CBR Filsafat
CBR Filsafat
CBR Filsafat
MK.FILSAFAT PENDIDIKAN
PRODI S1 PENDIDIKAN
CRITICAL BOOK REVIEW
KEPELATIHAN OLAHRAGA
FILSAFAT PENDIDIKAN
SKOR NILAI :
PENGANTAR FILSAFAT PENDIDIKAN
NIM : 6193111054
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat Rahmat dan
karunia-Nya saya sebagai penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review dari Dosen
Pengampu dengan mata kuliah “Filsafat pendidikan” ini dengan tepat waktu dan sebagaimana
mestinya.
Saya menyadari bahwa tugas makalah saya ini tidaklah sempurna, dengan demikian
saya menerima masukan, kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun dan
bisa memperbaiki makalah saya selanjutnya.
Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih kepada para pembaca dan harapannya
setelah membaca makalah ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca. Lebih
dan kurangnya saya mohon maaf yang sebesar besarnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................................i
Daftar Isi ........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Tujuan ...................................................................................................................... 2
1.3 Manfaat ....................................................................................................................2
1.4 Identitas Buku ..........................................................................................................3
BAB II ISI BUKU ........................................................................................................4
2.1 Ringkasan Isi Bab Buku Utama ..............................................................................4
2.2 Ringkasan Isi Bab Buku Pembanding .....................................................................11
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................ 25
3.1 Keunggulan..............................................................................................................25
3.2 Kelemahan ...............................................................................................................25
BAB IV PENUTUP......................................................................................................26
4.1 Kesimpulan ..............................................................................................................26
4.2 Saran ........................................................................................................................ 26
Daftar Pustaka .............................................................................................................27
Lampiran ...................................................................................................................... 28
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Perkembangan ilmu pengetahuan yang minim dikarenakan rendahnya minat baca masyarakat
pada saat ini. Mengkritik buku salah satu cara yang dilakukan untuk menaikkan ketertarikan
minat baca seseorang terhadap suatu pokok bahasan. Mengkritik buku (Critical Book Report)
ini adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai sebuah hasil karya atau buku,baik berupa buku
fiksi ataupun nonfiksi,juga dapat diartikan sebagai karya ilmiah yang melukiskan pemahaman
terhadap isi sebuah buku.
Mengkritik buku dilakukan bukan untuk menjatuhkan atau menaikkan nilai suatu buku
melainkan untuk menjelaskan apa adanya suatu buku yaitu kelebihan atau kekurangannya
yang akan menjadi bahan pertimbangan atau ulasan tentang sebuah buku kepada pembaca
perihal buku-buku baru dan ulasan kelebihan maupun kekurangan buku tersebut. Isi pokok
pemikiran pengarang dari buku yang bersangkutan diikuti dengan pendapat terhadap isi buku.
Uraian isi pokok buku memuat ruang lingkup permasalahan yang dibahas pengarang.
Cara pengarang menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan,konsep dan teori yang
dikembangkan,serta kesimpulan. Dengan demikian laporan buku atau resensi sangat
bermanfaat untuk mengetahui isi buku selain itu,akan tahu mengenai kekurangan dan
kelebihan dari isi buku yang telah dibaca. Untuk itu,kami harapkan kepada pembaca agar
mengetahui dan memahami mengenai laporan buku atau resensi sehingga dapat menilai isi
buku tersebut dengan baik dan bukan hanya sekedar membca sekilas buku tersebut melainkan
dapat memahami apa yang ada dalam buku tersebut secara mendalam.
Dalam dunia pendidikan dan pengajaran yang menjadi fokus perhatian adalah peserta
didiknya, baik itu di Taman Kanak Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, maupun
perguruan tinggi. Dalam kaitan dengan pendidikan anak usia SD, guru harus mengetahui
benar sifat sifat tersebut agar dapat memberikan pembinaan dengan baik untuk meningkatkan
potensi kecerdasan dan kemampuan anak sesuai harapan orang tua dan masyarakat.
