Tugas Take Home Keperawatan Bencana

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

Nomor absen : 91

TUGAS TAKE HOME KEPERAWATAN BENCANA

“BANJIR”

Di susun oleh:

Siska Ayu Sukmawardani

30901602116

PROGRAM STUDI S1 ILMUKEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kondisi geografis dikota maupun kabupaten di Indonesia yang beragam mulai


dari suatu daerah yang terletak di dataran tinggi, dataran rendah, namun juga ada suatu
daerah yang memiliki dataran rendah dan juga dataran tinggi. Kondisi tersebut yang
menyebabkan Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai potensi bencana
alam yang tinggi. Bencana alam yang sering terjadi di Indonesia seperti gunung meletus,
banjir dan rob, tanah longsor, gempa bumi, hingga yang paling ekstrem adalah
gelombang tsunami.

Bencana alam yang sering sekali melanda banyak daerah di Indonesia yaitu
banjir. Banjir merupakan bencana alam yang sudah menjadi hal biasa bagi masyarakat
Indonesia, khususnya bagi mereka masyarakat di kota yang berada di pesisir pantai. Kota
yang berada di pesisir pantai biasanya kerap sekali terjadi bencana banjir. Hal ini
disebabkan karena dua hal yaitu antara perbuatan manusia atau memang benarbenar
merupakan bencana dari alam. Banjir yang atas perbuatan manusia adalah akibat dari
ulah masyarakat yang tidak bisa menjaga lingkungannya dengan baik. Sebagai contoh
adalah kebiasaan masyarakat yang membuang sampah ke sungai, hal ini yang ternyata
masih kurang diperhatikan oleh masyarakat bahwa mereka belum paham mengenai akibat
dari kebiasaan mereka jika membuang sampah ke sungai. Lalu banjir yang benar-benar
merupakan bencana alam contohnya adalah, curah hujan yang sangat tinggi dan juga
dalam kurun waktu yang lama, sehingga mengakibatkan debit air sungai meningkat tinggi
dan juga sistem drainase yang tidak dapat menampung derasnya air hujan yang turun,
sehingga mengakibatkan banjir di suatu daerah.

Bencana banjir yang terjadi di Semarang tiap tahunnya ini merupakan salah satu
permasalahan utama yang dihadapi oleh warga Semarang dan juga Pemerintah Kota
Semarang. Akibat dari bencana banjir inilah yang merugikan masyarakat Semarang baik
dari sisi materiil dan psikologis. Secara materiil warga yang terkena bencana banjir tiap
tahunnya harus kehilangan harta bendanya, dan secara psikologis akan berdampak juga
pada masyarakat. Dampak psikologis uni yang membuat pikiran dan hidup warga yang
sering terkena bencana banjir menjadi tidak tenang. Karena setiap kali hujan deras dalam
waktu yang lama, mereka pun was-was terhadap akibat dari hujan apakah akan datang
banjir atau tidak. Ketidaktenangan perasaan warga inilah yang merugikan mereka, karena
warga juga berhak mendapat ketenangan dalam hidupnya.

B. Tujuan

1. Menjelaskan definisi peristiwa alam.

2. Menjelaskan pengertian bencana banjir.

3. Menjelaskan dampak bencana banjir yang terjadi di Indonesia.

4. Menjelaskan cara mengatasi bencana banjir di Indonesia.


BAB II

KAJIAN DAN DESKRIPSI

A. Definisi bencana alam

Bencana alam dapat diartikan sebagai bencana yang diakibatkan oleh gejala
alam.Sebenarnya gejala alam merupakan gejala yang sangat alamiah dan biasa terjadi
pada bumi.Namun, hanya ketika gejala alam tersebut melanda manusia (nyawa) dan
segala produk budidayanya (kepemilikan, harta dan benda), kita baru dapat
menyebutnya sebagai bencana.

Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau


menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan
pernyataan: "bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan
ketidakberdayaan". Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak akan
menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa
bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam" juga
ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa
keterlibatan manusia.Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk
bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual,
sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat
manusia.

Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya


tinggi (hazard) serta memiliki kerentanan/kerawanan(vulnerability) yang juga tinggi
tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang berada disana
memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan
bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk
mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan serius yang hadir.Dengan
demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk yang
besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang cukup.

B. Definisi bencana banjir


Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi
dengan saluran pembuangan air yang memadai sehingga merendam wilayah-wilayah
yang tidak dikehendaki oleh orang-orang yang ada di sana. Banjir bisa juga terjadi
karena jebolnya sistem aliran air yang ada sehingga daerah yang rendah terkena
dampak kiriman banjir.

