Nilai Islam

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 43

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Nilai – Nilai Islam

1. Pengertian Nilai Dalam Islam

Pada dasarnya konsep umum yang ada dalam masyarakat kita

tentang istilah nilai merupakan konsep ekonomi. Hubungan suatu

komoditi atau jasa dengan barang yang mau dibayarkan seseorang untuk

memunculkan konsep nilai. Sedangkan mkna spesifikasi nilai dalam

ekonomi adalah segala sesuatu yang diminta dan diinginkan oleh

manusia yang dapat memenuhi kebutuhan, maka barang itu mengandung

nilai.1

Akan tetapi makna nilai dalam pembahasan ini berbeda dengan

konsep nilai dalam bidang ekonomi bank karena pembahasan ini

berobjek pada manusia dan perilakunya, maka kita akan berbicara

mengenai hal – hal yang dapat membantu manusia agar lebih bernilai

dari sudut pandang Islam.

Menurut Zakiyah Darajat, mendefinisikan nilai adalah suatu

perangkat keyakinan atau perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas

yang memberikan corak yang khusus kepada pola pemikiran dan

perasaan, keterikatan maupun perilaku.2

1
M.Taqi Mishbah, Monoteisme Sebagai Sistem Nilai dan Aqidah Islam, (Jakarta
:Lentera,1984),h.111
2
Zakiah Darajat, Dasar-dasar Agama Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1984), h. 260

17
18

Kalau definisi nilai merupakan suatu keyakinan atau identitas

secara umum, maka penjabarannya dalam bentuk formula, peraturan atau

ketentuan pelakasanaannya disebut dengan norma. Dengan kata lain,

norma merupakan penjabaran dari Nilai sesuai dengan sifat dan tata nilai.

Adapun definisi nilai yang benar dan dapat diterima secara universal

menurut Linda dan Ricard Eyre adalah sesuatu yang menghasilkan

perilaku dan perilaku berdampak positif baik yang menjalankan maupun

bagi orang lain.

2. Nilai Yang Terkandung Dalam Islam

Luasnya meteri ajaran agama Islam haruslah dipahami oleh seorang

mukmin yang ingin mengamalkan ajaran Islam secara khaffah, akan

tetapi ari kesemuanya itu yang juga penting untuk diketahui adalah

pemahaman tentang nilai – nilai atau unsur – unsur yang terkandung

dalam agama Islam.

Pendidikan Islam dikalangan umatnya merupakan salah satu bentuk

manifestasi cita-cita hidup Islam untuk melestarikan, mengalihkan,

menanamkan, dan mentransformasikan nilai-nilai Islam kepada pribadi

penerusnya. Dengan demikian pribadi seorang muslim pada hakikatnya

harus mengandung nilai-nilai yang didasari atau dijiwai oleh iman dan

taqwa kepada Allah SWT sebagai sumbermutlak yang harus ditaati.

Ketaatan kepada kekuasaan Allah SWT yang mutlak itu

mengandung makna sebagai penyerahan diri secara total kepadanya. Dan

bila manusia telah bersikap menghambakan diri sepenuhnya kepada


19

Allah, berarti ia telah berada dalam dimensi kehidupan yang dapat

mensejahterakan kehidupan didunia dan membahagiakan kehidupan di

akhirat.

Adapun dimensi kehidupan yang mengandung nilai – nilai ideal

Islam dapat dikategorikan kedalam tiga kategori, yaitu :

a. Dimensi yang mengandung nilai yang meningkatkan kesejahteraan

hidup manusia didunia.

b. Dimensi yang mengandung nilai yang mendorong manusia untuk

meraih kehidupan di akhirat yang membahagiakan.

c. Dimensi yang mengandung nilai yang dapat memadukan antara

kepentingan hidup duniawi dan ukhrawi.3

Dari dimensi nilai-nilai kehidupan tersebut, seharusnya ditanam

tumbuhkan didalam pribadi muslim secara seutuhnya melalui

prosespembudayaan secara paedagogis dengan sistem atau struktur

kependidikan yang beragam. Dari sinilah dapat kita ketahui bahwa

dimensi nilai - nilai Islam yang menekankan keseimbangan dan

keselarasan hidup duniawi ukhrawi menjadi landasan ideal yang hendak

dikembangkan/dibudayakan dalam pribadi muslim melalui pendidikan

sebagai alat pembudayaan.

Adapun nilai-nilai pendidikan Islam pada dasarnya berlandaskan

pada nilai-nilai Islam yang meliputi semua aspek kehidupan. Baik itu

mengatur tentang hubungan manusia, dan hubungan manusia dengan

3 M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1993), h. 120


20

lingkungannya. Dan pendidikan disini bertugas untuk mempertahankan,

menanamkan, dan mengembangkan kelangsungan berfungsinya nilai-

nilai Islam tersebut.

Adapun nilai – nilai Islam apabila ditinjau dari sumbernya, maka

digolongkan menjadi dua macam, yaitu :

a) Nilai Ilahi adalah nilai yang bersumber dari Al-Qur‟an dan hadits.

Nilai ilahi dalam aspek teologi (kaidah keimanan) tidak akan

pernah mengalami perubahan, dan tidak berkecenderungan untuk

berubah atau mengikuti selera hawa nafsu manusia. Sedangkan

aspek alamiahnya dapat mengalami perubahan sesuai dengan

zaman dan lingkungannnya.

b) Nilai Insani Nilai insani adalah nilai yang tumbuh danberkembang

atas kesepakatan manusia. Nilai insani ini akan terus berkembang

ke arah yang lebih maju dan lebih tinggi. Nilai ini bersumber

darira‟yu, adat istiadat dan kenyataan alam.4

Perlu kita ketahui, sumber nilai-nilai yang tidak berasal dari Al-

Qur‟an dan Hadits, dapat digunakan sepanjang tidak menyimpang atau

dapat menunjang sistem nilai yang bersumber pada Al-Qur‟an dan

Hadits. Sedangkan nilai bila ditinjau dari orientasinya dikategorikan

kedalam empat bentuk nilai yaitu:

a) Nilai etis Nilai etis adalah nilai yang mendasari orientasinya pada

ukuran baik dan buruk.

4
Muhaimin, Abd. Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung : Bumi Aksara, 1991), h 111
21

b) Nilai Pragmatis Nilai Pragmatis adalah nilai yang mendasari

orientasinya pada berhasil atau gagalnya.

c) Nilai Efek Sensorik Nilai efek sensorik adalah nilai yang mendasari

orientasinya pada hal yang menyenangkan atau menyedihkan.

d) Nilai Religius Nilai religius adalah nilai yang mendasari

orientasinya pada dosa dan pahala, halal dan haramnya

Kemudian sebagian para ahli memandang bentuk nilai berdasarkan

bidang apa yang dinilainya, misalnya nilai hukum, nilai etika, nilai

estetika, dan lain sebagainya. Namun pada dasarnya, dari sekian nilai

diatas dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:

a. Nilai formal

Nilai formal, yaitu nilai yang tidak ada wujudnya, tetapi

memiliki bentuk, lambang, serta simbol – simbol. Nilai ini terdiri

dari dua macam yaitu nilai sendiri dan nilai turunan.

b. Nilai material

Nilai material, yaitu nilai yang berwujud dalma kenyataan

pengalaman rohani dan jasmani. Nilai ini juga terbagi menjadi dua

macam yaitu : nilai rohani yang terdiri dari : nilai logika, nilai estetika,

nilai etika, dan nilai religi, yang kedua yakni nilai jasmani yang terdiri

dari :niali guna, nilai hidup, dan nilai ni‟mat.

Dan untuk memperjelas nilai – nilai diatas maka akan dirinci

mengenai nilai – nilai yang mendominasi jika ditinjau dari segala sudut

pandang, yaitu antara lain :


22

1. Nilai Etika

Nilai etika adalah nilai yang mempunyai tolak ukur baik atu

buruk. Sedangkan pandangan baik dan buruk dalam nilai etika

sangatlah beragam,. Hal ini karena sudut pandang tinjauannya

berbeda.

2. Nilai Estetika

Nilai estetika ini mutlak dibutuhkan oleh manusia, karena

merupakan bagian hidup manusia yang tak terpisahkan, yang dapat

membangkitkan semangat baru dan gairah berjuang. Nilai ini

merupakan fenomena sosial yang lahir dari rangsangan cipta dalam

rohani seseorang . rangsangan tersebut untuk memberikan ekspresi

dalam bentuk cipta dari suatu emosi, sehingga akan melahirkan rasa

yang disebut dengan indah..

3. Nilai Logika

Nilai logika merupakan nilai yang banyak mencakup

poengetahuan, penelitian, keputusan, penuturan, pembahasan, teori

atau cerita. Nilai ini bermuara pada pencarian kebenaran.

4. Nilai religi

Nilai religi merupakan tingkatan integritas kepribadian yang

mencapai tingkat budi, juga sifatnya mutlak kebenarannya, universal,

dan suci.5

5
Muhaimin, Abd. Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung : Bumi Aksara, 1991), h 114
23

Jadi, dari sekian banyak nilai yang disebutkan , untuk mengetahui

bentuk – bentuk kongkrit dari nilai – nilai itu, maka kita harus dapat

melihat nilai dari sudut pandang mana kita meninjaunya. Karena hal ini

mempermudah bagi kita semua untuk mengetahui apakah sesuatu yang

kita lakukan sudah mengandung nilai – nilai Islam atua belum.

