PDF Laporan PKL PT Pomi DD
PDF Laporan PKL PT Pomi DD
PDF Laporan PKL PT Pomi DD
Disusun Oleh :
Disetujui Oleh :
Mengetahui
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan
Rahmatdan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan PKL (Laporan Praktek Kerja
Lapangan) dengan judul “Perancangan Panel Kontrol Receptacle Pada Proses Unloading
Bulk Chemical Senyawa CO 2 Turbine Building Area ”.
Disadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, maka diharapkan saran dan
masukan yang membangun agar sempurnanya penulisan Laporan PKL (Praktek Keja
Lapangan) ini. Dalam penyelesaian Laporan PKL (Praktek Keja Lapangan) ini penulis banyak
menerima bantuan dan dukungan dari semua pihak baik akademis, moril, maupun material
sehingga pada kesempatan ini penulis berterimakasih kepada :
1. Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa, yang telah melimpahkan kemudahan, keberkahan, dan
keselamatan kepada penulis dalam melaksanakan tugas Praktek Kerja Lapangan.
2. Keluarga yang telah menyemangati dan mendoakan kelancaran pada penyelesaian Laporan
Praktek Kerja Lapangan.
3. Bapak Ahmad Hermawan, ST, MT selaku Ketua Program Studi Sistem Kelistrikan Politeknik
Negeri Malang.
4. Bapak Ruwah Joto, ST., MMT selaku dosen pembimbing dari Politeknik Negeri Malang.
5. Bapak Sapto Wibowo, S.T.,M.Sc. selaku dosen pembimbing Praktek Kerja Lapangan.
6. Bapak Bambang Jiwantoro selaku Community and HR Manager PT. PAITON OPERATION
& MAINTENANCE INDONESIA (POMI).
7. Bapak Sapto Wilujeng, S.T. dan Ibu Leny Safina Pahlawani selaku pembimbing lapangan dan
penanggung jawab di PT. PAITON OPERATION & MAINTENANCE INDONESIA (POMI).
8. Seluruh karyawan PT. PAITON OPERATION & MAINTENANCE INDONESIA (POMI),
yang memberikan dukungan selama praktek kerja lapangan.
9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan sampai selesainya laporan ini.
Kritik dan saran penulis terima dengan senanghati. Dan semoga Laporan PKL ( Praktek
Kerja Lapangan) ini bermanfaat bagi penulis dan khususnya pembaca pada umumnya.
BAB I
PENDAHULUAN....................................................................................................... 1
BAB II
BAB III
BAB V
PENUTUP ................................................................................................................. 88
LAMPIRAN.............................................................................................................. 91
DAFTAR GAMBAR
dilakukan dengan jalan Studi Ekskursi , Praktik Kerja Lapangan , Magang, Join Research,
dan lain sebagainya.
Wawasan tentang dunia kerja yang berkaitan dengan industri sangat diperlukan,
sehubung dengan kondisi objektif Indonesia merupakan negara berkembang, dimana
teknologi masuk dan diaplikasikan oleh industri terlebih dahulu sehingga diharapkan
bahwa mahasiswa sebagai calon output dari perguruan tinggi yang lebih mengenal
perkembangan industri.
Dicetuskan konsep link and match oleh departemen pendidikan nasional
membawa dampak dan konsekuensi yang menggembirakan bagi semua unsur yang
terkait. Semakin diperlukan kesadaran pendidikan menjadi tanggung jawab pemerintah,
masyarakat, keluarga, swasta sehingga perlu adanya kerja sama yang baik. Konsep ini
diharapkan dapat menjadi keselarasan yang lebih tera rah dalam penanganan sumber daya
yang masuk perguruan tinggi dan output yang dihasilkan
Sementara Praktik Kerja Lapangan yang menjadi mata kuliah wajib di Jurusan
Teknik Elektro-Program Studi Sistem Kelistrikan Politeknik Negeri Malang dipandang
sebagai manifestasi terjalinnya hubungan dunia perguruan tinggi dengan unsur dunia
kerja sebagai pengguna output yang dihasilkan.
Dasar dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan adalah mengaplikasikan dasar
teori yang sudah didapatkan dan dipelajari di perguruan tinggi untuk diaplikaskan secara
langsung pada perusahaan / industri apakah sesuai apa tidak tanpa terkecuali dengan
bimbingan pembimbing Institusi dan pembimbing industri yang sudah ditunjuk oleh
kepala SDM perusahaan tersebut dan sesuai dengan SK DIKTI serta salah satu syarat
untuk pengajuan Laporan Akhir Politeknik Negeri Malang.
