Ruang Lingkup Analisis Makroekonomi Dan Penghitungan Pendapatan Nasional
Ruang Lingkup Analisis Makroekonomi Dan Penghitungan Pendapatan Nasional
Ruang Lingkup Analisis Makroekonomi Dan Penghitungan Pendapatan Nasional
PENGANTAR EKONOMI
Disusun oleh :
1. Yoewan Syahaji Pratama B1031191053
2. Yastica Clara B1031191055
3. M. Imran Syafe’ie B1031191059
4. Intan Dwi Pangestu B1031191062
5. Dzakiyah Afif Nuraini B1031191081
6. Tri Anggun B1031191084
7. Yocelyn Yulianto B1031191087
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
JURUSAN/PRODI AKUNTANSI
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
”Ruang Lingkup Analisis Makroekonomi dan Penghitungan Pendapatan Nasional” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Fera
Damayanti, S.E., M.Ak. pada mata kuliah Pengantar Ekonomi. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang ekonomi makro bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Fera Damayanti, S.E., M.Ak. selaku dosen
mata kuliah Pengantar Ekonomi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kami sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
A. Kesimpulan .................................................................................................................45
B. Saran............................................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 46
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu ekonomi dibagi menjadi dua cabang ilmu, yakni ilmu ekonomi mikro dan ilmu
ekonomi makro. Pengertian ilmu ekonomi makro adalah salah satu bidang studi dalam ilmu
ekonomi yang melihat dan menganalisis tentang kegiatan ekonomi yang berlaku dalam negara
melalui analisis yang bersifat menyeluruh (aggregate). Istilah keseluruhan (aggregate)
menunjukan bahwa yang menjadi kajian perhatian dari ekonomi makro adalah variabel-variabel
total seperti pendapatan total, produksi total, konsumsi, tabungan, investasi serta ekspor total.
Pendapatan nasional adalah ukuran dari nilai total barang dan jasa yang dihasilkan suatu
negara dalam kurun waktu tertentu yang biasanya satu tahun dan dinyatakan dalam satuan uang.
Pengertian Pendapatan Nasional dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu Produk Nasional Bruto
(PNB) dan Produk Domestik Bruto (PDB). Produk nasional yang diwujudkan oleh faktor-faktor
produksi milik warga negara suatu negara dinamakan Produk Nasional Bruto, sedangkan Produk
Domestik Bruto adalah produk nasional yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi dalam
negara (milik warga negara dan orang asing) dalam suatu negara.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perkembangan dari mikroekonomi menjadi makroekonomi?
2. Bagaimana kebijakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah utama dalam perekonomian
dengan ruang lingkup ekonomi makro?
3. Bagaimana cara menghitung pendapatan nasional?
C. TUJUAN
1. Pembaca dapat mengetahui perkembangan yang terjadi dari mikroekonomi menjadi
makroekonomi.
2. Pembaca dapat memahami kebijakan apa saja yang dapat diterapkan untuk mengatasi
masalah perekonomian dengan ruang lingkup ekonomi makro.
3. Memberikan pemahaman kepada pembaca tentang cara untuk menghitung pendapatan
nasional.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Analisis-analisis dalam teori ilmu ekonomi pada umumnya meliputi bagian-bagian kecil
dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Dalam teori mikro ekonomi yang dianalisis adalah
kegiatan konsumen, suatu perusahaan atau suatu pasar.
Disamping perbedaan di atas, yang lebih penting lagi, mikroekonomi dan makroekonomi
berbeda dengan ruang lingkup dan titik berat (fokus) analisisnya. Mikroekonomi lebih
menitikberatkan kepada analisis mengenai masalah membuat pilihan untuk:
2
memproduksi barang dan jasa dan (ii) dalam kegiatan menggunakan barang dan jasa. Kedua
persoalan ini merupakan isu-isu utama yang dianalisis dalam teori mikroekonomi.
Untuk mewujudkan barang dan jasa diperlukan faktor-faktor produksi yang sering
dinamakan juga sebagai sumber-sumber daya atau resources. Faktor-faktor produksi yang
tersedia dalam setiap perekonomian terbatas jumlahnya dan memerlukan biaya atau pengorbanan
untuk memperolehnya. Oleh sebab itu, para pengusaha harus membuat pilihan agar dapat
mencapai efisiensi yang tinggi dalam menggunakan faktor-faktor produksi.
(i) sifat umum dari interaksi di antara pengguna dan penjual faktor produksi di pasaran faktor
(ii) caranya berbagai pendapatan faktor produksi (upah, sewa, bunga dan keuntungan)
ditentukan di pasar.
3
Sebagai akibat dari penggunaan faktor-faktor produksi dalam kegiatan
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat, akan tercipta aliran pendapatan
kepada faktor-faktor produksi yang digunakan. Aliran ini akan menetukan corak distribusi
pendapatan dalam masyarakat. Selanjutnya corak distribusi ini akan menentukan corak
permintaan masyarakat atas barang dan jasa.
Uraian singkat di atas mengenai bentuk-bentuk analisis dan ruang lingkup teori
mikroekonomi menunjukkan bahwa teori tersebut bertujuan memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu perekonomian berfungsi dan menjalankan kegiatannya. Teori tersebut pada
hakikatnya menerangkan bagaimana suatu masyarakat yang memiliki faktor-faktor produksi
yang terbatas, tetapi mempunyai keinginan memperoleh barang dan jasa yang tidak terbatas,
serta membuat pilihan-pilihan dalam memproduksi dan mengkonsumsi barang dan jasa sehingga
kepuasan dan kesejahteraan masyarakat dapat dimaksimumkan.
i. Faktor-faktor apa yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi suatu negara dalam
suatu periode tertentu?
ii. Mengapa setiap negara menghadapi masalah pengangguran, yang adakalanya
semakin lama semakin buruk keadaannya?
iii. Mengapa masalah kenaikan harga-harga berlaku, yang sering kali juga diikuti
dengan masalah pengangguran yang cukup serius?
iv. Mengapa berbagai perekonomian tidak mengalami pertumbuhan yang sama
cepatnya?
v. Mengapa kegiatan perekonomian tidak mengalami perkembangan yang stabil, yaitu
adakalanya cepat berkembang, tetapi pada periode lain mengalami perkembangan
yang lambat atau kemunduran?