Pemahaman pada diri peserta didik mempunyai makna bahwa guru mengenal betul kelebihan
1
dan kelemahan peserta didik sehingga dapat memberikan layanan pendidikan yang tepat dan
bermanfaat bagi masing masing anak.
Filsafat sudah sebagai ilmu pengetahuan yang membingungkan, dan banyak kalangan yang
mempelajari filsafat berakhir dengan rasa pusing dan ketidakmengrtian. Usia filsafat sudah
memberikan bentuk-bentuk pemikiran yang bervariasi, juga telah melahirkan berbagai aliran
dan paham yang mengideologis. Dalam filsafat juga menguraikan pendidikan karakter, yaitu
pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai kepribadian bangsa yang digali dari keyakinan yang
beragama, kebudayaan, dan kreatifan lokal, serta kesucian hati nurani manusia yang
merupakan fitrah dari sang pencipta.
1.2.Tujuan
Kritik buku (Critical Book Report) ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu yang
bermanfaat untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui
kelebihan dan kekurangan suatu buku. Menjadi bahan pertimbangan,dan juga
menyelesaikan salah satu tugas individu mata kuliah FilsafatPendidikan pada jurusan
Kimia Universitas Negeri Medan.
1.3.Manfaat
1. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku
atau hasil karya lainnya secara ringkas.
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan buku yang dikritik
3. Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara
penulisan,isi dan substansi buku
2
1.4 Identitas Buku
3
BAB II
ISI BUKU
4
D. Manusia sebagai makhluk ekonomi
Manusia sebagai makhluk ekonomi dalam memenuhi segala kebutuhannya cenderung
tidak pernah merasa puas dengan apa yang diperoleh, selalu berusaha terus menerus
unruk mendapatkan apa yang diinginkannya.
E. Manusia sebagai makhluk terdidik
Manusia sebagai makhluk terdidik ialah makhluk allah yang dilahirkan membawa
potensi dapat didikan dan dapat mendidik.
F. Manusia sebagai makhluk berpikir
Berffikir adalah proses mental yang melibatkan otak yang menghubung- hubungkan
konsep- konsep untuk mendapatkan suatu kejelasan.
G. Manusia sebagai makhluk religius
Pada dasarnya manusia mengakui pada kekuatan lain ( ghaib) diluar kekuatan dirinya
yang menggerakkan seluruh isi alam secara teratur.
5
D. Hubungan Filsafat Pendidikan dengan Pendidikan
Filsafat dan pendidikan merupakan ddua hal yang tidak dapat dipisahkan, baik dilihat
dari proses, jalan, serta tujuannya. Fakta ini dapat dipahami karena pendidikan pada
hakikatnya merupakan spekulasi filsafat.
B. EPISTEMOLOGI ILMU
1. Pemgertian Epistemologi
Istilah epistemologi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata episteme
(pengetahuan) dan logos (ilmu, teori). Epistemologi sering juga disebut teori
6
pengetahuan atau kajian tentang pembuktian kebenaran dari sebuah pengetahuan
atau kepercayaan.
2. Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah cara yang dilakukan ilmu dalam menyusun pengetahuan
yang benar. Metode menurut Senn merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui
sesuatu yang mempunyai langkah- langkah yang sistematis.
C. AKSIOLOGI ILMU
1. Pengertian Aksiologi
Aksiologi berarti pengetahuan, teori yang mempelajari tentang nilai dari segala
sesuatu yang ada ( realitas).
2. Asas Moral
Aksiologi juga berbicara mengenai asas- asas moral yang berfungsi sebagai
pengontrol dalam setiap kegiatan keilmuan dan asas moral tersebut bisa bersumber
dari filsafat bangsa, budaya dan ajaran agama.