I. Jenis – Jenis Banjir


Banjir merugikan banyak pihak Berdasarkan sumber air yang
menjadi penampung di bumi, jenis banjir dibedakan menjadi tiga, yaitu banjir
sungai, banjir danau, dan banjir laut pasang.

1. Banjir Sungai
Terjadi karena air sungai meluap.

2. Banjir Danau
Terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol.

3. Banjir Laut pasang


Terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi.

C. Dampak bencana banjir

Bencana banjir yang terjadi di Indonesia menimbulkan dampak yang sangat


merugika, baik kerugian yang bersifat materi maupun kerugian yang bersifat
psikologis. Adapun efek atau akibat dari banjir yang terjadi di Indonesia adalah :

 Merusak struktur bangunan beserta isinya, Menyebabkan tanah longsor,


Kerusakan bangunan termasuk jembatan, sistem pembuangan limbah, jalan
raya, dan kanal

 Air bersih sulit dicari, Berkurangnya pasokan makanan bagi tumbuhan,


hewan dan manusia karena terisolasi oleh banjir dan Tanaman hancur akibat
terendam banjir. Hilangnya nyawa,

 Kerusakan infrastruktur juga sering kerusakan transmisi listrik dan kadang-


kadangpembangkit listrik, yang dapat mematikan daya.Kurangnya air bersih
dikombinasikan dengan kotoran manusia di perairan banji rmeningkatkan
risiko penyakit ditularkan melalui air, yang dapat mencakup penyakit
tifus,giardia, cryptosporidium, kolera dan penyakit lainnya tergantung pada
lokasi banjir.

 Kerusakan jalan dan infrastruktur transportasi dapat membuat sulit untuk


memobilisas bantuan kepada mereka yang terkena dampak atau untuk
memberikan pengobatan daruratkesehatan.

 Banjir biasanya menggenangi lahan pertanian, sehingga tanah tidak bisa


dijalankan danmencegah tanaman dari yang ditanam atau dipanen, yang dapat
menyebabkan kekuranganmakanan baik untuk manusia dan hewan
ternak.Kesulitan ekonomi akibat penurunan sementara di bidang pariwisata,
membangun kembalibiaya, atau kekurangan makanan menyebabkan kenaikan
harga setelah efek banjir yang parah.Dampak pada mereka yang terkena
dampak dapat menyebabkan kerusakan.Psikologis kepada para korban,
khususnya kematian, luka-luka serius dan kehilangan harta.

D. Cara mengatasi bencana banjir

Ada beberapa upaya untuk mencegah terjadinya banjir, yaitu:

1. Membuang sampah pada tempatnya. (2)

2. Membersihkan saluran air di sekitar rumah kita. (3)

3. Mengadakan kerja bakti untuk membersihkan seluruh saluran air di desa


kita. (4)

4. Mengadakan bakti sosial untuk membersihkan sungai-sungai.

5. Menanam pohon-pohon untuk membantu menyerap air hujan.

6. Menyediakan lahan berupa tanah untuk penyerapan air di kala hujan,


dengan kata lain.

7. Tidak menembok seluruh lahan di sekitar rumah, sebagian lagi dibiarkan


berupa tanah.

8. Membuat sumur-sumur resapan untuk menampung air hujan.


BAB III

PEMBAHASAN

1. Manajemen Bencana

Tahapan Manajemen Bencana

Manajemen bencana merupakan suatu proses terencana yang dilakukan untuk mengelola
bencana dengan baik dan aman melalui 3 (tiga) tahapan sebagai berikut:

1) Pra Bencana

Tahapan pra bencana ini merupakan tahapan manajemen bencana pada kondisi
sebelum kejadian atau pra bencana meliputi kesiagaan, peringatan dini, dan mitigasi :

1. Kesiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi


bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya
guna. Membangun kesiagaan adalah unsur penting, namun tidak mudah dilakukan
karena menyangkut sikap mental dan budaya serta disiplin di teman masyarakat.
Kesiagaan adalah tahapan yang paling strategis karena sangat menentukan ketahanan
anggota masyarakat dalam menghadapi datangnya suatu bencana.

2. Peringatan dini, langkah ini diperlukan untuk memberi peringatan kepada


masyarakat tentang bencana yang akan terjadi sebelum kejadian seperti banjir, gempa
bumi, tsunami, letusan gunung api atau badai terjadi.

3. Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana,


baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan

peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Mitigasi bencana adalah


upaya untuk mencegah atau mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat suatu
bencana, sehingga jelas bahwa mitigasi bersifat pencegahan sebelum kejadian.

