Makalah Biologi Molekuler
Makalah Biologi Molekuler
Makalah Biologi Molekuler
BIOLOGI MOLEKULER
“LEMAK”
OLEH:
SULHADANA
G2J119010
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
ridha, dan hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam
rangka memenuhi tugas Mata kuliah “Biologi Molekuler”
Dalam makalah ini kami akan memaparkan mengenai “Lemak”. Kami mengucapkan
terimah kasih kepada bapak Dr. M. Nuh Ibrahim, M.Si yang telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih
banyak kekurangan baik dari segi penjelasan pembahasan maupun dari sistematika dan teknik
penulisannya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis dan bagi pembaca. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan...........................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Struktur dan Fungsi Lemak............................................................................................3
B. Metabolisme Lemak......................................................................................................11
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................................42
B. Saran..............................................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lemak merupakan senyawa organik yang memiliki sifat tidak larut dalam air dan
dapat diekstraksi oleh larutan organik nonpolar. Lemak merupakan salah satu zat
makromolekul yang digunakan oleh tubuh untuk proses metabolisme. Lipid mempunyai
fungsi melindungi organ tubuh, membentuk sel, penghasil panas dalam tubuh, sebagai
sumber asam lemak esensial, pelarut vitamin yang larut dalam lemak, pemberi rasa
kenyang dan kelezatan. Lemak juga merupakan struktur penting dari membran sel, saraf
dan merupakan komponen getah empedu.
Pencernaan lemak terutama terjadi dalam usus, karena dalam mulut dan lambung
tidak terdapat enzim lipase yang tidak dapat menghidrolisis lemak. Dalam usus lemak
diubah dalam bentuk emulsi, sehingga dengan mudah brhubungan dengan enzim steapsin
dalam cairan pangkreas. Hasil akhir proses pencernaan lemak adalah asam lemak,
gliserol, monogliserol, digliserida serta sisa trigliserida.
Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan
dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai
cadangan energi. Lemak yang terdapat dalam makanan akan diuraikan menjadi kolesterol,
trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas pada saat dicerna dalam usus. Keempat
unsur lemak ini akan diserap dari usus dan masuk kedalam darah. Lemak tidak larut
dalam air, berarti lemak juga tidak larut dalam plasma darah. Agar lemak dapat diangkut
ke dalam peredaran darah, maka di dalam plasma darah, lemak akan berikatan dengan
protein spesifik membentuk suatu kompleks makromolekul yang larut dalam air. Ikatan
antara lemak (kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid) dengan protein ini disebut
lipoprotein. Berdasarkan komposisi, densitas, dan mobilitasnya, lipoprotein dibedakan
menjadi kilomikron, very low density lipoprotein (VLDL), low density lipoprotein (LDL),
dan high density lipoprotein (HDL). Setiap jenis lipoprotein memiliki fungsi yang
berbeda dan dipecah serta dibuang dengan 15 cara yang sedikit berbeda. Lemak dalam
darah diangkut dengan dua cara, yaitu melalui jalur eksogen dan jalur endogen.
Lemak adalah salah satu komponen penting dalam penyusunan sel-sel dalam
tubuh serta berperan penting dalam metabolisme kehidupan sehari-hari manusia. Maka
kita harus bisa mengetahui struktur dan fungsi lemak serta metabolisme lemak. Dengan
mengetahui itu semua, kita bisa lebih memperdalam pengetahuan kita tentang lemak.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana struktur dan fungsi lemak ?
2. Bagaimana proses metabolisme lemak ?
C. Tujuan Penulisan
Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur-unsur Carbon (
C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat
pelarut tertentu (zat pelaut lemak), seperti petroleum benzne, ether. Lemak yang
mempunyai titik lebur tinggi bersifat padat pada suhu kamar, sedangkan yang mempunyai
titik lebur rendah, bersifat cair. Lemak yang padat pada suhu kamar disebut lemak atau
gaji, sedangkan yang cair pada suhu kamar disebut minyak. Pengertian Lemak yang lain
adalah garam yang terbentuk dari penyatuan asam lemak dengan alkohol organik yang
disebut gliserol atau gliserin. Lemak yang dapat mencair dalam temperatur biasa disebut
minyak, sedangkan dalam bentuk padat disebut lemak. Seperti halnya karbohidrat, lemak
tersusun atas molekul C, H, dan O dengan jumlah atom lebih banyak. Lemak juga
merupakan sumber energi bagi tubuh, 1 gram lemak mengandung 9 kalori. Ketiga asam
lemak dalam trigliserida dapat sama macamnya disebut lemak sederhana (simple fat) dan
dapat pula berbeda atau gabungan dari 2 asam lemak berbeda disebut lemak campuran
(mixed fat).