3. Nilai – Nilai Ajaran Islam

a. Sabar

Sabar diambil dari kata mengumpulkan, memeluk, atau

merangkul. Sebab orang yang sabar itu yang merangkul atua

memeluk dirinya dari keluh kesah. Ada pula kata shabrah yang

tertuju pada makanan. Pada dasarnya dalam sabar itu memiliki tiga

arti, menahan, keras, mengumpulkan, atau merangkul, sedang lawan

sabar adalah keluh kesah.6

Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, sabar artinya menahan

diri dari rasa gelisah , cemas dan amarah; menahan lidah dari keluh

kesah ; menahan anggota tubuh dari kekacauan. Menurut Ahmad

Mubarok, pengertian sabar adalah tabah hati tanpa mengeluh dalam

menghadapi godaan dan rintangan dalam jangka waktu tertentu

dalam rangka mencapai tujuan.

Dalam agama, sabar merupakan satu diantara stasiun – stasiun

(maqamat) agama, dan satu anak tangga dari tangga seorang salik

dalam mendekatkan diri kepada Allah. Struktur maqamat agama

6 Muhammad Rabbi Muhammad Jauhari, Keistimewaan Akhlak Islami, terj. Dadang Sobar Ali,
(Pustaka Setia, Bandung, 2006), hlm. 342
24

terdiri dari (1) pengetahuan yang dapat dimisalkan sebagai pohon, (2)

sikap yang dapat dimisalkan sebagai cabangnya, dan (3) perbuatan

yang dapat dimisalkan sebagai buahnya. Seseorang bisa bersabar bila

dalam dirinya sudah terstruktur maqamat itu. Sabar bisa bersifat fikis,

bisa juga bersifat psikis.

Karena sabar bermakna kemampuan mengenadalikan emosi,

maka nama sabar berbeda – beda tergantung obyeknya

1. Ketabahan menghadapi musibah, sisebut sabar, kebalikannya

adalah gelisah (gaza’) dan keluh kesah (hala’)

2. Kesabaran menghadapi godaan hisup nikmat disebut, mampu

menahan diri (dlobith an nafs), kebalikannya adalah ketidak

tahanan (bather)

3. Kesabaran dan peperangan disebut pemberani, kebalikannya

disebut pengecut

4. Kesabaran dalam menahan marah disebut santun (hilm),

kebalikannya disebut pemarah (tazammur)

5. Kesabaran dalam menghadapi bencana yang mencekam disebut

lapang dada, kebalikannya disebut sempit dadanya

6. Kesabaran dalam mendengar gossip disebut mampu

menyembunyikan rahasia (katum)

7. Kesabaran terhadap kemewahan disebut zuhud, kebalikannya

disebut serakah, loba(al hirsh)


25

8. Kesabaran dalam menerima yang sedikit disebut kaya hati

(qana’ah), kebalikannya disebut tamak, rakus syarahun)7

Seorang mukmin yang sabar tidak akan berkeluh kesah dalam

menghadapi segala kesusahan yang menimpanya serta tidak akan

menjadi lemah atau jatuh gara-gara musibah dan bencana yang

menderanya. Allah SWT. telah mewasiatkan .kesabaran kepadanya

serta mengajari bahwa apa pun yang menimpanya pada kehidupan

dunia hanyalah merupakan cobaan dari-Nya supaya diketahui orang-

orang yang bersabar.

Kesabaran mengajari manusia ketekunan dalam bekerja serta

mengerahkan kemampuan untuk merealisasikan tujuan-tujuan

amaliah dan ilmiahnya. Sesungguhnya sebagian besar tujuan hidup

manusia, baik di bidang kehidupan praksis misalnya sosial, ekonomi,

dan politik maupun di bidang penelitian ilmiah, membutuhkan

banyak waktu dan banyak kesungguhan. Oleh sebab itu, ketekunan

dalam mencurahkan kesungguhan serta kesabaran dalam menghadapi

kesulitan pekerjaan dan penelitian merupakan karakter penting untuk

meraih kesuksesan dan mewujudkan tujuan-tujuan luhur.8

7
Achmad Mubarok, Psikologi Qur’ani, Pustaka Firdaus, Jakarta, 2001, hlm 73-74
8
Muhammad Utsman Najati, Hadits dan Ilmu Jiwa, terj. Zaka alfarizi, Pustaka, Bandung,
2005, hlm 467
26

b. Tawakal

Tawakal (bahasa Arab: ‫ )تْ ُكل‬atau tawakkul dari kata wakala

dikatakan, artinya, „meyerah kepadaNya‟.9

Tawakkal adalah suatu sikap mental seorang yang merupakan

hasil dari keyakinannya yang bulat kepada Allah, karena di dalam

tauhid ia diajari agar meyakini bahwa hanya Allah yang menciptakan

segala-galanya, pengetahuanNya Maha Luas, Dia yang menguasai

dan mengatur alam semesta ini. Keyakinan inilah yang

mendorongnya untuk menyerahkan segala persoalannya kepada

Allah. Hatinya tenang dan tenteram serta tidak ada rasa curiga,

karena Allah Maha Tahu dan Maha Bijaksana.10

Tawakal tidak didapati kecuali sesudah mengimani empat hal

yang merupakan rukun-rukun tawakal yaitu.

1. Beriman bahwa Al Wakil Maha Mengetahui segala apa yang

dibutuhkan oleh si muwakkil (yang bertawakal).

2. Beriman bahwa Al Wakil Maha Kuasa dalam memenuhi

kebutuhan muwakkil.

3. Beriman bahwa Dia tidak kikir.

4. Beriman bahwa Dia memiliki cinta dan rahmat kepada

muwakkil.11

9
Abdullah bin Umar Ad-Dumaiji, At-Tawakkal Alallah Ta’al (Jakarta : PT Darul Falah, 2006),
hal 1
10
Labib Mz, Rahasia Kehidupan Orang Sufi, Memahami Ajaran Thoriqot & Tashowwuf
(Surabaya: Bintang Usaha Jaya), hal 55
11
Imam Khomeini, Insan Ilahiah; Menjadi Manusia Sempurna dengan Sifat-sifat Ketuhanan :
Puncak Penyingkapan Hijab-hijab Duniawi (Jakarta : Pustaka Zahra, 2004), hal 210
27

Selain rukun tawakkal adapula derajat – derajat tawakal.

Pertama, keyakinannya kepada Allah seperti keyakinannya kepada

wakil yang telah dikenal kebenarannya, kejujurannya, perhatian,

petunjuk dan kasih sayangnya. Kedua, keadaanya terhadap Allah

SWT seperti keadaan anak kecil kepada ibunya. Ia tidak mengenal

selain ibunya dan segala urusan hanya mengandalkannya. Ia adalah

pikiran pertama yang terlintas dihatinya. Kedudukan ini menuntut

manusia untuk tidak berdoa dan tidak memohon kepada selain Allah

SWT. Kerena percaya pada kemurahan-Nya dan kasih sayang-Nya.

Ketiga, seperti pucatnya orang sakit, yang bisa terus berlangsung dan

terkadang lenyap. Jika engkau katakan apakah hamba boleh

berencana dan mengandalkan sebab-sebab.Maka ketahuilah bahwa

kedudukan ketiga menolak perencanaan secara berlangsung selama ia

tetap dalam keadaan itu. Kedudukan kedua menolak perencanaan,

kecuali dari segi pengandalan kepada allah SWT dengan berdoa dan

merengek seperti anak kecil yang hanya memanggil ibunya.12

c. Taubat

Kata Taubat secara etimologis adalah berasal dari kata -‫تبة‬

‫تْبت‬-‫ ٗتْة‬yang berarti „kembali dan menyerah‟. Ini sebagaimana

dalam ungkapan, “seseorang telah bertaubat” yang artinya seseorang

itu telah kembali dari berbuat dosa. Dalam keadaan yang demikian ia

menjadi orang yang bertaubat. Dalam kamus bahasa Indonesia taubat

12
Imam Ghazali, Ihya’ Ulumuddin (Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 2004), 247
28

berarti sadar dan menyesal akan dosa (perbuatan salah atau jahat) dan

berniat akan memperbaiki tingkah laku dan perbuatan tersebut. Yaitu

berjanji tidak akan mengulangi kejahatan yang pernah dilakukan.

Taubat mendapat porsi perhatian yang sangat besar dalam Al-Qurân,

sebagaimana tertuang di berbagai ayat dari surat Makiyyah maupun

Madaniyyah.