7
1. Mengkaji secara filsafati tentang hakikat manusia yang ideal sesuai dengan filsafat dan
budaya yang dianut sesuai bangsa
2. Menentukan bentuk dan menetapkan nilai yang dianut sebagai landasan berfikir dalam
pelaksanaan pendidikan.
3. Merumuskan tujuan pendidikan pendidikan berbasis pada falsafah dan nilai pancasila.
4. Merumuskan bagaimana idealnya hubungan antara guru dan peserta didik dalam
pergaulan pendidikan dan situasi pembelajaran.
5. Bagaimana mengembangkan dan membina kurikulum serta bagaimana pula
menerapkan kurikulum tersebut.
6. Menetukan metode, strategi, teknik dan model pembelajaran yang disesuaikan dengan
tingkat perkembangan psikologi anak.
7. Bagaimana hubungan yang ideal antara lembaga pendidikan dengan masyarakat luas
serta pranata sosial lainnya.
8. Menganalisis dan menentukan takaran wujud nilai dan pengetahuan yang mana yang
diutamakan dalam aspek pembelajaran.
1. Pengertian Pancasila
Filsafat pancasila adalah sebagai guide dalam membentuk pemerintahan yang baru
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan, melindungi segenap bangsa,
melaksanakan ketertiban dunia, perdamaian abadi dan kecerdasan bangsa.
8
menegaskan bahwa negara indonesia didasarkan atas pancasila. Sekaligus
menegaskan hubungan yang erat antara eksistensi negara indonesia dengan
pancasila.
3. Butir- butir moral dan toleransi dari perspektif pancasila
a. Butir butir moral pancasila
1. Ketuhanan yang maha esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh indonesia.
9
pendidikan bersumber pula dari filsafat. Aliran filsafat tertentu akan
mempengaruhi dan memberikan bentuk serta corak tertentu terhadap teori teori
pendidikan yang dikembangkan atas dasar aliran filsafat tersebut.
2. Hubungan filsafat dengan pendidikan
Hubungan filsafat dan pendidikan dapat dibedakan menjadi dua yaitu: sebagai
hubungan keharusan dan sebagai dasar pendidikan
3. Fungsi dan peran filsafat pendidikan
Fungsi filsafat pendidikan itu adalah pertama, sebagai fungsi normatif yang dapat
memberikan pedoman dan arah bagi pelaksanaan program pendidikan. Kedua,
sebagai fungsi spekulatif, artinya filsafat pendidikan itu sebagai instrumen dalam
usaha memahami dan merumuskan masalah masalah pendidikan secara
komprehensif.
10
pokok diberikan setiap bulan. Harapannya adalah dengan meningkatkan
pendapatan
guru, dapat berdampak kepada kinerja guru sehingga guru tidak perlu lagi bekerja
sampingan untuk menambah penghasilan.
1. Praktik pendidikan
Menurut Redja M. ( Depdikbud : IKIP Bandung, 1991) praktik pendidikan adalah seperangkat
kegiatan berasama yang bertujuan membantu pihak lain agar mengalami perubahan tingkah
laku yang diharapkan. Pendidikan dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek tujuan, aspek
proses kegiatan dan aspek dorongan.
2. Teori pendidikan
Pendidikan memerlukan teori pendidikan karena teori pendidikan akan memberikan manfaat
sebagai berikut :
11
Pendekatan pendekatan dalam teori pendidikan.
Pendekatan sains
Pendekatan filosofis
Suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah – masalah pendidikan dengan
menggunakan metode filsafat.
PendekatanReligi
Suatu ajaran religi dijadikan sumber inspirasi untuk menyusun teori atau konsep – konsep
pendidikan yang dapat dijadikan landasan untuk melaksanakan pendidikan.
Pendekatan Multidisplin
Suatu konsep yang kompherensif dan menyeluruh dalam mempelajari pendidikan tidak bisa
hanya dengan menggunakan salah satu pendekatan atau displin saja.