Lipid merupakan biomolekul yang sangat penting dalam kebutuhan makanan kita.
Salah satu bentuk lipid adalah trigliserol dan lipoprotein. Trigliserol adalah sumber
cadangan kalori yang memiliki energi tinggi. Jika dibandingkan, metabolisme karbohidrat
dan protein akan menghasilkan energi sekitar 4 sampai 5 kkal/g, sedangkan
trigliserol bisa menghasilkan 9 kkal/g. Fungsi biologi lipid tergantung pada struktur
kimianya. Minyak dan lemak merupakan cadangan makanan pada banyak organisme.
Fosfolipid dan sterol merupakan struktur primer pembentuk membran. Beberapa jenis
lipid yang jumlahnya terbatas pada sel organisme memiliki fungsi sebagai kofaktor,
electron carriers, pigmen pengabsorpsi cahaya, ujung hidrofobik protein, agen
pengemulsi, hormon dan messenger intraselular. Sebagai bentuk umum lipid yang
berfungsi sebagai cadangan makanan, minyak dan lemak memiliki bentuk sebagai asam
lemak dan derivatnya. Asam lemak merupakan derivat hidrokarbon yang memiliki
tingkat oksidasi rendah. Lipid relatif tidak bisa larut dalam air dan bisa larut dalam pelarut
nonpolar seperti eter dan kloroform.
Esterifikasi asam lemak dan gliserol :
Fungsi lemak
Klasifikasi Lemak
1. Lemak Sederhana
Lemak sederhana tersusun oleh trigliserida, yang terdiri dari satu gliserol dan tiga asam
lemak. Contoh senyawa lemak sederhana adalah lilin (wax) malam atau plastisin (lemak
sederhana yang padat pada suhu kamar), dan minyak (lemak sederhana yang cair pada
suhu kamar).
2. Lemak Majemuk
Asam lemak Jenuh, yaitu asam lemak yang semua ikatan atom karbon pada rantai
karbonnya berupa ikatan tunggal (jenuh). Bersifat non-esensial karena dapat disintesis
oleh tubuh dan pada umumnya berwujud padat pada suhu kamar. Tabel dibawah ini
adalah contoh asam lemak jenuh.
Tabel 1. Asam Lemak Jenuh
Nama Karbon Skeleton Keterangan
Asam Asetat 2:0 Hasil akhir produk
mayor fermentasi
karbohidrat organisme
rumen dan cecum herbivora.
Asam propionat 3:0 Salah satu hasil akhir
produk fermentasi
karbohidrat organisme
rumen dan cecum herbivora.
Asam butirat 4:0 Jenis lemak pada butter. Salah
Asam valerat 5:0 satu hasil
akhir produk fermentasi
Asam kaproat 6:0
karbohidrat organisme rumen dan
cecum herbivora.
Asam laurat 12:0 Jenis lemak pada butter. Salah satu
(asam n-Dodekanoat) hasil akhir produk fermentasi
karbohidrat organisme rumen dan
cecum herbivora.
Asam miristat 14:0 Asam lemak pada pala, biji palem,
(asam n-tetradekanoat) minyak kelapa, butter.
Asam palmitat 16:0 Lemak yang umum pada tanaman
(asam n-heksadekanoat) dan hewan.
Asam stearat 18:0
(asam n-oktadekanoat)
Asam arachidat 20:0 Asam lemak pada minyak kacang
(asam n-eikosanoat) tanah.
Asam behenat 22:0
(asam n-dokosanoat)
Asam lignoserat 24:0
(asam n-tetrakosanoat)
Asam lemak tidak jenuh, yaitu asam lemak yang mengandung ikatan rangkap pada
rantai karbonnya. Bersifat esensial karena tidak dapat disintesis oleh tubuh dan
umunya berwujud cair pada suhu kamar. Asam lemak tak jenuh dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
a) Monounsaturated. Asam lemak ini memiliki satu ikatan rangkap. Misalnya asam
oleat (omega 9).
b) Polyunsaturated. Asam lemak ini memiliki dua atau lebih ikatan
rangkap.
