Laporan PLTU Jeneponto

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Energi adalah properti fisika dari suatu objek, dapat berpindah melalui interaksi

fundamental, yang dapat diubah bentuknya namun tak dapat diciptakan maupun

dimusnahkan. Joule adalah satuan SI untuk energi, diambil dari jumlah yang diberikan

pada suatu objek (melalui kerja mekanik) dengan memindahkannya sejauh 1 meter

dengan gaya 1 newton.

Listrik merupakan energi yang sangat penting dalam kehidupan, tak

mengherankan bila banyak orang yang merasa susah saat listrik padam, banyak pabrik

atau perusahaan yang menanggung kerugian saat listrik padam dan aktivitas-aktivitas

umat manusia bisa terhambat. Meskipun sangat sulit tanpa adanya listrik, tidak mudah

pula untuk mendapatkan energi tersebut. Karena membutuhkan penggerak untuk

mendapatkan energi listrik dan membuthkan bahan bakar dalam membuat penggerak

tersebut.

Salah satu penghasil energi listrik di Indonesia adalah Bosowa Energi dimana

menerapkan pembangkit listrik tenaga uap yang dimana memanfaatkan air laut yang

telah di filtrasi menjadi demin water yang tidak ada kandungan mineralnya kemudian

dimasukkan di boiler yang dimasak dengan menggunakan batubara halus. Selain itu,

penulis ingin memperluas pengetahuan tentang PT PLTU Bosowa Energi. Atas dasar

pemaparan tersebut, maka dilakukan kegiatan field trip ke PLTU Bosowa Jeneponto.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses konversi energi di PT Bosowa Energi Jeneponto?

2. Bagaimana proses produksi PT Bosowa Energi Jeneponto?

3. Bagaimana proses siklus air pada PT Bosowa Energi Jeneponto?

4. Bagaimana pengolahan limbah yang ada di PT Bosowa Energi Jeneponto?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui proses konversi energi di PT Bosowa Energi Jeneponto.

2. Mengetahui proses produksi PT Bosowa Energi Jeneponto.

3. Mengetahui proses siklus air pada PT Bosowa Energi Jeneponto.

4. Mengetahui pengolahan limbah yang ada di PT Bosowa Energi Jeneponto.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Energi

Energi secara umum adalah kemampuan sistem fisik untuk melakukan kerja.

Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) adalah pembangkit yang mengandalkan energi

kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik.

Macam-macam Energi pembangkit listrik :

1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah pembangkit yang mengandalkan

energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik. Energi

listrik yang dibangkitkan ini biasa disebut sebagai hidroelektrik.

2. Pembangkit Listrik Tenaga Angin adalah pembangkit listrik yang menggunakan

angin sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik.

3. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit yang mengandalkan

energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik.

4. Pembangkit Listrik Tenaga Geotermal/ Panas Bumi (PLTG) adalah pembangkit

yang mengandalkan uap yang disarikan dari bebatuan yang panas dari bawah

tanah.

5. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik

thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor

nuklir pembangkit listrik.

6. Pembangkit Listrik Tenaga Matahari/Surya (PLTS) adalah pembangkit listrik

yang mengubah energi surya menjadi energi listrik.

3
7. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) adalah pembangkit listrik yang

menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover). Prime

mover merupakan peralatan yang fungsinya untuk menghasilkan energi

mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator. Mesin diesel sebagai

penggerak mula PLTD berfungsi menghasilkan tenaga mekanis yang

dipergunakan untuk memutar rotor generator.

2.2 Pt Bosowa Energi

Grup Energi dibangun Bosowa karena mempunyai prospek yang sangat baik di

masa mendatang. Hal itu mengingat kebutuhan energi masyarakat, seperti listrik, akan

terus meningkat dari tahun ke tahun. PT Bosowa Energi perusahaan yang

memproduksi listrik melalui PLTU berkapasitas 2 x 125 MW di daerah Jeneponto,

Sulawesi Selatan. PLTU yang dibangun diatas lahan seluas 230 hektare (ha) itu

menelan investasi sekitar US$ 200 juta.

