Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumen
Oleh :
ARIS INSAN WALUYA., ST., MM
[email protected]
HP : 085692773235
Teori Perilaku Konsumen
Definisi
Teori yang menjelaskan tidakan konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang
dengan pendapatan tertentu dan harga barang tertentu pula sedemikian rupa agar
konsumen memperolah manfaat atau kepuasan sebesar-besarnya dari barang-barang
yang dikonsumsi (maximum satisfaction)
Utility (Nilai Guna) ; dianggap sebagai ukuran kemampuan barang/ jasa untuk
memuaskan kebutuhan dan merupakan ukuran kebahagiaan. Besar kecilnya utility yang
dicapai konsumen tergantung dari jenis barang/jasa dan juga jumlah barang atau jasa yang
dikonsumsi.
Dua Macam pendekatan menurut para Ekonom ;
1. Ordinal utility Approach ( Pendekatan Nilai Guna Ordinal)
2. Cardinal utility Approach ( Pendekatan Nilai Guna Cardinal)
Teori Kardinal
Contoh Kasus :
Si C mempunyai uang Rp. 15.000 dan hendak makan bakso, dimana harga bakso
Rp. 10.000 per mangkok. Ia kemudian memesan 1 mangkok dengan nilai
kepuasan 100 poin misalnya. Untuk menambah nilai kepuasan yang bisa ia
dapatkan, si C yang masih punya sisa uang Rp. 5000 kemudian memesan segelas
es jeruk yang harganya Rp. 5000 dengan nilai kepuasan 50 poin misalnya. Maka
dari uang sebesar Rp. 15.000 si C mendapatkan kepuasan 150 poin.
Teori Kardinal
Contoh Kasus :
Jika anda merasa haus, segelas es cendol akan terasa sangat menyegarkan, gelas
kedua masih terasa segar, sampai gelas ketiga mungkin anda akan mearasa
kekenyangan bahkan mual.
Contoh tersebut mengilustrasikan turunnya utilitas total sampai pada tingkat
tertentu.
Teori Kardinal
Hukum Gossen I
Diperkenalkan oleh H.H. Gossen (1810-1858) seorang ahli ekonomi dan
matematika, Ia menyatakan bahwa :
“Jika pemenuhan kebutuhan akan satu jenis barang dilakukan secara terus-
menerus, utilitas yang dinikmati konsumen akan semakin tinggi, tetapi setiap
tambahan konsumsi satu unit barang akan memberikan tambahan utilitas yang
semakin kecil.
Teori Ordinal
Misalkan, konsumen ingin mengkonsumsi dua jenis produk yang berbeda kita
ambil contoh teh dan susu.
Ketika konsumen lebih menyukai susu maka konsumsi teh lebih rendah
daripada susu. Jika konsumsi susu di kurangi, justru ada peningkatan teh.
Konsumen tetap mendapatkan kepuasan yang sama dengan total utilitas
kombinasi 2 produk tersebut yaitu sebagai minuman yang dapat menyehatkan
tubuh.
Teori Ordinal
Pergeseran garis anggaran (A1 ke A2), Pergeseran garis anggaran (A1 ke A2),
Naiknya jumlah Y dan Jumlah X yang Jumlah X,Y tetap pergeseran disebabkan
disebabkan oleh naiknya anggaran turunnya harga barang X
konsumen
Teori Ordinal
Jika anggaran untuk membeli produk Y atau X sebesar Rp. 1000, maka akan diperoleh produk
Y atau X sebanyak :
Qy ≤ 4 unit dan Qx ≤ 10 unit
Jika anggaran untuk membeli produk Y atau X sebesar Rp. 1500, maka akan diperoleh produk
Y atau X sebanyak :
Qy ≤ 6 unit dan Qx ≤ 15 unit
Jika anggaran untuk membeli produk Y atau X sebesar Rp. 2000, maka akan diperoleh produk
Y atau X sebanyak :
Qy ≤ 8 unit dan Qx ≤ 20 unit
Teori Ordinal
12
10
2
X
0
5 10 15 20 25
Teori Ordinal
4.7.a jika harga X turun, dengan jumlah pendapat yang sama, jumlah X yang dapat dibeli makin
banyak (pendapatan nyata meningkat), dengan BL2. Jika harga X naik, garis anggaran yang baru
BL3, pendapatan nyata menurun.
4.7.b bila pendapatan meningkat berarti daya beli meningkat, sehingga kurva garis anggaran
bergeser sejajar ke kanan. Begitu sebaliknya.
Teori Ordinal
4) Keseimbangan Konsumen
Kondisi keseimbangan adalah kondisi dimana konsumen telah mengalokasikan
seluruh pendapatannya untuk konsumsi
Uang yang ada dipakai untuk mencapai tingkat kepuasan tertinggi (maksimalisasi
kegunaan), atau kepuasan tertentu dapat dicapai dengan anggaran paling minim
(minimalisasi biaya).
Secara grafis kondisi keseimbangan tercapai pada saat Kurva Garis Anggaran
(menggambarkan tingkat kemampuan) bersinggungan dg Indiferensi
(menggambarkan tingkat kepuasan).
Teori Ordinal
4) Keseimbangan Konsumen
Maksimalisasi kepuasan,
kemampuan yang dimiliki adalah BL1.
Kepuasan tertinggi di titik E, persinggungan
BL1 dg IC2. Kombinasi konsumsi OX1 &
OY1. Kurva IC1 bukan yang memberikan
tingkat kepuasan maximum, karena masih
dijangkau dengan anggaran lebih rendah
BL2.
Kurva IC3 walaupun lebih tinggi daripada
IC2 tidak terjangkau dengan kemampuan
yang ada
Teori Ordinal
4) Keseimbangan Konsumen
Minimalisasi Biaya,
Tingkat Kepuasan yang ingin dicapai adalah
IC1, dengan anggaran minimum sebesar
BL2, kombinasi OX1 & OY1. BL1 lebih
rendah dari BL2 bukan biaya minimum
karena tidak menjangkau target IC1.
BL3 konsumen dapat mencapai tingkat
kepuasan yang lebih tinggi daripada IC1
Keseimbangan konsumen berada dititik E.
Teori Ordinal