Taubat jika dinisbahkan kepada hamba mengandung arti,

kembalinya seorang hamba kepada Allah SWT setelah sebelumya

melakukan maksiat terhadap ketaatan. Sedangkan bila dinisbahkan

kepada Allah SWT, maka itu artinya Allah SWT menerima taubat,

memaafkan, serta mengampuni kesalahan hambanya. Sebagaimana

firman Allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 117:

‫ع ِت‬ َ ِٖ‫بس الهزِٗيَ ات ه َبعٍُُْ ف‬


َ ‫سب‬ ِ ‫ص‬ ِ َِ ‫ٖ َّ ْال ُو‬
َ ًْ ‫بج ِشٗيَ َّاأل‬ ِّ ‫علَٔ الٌه ِب‬ ‫بة ه‬
َ ُ‫اَّلل‬ َ َ ‫لَقَ ْذ ت‬

‫علَ ْ٘ ِِ ْن ِإًهَُ ِب ِِ ْن‬ َ َ ‫ق ِه ٌْ ُِ ْن ث ُ هن ت‬


َ ‫بة‬ ُ ُ‫ْالعُس َْش ِة ِه ْي َب ْع ِذ َهب َكبدَ َٗ ِزٗ ُغ قُل‬
ٍ ٗ‫ْة فَ ِش‬

)١١١( ‫ّف َس ِح٘ ٌن‬


ٌ ‫َس ُء‬

Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang


muhajirin dan orang-orang anshar yang mengikuti Nabi dalam
masa kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka hampir
berpaling, kemudian Allah menerima taubat mereka itu.
Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
kepada mereka.

Allah SWT bersifat al-Tawwâb, artinya maha pengampun; Dia

memberi ampunan terhadap hamba-hamba-Nya. Kata tâba dalam

tâballah ‘alaih artinya : Allah mengampuni seseorang dan


29

menyelamatkannya dari kemaksiatan. Sedangkan kata tawwâb jika

digunakan sebagai kata keterangan yang disandarkan kepada

manusia, maka artinya ialah: ia banyak kembali kepada Allah.13

Sedangkan taubat menurut imam al-Ghazali adalah:

“menyadari bahwa dirinya telah berdosa, menyesal, segera

menghentikan perbuatan dosa tersebut, dan bertekad tidak

mengulanginya lagi.Taubat merupakan pelaksanaan hal-hal

tersebut.14

Perlu diperhatikan pula bahwa sebagian orang memaknai

taubat ini hanya dengan asumsi bahwa seseorang harus melakukan

dosa besar terlebih dahulu baru setelah itu diharuskannya bertaubat.

Dengan demikian akan timbul pertanyaan, “untuk apa saya bertaubat

jika tidak melakukan dosa”? Pemahaman seperti itu sangat perlu

diluruskan karena sesungguhnya taubat berlaku bagi semua tingkat

keimanan, pelaku dosa besar wajib taubat, pelaku dosa kecil wajib

taubat dan orang yang bertaubatpun sangat perlu memperbaharui

taubatnya setiap waktu. Karena taubat itu sudah menjadi kewajiban

yang mengharuskan manusia untuk selalu kembali kepada Allah

SWT setiap hari baik siang maupun malam. Ini sesuai dengan firman

Allah SWT dalam Al-Qurân surat at-Tahrim ayat 8:

13
Ibrahim al- Karazkani, Taman Orang-Orang Yang Bertaubat (Jakarta: Pustaka Zahra
2005) Cet,1,hlm 21
14
Imam Ghazali, Ihya Ulumu al-Diin, ( Dâr Ihya Al-Kutb Arabiyah, Beirut juz II ) hal.15.
30

‫سٔ َس ُّب ُك ْن أ َ ْى ُٗ َك ِفّ َش‬


َ ‫ع‬ ‫َٗب أَُّٗ َِب الهزِٗيَ آ َهٌُْا تُْبُْا ِإلَٔ ه‬
ُ ًَ ً‫اَّللِ ت َ ْْ َبت‬
َ ‫صْ ًحب‬

ٕ‫بس َٗ ْْ َم ال ٗ ُْخ ِز‬ ٍ ‫سِّ٘ئَب ِت ُك ْن َُّٗذ ِْخلَ ُك ْن َجٌهب‬


ُ َِ ًْ ‫ث ت َ ْج ِشٕ ِه ْي تَ ْح ِت َِب األ‬ َ ‫ع ٌْ ُك ْن‬
َ

َ‫ْس ُُ ْن َٗ ْس َعٔ َبْ٘يَ أ َ ْٗذِٗ ِِ ْن َّ ِبأ َ ْٗ َوب ًِ ِِ ْن َٗقُْلُْى‬


ُ ًُ َُ‫ٖ َّالهزِٗيَ آ َهٌُْا َه َع‬
‫اَّللُ الٌه ِب ه‬
‫ه‬

َ ‫علَٔ ُك ِّل‬
ٌ ‫ش ْٖءٍ قَذ‬
)٨( ‫ِٗش‬ َ ًُ ‫َسبهٌَب أَتْ ِو ْن لٌََب‬
َ ‫ْسًَب َّا ْغ ِف ْش لٌََب ِإًه َك‬
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah
dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).
Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-
kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah
tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang
bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan
di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya
Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan
ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas
segala sesuatu.

Taubat juga merupakan cara atau penebusan dosa hamba

terhadap tuhannya sebagaima dalam hadis yang dicertitakan oleh

Muhammad Ibn Shabah:

َ ‫ع ْب ِد ٍِ ِح‬
‫ٍي‬ َ َ ‫سله َن َ هَّللُ أ‬
َ ‫شدُّ فَ َس ًحا ِبت َ ْْ َب ِت‬ َ َّ َِ ٍْ َ‫عل‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫اَّلل‬ َ ِ‫اَّلل‬‫ه‬ ُ ‫قَا َل َز‬
‫سْ ُل‬
ٌَُْ ‫ض فَ ََل ٍة َفا ًْفَلَتَتْ ِه‬ ِ ‫احلَ ِت َِ ِبأ َ ْز‬ ِ ‫علَى َز‬ َ ‫َاى‬ َ ‫ِه ْي أ َ َح ِد ُك ْن ك‬
َِ ٍْ ‫ْب ِإ َل‬ ُ ُ ‫ٌَت‬
‫ط َج َع فًِ ِظ ِلّ َِا‬َ ‫ض‬ ْ ‫ش َج َسةً فَا‬َ ‫س ِه ٌْ َِا فَأَتَى‬ َ ٌِ َ ‫ط َعا ُهَُ َّش ََسابَُُ فَأ‬َ ‫علَ ٍْ َِا‬ َ َّ
َ‫احلَتِ َِ فَبَ ٌٍَْا ُُ َْ َكرَ ِلكَ ِإذَا ُُ َْ ِب َِا قَائِ َوتً ِع ٌْدٍَُ فَأ َ َخر‬
ِ ‫س ِه ْي َز‬ َ ٌِ َ ‫قَ ْد أ‬
‫طأ َ ِه ْي‬
َ ‫ع ْبدِي َّأًََا َزبُّكَ أ َ ْخ‬
َ َ‫شده ِة ا ْلفَ َسحِ الله ُِ هن أ َ ًْت‬
ِ ‫اه َِا ث ُ هن قَا َل ِه ْي‬ َ ‫ِب ِخ‬
ِ ‫ط‬
ِ‫شده ِة ا ْلفَ َسح‬
ِ
15

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Sungguh


Allah akan lebih senang menerima tobat hamba-Nya ketika ia
bertobat kepada-Nya daripada (kesenangan) seorang di antara
kamu sekalian yang menunggang untanya di tengah padang
15
Muslim, Shahih Muslim, (Saudi Arabia:dar al-tayyibah, 2006), hal. 1259
31

luas yang sangat tandus, lalu unta itu terlepas membawa lari
bekal makanan dan minumannya dan putuslah harapannya
untuk memperoleh kembali. Kemudian dia menghampiri
sebatang pohon lalu berbaring di bawah keteduhannya karena
telah putus asa mendapatkan unta tunggangannya tersebut.
Ketika dia dalam keadaan demikian, tiba-tiba ia mendapati
untanya telah berdiri di hadapan. Lalu segera ia menarik tali
kekang unta itu sambil berucap dalam keadaan sangat gembira:
Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhan-Mu.
Dia salah mengucapkan karena terlampau merasa gembira.

d. Tolong Menolong

Tolong-menolong adalah termasuk persoalan-persoalan yang

penting dilaksanakan oleh seluruh umat manusia secara bergantian.