Saat ini, PT Bosowa Energi sedang menjajaki pembangunan PLTU Tahap II

berkapasitas 2X125 MW di Jeneponto. Di bangun di Jeneponto karena cuacanya yang

sangat panas. Cuaca yang sangat panas ini sangat berpengaruh untuk kelangsungan

kerja perusahaan. Field trip kali ini mengajak kami ke PLTU Bosowa Enegri karena

banyak yang mengangkut pelajaran khususnya di bidang studi fisika. Tujuan kami

diajak field trip untuk menambah wawasan di luar bukan hanya dalam kelas saja.

Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang

dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas/kering.

Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan berbagai macam bahan bakar terutama

batu bara dan minyak bakar serta MFO untuk start up awal. Salah satu PLTU terbesar

adalah PLTU Pacitan Jawa timur.

4
Dalam PLTU, energi primer yang dikonversikan menjadi energi listrik adalah

bahan bakar. Bahan bakar yang digunakan dapat berupa batubara (padat), minyak

(cair), atau gas. Adakalanya PLTU menggunakan kombinasi beberapa macam bahan

bakar. Konversi energi tingkat pertama yang berlangsung dalam PLTU adalah konversi

energi primer menjadi energi panas (kalor). Hal ini dilakukan dalam ruang bakar dan

ketel uap PLTU. Energi panas ini kemudian dipindahkan ke dalam air yang ada dalam

pipa ketel untuk menghasilkan uap yang dikumpulkan dalam drum dari ketel. Uap dari

drum ketel dialirkan ke turbin uap. Dalam turbin uap, energi (entalpi) uap

dikonversikan menjadi energi mekanis penggerak generator, dan akhirnya energi

mekanik dari turbin uap ini dikonversikan menjadi energi listrik oleh generator.

2.3 Proses Produksi PT. Bosowa Energi

Coal supplier atau penyedia batu bara melakukan pengiriman kepada PLTU

Jeneponto dengan kapal (ship unloader) dengan (tipe kapasitas Panamax 65.000

metrik ton) dan dibongkar pada fasilitas Pembongkaran Batu Bara (dermaga batu

bara) yang terletak 1,4 km dari garis pantai. Dari dermaga batu bara kemudian

disalurkan melalui system ban berjalan (conveyor) ke penyimpanan batubara

berkapasitas 60 hari konsumsi. Batubara dari luar dialirkan ke penampung batubara

dengan conveyor, kemudian dihancurkan dengan pemecah batu bara, sehingga

menjadi tepung batubara. Kemudian batu bara dari penyimpanan disalurkan melalui

pengeruk timbunan (Stacker Reclaimer) , batu bara kemudian dikirim melalu konveyor

menuju lumbung (coal silo) batu bara di dalam tungku.

Air laut dipompakan ke instalasi Pengolahan air yang kemudian diproses melalui

instalasi pengolahan air tawar yang terdiri dari bagian perlakuan awal (pretreatment)

dan bagian proses pembuatan air tawar atau tipe osmosis terbalik. Air tawar yang

dihasilkan ini disuplai oleh pompa kolam air pretreated menuju suatu rangkaian

instalasi pemurnian. Lalu air murni ini (make up water) dimasukkan dan disimpan

5
didalam tangki air make up. Air tawar tanpa mineral ini dapat digunakan dalam proses

pembangkitan uap.

Batubara dihaluskan menjadi bubuk pada mesin penggiling lalu bubuk batu

bara ini ditiupkan ke dalam tungku untuk dibakar. Api di dalam tungku awalnya

dihasilkan dari injeksi bahan bakar minyak pada tekanan tinggi ke dalam ruang bakar

melalui nozzle. Bahan bakar minyak ini kemudian dikabutkan dan kemudian dinyalakan

dengan sistem penyalaan/ignition. Tipe tungku adalah radiant dan terdiri dari ribuan

pipa-pipa kecil berisi air yang dipanaskan menjadi uap yang digunakan untuk

menggerakkan turbin.

Sebuah turbin terdiri dari serangkaiain sudu-sudu berputar, mengubah energy

termal menjadi mekanik. Tiap turbin mempunyai rotor yang tertutup dalam casing.

