Laporan Praktikum Faktor Pembatas FIX

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum

Dasar-dasar Ekologi

FAKTOR PEMBATAS

Nama : Aldhi Maulana Malik

NIM : G011191166

Kelas : Dasar - Dasar Ekologi I

Kelompok : 17

Asisten : 1. Zulkifli

2. Andi

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTNIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lingkungan yang ada di sekitar organisme itu, yang secara langsung atau
tidak langsung mempengaruhi kehidupan organisme itu. Hal ini menunjukkan
tingkatan organisasi kehidupan ekosistem yang mencakup organisme dan
lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen tersebut saling mempengaruhi dan
berinteraksi. Interaksi sendiri adalah suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi
sewaktu dua atau lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain.
Interaksi antarkomponen ekologi dapat merupakan interaksi antarorganisme,
antarpopulasi, dan antarkomunitas serta dengan lingkungan sekitarnya.
Berbagai hal disekeliling organisme selalu mempengaruhi setiap
organisme didalam habitat tersebut. Faktor lingkungan adalah setiap faktor yang
berpengaruh terhadap kehidupan organisme tersebut disebut. Lingkungan
mempunyai dimensi ruang dan waktu, yang berarti kondisi lingkungan tidak
mungkin seragam baik dalam arti ruang maupun waktu. Kondisi lingkungan akan
berubah sejalan dengan perubahan ruang, dan sejalan dengan perubahan waktu.
Suatu organisme yang mencerminkan keseluruhan toleransinya terhadap seluruh
kumpulan variabel lingkungan yang dihadapi organisme tersebut dapat diakatakan
keberhasilan untuk bertahan hidup dan bereproduksi. Maksudnya adalah setiap
organisme harus mampu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya.
Ada dua hukum yang berkenaan dengan faktor lingkungan sebagai faktor
pembatas bagi organisme, yaitu Hukum Minimum Liebig dan Hukum Toleransi
Shelford. Namun pada tulisan ini hanya akan dibahas Hukum Toleransi Shelford.
Pada Hukum Toleransi Shelford kekurangan atau kelebihan yaitu kuantitatif
maupun kualitatif beberapa faktor yang mendekati batas toleransinya dapat
menentukan kegagalan suatu organisme dalam mempertahankan hidupnya.
Jumlah yang berpengaruh adalah bukan hanya jumlah sedikit atau rendah yang
bersifat membatasi tetapi juga dalam jumlah yang berlebihan atau tinggi. Kisaran
minimum merupakan batas toleransi digambarkan sebagai Hukum Toleransi
Shelford. Keberadaan dan penyebaran organisme tersebut dapat diketahui dengan
mengetahui kisaran toleransi suatu organisme.
Berdasarkan uraian di atas maka dalam kesempatan kali ini kami melakukan
pengamatan tentang Faktor Pembatas untuk mengetahui dampak dari faktor
pembatas bagi pertumbuhan tanaman, faktor-faktor pembatas bagi pertumbuhan
tanaman, faktor pembatas cahaya dan air. Dengan demikian, dapat ditelusuri dan
memantau adanya faktor pembatas yang terjadi secara langsung.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui aspek faktor pembatas cahaya
dan air sebagai komponen utama lingkungan tanaman dan pengaruhnya terhadap
pertumbuhan tanaman pada tahap awal.
Adapun kegunaan percobaan ini yaitu diharapkan agar mahasiswa dapat
memberikan pengetahuan tentang batas-batas toleransi tanaman terhadap cahaya
dan air, dimana cahaya dan air mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengaruh Air Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Tanaman membutuhkan kondisi lingkungan yang sesuai untuk
pertumbuhan dan perkembangannya. Kondisi lingkungan tempat tanaman berada
selalu mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi mungkin saja masih berada
dalam batas toleransi tanaman tersebut, tetapi seringkali tanaman mengalami