Buku ini mencoba untuk mengkaji salah satu pendekatan diatas, yaitu pendekatan secara
filosofis.
BAB 2 FILSAFAT
A. Pengertian filsafat
Filsafat berasal dari bahasa yunani kuno yaitu dari kata “ philos” dan “ sophia”. Philos artinya
cinta yang sangat mendalam, dan sophia artinya kearifan atau kebijakan. Filsafat secara
harfiah adalah cinta yang sangat mendalam terhadap kearifan atau kebijakan. Berfilsafat
berarti berfikir tetapi tidak semua berpikir dapat dikategorikan berfilsafat. Berpikir yang
dikategorikan berfilsafat adalah apabila berpikir tersebut mengandung tiga ciri yaitu radikal,
sistematis dan universal.
12
B. Model – model Filsafat
1. Filsafat spekulatif
Filsafat spekulatif adalah cara berpikir sistematis tentang segala yang ada.plato sebagai
pelopor filsafat idelisme klasik membahas semua persoalan yang berkaitan dengan manusia,
masyarak, dan eksistensi manusia dalam alam ini. Filsafak spekulatif adalah upaya mencari
dan menemukan hubungan dalam keseluruhan alam berpikir dan keseluruhan pengalaman.
2. Filsafat prespektif
Suatu ukuran standart penilaian tentang nilai-nilai, perbuatan manusia dan penilaian tentang
seni.
3. Filsafat analitik
Terdapat 2 model analitik. Analitik linguistik mengandung arti bahwa filsafat sebagai analisis
logis tentang bahasa dan penjelasan makna istilah.dan analitik positivistik logis mengacu pada
ilmu matematika dan ilmua alam serta sosial.
C. Misi Filsafat
Para filsof berusaha memecahkan masalah masalah yang penting bagi manusia, baik langsung
maupun tidsk langsung. Melalui pengujian yang kritis, filsof mencoba mengevaluasi informasi
dan kepercayaan yang dimiliki mengenai alam semesta serta kesibukan manusia di dunia.
D. Lapangan Filsafat
Filsafat membahas tiga persoalan pkok, yaitu masalah wujud, masalah pengetahuan, dan
masalah nilai.
1. Metafisika
Metafisika merupakan cabang filsafat yang mempersoalkan tentang hakikat yang tersimpul di
belakang dunia fenomena. Metafisika melampaui pengalaman objeknya di luar hal yang dapat
ditangkap oleh pancaindra.
2. Epistimologi
13
Epistimologi merupakan cabang filsafat yang membahas atau mengkaji tentang asal, struktur,
metode, serta keabsahan pengetahuan.
3. Aksiologi
Aksiologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari nilai atau dengan kata lain aksiologi
adalah teori nilai. Karakteristik nilai
a. Etika
Etika merupakan teori tentang nilai, pembahasan secara teoritis tentang nilai, ilmu keusilaan
yang memuat dasar- dasar untuk berbuat susila.
b. Estetika
Estetika merupakan nilai- nilai yang berkaitan dengan kreasi seni dan pengalaman-
pengalaman kita yang berhubungan dengan seni.
Sains dalam arti sempit diartikan sebagai ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan
objektif. Sains hanya membicarakan segala sesuatu yang nyata yang dapat disentuh dengan
menggunakan pancaindera. Ciri umum sains diantaranya
14
3. Sains bersifat objektif.
Salah satu perbedaan filsafat dengan sains, yaitu bahwa sains bersifat analisis dan hanya
menggarap salah satu pengetahuan sebagai objek formalnya, sedangkan filsafat bersifat
pengetahuan synopsis, artinya melihat segala sesuatu dengan menekankan secara keseluruhan,
karena memiliki sifat tersendiri yang tidak ada pada bagian- bagiannya.
Menurut Randall dan Buchler (1942), pertama agama didefinisikan dengan kepercayaan
terhadap supranatural, atau secara popular diartikan sebagai kepercayaan terhadap Tuhan.