2) Saat Kejadian Bencana


Saat peringatan dini ataupun tanpa peringatan sekalipun namun bencana tetap terjadi
maka di situlah diperlukan langkah-langkah seperti tanggap darurat untuk dapat
mengatasi dampak bencana dengan cepat dan tepat agar jumlah korban atau kerugian
dapat diminimalkan.

1. Tanggap Darurat: Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang


dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk
yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta
benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi,
penyelamatan, serta pemulihan sarana dan prasarana. Tanggap darurat adalah
tindakan segera yang dilakukan untuk mengatasi kejadian bencana. Tindakan ini
dilakukan oleh tim penanggulangan yang dibentuk di masing-masing daerah atau
organisasi. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam kondisi tanggap darurat
antara lain:

a) Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumberdaya,
sehingga dapat diketahui dan diperkirakan magnitude bencana, luas area yang terkena
dan diperkirakan tingkat kerusakannya

b) Penentuan status keadaan darurat bencana

c) Berdasarkan penilaian awal dapat diperkirakan tingkat bencana sehingga dapat


pula ditentukan status keadaan darurat. Jika tingkat bencana sangat besar dan
berdampak luas, mungkin bencana tersebut dapat digolongkan sebagai bencana
nasional

d) Penyelamatan dan evakuasi masyarakat yang terkena bencana

Langkah selanjutnya adalah melakukan penyelamatan dan evakuasi korban


bencana yaitu:

1) Pemenuhan kebutuhan dasar seperti sandang, pangan papan

2) Perlindungan terhadap kelompok rentan, yaitu anak-anak, orang tua, wanita, pasien
rumah sakit, dan warga yang dianggap lemah lainnya 3) Pemulihan dengan segera
sarana dan prasarana vital seperti saluran telepon, jaringan listrik, air minum, akses
jalan.

2. Penanggulangan Bencana: Selama kegiatan tanggap darurat, upaya yang dilakukan


adalah menanggulangi bencana yang terjadi sesuai dengan sifat dan jenisnya.
Penanggulangan bencana memerlukan keahlian dan pendekatan khusus menurut kognisi
dan skala kejadian. Tim tanggap darurat diharapkan mampu menangani segala bentuk
bencana. Oleh karena itu tim tanggap darurat harus diorganisir dan dirancang untuk dapat
menangani berbagai jenis bencana.

3) Pasca Bencana

Setelah bencana terjadi dan setelah proses tanggap darurat dilewati, maka langkah
berikutnya adalah melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi.

a. Rehabilitasi: Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua


aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang
memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama untuk
normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan
dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana. Di tingkat
industri atau perusahaan, fase rehabilitasi dilakukan untuk
mengembalikan jalannya operasi perusahaan seperti sebelum terjadi
bencana terjadi. Upaya rehabilitasi misalnya memperbaiki peralatan
yang rusak dan memulihkan jalannya perusahaan seperti semula.

b. Rekonstruksi: Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua


sarana dan prasarana, kelembagaan pada wilayah pasca-bencana baik
pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama
tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan
budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta
masyarakat dalam segala kegiatan aspek kehidupan bermasyarakat
pada wilayah pasca-bencana. Proses rekonstruksi tidak mudah dan
memerlukan upaya keras dan terencana dan peran serta semua
anggota masyarakat.
BAB IV

KESIMPULAN

Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi
dengan saluran pembuangan air yang memadai sehingga merendam wilayah-wilayah
yang tidak dikehendaki oleh orang-orang yang ada di sana. Banjir bisa juga terjadi
karena jebolnya sistem aliran air yang ada sehingga daerah yang rendah terkena
dampak kiriman banjir.
Bencana banjir yang terjadi di Indonesia selama ini tidak semata-mata
disebabkan oleh alam, namun juga disebabkan oleh perilaku manusia itu sendiri.
Dengan demikian, maka kita hraus menjaga alam kita dengan cara yaitu membuang
sampah ditempat sampah dan sebagainya sehingga di Indonesia sendirinya
khususnya daerah semarang terbebas dari banjir.
DAFTAR PUSTAKA

Darmadi, Damai. Sukidin. (2009). Administrasi Publik. LaksBang PRESSindo.


Kusumasri, Bevola. 2014. Manajemen Bencana dan Kapabilitas Pemerintah Lokal. Yogyakarta:
Gava Media.
Pasolong, Harbani. (2007). Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta.
Ramli, Soehatman. 2010. Pedoman Praktis Manajemen Bencana. Jakarta: Dian Rakyat.
Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: PT Grasindo.
Thoha, Miftah. 2008. Ilmu Administrasi Publik Kontemporer. Jakarta: Prenada Media Grup.

Anda mungkin juga menyukai