perubahan lingkungan yang menyebabkan menurunnya produktivitas bahkan
kematian tanaman. Jadi setiap tanaman memiliki faktor pembatas dan daya
toleransi terhadap lingkungan (Song, Nio dan Banyo, 2011).
Ketersediaan air adalah salah satu cekaman abiotik yang dapat menghambat
atau memperlambat pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Air
merupakan faktor utama yang berperan dalam proses fisiologi tanaman. Air
merupakan bagian dari protoplasma dan menyusun 85-90% dari berat keseluruhan
jaringan tanaman. Air juga merupakan reagen yang penting dalam fotosintesis dan
dalam reaksi hidrolisis. Di samping itu air juga merupakan pelarut garam-garam,
gas-gas dan zat-zat lain yang diangkut antar sel dalam jaringan untuk memelihara
pertumbuhan sel dan mempertahankan stabilitas bentuk daun. Air juga berperan
dalam proses membuka dan menutupnya stomata (Song, Nio dan Banyo, 2011).
2.2. Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Cahaya matahari merupakan sumber energy bagi berbagai proses yang
terjadi di permukaan bumi. Khusus bagi kehidupan tanaman yang merupakan
organisme autotroph yang dapat menyediakan makanan organisme lain dalam
bentuk zat organic melalui proses fotosintesis dan fotorespirasi. Pengaruh cahaya
memiliki arti penting bagi pertumbuhan tanaman, terutama peranannya dalam
kegiatan-kegiatanfisiologis (Jumin, 1989).
. Cahaya berperan penting dalam pembentukan klorofil, sehingga menjadi
salah satu faktor pembatas pembentukan klorofil. Apabila lingkungan subur, air
tersedia dan suhu sesuai maka cahaya matahari yang merupakan faktor pembatas
pertumbuhan, karena terdapat hubungan antara radiasi dan hasil fotosintesis
tanamann (Setyanti, 2013).
Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat penting sebagai sumber
energi utama bagi ekosistem. Bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya
matahari sangat berperan dalam proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses
dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan
akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan (Puspitasari, 2012).
2.3. Faktor Pembatas pada Tanaman
Menurut Hutagalung (2010) faktor-faktor pembatas yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman yaitu:
1. Tempratur/suhu
Beberapa organisme dapat hidup pada temperatur yang rendah sekali.
Sedangkan beberapa microorganisme, terutama bakteri dan algae dapat hidup dan
berkembang pada musim-musim semi. Organisme yang hidup di air umumnya
mempunyai batas toleransi lebih sempit terhadap suhu daripada hewan yang hidup
di darat, sehingga temperatur penting dan sering kali merupakan faktor pembatas.
Semua proses-proses kimia dalam metabolisme seperti difusi,pembentukan
dinding sel tergantung pada suhu. Kalau temperatur melampaui minimum,
pernafasan dapat berhenti dan menyebabkan kematian. Pengaruh temperatur di
dalam metabolisme, tidak hanya tentang lajunya tetapi juga mengenai produk
yang dihasilkannya.
2. Cahaya
Cahaya adalah sumber energi, tetapi juga suatu pembatas pada kedua
tingkat maksimum dan minimum. Oleh karena itu cahaya sebagai faktor pembatas
dan pengontrol. Intensitas cahaya mengontrol seluruh ekosistem melalui
pengaruhnya pada produksi primer. Berdasarkan kebutuhan cahaya dikenal:
a. tumbuhan perlu cahaya penuh (light demanding)
b. tumbuhan yang toleran dan setengah toleran
3. Air
Dari sudut ekologis terutama sebagai faktor pembatas curah hujan sebagian
besar ditentukan oleh geografi dan pola gerakan udara yang besar atau sistem
iklim. Penyebaran curah hujan sepanjang tahun merupakan faktor pembatas yang
sangat penting untuk kehidupan suatu organisme.
2.4. Hukum Faktor Pembatas
1. Hukum Minimum Liebig