Pelaksanaan kegiatan akan dilakukan pada hari libur semester genap karena
kebijaksanaan departemen pendidikan nasional tentang pelaksanaan program magang
kerja di PT. Paiton Operation and Maintenance Indonesia (POMI) PLTU Unit 7,8 sebagai
salah satu Pembangkit listrik untuk mensuplai kebutuhan energi listrik.
Untuk memenuhi kontinuitas sistem kelistrikan yang terjamin, sehingga dapat
meningkatkan efisien dari sistem listrik itu sendiri, maka diperlukan penunjang yang
handal. Salah satunya yaitu tersedianya sumber daya listrik yang continue , stabil, dan
berkualitas. Untuk dapat mewujudkan ketiga aspek dalam sistem kelistrikan tersebut
maka diperlukan studi mengenai sistem produksi pembangkit kelistrikan, sistem
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. Paiton Operation & Maintenance Indonesia
oksidasi semisal yaitu S0 4 diubah menjadi S0 3 dan gas gas yang lain. Kemudian gas
gas yang tidak bias teroksidasi akan diteruskan menuju stack (cerobong) untuk
dibuang ke udara luar. Sesuai dengan fungsi Induced Draft fan yang begitu penting
terhadap proses pengeluaran gas dari ESP menuju Scrubber Absober , maka untuk
menjaga kondisi Induced Draft fans agar mampu berjalan secara kontinyu
diperlukan adanya preventive maintenance terhadap ID fan agar supply gas yang
dikirimkan menuju tetap dalam kondisi stabil dan lancar serta sesuai dengan
kebutuhan Scrubber Absorber.
BAB III
PROSES KERJA PADA SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA UAP (PLTU) PT. POMI
3.1 Deskripsi Umum
Pembangkitan energi listrik di PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Paiton
Unit 7, & 8 bertujuan untuk menghasilkan energi listrik dengan konversi energi dari suatu
sumber dan menggunakan energi tersebut untuk menggerakkan generator. Listrik yang
diproduksi oleh generator dikirim ke substation melalui high-voltage transmission line .
Setelah mencapai substation listrik dikirim ke konsumen menggunakan low-voltage
distribution line. Prinsip kerja pembangkit listrik tenaga uap pada dasarnya adalah
memanfaatkan uap hasil pemanasan air untuk menggerakkan turbin yang terhubung ke
generator.
Pada PLTU Paiton Unit 7, & 8 ini bahan bakar yang dipakai ada 2, yaitu : Batu
Bara (Primary Fuel), dan Fuel Oil (Secondary Fuel).
Gambar 3.1 Input dan Output pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap
Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap pada Unit 7, & 8 ini memanfaatkan Batu
Bara (Sebagai bahan bakar utama), Fuel Oil (Sebagai bahan bakar bakar minyak
digunakan untuk proses Start-Up), Udara (Digunakan untuk Dry Air, Service Air, dan
untuk komponen komponen pendukung seperti pneumatic, dll), Air (Untuk demin
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. Paiton Operation & Maintenance Indonesia
water, service water, dan sodium water), dan Gas (Seperti H 2, N2, dan O 2) sebagai
inputnya. Dan untuk outputannya berupa Daya Listrik (yang kemudian disalurkan ke
PLN), Fly Ash & Bottom Ash (sebagai limbah berupa padatan), Waste Water (untuk
dibuang di pembuangan/ discharge), Flue Gas (limbah berupa gas yang nantinya diolah
dan dibuang ke atmosphere), Sea Water (berupa air sisa yang sudah diolah untuk dibuang
kembali ke laut).