Contohnya adalah omega 6 (asam lenoleat, Conjugated Linoleic Acid (CLA),
Glucopyranocyl Lipid Adjuvant (GLA), dan asam arachidonat) dan omega 3
(asam linolenat, Eicosapentaenoic Acid (EPA) dan Docosahexaenoic Acid
(DHA).
c) Eicosanoid. Senyawa ini merupakan derivat dari asam lemak eikosa polinoat
yang terdiri dari 20 karbon. Misalnya prostanoat, leukotrien (LTs) dan lipoksin
(LXs). Prostanoat meliputi prostaglandin (PGs), prostasiklin (PGIs) dan
tromboksan (TXs).
Gambar 1. (a) Asam Lemak Jenuh (b) Asam Lemak Tak Jenuh
Trigliserida
Lipid sederhana yang terdiri atas asam lemak adalah triasilgliserol atau trigliserida.
Triasilgliserida terdiri atas tiga asam lemak yang tersambung dengan single gliserol.
Asam lemak pembentuk trigliserida dapat terdiri dari jenis yang sama atau campuran dua atau
lebih asam lemak. Gugus hidroksil polar pada gliserol dan gugus karboksil polar pada asam
lemak akan membentuk ikatan ester. Trigliserida yang terbentuk bersifat nonpolar, hidrofobik
dan tidak larut dalam air.
Atom karbon pada asam lemak lebih mudah direduksi daripada sakarida
sehingga proses oksidasi trigliserida lebih banyak menghasilkan energi dua atau
lebih kali lipat dibandingkan dengan polisakarida.
Trigliserida bersifat hidrofobik dan anhidrat sehingga organisme yang
menimbun lemak sebagai cadangan makanan tidak memiliki berat ekstra yang
disebabkan oleh hidrasi air.
Pada tubuh manusia, kandungan trigliserida dalam aliran darah pada level yang tinggi
dapat meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke. Dampak negatif yang
disebabkan oleh level trigliserida dapat diketahui lewat perbandingan LDL:HDL. Level
trigiserida dalam tubuh dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Level trigliserida
Level (mg/dL Level (mmol/L) Keterangan
150 <1,70 Normal – resiko rendah
150 – 199 1,70 – 2,25 Sedikit di atas normal
200 – 499 2,26 – 5,65 Beresiko
500 atau lebih tinggi >5,65 Beresiko tinggi
Fosfolipid
Fosfolipid merupakan komponen utama pembentuk membran yang tersusun atas double layer.
Membran lipid tersebut bersifat amfipatik karena memiliki ujung yang bersifat hidrofobik dan
ujung lainnya bersifat hidrofilik. Pada gliserofosfolipid dan beberapa spingolipid, molekul
bagian kepala yang polar berikatan dengan gugus hidrofobik melalui ikatan fosfodiester.
Gliserofosfolipid atau fosfogliserida adalah membran lipid yang mengandung dua jenis asam
lemak yang membentuk senyawa ester dengan karbon nomor satu dan dua pada gliserol. Karbon
ketiga pada gliserol terikat dengan gugus fosfor yang memiliki kepolaran tinggi melalui ikatan
fosfodiester. Secara umum, gliserofosfolipid mengandung asam lemak jenuh C16 atau C18 pada C-1
gliserol dan asam lemak tak jenuh C18 atau C20 pada C-2 gliserol.
Jaringan menangkap asam lemak dari aliran darah untuk dibangun kembali menjadi lipid
atau untuk memperoleh energi dari oksidasinya. Metabolisme asam lemak intensif khususnya
di dalam sel hati (hepatocytes) Proses terpenting dari degradasi asam lemak adalah ß-oksidasi
yang terjadi di dalam mitokondria. Asam lemak dalam sitoplasma diaktifkan dengan
mengikatkannya pada coenzyme A, kemudian dengan sistem transport karnitin masuk ke
mitokondria untuk didegradasi menjadi acetyl-CoA melalui proses ß-oksidasi. Residu acetyl
hasil dapat dioksidasi lanjut menjadi CO2 melalui TCA dan rantai respirasi dengan
menghasilkan ATP. Jika produksi acetyl-CoA melebihi kebutuhan energi sel hepatocyte akan
diubah menjadi keton bodi untuk mensuplai energi pada jaringan lain. Hal ini terjadi jika
suplai asam lemak dalam plasma darah tinggi, misal dalam kondisi kelaparan atau diabetes
mellitus.
A. Katabolisme Lipid
1. Degradasi Asam Lemak: ß-Oksidasi
Degradasi asam lemak terjadi di mitokondria dalam beberapa tahap:
Tahap 1: Aktivasi asam lemak di sitoplasma. Asam lemak difosforilasi dengan
menggunakan satu molekul ATP dan diaktifkan dengan asetil Co-A
menghasilkan asam lemak-CoA, AMP, dan pirofosfat inorganik (gambar 9) .