Tumpuan Analisis Mazhab Klasik
4
Sehingga dekade 1930an ahli-ahli ekonomi tidak menumpukan analisis mereka pada
berbagai isu dan masalah tersebut, terutama terhadap masalah pengangguran dan pertumbuhan
ekonomi yang lesu. Ahli-ahli ekonomi yang tergolong dalam mazhab klasik (classical
economists) yaitu ahli ekonomi yang hidup di zaman Adam Smith (1776) dan zaman Keynes
(1936), tidak banyak menganalisis masalah pengangguran, inflasi, ketidakstabilan ekonomi dan
pertumbuhan ekonomi.
Dalam tahun 1929-1932 terjadi kemunduran ekonomi di seluruh dunia, yang bermula
dari kemerosotan ekonomi di Amerika Serikat. Periode itu dinamakan The Great Depression.
Pada puncak kemerosotan ekonomi itu, seperempat dari tenaga kerja di Amerika Serikat
menganggur dan pendapatan nasionalnya (ukuran dan tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai
sesuatu negara) mengalami kemerosotan yang sangat tajam. Kemunduran ekonomi yang serius
itu meluas ke seluruh dunia—ke negara-negara industri lain maupun ke negara-negara miskin.
5
akhirnya menjadi landasan pada teori makroekonomi modern. Pandangan tersebut dikemukakan
dalam buku yang berjudul: The General Theory of Employment, Interest and Money dan
diterbitkan pada tahun 1936.
Secara garis besar, pandangan dalam buku Keynes tersebut dapat dibedakan atas dua
aspek. Di satu pihak buku tersebut mengemukakan beberapa kritik atas pandangan ahli-ahli
ekonomi klasik mengenai faktor-faktor yang menentukan tingkat kegiatan suatu perekonomian.
Kritik-kritik tersebut menunjukkan kelemahan-kelemahan dari pandangan yang menjadi
landasan pada keyakinan ahli-ahli ekonomi klasik bahwa penggunaan tenaga kerja penuh dan
pertumbuhan ekonomi yang teguh selalu dicapai.
Di pihak lain buku tersebut menerangkan pula faktor utama yang akan menentukan
prestasi kegiatan ekonomi suatu negara. Keynes berpendapat pengeluaran agregat, yaitu
perbelanjaan masyarakat atas barang dan jasa, adalah faktor utama yang menentukan tingkat
kegiatan ekonomi yang dicapai suatu negara. Seterusnya Keynes berpendapat bahwa dalam
sistem pasar bebas penggunan tenaga kerja penuh tidak selalu tercipta dan diperlukan usaha dan
kebijakan pemerintah untuk menciptakan tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan
pertumbuhan ekonomi yang teguh.
6
Penentuan Kegiatan Ekonomi
7
Ketiga aspek yang dinyatakan di atas merupakan analisis yang menerangkan kegiatan
perekonomian dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang, yaitu jangka waktu dimana faktor-
faktor produksi seperti buruh, kapasitas barang modal dan teknologi mengalami perubahan, akan
dihadapi masalah yang berbeda.
Salah satu aspek penting dari ciri kegiatan perekonomian yang menjadi titik tolak analisis
dalam teori makroekonomi adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak selalu dapat
mewujudkan:
8
B. MASALAH UTAMA DALAM PEREKONOMIAN
9
produksi yang mungkin dapat dihasilkan oleh suatu perekonomian. Berbagai kemungkinan
kombinasi tersebut ditampilkan dalam sebuah grafik (kurva).
Misalnya, gambar di atas menunjukkan semua kombinasi produk A dan produk B yang
dapat diproduksi menggunakan kuantitas dan kualitas sumber daya yang ada. Kemiringan kurva
mewakili pengorbanan antara memproduksi produk A dan produk B. Karena perusahaan
mengalihkan lebih banyak sumber daya untuk memproduksi produk B, maka produksi produk
A akan berkurang. Misalnya, dari grafik di atas, ketika memutuskan untuk
memproduksi sebanyak 1.400 unit produk A, maka harus ada pengorbanan dengan tidak dapat
menghasilkan produk B. Demikian juga, untuk menghasilkan produk B sebanyak 1.000 unit,
perusahaan/perekonomian tidak dapat menghasilkan produk A. Titik kombinasi produk A dan
produk B yang dapat dihasilkan akan membentuk kurva melengkung. Kurva itulah yang kita
namakan dengan Kurva Kemungkinan Produksi.
10
Kurva kemungkinan produksi memberikan gambaran mengenai efisiensi sistem produksi
ketika dua produk diproduksi bersama. Manajemen dapat menggunakan kurva ini untuk
memutuskan rasio ideal unit yang akan diproduksi, sehingga dapat meminimalkan biaya sambil
memaksimalkan keuntungan. Kurva juga dapat digunakan untuk menunjukkan apa yang tidak
mampu dihasilkan oleh perusahaan/perekonomian. Dalam contoh di atas, titik yang tidak
mungkin adalah di titik Z, yang ada di luar garis. Secara umum, titik-titik di luar kurva
kemungkinan produksi adalah kombinasi produk A dan produk B yang tidak dapat dicapai,
mempertimbangkan kualitas dan kuantitas sumber daya dan teknik produksi yang ada. Titik
kombinasi akan bergeser keluar jika terjadi perubahan pada kuantitas dan kualitas sumber daya
serta teknik produksi.
11
menyebabkan semakin lama semakin banyak produksi nasional yang dapat diwujudkan. Akan
tetapi perekonomian tidak selalu menggunakan semua faktor produksi yang tersedia, termasuk
tenaga kerja yang tersedia.
Pendapatan nasional sebenarnya yang terwujud dari tahun ke tahun digambarkan dalam
grafik (b). Perbedaan antara pendapatan nasional potensial dan pendapatan nasional yang
sebenarnya dinamakan Jurang Produk Nasional Bruto (Jurang PNB). Apabila jurang PNB
terwujud maka pengangguran akan berlaku. Semakin besar jurang PNB, semakin besar pula
tingkat pengangguran dalam perekonomian. Selain itu, masyarakat juga tidak dapat menikmati
kemakmuran potensial yang dapat dicapainya.
3. Masalah pengangguran
Pengangguran merupakan salah satu permasalahan besar yang sering terjadi di sebuah
negara. Istilah pengangguran merujuk kepada ketidakmampuan pemerintah dalam menyediakan
lowongan pekerjaan untuk setiap penduduk yang ada dalam jangkauan pemerintahannya.
Fenomena pengangguran terjadi sebagai dampak ketimpangan antara jumlah angkatan kerja
dengan jumlah kesempatan kerja (lowongan pekerjaan). Fenomena pengangguran hanya terjadi
ketika jumlah angkatan kerja yang ada pada suatu negara jauh lebih besar dibandingkan dengan
jumlah kesempatan kerja / lowongan kerja yang ada dalam negara tersebut. Pengertian
pengangguran adalah setiap orang yang masuk ke dalam usia atau pun angkatan kerja (yaitu berada
di rentang usia 15 tahun hingga 64 tahun) yang sedang mencoba untuk mencari pekerjaan dan
belum mendapatkannya.