Untuk Komponen utama yang digunakan untuk mengkonversi energi dari batu
bara menjadi energi listrik adalah boiler, turbine, dan generator. Dan komponen
pendukung yang digunakan untuk menangani limbah ialah flue gas treatment yang terdiri
dari Flue Gas Desulfurization (FGD), dan Electrostatic Precipitator (EP), bottom ash
handling, dan waste water treatment. Serta komponen lain yang mendukung berjalannya
proses yaitu coal handling system, electrolytic chloritation system, intake screen, dan
sistem desalinasi. Proses pembangkit energi listrik secara umum digambarkan pada
Gambar 3.2 berikut :
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. Paiton Operation & Maintenance Indonesia
6. Summary
Total tonnage of bedding coal : 39.395 ton
Total volume of all 4 active stokcpiles : 177.037 ton
Total volume of inaktif stockpiles : 637.969 ton
Theoreticaal maximum total : 854.401 ton
Apabila lengan bergerak maju mundur maka timbunan yang akan dihasilkan
menjadi timbunan yang rapi dan memanjang. Pada saat pengambilan, reclaiming bucket
pada stacker akan berputar dan mengeruk batu bara yang selanjutnya dituang ke belt
conveyor untuk dibawa ke transfer house . Seperti halnya proses penimbunan,
reclaiming bucket juga dapat diatur agar tetap diam ditempat atau maju mundur untuk
mengeruk batu bara.
Laporan Praktek
Praktek Kerja Lapangan
Lapangan (PKL)
PT. Paiton Operation
Operation & Maintenance Indonesia
Indonesia
Siklus ini dimulai dari SWRO yang membagi air tawar menjadi tiga jenis
berdasarkan kualitas dan kegunaannya, yaitu:
1. Demineralized Water
Air ini merupakan kualitas tertinggi dan akan diubah menjadi uap air ( steam).
Kandungan mineral dalam ini sangat dikurangi karena mineral yang dibutuhkan
adalah air murni.
2. Potable Water
Air ini merupakan kualitas menengah dan memenuhi kualitas sebagai air
minum.
3. Service Water
Air ini merupakan kualitas terendah dan tidak memenuhi standar kualitas
sebagai air minum.
Setelah proses SWRO, Demineralized
Demineralized Water dialirkan ke Condenser melalui
Water Make Up untuk membantu proses pendinginan steam menjadi air kembali. Jumlah
Condenser ada
ada 2 (dua) dikarenakan menyesuaikan jumlah Low Pressure (LP) Turbine,
yaitu 2 (dua).Steam yang telah menjadi air akan dipompa oleh Condensate Extraction
Pump menuju Low Pressure Water Heater . Tahapan dalam LP Water Heater
Pressure (LP) Water Heater ada
ada 4
(empat) yang disusun secara seri. LP
LP Water Heater menggunakan steam dari LP
Turbineoutlet untuk memanaskan air.
Selanjutnya, air masuk ke Deaerator yang
yang berfungsi menghilangkan kandungan
gas-gas tertentu sehingga menghasilkan air murni. Deaerator memiliki 2 (tiga) intake ,
yaitu air dari LP Water Heater dan steam dari High Pressure (HP) Turbine yang
melewati High Pressure (HP) Water Heater dan
dan 1 (satu) outlet , yaitu air yang menuju
Boiler Feed Pump yang bercabang menjadi 3 (tiga), yakni 1 (sa tu) pompa yang bertenaga
motor dan 2 (dua) Auxiliary Steam dengan turbin. Boiler Feed Pump dengan motor
digunakan saat plant baru
baru dihidupkan dan tidak dapat
da pat menggunakan tenaga steam karena
memang belum dihasilkan. Setelah itu, air dialirkan ke High Pressure
Pressure (HP) Water Heater
yang berjumlah 3 (tiga) tahap yang disusun seri dan masingmasing tahap memiliki 2 (dua)
unit (A dan B).
Kemudian, air tersebut masuk ke Economizer
Economizer .Pada
.Pada dasarnya Economizer
berfungsi memanaskan air dengan memanfaatkan udara panas sisa pembakaran dalam
Boiler . Setelah melewati Economizer , air masuk ke Steam Drum. Fungsi dari Steam Drum
Laporan Praktek
Praktek Kerja Lapangan
Lapangan (PKL)
PT. Paiton Operation
Operation & Maintenance Indonesia
Indonesia
adalah memisahkan antara air dan steam, sehingga air dari Economizer
Economizer akan turun ke
Boiler Circulating Pump (BCWP) untuk diteruskan ke dalam Boiler bagian
Circulating Water Pump bagian Water
Wall yang berfungsi memanaskan air lagi dan akan masuk kembali ke Steam Drum.