Kedua agama didefinisikan dengan kepercayaan atau keyakinan.
A. Pendidikan
1. Makna pendidikan menurut Langeveld adalah bimbingan yang diberikan oleh orang
dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya.
2. Pendidikan sebagai proses transformasi nilai bahwa pendidikan menyangkut hati nurani,
nilai- nilai, perasaan, pengetahuan dan keterampilan. Nilai- nilai yang ditransformasikan
dalam rangka mempertahankan, mengembangkan, bahkan kalau perlu mengubah kebudayaan
yang dimiliki masyarakat.
3. Tujuan pendidikan untuk menghasilkan generasi yang lebih baik, manusia- manuasia
yang berkebudayaan.
4. Alat pendidikan merupakan suatu situasi yang diciptakan secara khusus dengan maksud
mempengaruhi anak didik secara pedagogis (edukatif).
6. Pendidikan hanya untuk manusia, karena hanya manusia yang dapat memperoleh
pendidikan.
15
B. Pengertian Filsafat Pendidikan.
Filsafat pendidikan menurut Al- Syaibany (1979:30) adalah: “pelaksanaan pandangan falsafah
dalam bidang pendidikan. Falsafah ini mencerminkan satu segi dari segi pelaksanaan falsafah
umum dan menitikberatkan kepada pelaksanaan prinsip- prinsip dan kepercayaan-
kepercayaan yang menjadi dasar dari falsafah umum dalam menyelesaikan masalah- masalah
pendidikan secara praktis”.
Cara keja dan hasil filsafat dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah hidup dan
kehidupan manusia, dimana pendidikan merupakan salah satu aspek dari kehidupan tersebut,
karena manusialah yang dapat melaksanakan pendidikan . Oleh karena itu, pendidikan
memerlukan filsafat.
Peran Filsafat pendidikan harus mampu memberikan pedoman kepada para perencana
pendidikan, dan orang-orang yang bekerja dalam bidang pendidikan.
Filsafat pendidikan terdiri dari apa yang diyakini seseorang mengenai pendidikan, merupakan
sekumpulan prinsip yang membimbing tindakan professional seseorang. Jadi keyakinan,
prinsip-prinsip yang menentukan filsafat pendidikan seseorang.
Filsafat idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi, bukan fisik.
Hakikat manusia adalah rohaninya, yakni apa yang disebut ‘mind’ Implikasi Pendidikan
Power (1982:89) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan idealisme sebagai berikut:
a. Tujuan Pendidikan
16
Pendidikan formal dan informal bertujuan membentuk karakter dan mengembangkan bakat
atau kemampuan dasar, serta kebaikan sosial.
b. Kedudukan Siswa
c. Peranan Guru
Bekerjasama dengan alam dalam proses pengembangan manusia, terutama bertanggung jawab
dalam menciptakan lingkungan pendidikan siswa.
e. Kurikulum
Pendidikan liberal untuk mengembangan kemampuan rasional, dan pendidikan praktis untuk
memperoleh pekerjaan.
f. Metode
Diutamakan metode dialektika, tetapi metode lain yang efektif dapat dimanfaatkan.
Pada dasarnya realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualitas. Realisme
berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik dan dunia rohaniah. Implikasi
Pendidikan Power (1982) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan realisme sebagai
berikut:
a. Tujuan Pendidikan
b. Kedudukan Siswa
Dalam hal pelajaran, menguasai pengetahuan yang handal, dapat dipercaya. Dalam hal
disiplin, peraturan yang baik adalah esensial untuk belajar. Disiplin mental dan moral
dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang baik.
17
c. Peran Guru
Menguasai pengetahuan, terampil dalam teknik mengajar dan dengan keras menuntut prestasi
dari siswa.
d. Kurikulum
e. Metode
Belajar tergantung pada pengalaman, baik langsung atau tidak langsung. Metode penyampaian
harus logis dan psikologis. Metode conditioning (SR) merupakan metode utama bagi realisme
sebagai pengikut behaviorisme.