Sebab tidak mungkin seorang manusia itu akan dapat hidup sendiri-

sendiri tanpa menggunakan cara pertukaran kepentingan dan

kemanfaatan. Menolong artinya membantu teman atau orang yang

mengalami kesulitan, tolong menolong artinya saling membantu atau

bekerja sesama dengan orang yang ditolong. Bekerja sama dengan

orang yang membutuhkan pertolongan, tolong menolong dapat

dilakukan di rumah, di sekolah dan lingkungan masyarakat sekitar

kita. Setiap orang membutuhkan pertolongan orang lain. Memberi

bantuan menurut kemampuan bila ada anggota masyarakat yang

memerlukan bantuan. Rasulullah saw. Melarang orang Islam menolak

permintaan bantuan orang lain yang meminta kepadanya seandainya

ia mampu membantunya. Hubungan sosial akan terjalin dengan baik

apabila masing-masing anggota saling membantu, saling peduli akan


32

nasib pihak lain. Dalam konteks masyarakat modern, formulasi dari

pemberian bantuan lebih kompleks dan luas.16

Agama Islam memang telah mewajibkan kepada umatnya

untuk saling menolong satu sama lainnya. Namun demikian,

Islampun memberikan batasan terhadap apa yang telah diajarkannya

tersebut. Agama Islam merupakan sebuah ajaran Robbani yang

berisikan hukum - hukum dan aturan - aturan. Maka apa yang telah

diajarkan di dalam Islam tidak dapat dilakukan dengan semaunya

sendiri, melainkan ada petunjuk. Untuk itu, hendaknya umat Islam

juga harus mengerti benar mengenai tolong-menolong yang diajarkan

dalam agama Islam tersebut. Menjalankan ajaran untuk saling tolong-

menolong ini tentu saja terdapat di dalam Al Quran dan Hadits,

karena Islam adalah agama yang sumber utama ajarannya adalah Al

Quran dan Hadits. Dalam kehidupan di dunia ini sangat diperlukan

adanya peraturan, sekalipun tidak dinyatakan secara tegas, yang

mendorong kepada umat manusia agar saling bantu membantu,

tolong menolong serta bergotong royong. Kesetabilan keamanan dan

keterjaminan kebahagiaan suatu masyarakat atau bangsa adalah

terletak pada sikap kekasih sayangan orang-orang yang kuat terhadap

orang-orang yang lemah, dan terletak pula di tangan belas kasihan

orang-orang yang berada terhadap orang-orang yang tidak berada.

Membantu memudahkan urusan sesama manusia, bagi orang yang

16
A. Ma‟ruf, dkk., Pendidikan Agama Islam, (Surabaya: Ubhara Surabaya Press, 2008), h. 83
33

berkemampuan yaitu mencakup bantuan yang bersifat kebendaan

maupun yang bersifat jasa; baik secara langsung maupun tidak

langsung, kesemuanya sangat dibutuhkan untuk menghilangkan

kesulitan dalam urusan sesama manusia.17

Di dalam agama Islam ada syariat yang jelas dan kokoh untuk

merealisasikan program-program yang mulia. Antara lain yaitu

menumbuhkan semangat suka berbuat kebajikan dan suka menolong.

Adapun hasilnya nanti tidak saja membuat orang-orang yang lemah

menjadi orang yang bahagia, bahkan orang-orang yang kuat akan

turut pula menikmati kebahagiaan karena suasana dalam masyarakat

menjadi aman dan tentram.18

Memberikan pertolongan sama dengan memberikan kasih

sayang, karena kasih sayang merupakan sikap mengasihi terhadap

diri sendiri, orang lain, dan sesama makhluk. Sifat kasih sayang dapat

melahirkan sikap pemurah, tolong menolong, pemaaf, damai,

mempererat persaudaraan dan tali silaturahmi.19

Adapun beberapa manfaat dari tolong menolong tersebut

adalah:

1) Mempercepat selesainya pekerjaan.

2) Mempererat persaudaraan.

3) Pekerjaan yang berat menjadi ringan.

4) Menumbuhkan kerukunan antara sesama manusia.


17
Mahjuddin, Akhlak Tasawuf I, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), h. 180
18
Anwar Masy‟ari, Akhlak Al-Quran, (Surabaya: Bina Ilmu, 1990), h. 150-151
19
A. Ma‟ruf, dkk., Pendidikan Agama Islam, (Surabaya: Ubhara Surabaya Press, 2008), h. 61
34

5) Menghemat tenaga karena dikerjakan bersama-sama.

6) Saling membantu biaya yang dikeluarkan relatif sedikit.

7) Saling bertukar pikiran dan saling memahami.20

Dalam Al-Qur‟an menganjurkan untuk saling menolong dalam

kebaikan. Hal ini ditegaskan dalam QS. Al-Maidah ayat 2;

ِ َّْ ‫علَٔ اإلثْ ِن َّ ْالعُذ‬


‫اى َّاتهقُْا‬ َ ‫علَٔ ْال ِب ِ ّش َّالت ه ْق َْٓ َّال تَ َع َبًُّْا‬
َ ‫َّتَ َع َبًُّْا‬

ِ ‫شذِٗذ ُ ْال ِعقَب‬


) ٢( ‫ة‬ ‫اَّللَ ِإ هى ه‬
َ َ‫اَّلل‬ ‫ه‬

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)


kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. (Q.S. Al-
Maidah: 2).21

Saling menolong dalam persaudaraan dan kekukuhan harus

menjadi sifat seorang mukmin dalam hidup bermasyarakat juga

ditegaskan dalam surat At-Taubah ayat 71 :

ِ ‫ط َٗأ ْ ُه ُشّىَ بِ ْبل َو ْع ُش‬


‫ّف‬ ُ ‫َّ ْال ُوؤْ ِهٌُْىَ َّ ْال ُوؤْ ِهٌَبثُ بَ ْع‬
ٍ ‫ض ُِ ْن أ َ ّْ ِلَ٘ب ُء بَ ْع‬

‫الز َكبة َ َّٗ ُِط٘عُْىَ ه‬


َ‫اَّلل‬ ‫ع ِي ْال ُو ٌْ َك ِش َُّٗ ِق٘ ُوْىَ ال ه‬
‫صالة َ َُّٗؤْ تُْىَ ه‬ َ َ‫َّ َٗ ٌْ َِ ْْى‬

ٌ ‫ع ِز‬
)١١( ‫ٗز َح ِك٘ ٌن‬ ‫اَّللُ ِإ هى ه‬
َ َ‫اَّلل‬ َ ‫سْلََُ أُّ َلئِ َك‬
‫س َ٘ ْش َح ُو ُِ ُن ه‬ ُ ‫َّ َس‬

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,


sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi
sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang
ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-
Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;

20
http://mauhid44.wordpress.com/ Diakses 4 Januari 2017
21
Al-Quran Terjemah, Al-Jumanatul ‘Ali, (Bandung: J-Art, 2005), h. 156
35

Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.


(Q.S. At-Taubah: 71).22

Dalam hadis juga dijelaskan mengenai manfaat dan

kandungan saling tolong menolong:

ً‫ع ٌَُْ ك ُْس بَت‬ ِ ‫س ع َْي ُه ْؤ ِه ٍي ك ُْس بَتً ِه ْي ك َُس‬


َ ‫ب الدُّ ًْىا َ ًَفه‬
َ ُ‫س ا هلل‬ َ ‫َه ْي ًَفه‬
ِ َِ ‫علَ ْى‬
ُّ‫فى الد‬ َ ُ‫س َس هللا‬ ‫س َس عَلى ُه ْعسِسىَ ه‬ ‫ب ىَ ْْ ِم ْال ِقىا َ َه ِت َّ َه ْي ىَ ه‬
ِ ‫ِه ْي ك َُس‬
ُ‫ست َ َسٍُ هللاُ فِى الدُّ ًْىا َ َّاْال ِخ َس ِة َّهللا‬
َ ً ‫س ِلوا‬ َ ‫ًْىا َ َّاْﻷا ِخ َس ِة َّ َه ْي‬
ْ ‫ست َ َس ُه‬
23
َِ ‫َْى اْلعَ ْب ِد ها َ كا َ َى اْلعَ ْبدُ فِى ع َْْ ِى ا َ ِخ ْى‬
ِ ‫فِى ع‬
Barang siapa melapangkan seorang mukmin dari satu
kesusahan dunia. Allah akan melapangkannya dari salah
satu kesusahan dihari kiamat. Barang siapa meringankan
penderitaan seseorang, Allah akan meringankan
penderitaannya didunia dan akhirat. Barang siapa yang
menutupi (aib) seorang muslimin. Allah akan menutupi (aib)
seorang hamba selama hamba itu mau menolong saudaranya.

B. Film Sebagai Media Dakwah

1. Pengertian Film

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, film adalah selaput tipis

yang dibuat dari selluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat

potret) atau tempat gambar positif (yang akan dimainkan di bioskop).24

Sedangkan secara etimologis, film adalah gambar hidup cerita hidup,

sedangkan menurut beberapa pendapat, film adalah susunan gambar yang

ada dalam selliloid. Kemudian diputar menurut teknologi proyektor yang

22
Ibid, hlm 291
23
Muslim, Shaih Muslim, (Saudi Arabia: dar al-tayyibah, 2006), hal 1342
24 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2002), h. 316.
36

sebetulnya telah menawarkan nafas demokrasi, dan bisa ditafsirkan

dalam berbagai makna.25

Berdasarkan Undang – Undang perfilman No. 8 Tahun 1992 : film

adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi

massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi

dengan direkam dengan siluloid, pita video, piringan video, dan atau

bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis dan

ukuran melalui proses kimiawi, elektronik, atau lainnya, dengan atau

tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan

sistem proyeksi mekanik, elektronik dan/atau lainnya, sedangkan

perfilman itu sendiri adalah seluruh kegiatan yang berhubungan dengan

pembuatan, jasa, teknik, pengeksporan, pengimporan, pengedaran,

pertunjukkan dan/atau penayangan film.26

Film memberikan pengaruh yang besar pada jiwa manusia. Dalam

satu proses menonton film, terjadi suatu gejala yang disebut oleh ilmu

jiwa sosial sebagai identifikasi psikologis. Pengaruh film tidak hanya

sampai di situ. Pesan-pesan yang termuat dalam adegan-adegan film akan

membekas dalam jiwa penonton. Lebih jauh, pesan itu akan membentuk

karakter penonton.27

Oleh karena itu, menurut Onong Uchyana Effendi (2002), film

merupakan medium komunikasi yang ampuh, bukan saja untuk hiburan,

25
Gatot Prakoso, Film Pinggiran-Antalogi (Jakarta: Fatma Perss, 1977), h. 22.
26
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 32
27
Aep Kusnawan et-al, Komunikasi Penyiaran Islam, (Bandung: Benang Merah Press, 2004), h.
93.
37