Gambar 9. Pengaktifan asam lemak dengan acetyl-CoA menjadi asam lemak-CoA
Tahap 2: Pengangkutan asam lemak-CoA dari sitoplasma ke mitokondria dengan bantuan
molekul pembawa carnitine, yang terdapat dalam membran mitokondria (Gambar
10).
Tahap 3: Reaksi ß-oksidasi, berlangsung dalam 4 tahap, yaitu (1) dehidrogenasi I, (2)
hidratasi, (3) dehidrogenasi II, dan (4) tiolasi (tahap pemotongan) (gambar 11).
Gambar 11. Urutan tahapan reaksi dalam ß-oksidasi asam lemak.
Tahap dari reaksi ß-oksidasi yaitu:
a. Dehidrogenasi I, yaitu dehidrogenasi Asam lemak-CoA yang sudah berada di dalam
mitokondrion oleh enzim acyl-CoAdehidrogenase, mengha-silkan senyawa enoyl-
CoA. Pada reaksi ini, FAD (flavin adenin dinukleotida) yang bertindak sebagai
koenzim direduksi menjadi FADH2. Dengan mekanisme fosforilasi bersifat oksidasi
melalui rantai pemafasan, suatu molekul FADH2 dapat menghasilkan dua molekul
ATP.
b. Hidratasi, yaitu ikatan rangkap pada enoylCoA dihidratasi menjadi 3-hidroxyacylCoA
oleh enzimenoyl-CoA hidratase.
c. Dehidrogenase II, yaitu dehidrogenasi 3-hidroxyacyl-CoAoleh enzim ß-hidroxyacyl-
CoA dehidrogenase dengan NAD+ sebagai koenzimnya menjadi ß-ketoacylCoA.
NADH yang terbentuk dari NAD+ dapat dioksidasi kembali melalui mekanisme
fosforilasi oksidatif yang dirangkaikan dengan rantai pernafasan menghasilkan tiga
molekul ATP.
d. Pemecahan molekul dengan enzim ß-ketoacyl-CoA thiolase. Pada reaksi ini satu
molekul ketoacyl-CoA menghasilkan satu molekul asetyl-CoA dan sisa rantai asam
lemak dalam bentuk CoA-nya, yang mempunyai rantai dua atom karbon lebih pendek
dari semula.
Proses degradasi asam lemak selanjutnya adalah pengulangan mekanisme ß-oksidasi
secara berurutan sampai panjang rantai asam lemak tersebut habis dipecah menjadi molekul
acetylCoA. Dengan demikian satu molekul asam miristat (C14) menghasilkan 7 molekul
acetylCoA (C2) dengan melalui 6 kali ß-oksidasi.
Tiap satu sklus ß-oksidasi dihasilkan energi sebesar:
a. 1 FADH2 = 2 ATP (pada dehidrogenasi 1)
b. 1 NADH = 3 ATP (pada dehidrogenasi 2)
c. 1 Acetyl-CoA.
Satu Acetyl-CoA dioksidasi melalui siklus TCA menghasilkan energi = 12 ATP.
Jadi jumlah ATP yang dihasilkan dalam satu siklus ß oksidasi = (3 + 3 + 12) ATP = 17 ATP
Berikut merupakan contoh tahap oksidasi asam palmitat (C15H33COOH) dan energi yang
dihasilkan:
Gambar 13. contoh pengulangan reaksi β oksidasi
Sehingga,
Tahap 1: Asam palmitat (mengandung 16 atom C) dioksidasi ß dalam 7 siklus menjadi
8 residu acetyl dalam bentuk acetyl-CoA.
Tahap 2: Tiap acetyl-CoA dioksidasi menghasilkan 2 CO2 dan 8 elektron dalam siklus
TCA.
Tahap 3: Elektron yang dihasilkan dari tahap 1 dan 2 masuk ke rantai respirasi
mitokondria dengan menghasilkan energi untuk sintesisATP dengan
forforilasi oksidatif.