Keluaran dari Water Wall yang berupa air akan turun lagi ke BCWP dan yang berupa
steam akan naik dan masuk ke bagian Latent Temperature
Temperature Super SH) untuk
Super Heater (LT SH)
meningkatkan suhu steam dan masuk ke Super Heater . Pada bagian ini, suhu dan tekanan
maksimum steam dicapai. Kemudian steam bercabang menjadi 2 (dua), yaitu ke High
Pressure (HP) Bypass dan 2 (dua) Main Stop Valve (MSV) beserta 4 (empat) Control
Valve. Jika kualitas steam belum memenuhi, yaitu tekanan dan temperatur maka steam
akan dialirkan oleh HP Bypass ke Reheater . Sedangkan bila kualitas steam sudah
memenuhi maka akan di alirkan ke HP Turbine . Steam akan memutar HP Turbine dan
keluar menuju ke Reheater untuk
untuk dipanaskan kembali. Kemudian steam yang telah keluar
diteruskan menuju Combine Reheat Valve atau Low Pressure (LP) Bypass. Steam akan
dialirkan ke Condenser bila tidak memenuhi kualitasnya. Sedangkan jika memenuhi,
maka dialirkan oleh Combine Reheat Valve ke Reheat (RH) atau Intermediate
Intermediate Pressure
Pressure
(IP) Turbine lalu diteruskan ke 2 (dua) LP Turbine. Outlet dari LP Turbine masuk
kedalam Condenser dengan
dengan bantuan Vacuum Pump agar steam dapat masuk ke dalam
Condenser .Steam dalam Condenser akan didinginkan dan berubah menjadi air kembali
sebelum keluar menuju Condensate Extraction Pump .
pertukaran panas antar Close Cooling dengan air laut terjadi pada alat yang disebut Heat
Exchanger.
Karena adanya Blow down pada steam drum. Maka untuk mengembalikan volume
air ke volume semula, pada condenser terdapat Make-Up water untuk menambah volume
air. Make up water diambil dari make up dematerializing RO. Condenser bekerja dalam
kondisi vakum, hal ini dikarenakan proses kondensasi yang terjadi yaitu perubahan steam
ke air menyebabkan berkurangnya volume. Untuk menjaga agar condenser dalam
keadaan vakum, maka gas-gas yang dilepas dari steam (ketika steam berubah menjadi
air) dipompa keluar oleh vacum pump. Alasan lain keadaan vakum adalah efisiensi, stea m
yang diambil dari tubin adalah Enthalpi steam (selisih steam masuk dan keluar) sehingga
tekanan diminimalkan agar energi yang dimanfaatkan semakin besar karena Enthalpi juga
besar.
3.3.10. LP Heater
Fungsi dari LP water heater adalah untuk memanaskan air yang akan masuk ke
deaerator. Pemanasan ini membantu boiler agar kerjanya tidak terlalu berat atau dapat
dikatakan untuk meningkatkan efesiensi dari keseluruhan sistem, sehingga dengan
pemanasan dibagian ini, fluida yang masuk kedalam boiler merupakan uap yang telah
dipisahkan dari air oleh dearator. Terdapat 5 LP Water Heater , yaitu :
1. LP Feed Water Heater 1
Terletak dibagian bawah condenser , fungsinya untuk memanaskan air yang
keluar dari condenser.Panas yang digunakan berasal dari LP turbine.
2. LP Feed Water Heater 2, 3, dan 4
Fungsinya adalah untuk memanaskan air sebelum air memasuki
dearator.Panas yang digunakan berasal dari extration LP Turbine.
3. Feed Water Heater 5 ( Deaerator )
Terletak diatas deaerator. Panas yang digunakan berasal dari extration IP
Turbine.
3.3.11. Deaerator
Berfungsi untuk menyerap atau menghilangkan gas-gas yang terkandung pada air
pengisi boiler , terutama gas O2, karena gas ini akan menimbulkan korosi, gas-gas lain
yang cukup berbahaya adalah karbon dioksida (CO 2). Gas O2 dan CO2 akan bereaksi
dengan material bolier dan menimbulkan korosi yang sangat merugikan.