Materialisme berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi bukan rohani, bukan
spiritual, atau supernatural. Implikasi Pendidikan Power (1982) mengemukakan implikasi
filsafat pendidikan materialisme sebagai berikut:
a. Tema
Manusia yang baik yang efisien dihasilkan dengan proses pendidikan terkontrol secara ilmiah
dan seksama.
b. Tujuan Pendidikan
c. Kurikulum
Isi pendidikan mencakup pengetahuan yang dapat dipercaya (handal), dan diorganisasi, selalu
berhubungan dengan sasaran perilaku.
d. Metode
18
Semua pelajaran dihasilkan dengan kondisionisasi (SR conditioning), operant conditioning,
reinforcement, pelajaran berprogram dan kompetensi.
e. KedudukanSiswa
Tidak ada kebebasan. Perilaku ditentukan oleh kekuatan dari luar. Pelajaran sudah dirancang.
Siswa dipersiapkan untuk hidup. Mereka dituntut untuk belajar.
f. Peranan Guru
Guru memiliki kekuasaan untuk merancang dan mengontrol proses pendidikan. Guru dapat
mengukur kualitas dan karakter hasil belajar siswa.
Pragmatisme dipandang sebagai filsafat Amerika Asli. Namun berpangkal pada filsafat
empirisme Inggris, yang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa yang manusia
alami. Maksudnya bahwa makna dari segala sesuatu tergantung dari hubungannya dengan apa
yang dilakukan. Implikasi Pendidikan Power (1982) mengemukakan implikasi filsafat
pendidikan pragmatisme sebagai berikut:
a. Tujuan pendidikan
Member pengalaman untuk penemuan hal- hal baru dalam hidup sosial dan pribadi.
b. Kedudukan Siswa
Suatu organism yang memiliki kemampuan yang luar biasa dan kompleks untuk tumbuh.
c. Kurikulum
Berisi pengalaman yang teruji yang dapat diubah. Minat dan kebutuhan siswa yang dibawa ke
sekolah dapat menentukan kurikulum. Menghilangkan perbedaan antara pendidikan liberal
dengan pendidikan praktis atau pendidikan jabatan.
d. Metode
19
e. Peran Guru
Mengawasi dan membimbing pengalaman belajar siswa, tanpa mengganggu minat dan
kebutuhannya.
a. Tujuan Pendidikan
Member bekal pengalaman yang luas dan komprehensif dalam semua bentuk kehidupan.
b. Status Siswa
Makhluk rasional dengan plihan bebas dan tanggung jawab atas pilihannya. Suatu komitmen
terhadap pemenuhan tujuan pribadi.
c. Kurikulum
Yang diutamakan adalah kurikulum liberal. Kurikulum lebaral merupakan landasan bagi
kebebasan manusia. Kebebasan memiliki aturan- aturan. Oleh karena itu, di sekolah diajarkan
pendidikan sosial, untuk mengajar “respek” (rasa hormat) terhadap kebebasan untuk semua.
Respek terhadap kebebasan bagi yang lain adalah esensial. Kebebasan dapat menimbulkan
konflik.
d. Peranan Guru
Melindungi dan memelihara kebebasan akademik, dimana mungkin guru pada hari ini , besok
lusa mungkin menjadi murid.
e. Metode
Tidak ada pemikiran yang mendalam tentang metode, tetapi metode apapun yang dipakai
harus merujuk pada cara untuk mencapai kebahagiaan dan karakter yang baik.
20
F. Filsafat Pendidikan Progresivisme
Progresivisme merupakan suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918.
Kaum progresif mengharapkan perubahan yang sangat cepat, agar cepat mencapai tujuan.