Akibat buruk pengangguran apabila ditinjau dari sudut pandang yang berbeda:
Ditinjau dari sudut individu, akan menimbulkan berbagai masalah ekonomi dan sosial yaitu:
13
2. Menimbulkan efek yang buruk pada kesejahteraan masyarakat dan prospek pembangunan
ekonomi dalam jangka panjang
4. Masalah Inflasi (Kenaikan Harga)
Inflasi adalah suatu keadaan perekonomian di suatu negara yang mana terjadi
kecenderungan kenaikan harga-harga barang dan jasa secara umum dalam jangka waktu yang
panjang (kontinu) disebabkan karena tidak seimbangnya arus uang dan barang. Kenaikan harga
yang sifatnya sementara tidak termasuk dalam inflasi, misalnya kenaikan harga-harga menjelang
hari raya Idul Fitri. Pada umumnya inflasi terjadi ketika jumlah uang yang beredar di masyarakat
lebih banyak daripada yang dibutuhkan.
Secara umum, penyebab inflasi adalah karena terjadinya kenaikan permintaan dan biaya
produksi.
Inflasi yang terjadi karena meningkatnya biaya produksi. Adapun peningkatan biaya produksi
disebabkan oleh kenaikan harga bahan-bahan baku, misalnya:
Harga bahan bakar naik
Upah buruh naik
Inflasi terjadi karena uang yang beredar di masyarakat lebih banyak dibanding yang dibutuhkan.
Ketika jumlah barang tetap sedangkan uang yang beredar meningkat dua kali lipat, maka dapat
terjadi kenaikan harga hingga 100%. Hal ini bisa terjadi ketika pemerintah menerapkan sistem
14
anggaran defisit, di mana kekurangan anggaran tersebut diatasi dengan mencetak uang baru.
Namun hal tersebut membuat jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin bertambah dan
mengakibatkan inflasi.
Mengacu pada pengertian inflasi di atas, kondisi ekonomi ini memiliki dampak positif dan negatif
bagi suatu negara. Berikut ini adalah beberapa dampak inflasi secara umum:
1. Dampak Inflasi Terhadap Pendapatan
Inflasi dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap pendapatan masyarakat.
Pada kondisi tertentu, misalnya inflasi lunak, justru akan mendorong para pengusaha untuk
memperluas produksi sehingga meningkatkan perekonomian. Namun, inflasi akan berdampak
buruk bagi mereka yang berpenghasilan tetap karena nilai uangnya tetap sedangkan harga
barang/jasa naik.
2. Dampak Inflasi Terhadap Ekspor
Kemampuan ekspor suatu negara akan berkurang ketika mengalami inflasi, karena biaya ekspor
akan lebih mahal. Selain itu, daya saing barang ekspor juga mengalami penurunan, yang pada
akhirnya pendapatan dari devisa pun berkurang.
3. Dampak Inflasi Terhadap Minat Menabung
Seperti yang telah disebutkan pada pengertian inflasi di atas, pada kondisi inflasi minat menabung
sebagian besar orang akan berkurang. Alasannya, karena pendapatan dari bunga tabungan jauh
lebih kecil sedangkan penabung harus membayar biaya administrasi tabungannya.
4. Dampak Inflasi Terhadap Kalkulasi Harga Pokok
Kondisi inflasi akan mengakibatkan perhitungan penetapan harga pokok menjadi sulit karena bisa
menjadi terlalu kecil atau terlalu besar. Persentase inflasi yang terjadi di masa depan seringkali
tidak dapat diprediksi dengan akurat. Hal ini kemudian akan membuat proses penetapan harga
pokok dan harga jual menjadi tidak akurat. Pada kondisi tertentu, inflasi akan membuat para
produsen kesulitan dan mengakibatkan kekacauan perekonomian.
15
Kebaikan dan keburukan perekonomian terbuka:
Ekspor, akan memperluas pasar barang buatan dalam negeri dan memungkinkan perusahaan-
perusahaan dalam negeri mengembangkan kegiatannya.
Impor, dapat memberi sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi. Industri-industri dapat
mengimpor mesin-mesin dan bahan mentah yang diperlukannya.
Keburukan perekonomian terbuka
Impor yang berlebihan dapat mengurangi kegiatan ekonomi dalam negeri karena konsumen
menggunakan barang luar negeri dan tidak menggunakan barang buatan dalam negeri
Akan terjadi lebih banyak pengangguran
Implikasinya, modal dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, maka akan terjadi
ketidakseimbangan antara pengaliran uang dari dalam ke luar negeri. Sehingga cenderung
menurunkan nilai mata uang domestik.
1. Penerimaan dari ekspor dan pembayaran untuk impor barang dan jasa.
2. Aliran masuk penanaman modal asing dan pembayaran penanaman modal ke luar negeri.
3. Aliran ke luar dan aliran masuk modal jangka pendek (misalnya mendepositkan uang di luar
negeri).
Neraca terpenting dalam neraca pembayaran adalah neraca perdagangan dan neraca
keseluruhan. Neraca perdagangan menunjukkan perimbangan antara ekspor dan impor,
sedangkan neraca keseluruhan menunjukkan perimbangan antara keseluruhan aliran pembayaran
16
ke luar negeri dan keseluruhan aliran penerimaan dari luar negeri. Defisit dalam neraca
pembayaran adalah pembayaran ke luar negeri melebihi penerimaan dari luar negeri. Hal ini
disebabkan oleh impor melebihi ekspor dan pengaliran modal yang terlalu banyak ke luar negeri.
Defisit dalam neraca pembayaran menyebabkan beberapa efek buruk terhadap kegiatan dan
kestabilan ekonomi. Berikut adalah akibat buruk dari defisit dalam neraca pembayaran.
1. Sebagai akibat dari impor yang berlebihan, mengakibatkan penurunan dalam kegiatan
ekonomi dalam negeri karena konsumen lebih memilih menggunakan barang impor daripada
barang dalam negeri.
2. Harga valuta asing meningkat dan menyebabkan harga barang-barang impor bertambah
mahal.
3. Kegiatan ekonomi dalam negeri yang menurun dapat mengurangi kegairahan pengusaha-
pengusaha untuk melakukan penanaman modal dan membangun kegiatan usaha yang baru.
