi.
Ketika peneliti berusaha akan menggunakan data klinis atau tujuan lain yang
disimpan dan dikumpulkan dari penelitian masa lalu, KEPK dapat
memberikan persetujuan tanpa IC bagi individu jika:
1. penelitian tidak akan mungkin atau praktis dilakukan;
2. penelitian memiliki nilai sosial yang penting; dan
3. penelitian tidak menimbulkan lebih dari risiko minimal untuk subyek
atau kelompok subyek
Pertimbangan Umum.
Nilai koleksi data untuk studi longitudinal secara luas diakui. Bank data
mencakup semua jenis data yang berhubungan dengan kesehatan, termasuk
catatan medis, dan catatan kesehatan pasien. Pedoman ini dimaksudkan
untuk mancakup data yang terkait dengan kesehatan di luar perawatan
individu pasien.
Seperti biobank, sebagian besar orang tidak keberatan dengan data mereka
yang disimpan dalam koleksi dan digunakan untuk penelitian demi kebaikan
bersama. Orang yang datanya tersimpan (pendonor) prinsipnya harus secara
eksplisit memberikan wewenang penggunaan masa depan oleh salah satu
mekanisme yang dijelaskan dalam Pedoman ini.
Tatakelola
Spesifik IC.
Ketika penelitian untuk masa mendatang menggunakan data yang dikoleksi
dan diketahui pada saat digunakan, diperlukan IC spesifik seperti yang
dijelaskan dalam Pedoman 9 - Individu mampu memberikan informed
consent.
Orang yang tidak mampu memberikan IC pada saat data mereka disimpan
harus diberi kesempatan untuk memberikan IC atau menolak jika peneliti
mengetahui, atau seharusnya tahu, bahwa subjek mampu memberikan IC
(lihat juga Pedoman 16)
IC Umum/Luas
dari data,
tujuan yang dimaksudkan dari penggunaan tersebut, apakah hanya
untuk penelitian dasar atau terapan, atau juga untuk tujuan komersial;
dan k
emungkinan temuan yang tidak diminta dan bagaimana mereka akan
ditangani.
KEPK harus memastikan bahwa koleksi yang diusulkan, protokol
penyimpanan, dan prosedur persetujuan memenuhi spesifikasi tertentu yang
ditetapkan.