1. Strategi Pendidikan
Filsafat progresif berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak
benar di masa yang akan datang. Cara terbaik mempersiapkan siswa adalah memebekali
mereka dengan strategi- strategi pemecahan masalah.
2. Pendidikan
Progresif didasarkan pada keyakinan bahwa harus berpusat pada anak bukan memfokuskan
pada guru atau bidang muatan.
Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan, ketidakpastian, dan
ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral, intelektual, dan sosio-kultural. Jalan yang
ditempuh oleh kaum perenialis adalah dengan jalan mundur ke belakang menggunakan
kembali nilai- nilai pada zaman kuno dan abad pertengahan. Tujuan pendidikan menurut
pemikiran perenialis adalah memastikan bahwa para siswa memperolehpengetahuan tentang
prinsip- prinsip atau gagasan- gagasan besar yang tidak berubah.Latar belakang filsafat
perenialisme adalah filsafat- filsafat dari Plato, Aristoteles, Thomas Aquina
21
Gerakan esensialisme muncul pada awal tahun 1930, dengan beberapa pelopornya seperti C.
Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed, dan Isac L. Kendell. Dalam filsafat ini fungsi utama
sekolah adalah menyampaikan warisan budaya dan sejara kepada generasi muda. Prinsip
pendidikan esensialisme yaitu:
3. Inti proses pendidikan adalah asimilasi dari mata pelajaran yang telah ditentukan.
Sebagaiaman yang dikemukakan oleh Caroline Pratt (1984), “ Nilai terbesar suatu sekolah
harus menghasilkan manusia- manusia yang dapat berfikir secara efektif dan bekerja secara
konstruktif, yang saat bersamaan dapat membuat suatu dunia yang lebih baik dibandingkan
dengan sekarang ini untuk hidup di dalamnya”. Singkatnya, sekolah- sekolah tidak harus
mentransmisikan pengetahuan mengenai tatanan sosial yang ada, melainkan juga harus
berusaha merekonstruksinya.Implikasi PendidikanPower (1982) mengemukakan implikasi
filsafat pendidikan rekonstruksionisme sebagai berikut:
1. Tema
Pendidikan merupakan usaha sosial. Misi sekolah adalah untuk meningkatkan rekonstruksi
sosial.
2. Tujuan Pendidikan
Pendidikan bertanggung jawab dalam menciptakan aturan sosial yang ideal. Transmisi budaya
adalah esensial dalam masyarakat yang majemuk. Transmisi budaya harus mengenal fakta
budaya yang majemuk tersebut.
22
3. Kurikulum
Kurikulum sekolah tidak boleh didominasi oleh budaya mayoritas maupun oleh budaya yang
ditentukan atau disukai. Semua budaya dan nilai- nilai yang berhubungan berhak untuk
mendapatkan tempat dalam kurikulum.
4. Kedudukan Siswa
Nilai- nilai budaya siswa yang dibawa ke sekolah merupakan hal yang berharga. Keluhuran
pribadi dan tanggung jawab sosial ditingkatkan, manakala rasa hormat diterima semua latar
belakang budaya.
5. Metode
6. Peran Guru
Guru harus menunjukan rasa hormat yang sejati (ikhlas) terhadap semua budaya, baik dalam
member pelajaran maupun dalam hal lainnya. Pelajaran sekolah harus mewakili budaya
masyarakat.
A. Psikologi Humanistik
Psikologi humanistic menekankan kebebasan personal, pilihan, kepekaan, dan tanggung jawab
personal. Tujuan pendidikan menurut orientasi ini adalah aktualisasi diri individu.
B. Behavioristik
Behaviorisme berdasarkan pada prinsip bahwa perilaku manusia yang diinginkan merupakan
produk desain bukanya kebetulan. Perilaku kita benar- benar ditentukan oleh tekanan- tekanan
23
lingkungan yang membentuk perilaku kita. John B. Watson (1978-1958) adalah perintis
psikologi behavioristik tang utama dan B.F Skinner (1904-1990) adalah promotor terkenalnya.