Dengan demikian sama halnya dengan masalah pengangguran dan inflasi, masalah defisit
dalam neraca pembayaran menyebabkan efek yang buruk atas prestasi ekonomi dalam jangka
pendek dan jangka panjang. Oleh karenanya, setiap negara harus berusaha menghindari
berlakunya defisit dalam neraca pembayaran.
17
C. ALAT PENGAMAT PRESTASI KEGIATAN EKONOMI
PENDAPATAN NASIONAL
Data pendapatan nasional menggambarkan tingkat produksi negara yang dicapai dalam
satu tahun tertentu dan perubahannya dari tahun ke tahun. Maka ia mempunyai peranan yang
penting dalam menggambarkan:
Pengertian Pendapatan Nasional dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu Produk Nasional
Bruto (PNB) dan Produk Domestik Bruto (PDB). Produk nasional yang diwujudkan oleh
faktor-faktor produksi milik warga negara suatu negara dinamakan Produk Nasional Bruto,
sedangkan Produk Domestik Bruto adalah produk nasional yang diwujudkan oleh faktor-
faktor produksi dalam negara (milik warga negara dan orang asing) dalam suatu negara.
Data produk nasional dapat pula digunakan untuk (i) menilai prestasi pertumbuhan
ekonomi, dan (ii) menentukan tingkat kemakumran masyarakat dan perkembangannya.
Untuk menilai prestasi pertumbuhan ekonomi haruslah terlebih dahulu dihitung
pendapatan nasional rill, yaitu PNB atau PDB yang dihitung menurut harga-harga yang
berlaku dalam tahun dasar.
𝑃𝐷𝐵𝑡−𝑃𝐷𝐵𝑡−1
Tingkat pertumbuhan ekonomi: x 100%
𝑃𝐷𝐵𝑡−1
18
Tingkat pertumbuhan kemakmuran
Jawaban:
𝑅𝑝 120 𝑡𝑟𝑖𝑙𝑖𝑢𝑛
Tingkat pendapatan per kapita 2002 : = Rp 10 juta
12 𝑗𝑢𝑡𝑎
𝑅𝑃 126 𝑡𝑟𝑖𝑙𝑖𝑢𝑛
Tingkat pendapatan per kapita 2003: = Rp 10,3278 juta
12,2 𝑗𝑢𝑡𝑎
10,3278−10,000
Pertumbuhan Pendapatan per kapita pada tahun 2003 : x 100%= 3,3%
10 𝑗𝑢𝑡𝑎
Pengangguran dalam suatu negara adalah perbedaan antara angkatan kerja dengan
pengangguran tenaga kerja yang sebenarnya. Yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah
jumlah tenaga kerja yang terdapat dalam suatu perekonomian pada suatu waktu tertentu.
Jumlah penduduk dalam golongan (i) dinamakan penduduk usia kerja dan penduduk
dalam golongan (ii) dinamakan bukan angkatan kerja. Dengan demikian angkatan kerja dalam
suatu periode tertentu dapat dihitung dengan mengurangi jumlah penduduk (i) dan (ii).
Perbandingan di antara angkatan kerja dengan penduduk usia kerja (dalam persen) dinamakan
19
tingkat partisipasi angkatan kerja. Dalam prakteknya, suatu negara dianggap sudah mencapai
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh apabila tingkat penganggurannya kurang dari 4 persen.
Tingkat perubahan harga yang berbeda tersebut menyebabkan indeks harga tersebut perlu
dibentuk untuk menggambarkan tingkat perubahan harga-harga yang berlaku dalam suatu
negara. Untuk mengukur tingkat inflasi, indeks harga yang selalu digunakan adalah indeks harga
konsumen.
(i) memilih tahun dasar, yaitu tahun yang menjadi titik tolak dalam membandingkan
perubahan harga,
(ii) menentukan jenis-jenis barang yang perubahan harga-harganya akan diamati untuk
membentuk indeks harga, dan
(iii) menghitung indeks harga.
20
Dalam tabel 1.1 ditunjukkan suatu contoh sederhana indeks harga dengan tahun dasar
adalah tahun 1997 dan tahun pembandingnya adalah indeks harga pada akhir tahun 2003.
Disamping mengumpulkan data-data perubahan harga-harganya, harus pula ditentukan
“weightage” atau kepentingan relatif setiap kelompok barang dalam konsumsi masyarakat.
600
𝐼𝐻2003 = 𝑋100 = 240
250
240−231
Jawaban: x100=3,9 persen
231
Neraca pembayaran merupakan data yang memberi gambaran tentang lalu lintas
perdagangan dan dana dari suatu negara ke berbagai negara lain dalam satu tahun tertentu.
Komponen penting dalam neraca pembayaran adalah neraca perdagangan dan neraca
keseluruhan.
21
Neraca keselurahan atau neraca pembayaran
Dalam melihat prestasi ekonomi suatu negara dengan negara-negara lain perlu
diperhatikan kedudukan keseimbangan keseluruhan. Keseimbangan keselurahan ini dinamakan
neraca keseluruhan dari neraca pembayaran. Di samping menunjukkan data ekspor dan impor,
informasi penting lain yang dapat dilihat dari suatu neraca pembayaran adalah aliran modal
jangka pendek dan jangka panjang. Aliran modal ini menggambarkan aliran modal neto (aliran
masuk-aliran keluar) modal asing yang dilakukan ke suatu negara. Pada hakikatnya neraca
pembayaran menunjukan perimbangan mutasi keuangan dari suatu negara ke negara lain,
perimbangan ini dinamakan neraca keseluruhan.
22
D. KEBIJAKAN MAKROEKONOMI
23
E. BEBERAPA ISTILAH PENDAPATAN NASIONAL
Di negara-negara berkembang, yang sering juga dinamakan sebagai “Dunia Ketiga” konsep
Produk Domestik Bruto adalah konsep yang paling penting jika dibandingkan dengan konsep
pendapatan nasional lainnya. Produk Domestik Bruto (PDB) dapat diartikan sebagai nilai
barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan dalam negara tersebut dalam satu tahun tertentu.
Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP) adalah konsep yang
mempunyai arti yang bersamaan dengan GDP, tetapi memperkirakan jenis-jenis pendapatan
yang sedikit berbeda. Dalam menghitung Pendapatan Nasional Bruto, nilai barang dan jasa yang
dihitung dalam pendapatan nasional hanyalah barang dan jasa yang diproduksikan oleh faktor-
faktor produksi yang dimiliki oleh warga negara dari negara yang pendapatan nasionalnya
dihitung. Oleh karena faktor-faktor produksi yang dimiliki warga negara suatu negara terdapat
di negara itu sendiri maupun di luar negeri, maka nilai produksi yang diwujudkan oleh faktor-
faktor produksi yang digunakan di luar negeri juga dihitung di dalam Produk Domestik Bruto.