tetapi juga untuk penerangan dan pendidikan. Bahkan, Jakob Sumardjo,

dari pusat pendidikan film dan televisi, menyatakan bahwa film berperan

sebagai pengalaman dan nilai. Selain sebagai pengalaman, film hadir

dalam bentuk penglihatan dan pendengaran. Melalui pengelihatan dan

pendengaran inilah, film memberikan pengalama-pengalaman baru

kepada para penonton.28

2. Sejarah Perkembangan Film

Para teoritikus film menyatakan, film yang kita kenal dewasa ini

merupakan perkembangan lanjut dari fotografi.29 Seiring perkembangan

teknologi fotografi tidak bisa lepas dari peralatan pendukungnya, seperti

kamera. Kamera pertama ditemukan oleh ilmuwan muslim, Ibnu

Haitham. Fisikawan ini pertama kali menemukan kamera obscura dengan

dasar kajian ilmu optik menggunakan bantuan energi cahaya matahari.

Mengembangkan ide kamera sederhana tersebut, mulai ditemukan

kamera – kamera yang lebih praktis bahkan inovasinya demikian pesat

berkembang sehingga kamera mulai bisa digunakan untuk merekam

gambar gerak.

Ide dasar sebuah film sendiri, terfikir secara tidak sengaja. Pada

tahun 1878 ketika beberapa orang Amerika berkumpul dan dari

perbincangan ringan menimbulkan sebuah pertanyaan :”Apakah keempat

kaki kuda berada pada posisi melayang pada saat bersamaan ketika kuda

berlari?” pertanyaan itu terjawab ketika Eadweard Muybridge membuat


28
Ibid., h. 94.
29
Marselli Sumarno. Dasar-dasar Apresiasi Film. (Jakarta: PT Grasindo. 1996), hal. 2
38

16 frame gambar kuda yang sedang berlari. Dari 16 frame gambar kuda

yang sedang berlari tersebut, dibuat rangkaian gerakan secara urut

sehingga gambar kuda terkesan berlari. Dan terbuktilah dimana satu

momen dimana kaki kuda tidak menyentuh tanah ketika kuda tengah

berlari kencang konsepnya hampir sama dengan konsep film kartun.

Gambar gerak kuda tersebut menjadi gambar gerak pertama di

dunia. Dimana pada masa itu belum diciptakan kamera yang bisa

merekam gerakan dinamis. Setelah penemuan gambar bergerak

Eadweard Muybridge pertama kalinya, inovasi kamera mulai

berkembang ketika Thomas Alfa Edison mengembangkan fungsi kamera

gambar biasa menjadi kamerayang mampu merekam gambar gerak pada

tahun 1988, sehingga kamera mulai bisa merekam objek yang bergerak

dinamis. Maka dimulailah era baru sinematografi yang ditandai dengan

diciptakannya sejenis film dokumenter singkat oleh Lumière Bersaudara.

Film yang diakui sebagai sinema pertama di dunia tersebut diputar di

Boulevard des Capucines, Paris, Prancis dengan judul Workers Leaving

the Lumière's Factory pada tanggal 28 Desember 1895 yang kemudian

ditetapkan sebagai hari lahirnya sinematografi.

Film inaudible yang hanya berdurasi beberapa detik itu

menggambarkan bagaimana pekerja pabrik meninggalkan tempat kerja

mereka disaat waktu pulang. Pada awal lahirnya film, memang tampak

belum ada tujuan dan alur cerita yang jelas. Namun ketika ide pembuatan

film mulai tersentuh oleh ranah industri, mulailah film dibuat lebih
39

terkonsep, memiliki alur dan cerita yang jelas. Meskipun pada era baru

dunia film, gambarnya masih tidak berwarna alias hitam-putih, dan

belum didukung oleh efek audio. Ketika itu, saat orang-orang tengah

menyaksikan pemutaran sebuah film, akan ada pemain musik

yangmengiringi secara langsung gambar gerak yang ditampilkan di layar

sebagai efek suara.30

Pada awal 1960-an, banyak teknik film yang dipamerkan, terutama

teknik-teknik penyuntingan untuk menciptakan adegan-adegan yang

menegangkan. Penekanan juga diberikan lewat berbagai gerak kamera

serta tarian para pendekar yang sungguh-sungguh bisa bersilat. Juga

menambahkan trik penggunaan tali temali, yang tak tertangkap oleh

kamera, yang memungkinkan para pendekar itu terbang atau melenting-

lenting dengan nyaman dari satu tempat ke tempat lain. Akhirnya, teknik-

teknik mutakhir dilakukan dengan memanfaatkan sinar laser, seni

memamerkan kembang api dan berbagai peralatan canggih yang lain.

Jika diingat, setiap pembuat film hidup dalam masyarakat atau dalam

lingkungan budaya tertentu, proses kreatif yang terjadi merupakan

pergulatan antara dorongan subyektif dan nilai-nilai yang mengendap

dalam diri.31

30
LaRose,et.al.medianow.(Boston,USA.2009).[Online]Tersediahttp://id.wikipedia.org/wiki/Perke
mbangan_Film di akses pada tanggal 21 Des 2016.
31
Marselli Sumarno. Dasar-Dasar Apresiasi Film. (Jakarta: PT. Grasindo. 1996), hal. 11-12.
40

3. Jenis – Jenis Film

Jenis – jenis film dibedakan menurut sifatnya, yaitu sebagai

berikut:

1. Film Cerita (Story film)

Film cerita adalah film yang menyajikan kepada public sebuah

cerita, sebagai cerita harus mengandung unsur – unsur yang dapat

menyentuh rasa manusia. Cerita dalam film ini diambil dari kisah –

kisah sejarah, cerita nyata dari kehidupan sehari – hari, atau khayalan

yang diolah untuk menjadi film. Film cerita diartikan sebagai

pengutaraan cerita atau ide, dengan pertolongan gambar – gambar,

gerak dan dikemas yang memungkinkan pembuat film melahirkan

realitas rekaan yang merupakan suatu alternatif dan realitas nyata bagi

penikmatnya. Ide atau pesan cerita menggunakan pendekatan yang

bersifat membujuk. Oleh karena itu film cerita dapat dipandang

sebagai wahana penyebaran nilai – nilai.32

2. Film Berita (Newsreel)

Film berita adalah film mengenai fakta, peristiwa yang benar –

benar terjadi. Kamera sekedar merekam peristiwa, karena sifatnya

berita, film ini disajikan kepada publik harus bernilai berita

(Newsvalue), film berita menitikberatkan pada segi pemberitaan

32
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 211.
41

kejadian actual, misalnya dokumentasi peristiwa perang, dan

komunikasi upacara kenegaraan.33

3. Film Dokumentar (Documentary film)

Istilah Documentary awalnya digunakan oleh seorang

(sutradara director) Inggris John Grierson. Film documenter

didefinisikan oleh Grierson sebagai karya ciptaan sebagai kenyataan

(Creative treatment of actuality). Titik berat dalam film documenter

adalah fakta atau peristiwa yang terjadi. Raymond Spottiswoode

dalam bukunya A Grammar of the Film menyatakan “Film

documenter dilihat dari segi subjek dan pendekatannya adalah

penyajian hubungan manusia yang di dramatis dengan kehidupan

kelembagannya, baik lembaga industri, sosial, maupun politik” dan

dilihat dari segi teknik merupakan bentuk yang kurang penting

dibandingkan dengan isinya.34

4. Film Kartun (Cartoon film)

Film kartun adalah film yang berasal dari lukiasan para seniman.

Titik berat pada pembuatan film kartun adalah seni lukis. Film ini

adalah hasil imajinatif dari para seniman lukis yang kemudian

menghidupkan gambar – gambar seolah – olah hidup.35 Film kartun

juga disebut sebgaai film animasi memanfaatkan gambar (lukisan)

maipun benda – benda mati yang lain seperti; boneka, meja, dan kursi

33
Sumarno, Dasar – dasar Apresiasi Film, (Jakarta : PT Grassindo, 1996), h. 13.
34
Effendy, Ilmu Teori, h. 212-214
35
Ibid., h. 216
42

yang bisa dihidupkan dengan teknis animasi seperti halnya Mickey

Mouse, Donald Duck, dan Sinchan.36

5. Film-film Jenis Lain

Profil Perusahaan (Corporate Profile): film ini diproduksi untuk

kepentingan institusi tertentu berkaitan dengan kegiatan yang mereka

lakukan, misalnya tanyangan “Usaha Anda” di SCTV. Film ini sendiri

berfungsi sebagai alat bantu presentasi.