Turbin berputar menggunakan dua set blade/sudu-sudu. Satu set terpasang tetap di

casing bagian luar dari turbin dan mengarahkan aliran dari uap. Yang lainnya

terpasang di rotor dan memutar rotor dengan cara memanfaatkan energy dari uap

yang bergerak cepat. Turbin di PLTU TJB terdiri dari tiga tingkat : sebuah Turbin

tekanan tinggi, Turbin tekanan menengah dan dua Turbin tekanan rendah. Setiap

tingkatan turbin menyumbang daya keluaran total dari generator sebesar 719 MW.

Dengan tekanan yang tinggi, campuran udara panas dan batu bara disemprotkan

kedalam Boiler sehingga akan terbakar dengan cepat seperti semburan api. Kemudian

air dialirkan keatas melalui pipa yang ada dinding Boiler, air tersebut akan dimasak dan

menjadi uap, dan uap tersebut dialirkan ke tabung boiler untuk memisahkan uap dari

air yang terbawa. Selanjutnya uap dialirkan ke superheater untuk melipatgandakan

suhu dan tekanan uap hingga mencapai suhu 570°C dan tekanan sekitar 200 bar yang

meyebabkan pipa ikut berpijar merah.

Uap dengan tekanan dan suhu yang tinggi inilah yang menjadi sumber tenaga

turbin tekanan tinggi yang merupakan turbin tingkat pertama dari 3 tingkatan. Untuk

6
mengatur turbin agar mencapai set point, kita dapat menyeting steam governor valve

secara manual maupun otomatis. Suhu dan tekanan uap yang keluar dari Turbin

tekanan tinggi akan sangat berkurang drastis, untuk itu uap ini dialirkan kembali ke

boiler re-heater untuk meningkatkan suhu dan tekanannya kembali. Uap yang sudah

dipanaskan kembali tersebut digunakan sebagai penggerak turbin tingkat kedua atau

disebut turbin tekanan sedang dan keluarannya langsung digunakan untuk

menggerakkan turbin tingkat 3 atau turbin tekanan rendah. Uap keluaran dari turbin

tingkat 3 mempunyai suhu sedikit diatas titik didih, sehingga perlu di alirkan ke

condensor agar menjadi air untuk dimasak ulang. Air tersebut kemudian dialirkan

melalui deaerator oleh feed pump untuk dimasak ulang. awalnya dipanaskan di feed

heater yang panasnya bersumber dari high pressure set, kemudian ke economiser

sebelum di kembalikan ke tabung boiler.

Turbin dihubungkan langsung dengan rotor generator dan berputar pada 3000

putaran per menit. Di dalam casing generator terdapat sebuah rotor. Saat rotor

berputar, kutub magnetiknya memotong sebuah kumparan kawat penghantar, yang

menghasilkan arus berlanjut yang bervariasi. Hasilnya adalah arus bolak balik (AC)

yang dihasilkan oleh semua pembangkit listrik. Generator menghasilkan arus pada

tegangan 22800 volt yang mengalir dari generator melewati konduktor dan sirkuit

pemutus arus menuju generator transformer. Disini tegangan dinaikan hingga 500.000

volt. Dari transformer, energy listrik dialirkan ke dalam jaringan terintegrasi Jawa

Madura Bali milik PLN Semua pembangkit di Jawa Bali disinkronkan pada 50 Hz.

Karena produksi air murni yang mahal, maka air pada pembangkit digunakan

secara terus menerus. Dalam rangka melakukan hal ini, uap yang digunakan dari LP

turbin pada tekanan antara 10-12 kPa (absolut), dan pada suhu +- 40°C harus

dikondensasikan. Permukaan kondensor yang luas digunakan untuk proses ini. Sebuah

kondensor pada dasarnya adalah sebuah alat berisi 34074 buah pipa kecil Titanium.

7
Uap yang sudah digunakan dari turbin memasuki kondensor dan mengalami kontak

dengan permukaan luar pips kecil yang dingin. Air dari sistem pendingin mengalir

melalui pipa-pipa tersebut. Dari perbedaan suhu antara uap yang terpakai (kira-kira

40°C) dan air pendingin (29°C) menghasilkan kondensasi. Air pendingin disuplai ke

masing-masing kondensor air pendingin ini suhunya naik lalu dikembalikan ke laut.