Tetapi sebaliknya, dalam Produk Nasional Bruto tidak dihitung produksi yang diwujudkan oleh
24
faktor-faktor produksi milik penduduk atau perusahaan negara lain yang digunakan di negara
tersebut.
Ini berarti secara konsepsual, pendapatan Warga Negara Singapura yang bekerja di
Indonesia dan keuntungan perusahaan multinasional Jepang yang beroperasi di Indonesia tidak
termasuk dalam Produk Nasional Bruto Indonesia.
Dengan memperhatikan perbedaan diantara arti PDB dan PNB di atas, maka dapat
dirumuskan sifat hubungan diantara Produk Domestik Bruto dengan Produk Nasional Bruto,
yaitu seperti dinyatakan oleh persamaan di bawah ini:
Dimana PFN dari LN adalah pendapatan faktor neto dari luar negeri. PFN dari LN adalah
pendapatan faktor-faktor produksi yang diterima dari luar negeri dikurangi dengan pendapatan
faktor-faktor produksi yang dibayarkan ke luar negeri.
Dalam analisis makroekonomi selalu digunakan istilah “pendapatan nasional” atau “national
income” dan biasanya istilah itu dimaksudkan untuk menyatakan nilai barang dan jasa yang
dihasilkan dalam suatu negara. Dengan demikian, dalam konsep tersebut istilah pendapatan
nasional adalah mewakili arti Produk Domestik Bruto atau Produk Nasional Bruto. Disamping
itu, ada arti lain dari “pendapatan nasional”, dan untuk pengertian yang berlainan tersebut ditulis
sebagai “Pendapatan Nasional”, yaitu dengan menggunakan huruf besar untuk P dan N.
Pengertian lain dari Pendapatan Nasional adalah jumlah pendapatan yang digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu. Dalam sistem penghitungan
pendapatan nasional, jumlah pendapatan itu dinamakan Produk Nasional Neto pada harga faktor
atau secara ringkas: Pendapatan Nasional.
Pendapatan nasional pada harga berlaku adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang
dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun dan dinilai menurut harga-harga yang berlaku pada
tahun tersebut. Cara ini adalah cara yang selalu dilakukan dalam menghitung pendapatan
25
nasional dari suatu periode ke periode lainnya. Dapat diramalkan bahwa apabila dibandingkan
data pendapatan nasional dalam berbagai tahun tersebut, nilainya akan berbeda-beda dan
menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pertambahan nilai
tersebut disebabkan oleh dua faktor:
1. Pertambahan fiskal barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian, dan
Barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan dalam perekonomian dapat dinilai dengan dua
cara, yaitu dengan menggunakan harga pasar atau dengan menggunakan harga faktor. Suatu
barang dinilai menurut harga pasar apabila penghitungan nilai barang tersebut menggunakan
harga yang dibayar oleh pembeli. Dalam penghitungan pendapatan nasional menurut harga
faktor, bergantung pada jumlah pendapatan faktor-faktor produksi yang digunakan untuk
menghasilkan suatu barang. Hubungan diantara harga pasar dan harga faktor dapat dinyatakan
dengan persamaan di bawah ini:
26
F. CARA PENGHITUNGAN I: CARA PENGELUARAN
Nilai perbelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga untuk membeli berbagai jenis
kebutuhannya dalam satu tahun tertentu dinamakan pengeluaran konsumsi rumah tangga atau
dalam analisis makroekonomi lebih lazim disebut sebagai konsumsi rumah tangga. Barang-
barang tersebut dibeli rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya, dan perbelanjaan tersebut
dinamakan konsumsi. Selain konsumsi rumah tangga juga melakukan investasi contohnya
membeli rumah.
2) Pengeluaran Pemerintah
Pembentukan modal tetao sektor swasta atau lebih sering dinyatakan sebagai investasi,
pada hakikatnya berarti pengeluaran untuk membeli barang modal yang dapat menaikkan
produksi barang dan jasa di masa akan datang. Dalam pengumpulan data mengenai investasi,
pengeluaran tersebut dibedakan menjadi tiga jenis perbelanjaan berikut:
4) Ekspor Neto
27
Nilai ekspor yang dilakukan suatu negara dalam suatu tahun tertentu dikurangi dengan
nilai impor dalam periode yang sama dinamakan ekspor neto.
Hubungan di antara Produk Nasional Bruto (PNB) dan Pendapatan Negara (PN) dapat
dinyatakan dengan persamaan:
Akan tetapi, dalam penghitungan di Indonesia subsidi tidak dihitung. Oleh karena itu,
diantara PNB dan PN terdapat hubungan yang berikut:
28
G. CARA PENGHITUNGAN II : CARA PRODUK NETO
Produk neto (net output) berarti nilai tambah yang diciptakan dalam suatu proses produksi.
Cara produk neto adalah dengan cara menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh
perusahaan-perusahaan di berbagai lapangan usaha dalam perekonomian. Tujuan cara produk
neto dalam menghitung pendapatan nasional, yaitu:
Berikut ini merupakan contoh transaksi dan kegiatan memproduksi yang akan dilalui
dalam mewujudkan perabot rumah tangga, seperti kursi, tempat tidur, dan lemari. Kegiatan-
kegiatan yang perlu dilakukan untuk membuat perabot itu adalah: menebang kayu di hutan,
menggergaji kayu hutan untuk dijadikan papan, membuat perabot di pabrik perabot, dan menjual
perabotan tersebut di toko perabot.
Apabila pengambilan kayu di hutan tidak perlu membayar apapun untuk menebang kayu di
hutan. Maka nilai tambah yang diciptakan penebang kayu hutan adalah Rp 50 ribu. Secara
keseluruhannya nilai tambah yang diciptakan oleh keempat kegiatan ekonomi tersebut adalah
sebagai berikut (nilai dalam ribu rupiah):
29
iv. Toko perabot : Rp 800 – Rp 600 = Rp 200 ribu
Dengan demikian jumlah nilai tambah yang diwujudkan oleh keempat kegiatan tersebut
adalah : (50 + 150 + 400 + 200) = Rp 800 ribu. (Catatan : Jumlah nilai penjualan adalah Rp 1.650
ribu). Artinya pengeluaran konsumen untuk membeli perabot ini adalah Rp 800 ribu. Berikut
ini merupakan tabel contoh menghitung nilai tambah:
Tabel 2.2
Ini berarti dalam penghitungan menurut cara produk neto, nilai pendapatan nasional yang
disumbangkan berbagai kegiatan di atas adalah sama dengan penghitungan menurut cara
pengeluaran. Dalam cara pengeluaran yang diperhatikan adalah nilai barang jadi (perabot) yang
dijual toko perabot, sedangkan dalam cara produk neto yang diperhatikan adalah tambahan nilai
yang diwujudkan oleh empat kegiatan ekonomi di atas.