Tanaman tidak ditentukan oleh unsur hara N, P, K yang diperlukan dalam
jumlah banyak tetapi oleh mineral seperti magnesium yang diperlukan dalam
jumlah sedikit oleh tanaman. Hukum Minimum Liebig telah diterapkan pada
program pengendalian lingkungan terhadap organisme. Namun, Hukum Minimu
Liebig hanya dapat diterapkan pada habitat atau ekosistem dengan arus energi dan
mteri yang simbang. Fosfor merupakan faktor pembatas bagi organisme perairan.
Pencegahan eutrofikasi dapat dengan menguruangi kandungan bahan organik dan
unsur hara di perairan sehinga perumbuhan organisme seperti Fitoplanktin dan
Makrophyta terhambat (Yudi Miftahul. 2013).
2. Hukum Toleransi Shelford
Kegagalan suatu organisme dalam mempertahankan hidupnya dapat
ditentukan oleh kekurangan atau kelebihan (kuantitatif dan kualitatif) beberapa
faktor yang mendekati batas toleransinya. Bukan hanya dalam jumlah sedikit atau
rendah yang bersifat membatasi tetapi juga dalam jumlah yang berlebihan atu
tinggi. Kisaran minimum merupakan batas toleransi digambarkan sebagai Hukum
Toleransi Shelford (1913). Dengan mengetahui kisaran toleransi suatu organisme
dapat diketahui keberadaan dan penyebaran (distribusi) organisme tersebut (Yudi
Miftahul. 2013).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Tempat Dan Waktu
Praktikum dilaksanakan pada hari/tanggal, jumat 20 september 2019 pada
pukul 16.00 WITA yang bertempat di Teaching Farm. Serta Pengamatan
dilaksanakan setiap 7 hari sekali pada pukul 08.00 WITA bertempat di Teacing
Farm.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah meteran, cangkul, sokop,
parang, ember, oven, timbangan dan alat tulis menulis. Adapun bahan yang
digunakan pada praktikum ini adalah pupuk kandang, polybag (30 x 40) cm, benih
dan tanah.
3.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Membersihkan lahan yang akan digunakan.
2. Mengisi polybag dengan media tanam berupa tanah dan pupuk kandang
(2:1) kemudian jenuhkan.
3. Merendam benih yang akan digunakan.
4. Melakukan penanaman sesuai perlakuan dan tempatkan secara acak pada
polybag.
5. Melakukan penyulaman jika ada tanaman yang mati.
6. Melakukan penyiangan jika ada gulma.
7. Menyiram pada sore hari.
8. Mengamati mulai umur 7 HST hingga akhir percobaan dengan selang 2
minggu sekali.
3.4. Komponen Pengamatan
1. Tinggi Tanaman (cm)
2. Jumlah daun (helai)
3. Berat Kering (g)
3.5 Perlakuan
Perlakuan yang dicobakan :
1. Faktor Pembatas Cahaya
A1 = Intensitas Cahaya 0 %
A2 = Intensitas Cahaya 100 %
2. Faktor Pembatas Air
B1 = Pemberian Air Setiap Hari
B2 = Pemberian Air Setiap 3 Hari
B3 = Pemberian Air Setiap 5 Hari
B4 = Pemberian Air Setiap 7 Hari
Tiap perlakuan terdiri atas 2 polybag sehingga terdapat 12 polybag dan
setiap polybag terdiri atas 3 tanaman.
DAFTAR PUSTAKA

Hutagalung. Ekologi Dasar. Erlangga: Jakarta, 2010.


Nio Song Ai Dan Yunia Banyo. 2011. Konsentrasi Klorofil Daun Sebagai
Indikator Kekurangan Air Pada Tanaman: Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11 No.
2. Universitas Samratulangi. Manado.
Puspitasari, Ervin dkk. 2012. Program Kreatifitas Mahasiswa: Pengaruh
Intensitas Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kedelai
(Glycine Max) Bidang Kegiatan Pkm Artikel Ilmiah (Pkm-Ai). Institut
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan PGRI. Madiun .
Rohmani, Yudi Miftahul. 2013. Jurnal Faktor Pembatas: Vol. 1, No. 1, P: 1-6.
Setyanti, Y.H.S dkk. 2013. Karakteristik Fotosintetik Dan Serapan Fosfor
Hijauan Alfalfa (Medicago Sativa) Pada Tinggi Pemotongan Dan
Pemupukan Nitrogen Yang Berbeda: Animal Agriculture Journal, Vol. 2.
No. 1.p 86 – 96. Universitas Diponegoro. Semarang.

Anda mungkin juga menyukai