ESP dipasang sebelum cerobong asap, digunakan untuk menangkap abu

terbang sisa pembakaran yang ikut terbawa dalam gas buang. ESP memberi muatan

listrik pada partikel debu di dalam gas buang untuk menangkap dan membuang

partikel debu tersebut. ESP terdiri dari rangkaian pelat logam yang searah dan vertical

yang dikenal dengan Collecting Electrode yang membentuk dinding dimana gas buang

mengalir. Di bagian tengah antara Collecting Electrode terdapat discharge electrode

sebagai pemberi muatan dan medan listrik.

Sistem FGD pada TJB terdiri atas sistem pembongkaran dan penanganan batu

kapur, sistem pembuatan larutan batu kapur, tangki penyerap untuk masing-masing

unit, sistem pengering utama gypsum dan pembuangan klorida, sistem pengering

lanjutan gypsum dan sistem suplai air. Gas buang tungku dialirkan ke sistem tangki

penyerap sulfur dimana gas buang mengalir melalui semburan lumpur dari campuran

batu kapur dan air laut. Sistem FGD di desain untuk mengurangi oksida sulfur di dalam

gas buang ke tingkat yang diijinkan.

Gas buang hasil pembakaran batubara setelah melewati ESP dan FGD

dikeluarkan melalui cerobong setinggi 240 m untuk memastikan penyebaran gas buang

yang keluar dari cerobong. Emisi gas buang yang keluar dari cerobong dijaga agar

selalu di bawah ambang baku mutu lingkungan. Gas buang yang keluar dari cerobong

dapat dikatakan hanyalah uap air yang merupakan hasil proses desulfurisasi di FGD.

8
Abu dasar dari hasil pengoperasian batubara dikumpulkan di ash yard, sementara abu

terbang dikumpulkan di dalam penampung debu terbang dan dikeluarkan untuk dapat

dimanfaatkan dalam pembuatan semen oleh pihak ketiga.

2.4 Siklus Uap dan Air

PLTU umumnya memiliki pemanas ulang dan pemanas awal serta mempunyai

tiga turbin yaitu turbin tekanan tinggi, turbin tekanan menengah dan turbin tekanan

rendah. Siklus yang diperlihatkan pada gambar diatas telah disederhanakan, yaitu

bagian yang memperlihatkan sirkuit pengolahan air untuk suplisi dihilangkan untuk

penyederhanaan. Suplisi ini diperlukan karena adanya kebocoran uap pada

sambungan-sambungan pipa uap dan adanya blow down air dari drum ketel.

Air dipompakan ke dalam drum dan selanjutnya mengalir ke pipa-pipa air yang

merupakan dinding yang mengelilingi ruang bakar ketel. Ke dalam ruang bakar ketel

disemprotkan bahan bakar dan udara pembakaran. Bahan bakar yang dicapur udara ini

dinyalakan dalam ruang bakar sehingga terjadi pembakaran dalam ruang bakar.

Pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar mengubah energi kimia yang terkandung

dalam bahan bakar menjadi energi panas (kalor). Energi panas hasil pembakaran ini

dipindahkan ke air yang adala dalam pipa air ketel melalui proses radiasi, konduksi dan

konveksi.

Untuk setiap macam bahan bakar, komposisi perpindahan panas berbeda,

misalnya bahan bakar minyak paling banyak memindahkan kalor hasil pembakarannya

melalui radiasi dibandingkan bahan bakar lainnya. Untuk melaksanakan pembakaran

diperlukan oksigen yang diambil dari udara. Oleh karena itu, diperlukan pasokan udara

yang cukup ke dalam ruang bakar. Untuk keperluan memasok udara ke ruang bakar,

ada kipas (ventilator) penekan dan kipas penghisap dipasang masing-masing pada

ujung masuk udara ke ruang bakar dan pada ujung keluar udara dari ruang bakar.

9
Gas hasil pembakaran dalam ruang bakar setelah diberi kesempatan memindahkan

energi panasnya ke air ytang ada dalam pipa iar ketel, dialirkan melalui saluran

pembuangan untuk selanjutnya dibuang ke udara melalui cerobong. Gas buang sisa

pembakaran ini masih mengandung banyak energi panas karena tidak semua energi

panasnya dapat dipindahkan ke air yang ada dalam pipa air ketel. Gas buang yang

masih mempunyai suhu diatas 400 C ini dimanfaatkan untuk memanaskan.