Tabel 2.3
30
Sumber: Badan Pusat Statistik, Statistik Indonesia 2002
1. Lapangan usaha terpenting dalam ekonomi Indonesia adalah sektor industri pengolahan,
yang menghasilkan nilai tambah sebesar Rp 402,6 triliun dan meliputi 25 persen dari PDB.
2. Sektor primer yang meliputi pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan, dan
pertambangan lebih penting dari sektor sekunder dan sektor jasa. Hal ini dikarenakan sektor
primer menghasilkan Rp 473,1 triliun (dihitung dari menambahkan nilai tambah yang
diwujudkan sektor pertanian dan pertambangan) dan meliputi 39,5 persen dari PDB.
3. Kegiatan perdagangan, hotel, dan restoran memberi sumbangan kepada PDB yang hampir
sama pentingnya dengan sektor pertanian.
Data pendapatan nasional yang dihitung dengan cara produk neto dan digolongkan
berdasarkan sektor di mana nilai tambah diwujudkan disebut Produk Domestik Bruto (PDB)
menurut lapangan usaha. Nilai produksi suatu sektor menggambarkan nilai tambah yang
diwujudkan oleh sektor tersebut. Sektor-sektor ekonomi dalam perekonomian Indonesia
dibedakan kepada 9 sektor. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan, pertambangan
dan penggalian disebut juga sebagai sektor primer. Sektor industri pengolahan, listrik, gas dan
air, serta bangunan digolongkan sebagai sektor sekunder. Sedangkan sektor perdagangan, hotel
31
dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, sewa dan jasa perusahaan, serta jasa-
jasa lain (termasuk pemerintahan) dikategorikan sebagai sektor jasa atau sektor tertier.
32
H. CARA PENGHITUNGAN III : CARA PENDAPATAN
Faktor produksi dibedakan menjadi 4 golongan: tanah, tenaga kerja, modal, dan keahlian
keusahawanan. Apabila faktor-faktor produksi tersebut digunakan untuk mewujudkan barang
dan jasa, maka akan diperoleh berbagai jenis pendapatan, yakni:
Hingga saat ini, Indonesia belum menggunakan cara pendapatan untuk menghitung
pendapatan nasionalnya. Salah satu negara yang menggunakan cara penggolongan data
pendapatan nasional adalah Amerika Serikat.
33
Tabel 2.4
Data di atas menunjukkan bahwa Pendapatan Nasional Amerika Serikat pada tahun
tersebut adalah US$ 6.650 milyar. Nilai ini lebih rendah dari Produk Domestik Bruto Amerika
Serikat pada tahun yang sama, yaitu sebesar US$ 8.804. Hal tersebut disebabkan karena
depresiasi, pajak tidak langsung, dan pendapatan neto faktor dari luar tidak termasuk lagi dalam
nilai tersebut.
Komponen yang terutama dari Pendapatan Nasional adalah “Ganjaran untuk pekerja”,
yaitu upah, gaji, bonus dan pendapatan pekerja yang lain sebesar US$ 4.703 milyar dan meliputi
hampir 71 persen dari Pendapatan Nasional. Keuntungan perusahaan perseroan hanya meliputi
bagian yang kecil saja dari Pendapatan Nasional; nilainya berjumlah US$ 804 milyar dan
meliputi 12,1 persen dari Pendapatan Nasional. Bunga neto berjumlah US$ 450 milyar dan
meliputi 6,8 persen dari Pendapatan Nasional.
Bunga neto adalah jumlah bunga yang dibayar dalam perekonomian dalam suatu tahun
tertentu dikurangi dengan :
Kedua jenis bunga tersebut adalah bunga atas pinjaman yang digunakan bukan untuk
membiayai kegiatan yang produktif, oleh sebab itu tidak termasuk dalam Pendapatan Nasional
(yang meliputi pendapatan faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang
dan jasa dalam perekonomian). Contohnya ialah meminjam uang untuk membeli mobil adalah
34
pinjaman yang bukan membiayai kegiatan produktif. Begitu juga halnya dengan pinjaman
pemerintah yang digunakan untuk memberi subsidi dan membayar pensiun pegawai.
Dalam penghitungan dengan cara pengeluaran, nilai pendapatan nasional yang diperoleh
disebut Produk Nasional Bruto atau Gross National Product (GNP), sedangkan penghitungan
dengan cara pendapatan, nilai pendapatan nasionalnya disebut Pendapatan Nasional atau
National Income (NI).
Tabel 2.5
Data di atas menunjukkan cara mendapatkan Pendapatan Nasional dari nilai Produk Nasional
Bruto. Untuk memperoleh nilai Produk Nasional Neto, Produk Nasional Bruto harus dikurangi
oleh depresiasi.
Untuk memperoleh Pendapatan Nasional pajak tak langsung harus dikurangkan dari Produk
Nasional Neto, sedangkan subsidi ditambahkan. Penghitungan dalam Tabel 2.5 menunjukkan
Pendapatan Nasional sebesar US$ 6.650 milyar dan nilai ini sama dengan yang dihitung dalam
Tabel 2.4.
35
I. PENDAPATAN PRIBADI DAN PENDAPATAN DISPOSEBEL
PENDAPATAN PRIBADI
Penerima-penerima berbagai jenis ini tidak perlu melakukan sesuatu pekerjaan apa pun
untuk memperoleh bantuan-bantuan tersebut. Dalam perhitungan pendapatan nasional, terdapat
bentuk lain dari pendapatan pribadi yang disebut dengan istilah subsidi atau bantuan, yaitu
bantuan pemerintah kepada perusahaan-perusahaan yang penting dalam perekonomian, dan
bantuan kepada para petani dari pemerintah. Hal ini termasuk dalam pendapatan nasional yang
dihitung menurut harga faktor karena para penerima subsidi melakukan kegiatan produktif. Ini
berarti subsidi bukan saja termasuk dalam pendapatan pribadi tetapi juga termasuk dalam
pendapatan nasional.
Pendapatan masyarakat yang berupa bunga atas utang negara dan bunga atas pinjaman
untuk konsumsi tidak termasuk sebagai pendapatan nasional karena ke dua jenis bunga tersebut
digolongkan ke dalam pendapatan pribadi.