Prinsip kerjanya air yang masih mengandung O2 dan CO2 disemprotkan ke steam
deaerator , sehingga gas-gas tersebut diserap secara thermis dan dikeluarkan melalui
valve pelepasan udara atau gas.Selain itu dearator juga dapat menaikkan temperatur air
pengisi boiler (sampai 1620C).Penempatan posisi daerator yang tinggi memungkinkan
pemberian suction head yang cukup untuk Feed Water Pump . Dari Daerator air akan
dipompa dengan tiga HP feed water pump dan satu pompa yang digerakkan oleh motor
disebut motor driven pump, dimana kapasitas tiap pompa 100% menuju HP Water Heater
6, 7, 8 A-B dan akan menuju ke Economizerlalu ke Steam Drum.
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. Paiton Operation & Maintenance Indonesia
Gambar 3.28 Deaerator
Jadi pada secondary super heater uap yang terbentuk merupakan uap yang paling panas
diantara yang lain.
Primary super heater diletakan pada bagian yang panasnya lebih rendah
dibandingkan dengan secondary super heater karena untuk menghindarkan pipa pipa
pemanas dari masalah thermal shock .
Uap dari secondary super heater yang menjadi super heated steam . SH steam
akan dialirkan untum memutar High Pressure Turbine dan kemudian tekanan dan
temperatuenya akan turun
3.4.2 Control Valve
Control valve berfungsi untuk mengatur jumlah aliran steam yang akan masuk ke
HP Turbin .
3.4.3 High Pressure (HP) Turbine
Turbin adalah mesin penggerak, dimana energi fluida kerja digunakan langsung
untuk memutar roda (sudu-sudu) turbin.Turbin uap menghasilkan putaran karena aliran
uap yang tetap masuk ke nozzle dan ditekankan dengan tekanan rendah.Uap tersebut
masuk ke steam jet.Disini kecepatan uap dinaikkan, sebagian energi kinetic dari uap
tersebut dikirim ke sudusudu turbin untuk berputar.Besar dan kecil beban sangat
berpengaruh sekali terhadap uap yang dihasilkan, bila beban cukup tinggi, maka uap yang
dibutuhkan juga besar dan sebaliknya.
Pengaturan jumlah uap yang masuk kedalam turbin ini dilakukan oleh control
valve. Dan pada high pressure turbin, uap kering dari final superheater yang mempunyai
temperature dan tekanan yang tinggi yang dialirkan ke turbin tekanan tinggi.Didalam
turbin ini terdapat sudu-sudu gerak yang mempunyai bentuk sedemikian rupa sehingga
dapat mengekspansikan uap. Disini terjadi perubahan energi, maka temperatur uap akan
turun dan perlu diadakan pemanasan ulang pada reheater.
3.4.4 Reheater
Setelah tekanan dan temperature SH steam turun, maka SH Steam akan
dikembalikan ke boiler untuk pemanasa ulang dengan Re – Heater. Re – heater
merupakan kumpulan pipa boiler yang diberi panas dari gas pembakaran seperti
Superheater. Jadi Re – Heater berfungsi untuk menaikkan temperatue SH Steam tanpa
mempengaruhi tekanannya. Di bagian Re – Hetaer, SH steam akan dikembalkan ke
Intermediate Pressure (IP) Turbine atau Rehaed (RH) Turbin dan Low Pressure (LP)
Turbine.
3. Disk (Cakram) berfungsi untuk meneruskan tenaga putar turbin kepada pesawat yang
digerakkan. Tenaga yang dihasilkan adalah tenaga mekanis steam.
terhubung ke output atau beban. Pada transformator inti besi digunakan sebagai media
transfer fluks magnet .
b. Auxilary Transformer
Transformer ini digunakan untuk menurunkan tegangan nantinya dipakai untuk
kebutuhan listrik pada area pembangkit. Transformer ini adalah transformer step down
yang mengkonversi tegangan 23kV menjadi 13.8kV.
4.4. Fungsi Masing - Masing Komponen Penting Yang Ada Pada Panel system
Receptacle Storage Tank
4.4.1 MCCB
MCCB ( Moulded Case Circuit Breaker ), merupakan alat pengaman yang dalam
proses operasinya mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai pengaman dan sebagai alat
penghubung. Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi sebagai
pengaman gangguan arus hubung singkat dan arus beban lebih. Pada jenis tertentu,
pengaman ini mempunyai kemampuan pemutus yang dapat diatur sesuai dengan yang
diinginkan. Dalam memilih MCCB, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, antara
lain :
a. Faktor Tegangan
Tegangan operasional dari MCCB arus lebih besar atau minimum sama
dengan tegangan sistem.