Jadi dengan 7 siklus ß-oksidasi dihasilkan energi sebesar:
a. 7 FADH2 = 7 x 2 ATP = 14 ATP
b. 7 NADH = 7 x 3 ATP = 21 ATP
c. 8 Acetyl-CoA = 8 x 12 ATP = 96 ATP +
Jumlah ATP = 131 ATP
Reaksi katabolismenya:
Gambar 14. Oksidasi asam lemak dengan atom C ganjil (contoh: asam propionat dalam bentuk
Propionat-CoA
B. Anabolisme Lipid
Hati adalah tempat penting untuk pembentukan asam lemak, lemak, keton bodi,
dan kolesterol. Meskipun jaringan adiposa juga mensintesis lemak, tetapi fungsi
utamanya adalah
menyimpan lipid. Metabolisme lipid di dalam hati berkaitan erat dengan karbohidrat
dan asam amino. Dalam keadaan absorpsi, hati mengubah glukosa menjadi asam lemak
melalui asetyl-CoA. Hati dapat juga mendapatkan kembali asam lemak dari suplai lipid
dengan kilomikron dari usus. Asam lemak dari kedua sumber tersebut kemudian
dikonversi menjadi lemak netral dan fosfolipid.
1. Biosintesis Keton Bodies
Tujuan pembentukan keton bodies adalah: (1) untuk mengalihkan sebagian
acetylCoA yang terbentuk dari asam lemak di dalam hati dari oksidasi selanjutnya,
dan (2) untuk mengangkut acetyl-CoA menuju jaringan lain untuk dioksidasi
menjadi CO2 dan H2O (salah satu cara distribusi bahan bakar ke bagian lain dalam
tubuh). Asetyl-CoA hasil degradasi asam lemak jika konsentrasinya dalam
mitokondria hati tinggi, maka dua molekul asetyl-CoA akan berkondensasi
membentuk acetoacetyl-CoA (Gambar 15 reaksi 1), penambahan satu gugus acetyl
selanjutnya menghasilkan 3-hydroxy-ß-methylglutyryl-CoA(HMG-CoA) (Gambar
b.1.1 reaksi 2), dan pelepasan satu acetyl-CoA dari senyawa tersebut dihasilkan
acetoacetate (Gambar b.1.1 reaksi 3). Ketiga senyawa hasil dari reaksi 1, 2, dan 3,
yaitu acetoacetyl-CoA, 3-hydroxy-ß-methylglutyrylCoA, dan acetoacetate disebut
sebagai keton bodies. Senyawa acetoacetate dapat direduksi menjadi 3-
hydroxybutirate atau diurai menjadi acetone (Gambar b.1.1 reaksi 4).
Keton bodies selanjutnya dilepaskan hati ke darah. Dalam kondisi lapar,
keton bidies dalam darah naik. Acetoacetate dan 3-hydroxybutirate bersama asam
lemak digunakan sebagai sumber energi untuk hati, otot skeletal, ginjal dan otak.
Sedangkan aceton yang tidak diperlukan dikeluarkan melalui paru-paru. Jika
produksi keton bodies melebihi penggunaannya di luar sel hati, maka keton bodies
ini akan terakumulasi dalam plasma darah (ketonemia), dan diekskresikan bersama
urin (ketonuria). Karena keton bodies adalah asam kuat moderat dengan pKa sekitar
4, maka dapat menurunkan nilai pH plasma darah (ketoacidosis).
Gambar 15. Reaksi-reaksi pembentukan keton bodies. Reaksi 1: pembentukan
acetoacetyl-CoA. Reaksi 2: pembentukan HMG-CoA. Reaksi 3:
pembentukan acetoacetate. Reaksi 4. Pengubahan acetoacetate
menjadi acetone dan d-ß-hydroxybutirate.
Gambar 17. Sistem enzim kompleks asam lemak synthase yang bekerja dalam bentuk
dimer.
Aktivitas yang terlibat dalam sistem enzim kompleks asam lemak synthase
dilokasikan dalam 3 domain protein yang berbeda. Domain 1 bertanggung jawab pada
katalisis reaksi 2a, 2b, dan 3, yaitu masuknya substrat asetyl-CoA atau acyl-CoA dan
malonyl-CoA yang diikuti dengan kondensasi kedua substrat tersebut. Domain 2
mengkatalisis reaksi 4, 5, dan 6, yaitu reaksi reduksi pertama rantai perpanjangan asam
lemak, dehidratase, dan reduksi kedua. Sedangkan domain 3 atau domain tiolase
mengkatalisis pelepasan produk akhir asam lemak
setelah 7 tahap perpanjangan (reaksi 7).