36
1. Keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan.
2. Pajak yang dikenakan pemerintah atas keuntungan perusahaan.
3. Konstribusi yang dilakukan oleh perusahaan dan para pekerja pada Dana Pensiun.
Hubungan antara Pendapatan Nasional dengan Pendapatan Pribadi
PENDAPATAN DISPOSEBEL
Pendapatan disposebel adalah pendapatan yang dapat digunakan oleh para penerimanya,
yaitu semua rumah tangga yang ada dalam perekonomian, untuk membeli barang atau jasa yang
diinginkan. Tidak semua pendapatan disposebel digunakan untuk tujuan konsumsi, sebagian dari
itu ditabung dan sebagian lainnya digunakan untuk membayar bunga pinjaman yang digunakan
saat membeli barang dengan cara mencicil.
Untuk mengingat hubungan antara (i) Pendapatan Disposebel (Yd) dan Pendapatan Pribadi (Yp)
dinyatakan dengan rumus : (i) Yd = Yp - T
Untuk mengingat hubungan antara (ii) Pendapat Disposebel (Yd) dengan konsumsi (C) dan
tabungan (S) dinyatakan dengan rumus : (ii) Yd = C + S
37
J. MENENTUKAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI
Dalam menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara dari
tahun ke tahun perlu dihitung dari data pendapatan nasional riil, yaitu Produk Nasional Bruto
Riil atau Produk Domestik Bruto Riil.
Keterangan :
g : tingkat pertumbuhan ekonomi (%)
PN-Riil1 : pendapatan nasional untuk tahun di mana tingkat pertumbuhan ekonomi
dihitung
PN-Riil0 : pendapatan nasional pada tahun sebelumnya
Cara 2 :
Dalam keadaan di mana suatu negara tidak melakukan perhitungan pendapatan nasional
tetap untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi, maka dalam keadaan ini harus dilakukan
dengan dua tahapan, yaitu:
Tahap 1, menghitung pendapatan nasional riil dengan mendeflasikan pendapatan
nasional pada harga masa ini
Tahap 2, menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi
38
Menghitung pendapatan nasional riil dengan mendeflasikan pendapatan nasional pada
harga masa ini dilakukan dengan menggunakan formula :
Keterangan :
PNriiln : pendapatan nasional tahun n
HIn : indeks harga atau pendeflasi pendapatan nasional pada tahun n
PN masa ini : pendapatan nasional pada harga masa ini, yaitu pada tahun n
Apabila dengan menggunakan cara perhitungan diatas telah didapat data
pendapatan nasional riil untuk berbagai tahun (n), selanjutnya tingkat pertumbuhan ekonomi
sudah dapat dihitung, yaitu dengan menggunakan persamaan perhitungan tingkat pertumbuhan
ekonomi (g) yang diterangkan sebelumnya.
Tabel 2.6
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 1986-2003
39
Tabel diatas menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang dicapai pada tahun 1989
dan 1996 adalah lebih baik dari tahun 1986 hingga 1988. Namun, sejak tahun 1997 pertumbuhan
ekonomi Indonesia sangat lambat. Dibandingkan dengan negara lain, kesimpulan yang dapat
dibuat adalah:
i) Dalam periode 1988-1996 yang dicapai Indonesia lebih cepat dari negara-negara lain,
ii) Namun, sejak tahun 1997 tingkatannya tak banyak berbeda dengan negara berkembang.
40
K. MASALAH PENGHITUNGAN DAN KEGUNAAN DATA
Masalah-Masalah Penghitungan
Masalah Mengumpulkan Data dan Informasi
Tidak semua kegiatan ekonomi di suatu negara dicatat dengan baik. Terkadang walaupun
dicatat, tidak mudah untuk memperoleh informasi tersebut. Dalam kegiatan ekonomi, banyak
ukuran perusahaan yang tergolong kecil dan banyak pula perusahaan dalam suatu industri yang
sama. Oleh karena itu, tidak mudah mengetahui nilai produksi dari berbagai perusahaan dan
industri.
Dalam prinsip penghitungan pendapatan nasional, yang dihitung adalah nilai barang-
barang yang dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan yang produktif dan barang-barang tersebut
diproduksikan untuk keperluan pasar (dijual). Tetapi, ada pula hasil kegiatan produktif dan
dipasarkan tetapi tidak dihitung dalam pendapatan nasional, contohnya seperti menanam ganja
dan kegiatan pasar gelap. Hal tersebut disebabkan karena kegiatan tersebut melanggar hukum.
Hasil pertanian petani tradisional. Dalam kegiatan pertanian, sebagian hasil yang
diproduksi tidak dijual ke pasar tetapi digunakan sendiri.
Kegiatan menyalahi hukum. Oleh karena kegiatan seperti menanam ganja dan pasar gelap
melanggar undang-undang negara, nilai produksinya tidak dihitung dalam pendapatan
nasional meskipun termasuk kegiatan produktif.
Kegiatan di sekitar rumah. Kegiatan seperti memasak, membersihkan rumah, dan mencuci
mobil, tidak dihitung pendapatan nasional jika dilakukan oleh anggota keluarga sendiri.
Tetapi, kegiatan tersebut akan dihitung pendapatan nasional ketika dilakukan oleh orang
lain dan mendapat bayaran, contohnya asisten rumah tangga.
Ganjaran yang bukan berupa uang. Sebagian perusahaan, di samping memberikan gaji, ada
pula fasilitas lain seperti perumahan dan kendaraan. Fasilitas ini termasuk sebagai “gaji”
dan dihitung dalam pendapatan nasional.
41
Masalah Penghitungan Dua Kali
Dalam praktik adakalanya timbul kesulitan dalam menentukan suatu barang tergolong
barang jadi atau setengah jadi. Sebagai contoh, kelapa sawit dipandang sebagai barang jadi
apabila diekspor dan barang setengah jadi apabila diproses di dalam negeri. Maka apabila nilai
produksi kelapa sawit dihitung dan setelah itu dihitung pula nilai minyak masak (yang dibuat
dari kelapa sawit), penghitungan dua kali telah berlaku.
Harga barang pada suatu kawasan berbeda dengan kawasan lain. Selain itu, dalam jangka
waktu yang tidak dapat ditentukan harga barang juga dapat berubah. Keadaan-keadaan seperti
ini yang akan menimbulkan kesulitan dalam menentukan nilai produksi dalam pendapatan
nasional.