b. Faktor Frekuensi
Frekuensi pada MCCB harus sesuai dengan frekuensi siste m.
c. Kapasitas Arus
Kapasitas arus pada MCCB harus disesuaikan dengan besarnya arus beban
yang dilewatkan oleh kabel, dan harus lebih kecil dari arus ambang yang diijinkan
lewat pada kabel.
d. Kapasitas Pemutusan
Kapasitas pemutusan dari MCCB harus paling sedikit sama dengan arus
hubung singkat prospektif yang mungkin akan terjadi pada suatu titik instalasi
dimana circuit breaker tersebut dipasang.
e. Jumlah pole pada MCCB
Jumlah pole harus disesuaikan dengan kebutuhan jumlah kabel yang akan
melewati MCCB.
4.4.2 FUSE
Fuse atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Sekering adalah komponen
yang berfungsi sebagai pengaman dalam Rangkaian Elektronika maupun perangkat
listrik. Fuse (Sekering) pada dasarnya terdiri dari sebuah kawat halus pendek yang akan
meleleh dan terputus jika dialiri oleh Arus Listrik yang berlebihan ataupun terjadinya
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. Paiton Operation & Maintenance Indonesia
hubungan arus pendek (short circuit) dalam sebuah peralatan listrik / Elektronika. Dengan
putusnya Fuse (sekering) tersebut, Arus listrik yang berlebihan tersebut tidak dapat masuk
ke dalam Rangkaian Elektronika sehingga tidak merusak komponen-komponen yang
terdapat dalam rangkaian Elektronika yang bersangkutan. Karena fungsinya yang dapat
melindungi peralatan listrik dan peralatan Elektronika dari kerusakan akibat arus listrik
yang berlebihan, Fuse atau sekering juga sering disebut sebagai Pengaman Listrik.
Fuse (Sekering) terdiri dari 2 Terminal dan biasanya dipasang secara Seri dengan
Rangkaian Elektronika / Listrik yang akan dilindunginya sehingga apabila Fuse
(Sekering) tersebut terputus maka akan terjadi “Open Circuit” yang memutuskan
hubungan aliran listrik agar arus listrik tidak dapat mengalir masuk ke dalam Rangkaian
yang dilindunginya.
Berikut ini adalah Simbol Fuse (Sekering) dan posisi pemasangan Fuse secara umum:
Bentuk Fuse (Sekering) yang paling sering ditemukan adalah berbentuk tabung
(silinder) dan Pisau (Blade Type). Fuse yang berbentuk tabung atau silinder sering
ditemukan di peralatan listrik Rumah Tangga sedangkan Fuse yang berbentuk Pisau
(blade) lebih sering digunakan di bidang Otomotif (kendaraan bermotor).
Nilai Fuse biasanya tertera pada badan Fuse itu sendiri ataupun diukir pada
Terminal Fuse, nilai Fuse diantaranya terdiri dari Arus Li strik (dalam satuan Ampere (A)
ataupun miliAmpere (mA) dan Tegangan (dalam satuan Volt (V) a taupun miliVolt (mV).
Dalam Rangkaian Eletronika maupun Listrik, Fuse atau Sekering ini sering
dilambangkan dengan huruf “F”.
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. Paiton Operation & Maintenance Indonesia
Pada umumnya Fuse memiliki bungkusan transparan yang terbuat dari Kaca
maupun Plastik sehingga kita dapat melihat langsung apakah Kawat halus Fuse tersebut
putus atau tidak.Tetapi ada juga jenis Fuse yang bungkusannya menutupi Kawat halus di
dalamnya sehingga kita sulit untuk melihat isi daripada Fuse tersebut. Oleh karena itu,
kita perlu mengukur Fuse dengan Multimeter untuk mengetahui apakah Fuse tersebut
masih baik atau sudah terputus.
Berikut ini adalah cara untuk mengukur Fuse dengan menggunakan Multimeter
Digital :
Fuse yang sudah putus harus diganti dengan Fuse yang spesifikasinya yang sama.
Apabila Spesifikasi Fuse yang diganti tersebut berbeda, maka fungsi Fuse yang sebagai
Laporan Praktek
Praktek Kerja Lapangan
Lapangan (PKL)
PT. Paiton Operation
Operation & Maintenance Indonesia
Indonesia
DOKUMENTASI KEGIATAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN