KOMBIS-Proses Penyusunan Pesan Bisnis Rutin Dan Positif
KOMBIS-Proses Penyusunan Pesan Bisnis Rutin Dan Positif
KOMBIS-Proses Penyusunan Pesan Bisnis Rutin Dan Positif
1
bisnis, memilih pendekatan langsung atau tidak langsung dalam penyampaian
pesan bisnis kepada audiens, dan membuat garis besar konten pesan bisnis tersebut.
2
f) Completeness (lengkap). Memberikan informasi lengkap sesuai kebutuhan dan
keinginan penerima. Informasi yang tidak lengkap bisa mengakibatkan
kerugian (misalnya, gagalnya penjualan, rugi waktu, pengembalian barang, dan
kehilangan pelanggan potensial).
c. Mengembangkan paragraf yang logis.
Agar paragraf dapat diatur dalam urutan yang logis dan terpadu, diperlukan
beberapa unsur peralihan, seperti penggunaan kata sambung, ungkapan, kata ganti,
dan kata-kata yang sering dipasangkan (misalnya, kata maksimum dengan
minimum, untung dengan rugi, legal dengan ilegal). Paragraf bisa dikembangkan
dengan lima teknik, yaitu:
1. Ilustrasi. Mengembangkan paragraf menggunakan ilustrasi atau contoh-contoh
yang dapat memperjelas ide pokok.
2. Perbandingan atau kontras. Mengembangkan paragraf dengan menguraikan
persamaan dan perbedaan.
3. Sebab-akibat. Mengembangkan paragraf dengan teknik sebab-akibat dan
memuaskan uraian pada alasan-alasan mengenai sesuatu.
4. Klasifikasi. Mengembangkan paragraf dengan memecah atau membagi ide
umum menjadi beberapa kategori spesifik.
5. Masalah dan penyelesaian. Mengembangkan paragraf dengan menyajikan
suatu masalah dengan membahas penyelesaiannya.
3
agar menjadi paragraf yang bertalian logis. Perhatian dan waktu yang digunakan
untuk melakuan perbaikan pesan hendaknya disesuaikan dengan batasan waktu.
c. Memproduksi pesan. Saat ini pesan bisnis diproduksi dengan menggunakan
komputer, dimana pelaku bisnis dapat membuat desain agar pesan lebih menarik.
Desain yang baik akan memberi kemudahan bagi pembaca untuk mencari rincian
pesan.
d. Mencetak pesan. Sebelum mencetak pesan, sebaiknya pelaku bisnis membaca
cetakan percobaan terlebih dahulu, dengan tujuan untuk memeriksa kebenaran
seluruh isi pesan, organisasi, penulisan, format dan desain. Setelah puas, pesan
dicetak kembali dengan pilihan best quality dan selanjutnya didistrbusikan kepada
penerima.
4
a. Memahami pesan yang disampaikan
Dengan mengemukakan hal-hal penting secara jelas, menyusun ide-ide secara logis
dan berurutan, dan memasukan semua informasi yang relevan dalam pesan, maka
audiens akan lebih mudah dalam memahami maksud dan isi pesan.
b. Membantu audiens menerima pesan
Pengorganisasian pesan-pesan yang baik disamping membantu audiend dalam
memahami maksud pesan, juga membantu audiens untuk dapat menerima isi pesan
tersebut.
c. Menghemat waktu audiens
Apabila suatu pesan tidak terorganisasi dengan baik, penyampaiannya akan
menghabiskan waktu audiens. Salah satu tujuan pengorganisasian pesan-pesan
yang baik adalah penyampaian informasi atau ide-ide yang relevan saja. Dengan
hanya menyampaikan informasi yang relevan, waktu audiens akan dapat dihemat.
Disamping itu, audiens dapat dengan mudah mengikuti alur pemikiran pesan yang
disampaikan, tanpa harus memeras otak dan mengerutkan dahi.
d. Mempermudah pekerjaan komunikator.
Pengorganisasian pesan-pesan yang baik dapat membantu pekerjaan komunikator,
sehingga dapat selesai lebih cepat dan menghemat waktu. Hal ini merupakan faktor
yang penting dalam dunia bisnis, dimana penyelesaian pekerjaan berjalan dengan
baik, cepat, dan efisien. Dengan mengetahui apa yang ingin disampaikan, dan
mengetahui cara menyampaikannya, rasa percaya diri komunikator akan
meningkat. Semakin tinggi rasa percaya diri komunikator, semakin cepat dan
efisien dalam menyelesaikan pekerjaan.
5
b. Memasukkan bahan-bahan yang tidak relevan
Faktor berikutnya adalah adanya informasi yang tidak relevan dan tidak
penting dalam pesan yang disampaikan kepada audiens. Informasi yang tidak
relevan, disamping membuang-buang waktu, juga dapat membuat pesan-pesan
yang disampaikan menjadi kabur, tidak jelas, dan sulit dipahami. Oleh karena
itu, sebaiknya hanya informasi yang relevan dan penting saja yang
disampaikan kepada audiens.