Perbedaan investasi bruto dan neto adalah depresiasi. Untuk menghitung investasi neto,
yang harus dilakukan adalah mengurangi depresiasi dari investasi bruto. Dalam suatu negara
sukar untuk menghitung besarnya depresiasi, hal tersebut dikarenakan tidak ada catatan yang
lengkap tentang depresiasi pada berbagai kegiatan ekonomi, dan depresiasi menurut konsep
perusahaan berbeda dengan menurut pandangan negara.
Indeks harga memberikan gambaran mengenai tingkat perubahan harga umum dari tahun
ke tahun. Terdapat beberapa masalah-masalah dalam menghitung indeks harga, seperti memilih
barang yang akan digunakan untuk mewujudkan indeks harga, masalah menentukan weightage
dan sebagainya. Masalah-masalah itu menyebabkan indeks harga tidak dihitung dengan tepat.
Hal ini menyebabkan perubahan-perubahan dalam pendapatan nasional yang dihitung dengan
bantuan indeks harga tidak secara tepat menggambarkan perubahan jumlah produksi negara yang
sebenarnya dicapai. Seiring berjalannya waktu, produsen-produsen menggunakan teknologi
yang lebih baik, akibatnya mutu barang yang diproduksi pun akan bertambah. Kenaikan harga
barang-barang seperti itu meliputi pula kenaikan nilai barang yang diproduksikan. Oleh karena
42
itu, penghitungan produksi negara pada harga tetap dari masa ke masa mengabaikan kenaikan
kualitas barang-barang yang diproduksikan.
Pendapatan nasional pada hakikatnya merupakan ukuran dari sejauh mana perusahaan-
perusahaan beroperasi dan mengeluarkan barang-barang dan jasa. Semakin tinggi pendapatan
nasional, semakin besar pula jumlah output yang diciptakan dalam suatu negara dan semakin
tinggi kapasitas barang-barang modal yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan. Kenaikan
pendapatan nasional juga erat kaitannya dengan kenaikan kesempatan kerja. Tidak hanya itu,
pendapatan nasional juga dapat digunakan sebagai pengukur prestasi kegiatan ekonomi dengan
melihat keadaan pengangguran dalam perekonomian. Jika pengangguran masih tinggi
tingkatnya, keadaan itu menunjukkan pendapatan nasional yang dicapai masih di bawah potensi
yang maksimum. Keadaan seperti itu berarti kegiatan ekonomi belum mencapai taraf yang
menggalakkan.
Dengan membandingkan data pendapatan nasional riil pada suatu tahun tertentu dengan
pendapatan nasional riil pada masa lalu akan dapat menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi sudah dapat digolongkan “menggalakkan” apabila tingkat yang dicapai
mampu mengurangi tingkat pengangguran. Paling minimum setiap negara harus berusaha agar
tingkat pertumbuhan ekonominya melebihi tingkat pertumbuhan penduduk, agar pendapatan per
kapita dapat ditingkatkan.
Data pendapatan nasional yang dihitung dengan cara perbelanjaan dapat menunjukkan
nilai dan komposisi perbelanjaan agregat. Dari data ini akan diketahui persentase konsumsi
rumah tangga, perbelanjaan pemerintah, investasi, ekspor dan impor. Data pendapatan nasional
yang dihitung dengan cara produk neto memberikan gambaran tentang peranan berbagai sektor
dalam perekonomian, yaitu menunjukkan nilai output yang mereka ciptakan dan persentase
sumbangan berbagai sektor dalam pendapatan nasional. Apabila data berbagai tahun
43
dibandingkan, maka dapat diperoleh gambaran mengenai pola perubahan kegiatan ekonomi
dalam suatu negara tersebut.
Pendapatan per kapita penduduk berbagai negara selalu digunakan sebagai ukuran kasar
untuk menentukan tingkat kemakmuran penduduknya. Data tersebut memberikan gambaran
kasar tentang seberapa banyak uang yang tersedia pada seorang individu untuk dibelanjakan
dalam satu tahun. Dalam jangka panjang, apabila data pendapatan per kapita menurut harga tetap
dibandingkan, dapat pula diperoleh gambaran tentang peningkatan taraf kemakmuran yang
dicapai penduduk suatu negara. Data pendapatan per kapita di berbagai negara dalam satu
periode tertentu dapat digunakan untuk membandingkan kesuksesan berbagai negara dalam
usaha untuk meningkatkan taraf kemakmuran masyarakatnya.
Data pendapatan nasional pada masa ini dan masa lalu dapat memberi informasi penting
mengenai ciri-ciri dari kegiatan ekonomi, seperti dapat menunjukkan tingkat pertumbuhan yang
dicapai dan sektor-sektor yang mewujudkan pertumbuhan tersebut, perkembangan sektor
manufaktur dan sektor ekspor, dan berbagai informasi lain. Data seperti itu dapat digunakan
untuk landasan dalam membuat ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa yang akan datang.
Ramalan tersebut dapat digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk merencanakan kegiatan
ekonominya di masa depan.
44
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa analisis makroekonomi,
yang terutama perlu diperhatikan adalah pendapatan nasional (PDB dan PNB), tingkat
pertumbuhan ekonomi, pengangguran,inflasi dan neraca perdagangan. Dapat disimpulkan pula
bahwa setiap negara harus menghitung pendapatan nasionalnya untuk mengetahui nilai output
yang diciptakan oleh negara tersebut pada suatu tahun tertentu.
B. SARAN
Kami selaku penulis berharap, dengan adanya makalah berjudul ”Ruang Lingkup
Analisis Makroekonomi dan Penghitungan Pendapatan Nasional” ini, pembaca dapat dengan
mudah memahami hal-hal terkait ekonomi makro maupun pendapatan nasional secara lebih
mendalam,
45
DAFTAR PUSTAKA
Hastyorini, Irim Rismi dan Yan Hanif Jawangga. 2018. Detik-Detik Ujian Nasional Ekonomi
2018/2019.Yogyakarta: PT Penerbit Intan Pariwara
Sukirno, Sadono. 2016. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Rajawali Pers
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._EKONOMI_DAN_KOPERASI/197511102005012-
NAVIK_ISTIKOMAH/Penghitungan_Pendapatan_Nasional.pdf
https://www.academia.edu/15407469/PIE_Pendapatan_Nasional
https://repository.unikom.ac.id/31438/1/BAB%20II%20PENGHITUNGAN%20PENDAPAT
AN%20NASIONAL18.doc
https://media.neliti.com/media/publications/142330-ID-ontologi-dalam-esensi-ilmu-ekonomi-
dan-s.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/62747-ID-peningkatan-kemampuan-belajar-
pendapatan.pdf
46