C. Konstruktivistik
Konstruktivisme memfokuskan pada proses- proses dan strategi- stategi mental yang
digunakan para siswa untuk belajar bukanya pada perilaku belajar.
BAB III
PEMBAHASAN
24
3.1 Kelebihan
Adapun kelebihan dari buku ini adalah sebagai berikut :
1. Pada buku ini, isi buku menjelaskan secara luas mulai dari pengertian filsafat
pendidikan sampai filsfat pendidikan dalam aspek-aspek lain.
2. Buku ini menjelaskan keseluruhan isi buku sesuai dengan Judul buku
3. Format penulisan buku sudah jelas dan mudah dipahami pembaca
4. Memiliki banyak referensi yang mendukung
5. Buku ini menjelaskan dengan jelas setiap sub sub bahasan pada setiap bab
6. Bahasa penulisan buku mudah untuk dimengerti pembaca
7. Buku ini mencantumkan tes soal sebagai pelatihan untuk peserta didik
8. Buku ini memiliki indikator yang harus dicapai pembaca pada setiap awal bab
3.2 Kelemahan
1. Ditinjau dari segi penyampaian materi pembelajaran, buku ini memang banyak
memuat gambar-gambar yang meyakinkan pembaca akan apa yang disampaikan pada
buku tersebut. kurangnya penggunaan atau penampilkan gambar yang dapat membantu
pembaca untuk berimajinasi dan memasuki buku dengan keseluruhan, tidak
terdapatnya suatu masalah yang diberikan untuk dapat diselesaikan oleh pembaca agar
dapat membantu mengembangkan potensi diri si pembaca.
2. Buku ini tidak melampirkan biografi penulis
3. Buku ini hanya sedikit menjelaskan materi yang berhubungan dengan filsafat
pendidikan.
25
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Filsafat dan pendidikan itu saling berhubungan karena filsafat merupakan ilmu yang
mempelajari dengan sungguh-sungguh tentang pemikiran yang menggunakan akal sehat
dengan adanya kebenaran dalam memecahkan permasalahanataukesulitan. Sedangkan
pendidikan adalah salah satu dari suatu proses yang diharapkan untuk mencapai tujuan, seperti
kematangan, integritas atau kesempurnaan pribadi dan terbentuknya kepribadian muslim.Jadi
filsafat dan pendidikan ini saling berhubungan. Keduanya menjadi arah, dasar, dan pedomam
suatu kehidupan.Masalah pendidikan adalah merupakan masalah hidup dan kehidupan
manusia. Proses pendidikan berada dan berkembang bersama proses perkembangan hidup dan
kehidupan manusia, bahkan keduanya pada hakikatnya adalah proses yang satu. Pendekatan
filosofis adalah cara pandang atau paradigma yang bertujuan untuk menjelaskan inti, hakikat,
atau hikmah mengenai sesuatu yang berada di balik objek formanya. Hubungan antara filsafat
dan teori pendidikan sangatlah penting sebab ia menjadi dasar, arah dan pedoman suatu sistem
pendidikan.
4.2 Saran
Buku ini memiliki banyak kelebihan meskipun ada sedikit kekurang buku ini,semoga
dengan dikritiknya buku ini bisa meningkatkan semangat penulis ketika ingin merevisi buku
tersebut.materi yang kurang jelas pemahamannya didalam buku hendaknya diperluas lagi.
Semoga dengan tersusunnya Critical Book Review ini dapat memberikan gambaran dan
menambah wawasan kita tentang Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pancasila, lebih jauhnya
penyusun berharap dengan memahami kebudayaan kita semua dapat menyikapi segala
kemajuan dan perkembangan sehingga dapat berdampaak positif bagi kehidupan kita semua
26
DAFTAR PUSTAKA
27
Lampiran
Buku Utama
BUKU PEMBANDING
28
29