Iklan Televisi (TV Commercial): film ini diproduksi untuk

kepentingan penyebaran informasi, baik tentang produk (iklan produk)

maupun berupa layanan masyarakat (iklan layanan masyarakat atau

public service announcement/ PSA). Iklan produk biasanya

menampilkan produk “secara ekplisit, artinya ada stimulus audio-

visual. Sedangn iklan layanan masyarakat umumnya menampilakn

produk secara implisit, artinya menginfomasikan fenomena sosial

yang terkait.

Program Televisi (TV Program): program ini diproduksi untuk

konsumsi pemirsa televisi. Secara umum program televisi dibagi

menjadi dua jenis yakni cerita dan non cerita.

Video Klip (Music Video): adalah sarana bagi produser untuk

memasarkan produksinya lewat medium televisi. Video klip ini

sendiri kemudian berkembang sebagai bisnis yang menggiurkan

seiring dengan pertumbuhan televisi swasta.

36
Sumarno, Dasar – Dasar Apresiasi Film, (Jakarta : PT Grassindo, 1996)h. 17
43

4. Unsur – Unsur Film

Sejak pertama kali dibuat, film langsung digunakan sebagai alat

komunikasi massa atau populernya sebagai alat untuk bercerita.37

Sebagai alat komunikasi massa untuk bercerita film memiliki beberapa

unsure intrinsik yang tidak dimiliki oleh media masa yang lain yaitu :

1. Skenario adalah rencana untuk penokohan film berupa naskah.

Skenario berisi sinopsis, deskripsi treatment (diskripsi peran),

rencana shot dan dialog. Di dalam skenario semua informasi tentang

suara (audio) dan gambar (visual) yang akan ditampilkan dalam

sebuah film dikemas dalam bentuk siap pakai untuk produksi. Ruang

waktu dan aksi di bungkus dalam skenario.

2. Synopsis adalah ringkasan cerita pada sebuah film yaitu

menggambarkan secara singkat alur film dan menjelaskan isi film

keseluruhan.

3. Plot sering disebuat juga sebagai alur atau jalan cerita. Plot

merupakan jalur cerita pada sebuah scenario. Plot hanya terdapat

dalam film cerita.

4. Penokohan adalah tokoh dalam film cerita, yang selalu menampilkan

protagonis (tokoh utama), antagonis (lawan tokoh utama), tokoh

pembantu dan figuran.

5. Karakteristik pada sebuah film cerita merupakan gambaran umum

karakter yang dimiliki oleh para tokoh dalam film tersebut.

37
Umar Ismail, Mengupas Film, (Jakarta; lebar ,1965), hlm 47
44

6. Scene bisa disebut dengan adegan, scene adalah aktifitas terkecil

dalam film yang merupakan rangkaian shot dalam suau ruang dan

waktu serta memiliki gagasan.

7. Shot adalah bidikan kamera terhadap sebuah objek dalam

penggarapan film.38

5. Struktur Strukur Film

1. Pembagian cerita

2. Pembagian adegan (sequence)

3. Pengambilan gambar (shoot)

4. Pemilihan adegan pembuka (opening)

5. Alur cerita dan continuity

6. Intrique yang meliputi jelousy, penghianatan, rahasi bocor, tipu

muslihat, dan lain – lain.

7. Anti klimaks, penyeleseian masalah – dilakukan setelah klimaks

8. Ending, akhir cerita dalam sebuah film, bisa berakhir bahagia (happy

ending) atau berakhir menyedihkan (sad ending).39

6. Fungsi Film

Selain mengenal berbagai jenis film, film memiliki berbagai fungsi

diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Film sebagai Media Hiburan

Film sebagai media yang dapat dilihat semua gerak gerik,

ucapan, serta tingkah laku para pemerannya sehingga kemungkinan

38
Umar Ismail, Mengupas Film, (Jakarta; lebar ,1965), hlm 15-21
39
Pranajaya, Film dan Masyarakat, h. 103
45

untuk ditiru lebih mudah . film merupakan media yang murah dan

praktis untuk dinikmati sebagai hiburan.

2. Film sebagai Transformasi Kebudayaan

Pengaruh film akan sangat terasa sekali jika kita tidak mampu

bersikap kritis terhadap penayangan film, kita akan tersesat dlam hal

negative dari efek film, misalnya peniruan – peniruan bagian film

yang kita tonton berupa cara berpakaian, gaya rambut dan lain

sebagainya. Sekaligus juga bisa mengetahui kebudayaan bangsa lain

dengan melihat produk – produk film buatan luar negeri.

Pengidolaan yang di tontonnya, bila nilai kebaikan akan direkam

dijiwanya sehingga mengarah pada perilaku baik begitupun

sebaliknya.

3. Film sebagai Media Pendidikan

Media film mampu membentuk karakter manusia karena

dalam film sarat dengan pesan- pesan atau propaganda yang disusun

dan dibuat secara hampir mirip dengan kenyataan sehingga

penontonnya mampu melihat penonjolan karakter tokoh dalam film

yang bersifat baik maupun buruk sehingga penonton mampu

menginternalisasikan dlaam dirinya nilai yang harus dilakukan dan

yang harus ditinggalkan.40

Film memiliki kemampuan dan kekuatan untuk menjangkau

banyak segmen sosial. Karena film memiliki potensi untuk

40
Dewi Salma Prawiradilaga dan Evelin Siregar,Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana,
2004), hlm 10-13
46

mempengaruhi khalayak luas. Harus kita akui bahwa hubungan

antara film dan masyarakat memiliki sejarah yang panjang dalam

kajian para ahli komunikasi. Dalam banyak penelitian tentang

dampak film terhadap masyrakat, hubungan antara film dan

masyarakat selalu dipahami secara linier. Artinya film selalu

mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan muatan

pesan (message) yang disampaikan tanpa pernah belaku sebaliknya.

Kritik yang muncul dalam pendapat ini didasarkan atas argument

bahwa film adalah potret dari masyarakat dimana film itu dibuat.

Film selalu merekam realitas yang tumbuh dan berkembang di

masyarakat dan kemudian memproyeksikannya ke atas layar.41

7. Pendekatan Menganalisa Film

Menurut James Monaco dalam How to Read a Film , mengatakan

bahwa memahami film adalah memahami bagaimana setiap unsur baik

sosial, ekonomi, politik, budaya, psikologi, dan estetis film masing –

masing mengubah diri dalam hubungannya yang dinamis.42

Menilai sebuah film pada hakikatnya adalah menganalisis unsur –

unsur sebuah film tanpa terlepas dari kebetulannya, baik sifat, proporsi,

fungsi, dan slaing hubungan dari unsure-unsurnya. Kalaupun kemudian

terjadi sudut pandang dan hasil penilaian yang berbeda karena film

memiliki keunikan dan kekompleksitasnya sendiri. Yaitu memiliki

dimensi etis, politis, psikologis, sosiologis, dan estetis. Namun, film juga

41
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm 138
42
Garin Nugroho, Kekuasaan dan Hiburan (Yogyakarta; Yayasan Bentang Budaya, 1998), h. 83
47

mengadaptasi nilai – nilai seni lainnya seperti music, drama, sastra, dan

lain – lain. Selain itu film tidak selalu memiliki struktur yang jelas, yang

dapat didekati dengan formal, sistematis, rasionlal, dan teratur. Akan

tetapi jika sebuah film cukup efektif, maka ia dapat didekati dalam

tanggapan emosional, intuitif, dan lewat pengalaman – pengalaman

kehidupan.43

Apresiasi terhadap film dapat dkatakan sebagai upaya untuk

meningkatkan daya persepsi seseorang terhadap film - film yang

disaksikan setiap hari melalaui televisi, bioskop umum, dan tempat

pertunjukkan lainnya. Dengan demikian penonton dapat membedakan

antara film yang berkesan dangkal dan film yang berkesan mendalam.