6
Ilustrasi dengan bukti-bukti, memberikan ilustrasi dengan mengemukakan bukti-
bukti yang berhasil dikumpulkan. Semakin banyak bukti-bukti yang disajikan,
outine yang dibuat akan menjadi semakin baik.
2. Menentukan Urutan dengan Rencana Organisasional
Untuk dapat menentukan urutannya, ada 2 pendekatan penting, yaitu:
Pendekatan Langsung (deduktif)
Ide pokok muncul paling awal, kemudian diikuti dengan bukti-bukti
pendukungnya.
Pendekatan Tidak Langsung (induktif)
Bukti-bukti muncul terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan ide pokoknya.
Kedua pendekatan dasar tersebut dapat diterapkan baik untuk pesan singkat
(memo dan surat), maupun pesan formal (laporan, usulan, dan presentasi). Untuk
memilih diantara kedua alternatif, harus dianalisis terlebih dahulu bagaimana reaksi
audiens terhadap maksud atau tujuan dan pesan-pesan yang akan disampaikan. Setelah
dianalisis kemungkinan reaksi para audiens dan memilih suatu pendekatan umum,
maka dapat dipilih rencana organisasional yang paling cocok sebagai berikut:
1. Direct Request
Direct request dapat berupa surat maupun memo. Bila para audiens akan
menjadi tertarik atau memiliki hasrat yang luar biasa, dapat digunakan
permintaan langsung (direct request). Misalnya, Anda tertarik terhadap suatu
produk baru dan Anda berkeinginan untuk mengetahui berbagai hal mengenai
produk tersebut, seperti karakteristik, harga, dan cara pembayarannya, maka
Anda dapat menggunakan direct request. Oleh karena itu, permintaan langsung
menggunakan pendekatan langsung, karena langsung pada poin yang
dituju.
2. Pesan-pesan Rutin, Good News, atau Goodwill
Pesan-pesan rutin, good news, atau goodwill lebih cocok dengan menggunakan
pendekatan langsung.
Pesan-pesan rutin mempunyai potensi untuk membentuk suatu kesan positif
atau citra yang baik bagi suatu perusahaan. Oleh karena itu, ketika menulis
7
suatu pesan rutin, Anda harus bertanya pada diri sendiri apa yang Anda
inginkan terhadap pembaca setelah mereka memahami pesan yang Anda
sampaikan. Pesan-pesan rutin layak untuk memperoleh perhatian secara
bijaksana. Dalam setiap organisasi, memo dan surat-surat dikirim ke ratusan
bahkan ke ribuan karyawan, konsumen, klien, dan sebagainya.
Good News merupakan pesan yang menginformasikan kabar baik atau
berita yang menyenangkan. Contoh good news tentang pekerjaan antara
lain: penerimaan kerja, kenaikan pangkat/jabatan/posisi, memperoleh
bonus kerja, tunjangan hari raya, kenaikan gaji, dan
pengakuan/penghargaan prestasi kerja. Contoh good news tentang produk
antara lain: diskon harga produk, sistem beli 3 produk dapat tambahan 1
produk gratis (buy 3 get 1 free), membeli produk dalam jumlah tertentu akan
memperoleh hadiah tertentu (seperti kalender tahun baru atau produk
aksesoris).
Pesan-pesan Good Will merupakan pesan yang menimbulkan suatu
perasaan positif yang dapat mendorong orang untuk menjaga hubungan
bisnis. Perusahaan dapat meningkatkan hubungannya dengan konsumen
ataupun relasi bisnis dengan mengirimkan pesan yang bersifat
kekeluargaan. Beberapa bentuk good will diantaranya: ucapan selamat
(congratulations), penghargaan (messages of appreciation), ucapan
(condolences), dan ucapan salam (greetings).
8
Strategi Permintaan Pesan-pesan Rutin
9
2. Penjelasan Rinci
Komunikasi yang dilakukan dalam tahap indapat diekspresikan dengan satu atau
dua kalimat tetapi perlu dijelaskan poinpoinnya secara lengkap sehingga pembaca tidak
merasa bingung terhadap isi pesan. Di samping memberikan penjelasan yang rinci,
perlu juga untuk menjaga pokok bahasan yang telah ditetapkan pada ide pokok yang
dibahas.
3. Penutup Surat
Pesan yang disampaikan kemungkinan akan berhasil jika pembaca memperoleh kesan-
kesan yang menyenangkan atau setidaknya mampu menerima pesan dengan baik. Dan
itu bisa ditunjang dengan bagian penutup surat dengan suatu pernyataan sikap
keramahan serta kesopanan sebagai sebuah bentuk apresiasi seperti penghargaan atau
penghormatan kepada orang lain.
10
DAFTAR PUSTAKA
Bovee, Courtland L. .2017. Komunikasi Bisnis Edisi 9. Yogyakarta. Indeks.
Purwanto, Djoko. 2011. Komunikasi Bisnis Edisi 4. Jakarta. Erlangga.
https://mentarids.wordpress.com/2016/05/05/pengorganisasian-pesan-pesan-bisnis/
http://wijayahery.blogspot.com/2011/03/pengorganisasian-pesan-pesan-bisnis.html
11