Gambar 18. Gugus phosphopantetheine pada ACP dan Coenzyme A
Acetyl-CoA dibentuk kembali dari sitrat dalam sitoplasma dengan enzim ATPsitrat
liase (Gambar b.2.1)
Gambar 19. Reaksi pembentukan malonyl-CoA dari acetyl-CoA yang dikatalisis oleh
enzim acetylCoA karboksilase dengan bantuan Biotin.
Gambar 21. Perbedaan antara jalur ß-oksidasi asam lemak dan biosintesis asam lemak.
Ada lima pokok perbedaannya, yaitu: (1) lokasinya, (2) pembawa gugus
acyl, (3) akseptor/donor elektron, (4) stereokimia reaksi hidrasi/dehidrasi,
dan (5) Bentuk unit C2 yang dihasilkan/didonorkan.
2.4. Biosintesis Asam Lemak setelah Asam Palmitat
Sistem enzim kompleks asam lemak synthase hanya mampu mensintesis asam
lemak dengan jumlah atom C maksimum 16. Untuk sintesis asam lemak yang beratom
C lebih dari 16 digunakan asam palmitat sebgai precursor. Proses ini disebut elongasi
asam lemak jenuh, yang dapat terjadi di mitokodria dan mikrosom (retikulum
endoplasma).
a. Elongasi asam lemak jenuh di mitokondria
Di dalam mitokondrion penambahan 2 atom C dengan acetyl-CoA pada ujung
karboksilat (dan bukan dengan malonyl-ACP seperti yang digunakan dalam proses
de novo biosintesis palmitat). Proses elongasi palmitat menjadi stearat (C18:0)
mengikuti reaksi seperti pada ß-oksidasi, dengan urutan reaksi seperti pada gambar
3.19. Untuk reaksi reduksi pertama dan kedua digunakan NADPH bukan NADH.
Gambar 21. Reaksi elongasi palmitoyl-CoA dengan satu molekul acetyl menghasilkan
steroyl-CoA Enoyl-CoA
b. Elongasi asam lemak jenuh di mikrosom
Di dalam mikrosom mekanisme elongasi asam lemak jenuh identik dengan yang
terjadi pada biosintesis asam palmitat, yaitu penambahan 2 atom C dengan
malonyl-CoA, kemudian diikuti dengan reduksi 1, dehidratasi, dan reduksi 2 untuk
menghasilkan stearoyl-CoA.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa dari asam palmitan merupakan asam
lemak yang diproduksi oleh tubuh dan selanjutnya mengalami proses elongasi untuk
membentuk asam lemak yang lain. Berikut bagannya
Gambar 23. Transfer elektron dalam reaksi denaturasi asam lemak yang terjadi
pada reticulum endoplasma vertebrata.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Simpulan yang diperoleh pada makalah ini yaitu :
1. Lipid merupakan salah satu komponen penting dalam penyusunan sel-sel dalam
tubuh serta berperan penting dalam metabolisme kehidupan sehari-hari manusia.
2. Ada beberapa fungsi lipid di antaranya: Sebagai pelindung tubuh dari suhu
rendah, Sebagai pelarut vitamin A,D,E dan K, Sebagai pelindung alat-alat tubuh
vital (antara lain jantung dan lambung), yaitu sebagai bantalan lemak, Sebagai
penghasil energi tertingggi, Penahan rasa lapar, karena adanya lemak akan
memperlambat pencernaan. Bila pencernaan terlalu cepat maka akan cepat pula
timbulnya rasa lapar. Sebagai salah satu bahan penyusun membran sel. Sebagai
salah satu bahan penyusun hormon dan vitamin (khususnya untuk sterol). Dan
Sebagai salah satu bahan penyusun empedu,asam kholat (di dalam hati),dan
hormon seks (khususnya untuk kolesterol.Pembawa zat-zat makan esensial.
3. Hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga
yang masih berupa monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol masuk
sirkulasi portal (vena porta) menuju hati.
B. Saran
Untuk mendapat atau memperoleh materi yang lebih lengkap dari
pembahasan yang telah penulis buat, maka disarankan kepada pembaca untuk lebih
banyak mencari dan membaca literatur mengenai pembahasan di atas.
DAFTAR PUSTAKA
Ganong, W.F., 2005, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22, EGC, Jakarta.
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/01/metabolisme-lipid.html
http://www.scribd.com/doc/38895705/Refarat-Lipid
Kumalasari, A., Dkk., 2015, Metabolisme Lipid, FMIPA, Universitas Jember.
Potter dan Perry, 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4, EGC, Jakarta.
Wahjuni, S., 2013, Metabolisme lemak, Udayana University Press, Dempasar.