Analisa tidak menuntut, atau bahkan berusaha untuk menjelaskan

segalanaya tentang suatu bentuk karya seni. Gambar – gambar yang

mengalir lincah, akan selalu menghindar dari analisa yang sempurna dan

tidak ada jawaban final yang tersedia buat setiap karya seni. Jadi, film

tidak sepenuhnya bisa ditangkap oleh sebuah analisa44

Menganalisa sebuah film merupakan bentuk latihan mempersepsi

dan memahami film. Dengan menganalisa sebuah film kita akan

memperolehmanfaat yang maksimal dari pertunjukkan film, menghargai

film yang berkualitas baik dan mengesampingkan film yang buruk, serta

43
Ibid., 85
44
Sumarno, Analisis Film, h. 46
48

kita dapat menjaga diri dari pengaruh – pengaruh negatif ynag mungkin

timbul dari film.45

8. Film Sebagai Media Dakwah

Film sebagai media komunikasi dapat berfungsi pula sebagai media

tabligh, yaitu media untuk mengajak kepada kebenaran dan kembali

mengin jakkan kaki di jalan Allah. Tentunya, sebagai sebuah media

tabligh, film mempunyai kelebihan tersendiri dibandingkan dengan

media-media lainnya. Dengan kelebihan-kelebihan itulah, film dapat

menjadi media tabligh yang efektif, di mana pesan-pesannya dapat

disampaikan kepada penonton secara halus dan menyentuh relung hati

tanpa mereka merasa digurui. Hal ini senada dengan ajaran Allah SWT.

bahwa untuk mengkomunikasikan pesan, hendaknya dilakukan secara

qawlan syadidan, yaitu pesan yang dikomunikasikan dengan benar,

menyentuh, dan membekas dalam hati.46 Film dengan menampilkan

kebudayaan Islam dan membawa misi keselamatan bagi seluruh umat

manusia, Nampak sudah semakin penting untuk menjadikan bahan

pemikiran yang agak serius bagi kalangan muslim, khususnya mereka

yang bergerak dalam tabligh.47

Dengan karakternya yang dapat berfungsi sebagai qawlan syadidan

inilah, film diharapkan dapat menggiring pemirsanya kepada ajaran Islam

yang akan menyelamatkan, sebagaimana yang Allah SWT amanatkan

dalam al-Quran:
45
Ibid. h. 28
46
Aep Kusnawan et-al, Komunikasi Penyiaran Islam, h. 95.
47
Ibid., h. 95.
49

َ ‫ض ُ ًًَْْب َّ ِإرَا خَب‬


‫ط َب ُِ ُن‬ ِ ‫األس‬
ْ َٔ‫عل‬ ُ ‫الش ْح َو ِي الهزِٗيَ َٗ ْو‬
َ َ‫شْى‬ ‫َّ ِع َببد ُ ه‬

َ ‫ْال َجب ُِلُْىَ قَبلُْا‬


)٣٣( ‫سال ًهب‬

Artinya: dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu


(ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah
hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka
mengucapkan kata-kata (yang mengandung)
48
keselamatan.(QS. Al-furqan 25:63).

Film mempunyai kelebihan bermain pada sisi emosional, ia

mempunyai pengaruh yang lebih tajam untuk memainkan emosi pemirsa.

Berbeda dengan buku yang memerlukan daya fikir aktif, penonton film

cukup bersikap pasif. Hal ini dikarenakan film adalah sajian siap untuk

dinikmati. Film akan menjadi semakin penting sebagai media yang dapat

menyampaikan gambaran mengenai budaya muslim, paling tidak untuk

menghindari benturan dengan budaya dan peradaban lain. Dan film dapat

dijadikan sebagai duta.49

Kalau pers bersifat visual semata dan radio bersifat audio semata,

maka film dapat dijadikan media dakwah dengan kelebihan sebagai audio

visual. Keunikan film sebagai media dakwah ini antara lain:50

1. Secara psikologis, penyuguhan secara hidup dan tampak yang dapat

berlanjut dengan animation memiliki kecenderungan yang unik

dalam keunggulan daya efektifnya terhadap penonton. Banyak hal

abstrak, dan samar-samar dan sulit diterangkan dengan kata-kata

48
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 510.
49
Ibid., h. 96.
50
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta : Kencana, 2009), hh. 152-153.
50

dapat disuguhkan kepada khalayak lebih baik dan efisien dengan

media ini.

2. Media film yang menyuguhkan pesan yang hidup dapat mengurangi

keraguan apa yang disuguhkan, lebih mudah diingat dan mengurangi

kelupaan.

Film dapat dijadikan sebagai media tabligh yang efektif, dimana

pesan – pesannya dapat disampaikan kepada penonton secara halus dan

menyentuh relung hati tanpa mereka merasa digurui. Hal ini senada

dengan ajaran Allah SWT, bahwa untuk mengomunikasikan pesan,

hendaknya dilakukan secara qawlan syadidan, yaitu pesan yang

dikomunikasikan dengan benar, menyentuh, dan membekas dihati.

Dengan adanya film yang menampilkan kebudayan Islam dan

membawa misi keselamatan bagi seluruh umat manusia, Nampak sudah

semakin penting untuk menjadikan bahan pemikiran yang agak serius

bagi kalangan muslim, khususnya mereka yang bergerak dibidang

dakwah, agar proses penyelamatan manusia yang menjadi esensi

gerakannya dapat dikenali oleh seluruh lapisan manusia.51

C. Kelebihan dan Kekurangan Film Sebagai Media Dakwah

a. Kelebihan film sebagai media dakwah antara lain :

1. Secara psikologis, penyuguhan secara hidup dan Nampak yang dapat

berlanjut dengan animation mempunyai kecenderungan umum yang

unik dalam keunggulan daya efektifitasnya terhadap penonton.

51
Asep Kusnawan, Komunikasi dan Peyiaran Islam, (Bandung; Benang merah press, 2004), h. 94-
96
51

Banyak hal – hal yang abstrak dan samar – samar serta sulit

diterangkan, dapat disuguuhkan kepada khalayak secara lebih baik

oleh media film ini.

2. Bahwa media film yang mneyuguhkan pesan yang hidup akan

mengurangi keraguan apa yang disuguhkan, lebih mudah diingat dan

mnegurangi kelupaan.

3. Khusus bagi khalayak anak – anak dan sementara kalangan orang

dewasa cenderung menerima secara bulat, tanpa lebih banyak

mengajukan pertanyaan terhadap seluruh kenyataan situasi yang

disuguhkan oleh film.52

Film juga dapat mempengaruhi emosi penonton ini memang sangat

mengesankan seperti film tentang risalah Muhammad “THE MESSAGE”, film

Sejarah Wali Songo, dan sebagainya yang pernah ditayangkan di tengah-

tengah masyarakat dapat seolah-olah menghidupkan kembali kenangan

sejarah Islam yang ada. Di samping itu dalam perkembangan sekarang

pengajaran shalat, menasik haji, dan ibadah-ibadah praktis lainnya dapat

denganmudah diajarkan melalui video dan sebagainya. Akan tetapi yang

perlu diingat bahwa dakwah meelalui media ini memerlukan biaya yang

cukup mahal.53

b. Kekurangan film sebagai media komunikasi

Pakar komunikasi Rogers & Shoemaker menyatakan bahwa

komunikasi adalah proses pesan yg disampaikan dari sumber kepada

52
Hasan Bisri, Ilmu Dakwah, hal. 45
53
Ibid hal 46
52

penerima. Komunikasi yg menyebar melalui media massa akan memiliki

dampak vertikal (mengalami taraf internalisasi/ penghayatan) apalagi jika

para tokoh (opinion-leaders) ikut menebarkannya. Sementara pakar

komunikasi lain, Lazarfield menyatakan bahwa jalannya pesan melalui

media massa akan sangat mempengaruhi masyarakat penerimanya. Peran

merusak dari media komunikasi modern, khususnya televisi terhadap

sebuah generasi menurut penulis dapat dilihat dari dua aspek sebagai

berikut:

1. Aspek kehadirannya : Terjadinya perubahan penjadwalan kegiatan

sehari – hari dalam keluarga muslim dan muslimah. Sebagai contoh

adalah , waktu selepas maghrib yang biasanya digunakan anak – anak

muslimah untuk mengaji dan belajar agama berubah dengan menonton

acara – acara yang kebanyakan tidak bermanfaat atau bahkan

merusak. Sementara bagi para remaja dan orang tua, selepas bekerja

atau sekolah dibandingkan datang ke pengajian dan majelis taklim

atau membaca buku, kebanyakan lebih senang menghabiskan

waktunya dengan menonton televise.. sebenarnya televisi bisa menjadi

sarana dakwah yang luar biasa, sesuai dengan teori komunikasi yang

menyatakan bahwa media audio-visual memiliki pengaruh yang

tertinggi dalam membentuk kepribadian seseorang maupun

masyarakat, asal dikemas dan dirancang agar sesuai dengan nila –

nilai islami.
53

2. Aspek isinya : berbicara mengenai isi yang ditampilkan oleh media

massa diantaranya adalah mengenai penokohan/orang – orang yang

diidolakan. Media massa yang ada tidak ikut mendidik bangsa dan

masyarakat dengan penokohan para ulama atau ilmuwan serta orang –

orang yang dapat mendorong bagi terbangunnya bangsa agar dapat

mencapai kemajuan (bai IMTAK maupun IPTEK) sebagaimana yang

digembar gemborkan. Sebaliknya justru tokoh yang terus menerus

yang ditampilkan adalah para selebritis yang menjalankan gaya hidup

borjuis, menghamburkan uang jauh dari memiliki IPTEK apalagi dari

nilai – nilai agama. Hal ini jelas demikin besar dampaknya kepada

generasi muda dalam memilih dan menentukan gaya hidup serta cita-

citanya dan tentunya pada kualitas bangsa dan negara.54

D. Respon Masyarakat Terhadap Film Dakwah/Religi

Film religi adalah gambar hidup yang didalamnya menceritakan tentang

kehidupan manusia sebagai umat yang beragama, bagaimana cara tutur kata,

berperilaku baik hubungannya terhadap Tuhan dan sesama manusia,, maupun

hubungan terhadap lingkungan sekitar, dimana itu berdasarkan pada al

Qur`an dan al Hadist.