A. Pemanas lanjut (Super heater)

Didalam pemanas lanjut, mengalir uap dari drum ketel yang menuju ke turbin

uap tekanan tinggi. Uap yang mengalir dalam pemanas lanjut ini mengalami kenaikan

suhu sehingga uap air ini semakin kering, oleh karena adanya gas buang di sekeliling

pemanas lanjut.

B. Pemanas ulang (Reheater)

Uap yang telah digunakan untuk menggerakkan turbin tekanan tinggi, sebelum

menuju turbin tekanan menengah, dialirkan kembali melalui pipa yang dikelilingi oleh

gas buang. Disini uap akan mengalami kenaikan suhu yang serupa dengan pemanas

lanjut.

C. Economizer

Air yang dipompakan ke dalam ketel, terlebih dahulu dialirkan melalui

economizer agar mendapat pemanasan oleh gas buang. Dengan demikian suhu air

akan lebih tinggi ketika masuk ke pipa air di dalam ruang bakar yang selanjutnya akan

mengurangi jumla kalor yang diperlukan untuk penguapan (lebih ekonomis).

D. Pemanas Udara

Udara yang akan dialirkan ke ruang pembakaran yang digunakan untuk

membakar bahan bakar terlebih dahulu dialirkan pemanas udara agar mendapat

pemasanan oleh gas buang sehingga suhu udara pembakaran naik yang selanjutnya

akan mempertinggi suhu nyala pembakaran.

10
PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus

tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan

sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut :

1) Pertama air diisikan ke boiler

Hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan pemindah panas. Didalam boiler

air ini dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran bahan bakar dengan udara

sehingga berubah menjadi uap.

2) Kedua, uap hasil produksi boiler dengan

Tekanan dan temperatur tertentu diarahkan untuk memutar turbin sehingga

menghasilkan daya mekanik berupa putaran.

3) Ketiga, generator yang dikopel langsung

Dengan turbin berputar menghasilkan energi listrik sebagai hasil dari

perputaran medan magnet dalam kumparan, sehingga ketika turbin berputar

dihasilkan energi listrik dari terminal output generator.

4) Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor

Untuk didinginkan dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air yang

disebut air kondensat. Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan

lagi sebagai air pengisi boiler.

5) Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.

Energi ini lalu akan disalurkan ke pasar rakyat sulselbar dan sepanjang jalan

poros Jeneponto.

2.5 Pengolahan Limbah PT. Bosowa Energi

Limbah merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari PLTU karena

menggunakan batubara sebagai bahan bakar untuk memanaskan air menjadi uap

sehingga seringkali banyak yang menganggap limbah tersebut dapat merusak

11
lingkugan. Ada banyak cara menanggulangi limbah dipabrik agar tidak mencemari

lingkungan yaitu:

1. Limbah halus uap digunakan kembali untuk bahan membuat semen di pabrik

tersendiri Bosowa.

2. Limbah cair langsung di alirkan ke laut tapi harus melewati proses agar limbah

cair tersebut tidak mengandung zat kimia.

3. Limbah yang mengandung minyak di tampung untuk dijual kembali.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari perjalanan fieldtrip ke PLTU (Pembangkit

Listrik Tenaga Uap) Bosowa Energi di Jeneponto yaitu:

1. Proses mengonversi dalam sistem pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang

mengandalkan energi kinetik uap untuk menghassilkan energi listrik dengan 4

tahapan.

2. Produksi diawali dari pengiriman batubara sampai menjadi listrik yang

kemudian dialirkan ke SulSelBar.

3. Siklus air pada PT Bosowa Energi Jeneponto adalah dengan mengubah air

menjadi uap kemudian uap penggerak turbin diubah kembali menjadi air yang

kemudian dipanaskan kembali.

4. Limbah dari pabrik untuk kepentingan membuat semen,minyak serta limbah

cair yang akan dialirkan ke laut setelah mengalami proses penghilangan zat

berbahaya.

3.2 Saran

Adapun Saran untuk kunjungan PLTU Jeneponto adalah agar kiranya lebih

diperlihatkan lagi seluruh proses di PLTU sampai menjadi listrik yang digunakan pada

kehidupan sehari-hari.

13
LAMPIRAN

14
15
16

Anda mungkin juga menyukai