Adapun karakteristik film sebagai berikut :

1. Film yang didalamnya menceritakan tentang cinta, baik cinta kepada

Allah, Rosul dan sesama manusia

54
Ibid., hal 48
54

2. Film yang menceritakan nilai – nilai pendidikan yang dapat kita jadikan

satu gambaran tentang kehidupan

3. Film yang menceritakan tentang akhlak islam yang bersumber dari al

Qur`an dan al Hadist serta kisah – kisah tauladan Rosul SAW.55

Industri perfilman Indonesia kini berkembang semakin pesat, tidak

kurang dari 15 film karya anak negeri bergulir bergantian di bioskop-bioskop.

Isi dan dialog yang disajikanpun terus mengalami kemajuan. Dari beberapa

film yang telah beredar di dominasi oleh film-film yang bertajuk romantisme

kehidupan. Mayoritas film-film tersebut menggambarkan kisah cinta antar

lawan jenis dari berbagai segi dan latar belakang. Film-film tersebut disinyalir

mampu mengoyak emosi penonton, bahkan tidak sedikit orang-orang yang

beranjak dari kursi bioskop bermata sembab atau sambil mengusap air

matanya. Namun, dari beberapa aspek perkembangan pesat perfilman itu

hampir saja insan perfilman melupakan fakta-fakta religiusitas yang sudah

menjelma dan telah menjadi sendi kehidupan masyarakat Indonesia.

Sejak kebangkitan perfilman layar lebar pada tahun 90-an, tercatat satu

film yang mampu menyiratkan nuansa religi, yakni Kiamat Sudah Dekat

karya Deddy Mizwar. Dalam beberapa tahun berikutnya, para pengagas film

religi hanya mampu mengekspresikan karyanya tersebut di dunia sinetron

yang mengalami puncaknya pada sinetron Para Pencari Mu. Di awal 2008,

munculah asa yang ditunggu-tunggu, berawal dari penulisan Novel Best

Seller karya Habiburrahman Al Shirazzy, Ayat-Ayat Cinta mampu

55
https://paxdhe-mboxdhe.blogspot.co.id/2012/07/pengaruh-minat-menonton-tayangan-film.html ,
di akses tanggal 28 Desember 2016.
55

membangkitkan image film bertajuk religi. Hal ini seakan membuat mata hati

semua pecinta film terbuka, bahwa film religi juga mampu menembus animo

masyarakat dan angka penjualan yang fantastis.

Ada beberapa point yang perlu digaris bawahi atas kembalinya film

religi dalam membuka gerbang perfilman yang hampir tertutup baginya,

hingga akhirnya sanggup bertengger runtutan papan atas film beredar.

Pertama, kehidupan warga Indonesia erat dengan suasana religiusitas.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, perkembangan religiuitas

Indonesia bergerak lurus dengan perkembangan masyarakatnya. Pasca

kemerdekaan sempat muncul ideologi yang mengibarkan bendera komunisme

alias tidak mengakui adanya Tuhan. Namun tidak berselang lama, idelogi ini

langsung di tumpas oleh negara hingga saat ini. Selain melakukan

pemberontakan yang sangat merugikan negara, hal tersebut juga meresahkan

masyarakat. Seakan-akan masyarakat meneriakkan fikiran yang sama ”itu

adalah penyimpangan”. Ini adalah fakta yang membuktikan bahwa nuansa

tanpa Tuhan tidak cocok dengan budaya Indonesia.

Kedua, titik jenuh terhadap film-film bertajuk romantisme

konvensional. Kisah roman diantara dua jenis manusia (laki-laki dan

perempuan) yang sering disajikan hampir menyentuh titik kulminasi. Hal ini

menandakan bahwa sesungguhnya manusia tidak hanya membutuhkan aspek

emosional saja, namun juga spiritual. Dimana rasa cinta tersebut tidak hanya

ditujukan kepada sesama manusia secara horizontal yang syarat keterbatasan,

tapi juga cinta secara vertikal menuju Tuhan yang bersifat abadi.
56

Ketiga, film religi dinilai mempunyai efek positif terhadap perilaku

dan akhlak anak bangsa. Jika anak kecil dalam bermain perang-perangan

selalu berusaha meniru pahlawan idolanya, maka para remaja dalam

mengekskpresikan masa mudanyapun kemungkinan merujuk pada

referensi yang ditontonnya. Akankah remaja kita akan terus mengikuti

adegan penembakan (pernyataan cinta) hingga ke adegan ciuman yang

sering disajikan oleh film-film layar lebar akhir-akhir ini. Nuansa-nuansa

murni negeri Timur yang erat dengan norma, etika, budaya dan religi

hampir termarginalkan oleh pengaruh westernisasi yang fulgar. Terlebih,

akhir-akhir ini mulai muncul film-film bertajuk drama komedi tentang

seks yang tidak sedikit mempertontonkan adegan yang membuat otak

panas. Tentu hal ini meresahkan hati orang tua yang mendambakan

anaknya berakhlak mulia. Jika kita melihat film Ayat-Ayat Cinta, meski

adegan mesra tersebut masih menempel tapi terdapat pesan norma yang

muncul disana. Bahwa adegan mesra tersebut hanya boleh dilakukan

setelah pernikahan dan tidak terlalu fulgar. Dengan adanya film religi yang

mengangkat tema norma-norma manusia, maka dapat menjadi alternatif

atau jawaban atas keresahan masyarakat yang menginginkan kehidupan

yang bermoral. Kita semua berharap film-film religi mampu menjaga

konsistensinya di kancah perfilman Indonesia. Saat ini masyarakat

membutuhkan sebuah tontonan yang bermutu, menginspirasi dan

membangun jiwa. Semoga film-film yang akan di release seperti Kun Fa


57

Yakun dan Ketika Cinta Bertasbih dapat mempertahankan image film

religi dan semakin padat akan makna positif dan membangun.56

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu yang Relevan

No Nama dan Judul Penelitian Kesamaan Perbedaan

1 Supriyono Sama – sama Perbedaanny

NIM B01207032, Mahasiswa menggunakan a terletak

Fakultas Dakwah, Jurusan media visual dan pada objek

Komunikasi dan Penyiaran analisiss framing yang diteliti,

Islam, Uinsa Surabaya, 2011 tetapi objek disini objek

Dakwah melalui sinetron penelitiannya kajiannya.

“Pesantren Rock n Roll “ yang berbeda Peneliti ini

(Kajian Analisis Framing menggunaka

Model Zhongdang Pan dan n model

Gerald M Kosicki ) Zhongdang

Pan dan

Kata kunci : Dakwah melalui Kosicki

media (sinetron ), analisis dalam

framing penelitiannya

2 Choiri Sri Wulandari Sama – sama Perbedaanny

NIM B31210048, Mahasiswi menggunakan a terletak

56
http://zakiblogs.blogspot.co.id/2009/05/mengangkat-film-religi.html
58

Fakuktas Dakwah, Jurusan Film sebagai pada objek

Komunikasi dan Penyiaran media dan yang diteliti,

Islam, Uinsa Surabaya, 2014 analisiss framing disini objek

Dakwah Film Negeri 5 Menara model Gamson kajiannya.

(Analisis Framing Model dan Modigliani

Gamson dan Modigliant) akan tetapi

penelitiannya

Kata kunci : Dakwah melalui yang berbeda

Film, analisis framing

3 Ayu Farahdisa Sama – sama Perbedaanny

NIM 107051000293, menggunakan a terletak

Mahasiswi Fakultas Ilmu Film sebagai pada objek

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, media dan yang diteliti,

Jurusan Komunikasi Penyiaran analisiss framing, disini objek

Islam, Uin Syarif Hidayatullah akan tetapi kajiannya.

Jakarta penelitiannya

Pengemasan Pesan Moral yang berbeda

Analisis Framing Film “Emak

Ingin Naik Haji”

Kata kunci : Dakwah melalui

Film, Analisis Framing

4 Sartika Dewi NIM: 08210068 Sama – sama Perbedaanny


59

Mahasiswi Jurusan Komunikasi menggunakan a terletak

dan Penyiaran Islam Fakultas Film sebagai pada objek

Dakwah Dan Komunikasi UIN media dan yang diteliti,

Sunan Kali Jaga Yogja, 2014, analisiss framing disini objek

Analisis Framing Pada model Gamson kajiannya.

Pemberitaan Larangan dan Modigliani,

Pemakaian Jilbab Bagi Polwan akan tetapi

Dalam Surat Kabar Harian penelitiannya

Republika Edisi 4-15 juni dan yang berbeda

Koran kompas edisi 14 juni-9

juli 2013

Kata kunci : analisis framing

5 Lutfi Bani Hasari, NIM Film sebagai Perbedaanny

B01207031, Jurusan media dan a terletak

Komunikasi Fakultas Dakwah analisiss framing pada objek

dan Komunikasi Uin Sunan model Gamson yang diteliti,

Ampel Surabaya, 2014 dan Modigliani disini objek

Jihad Dalam Film (ANaliss akan tetapi kajiannya.

Framing) penelitiannya

Kata kunci : Film dan Analisis yang berbeda

framing

Anda mungkin juga menyukai