Makalah Biologi Molekuler

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH

BIOLOGI MOLEKULER
“LEMAK”

OLEH:
SULHADANA
G2J119010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PASCASARJANA
UNIVERSITAS HALU OLEO
2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatum

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
ridha, dan hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam
rangka memenuhi tugas Mata kuliah “Biologi Molekuler”
Dalam makalah ini kami akan memaparkan mengenai “Lemak”. Kami mengucapkan
terimah kasih kepada bapak Dr. M. Nuh Ibrahim, M.Si yang telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih
banyak kekurangan baik dari segi penjelasan pembahasan maupun dari sistematika dan teknik
penulisannya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis dan bagi pembaca. Amin.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatum.

Kendari, Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan...........................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Struktur dan Fungsi Lemak............................................................................................3
B. Metabolisme Lemak......................................................................................................11
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................................42
B. Saran..............................................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lemak merupakan senyawa organik yang memiliki sifat tidak larut dalam air dan
dapat diekstraksi oleh larutan organik nonpolar. Lemak merupakan salah satu zat
makromolekul yang digunakan oleh tubuh untuk proses metabolisme. Lipid mempunyai
fungsi melindungi organ tubuh, membentuk sel, penghasil panas dalam tubuh, sebagai
sumber asam lemak esensial, pelarut vitamin yang larut dalam lemak, pemberi rasa
kenyang dan kelezatan. Lemak juga merupakan struktur penting dari membran sel, saraf
dan merupakan komponen getah empedu.
Pencernaan lemak terutama terjadi dalam usus, karena dalam mulut dan lambung
tidak terdapat enzim lipase yang tidak dapat menghidrolisis lemak. Dalam usus lemak
diubah dalam bentuk emulsi, sehingga dengan mudah brhubungan dengan enzim steapsin
dalam cairan pangkreas. Hasil akhir proses pencernaan lemak adalah asam lemak,
gliserol, monogliserol, digliserida serta sisa trigliserida.
Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan
dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai
cadangan energi. Lemak yang terdapat dalam makanan akan diuraikan menjadi kolesterol,
trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas pada saat dicerna dalam usus. Keempat
unsur lemak ini akan diserap dari usus dan masuk kedalam darah. Lemak tidak larut
dalam air, berarti lemak juga tidak larut dalam plasma darah. Agar lemak dapat diangkut
ke dalam peredaran darah, maka di dalam plasma darah, lemak akan berikatan dengan
protein spesifik membentuk suatu kompleks makromolekul yang larut dalam air. Ikatan
antara lemak (kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid) dengan protein ini disebut
lipoprotein. Berdasarkan komposisi, densitas, dan mobilitasnya, lipoprotein dibedakan
menjadi kilomikron, very low density lipoprotein (VLDL), low density lipoprotein (LDL),
dan high density lipoprotein (HDL). Setiap jenis lipoprotein memiliki fungsi yang
berbeda dan dipecah serta dibuang dengan 15 cara yang sedikit berbeda. Lemak dalam
darah diangkut dengan dua cara, yaitu melalui jalur eksogen dan jalur endogen.
Lemak adalah salah satu komponen penting dalam penyusunan sel-sel dalam
tubuh serta berperan penting dalam metabolisme kehidupan sehari-hari manusia. Maka
kita harus bisa mengetahui struktur dan fungsi lemak serta metabolisme lemak. Dengan
mengetahui itu semua, kita bisa lebih memperdalam pengetahuan kita tentang lemak.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana struktur dan fungsi lemak ?
2. Bagaimana proses metabolisme lemak ?
C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui struktur dan fungsi lemak.


2. Untuk mengetahui proses metabolisme lemak.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang akan diperoleh pada makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui struktur dan fungsi lemak.
2. Dapat mengetahui proses metabolisme lemak.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Struktur dan Fungsi Lemak

Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur-unsur Carbon (
C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat
pelarut tertentu (zat pelaut lemak), seperti petroleum benzne, ether. Lemak yang
mempunyai titik lebur tinggi bersifat padat pada suhu kamar, sedangkan yang mempunyai
titik lebur rendah, bersifat cair. Lemak yang padat pada suhu kamar disebut lemak atau
gaji, sedangkan yang cair pada suhu kamar disebut minyak. Pengertian Lemak yang lain
adalah garam yang terbentuk dari penyatuan asam lemak dengan alkohol organik yang
disebut gliserol atau gliserin. Lemak yang dapat mencair dalam temperatur biasa disebut
minyak, sedangkan dalam bentuk padat disebut lemak. Seperti halnya karbohidrat, lemak
tersusun atas molekul C, H, dan O dengan jumlah atom lebih banyak. Lemak juga
merupakan sumber energi bagi tubuh, 1 gram lemak mengandung 9 kalori. Ketiga asam
lemak dalam trigliserida dapat sama macamnya disebut lemak sederhana (simple fat) dan
dapat pula berbeda atau gabungan dari 2 asam lemak berbeda disebut lemak campuran
(mixed fat).
Lipid merupakan biomolekul yang sangat penting dalam kebutuhan makanan kita.
Salah satu bentuk lipid adalah trigliserol dan lipoprotein. Trigliserol adalah sumber
cadangan kalori yang memiliki energi tinggi. Jika dibandingkan, metabolisme karbohidrat
dan protein akan menghasilkan energi sekitar 4 sampai 5 kkal/g, sedangkan
trigliserol bisa menghasilkan 9 kkal/g. Fungsi biologi lipid tergantung pada struktur
kimianya. Minyak dan lemak merupakan cadangan makanan pada banyak organisme.
Fosfolipid dan sterol merupakan struktur primer pembentuk membran. Beberapa jenis
lipid yang jumlahnya terbatas pada sel organisme memiliki fungsi sebagai kofaktor,
electron carriers, pigmen pengabsorpsi cahaya, ujung hidrofobik protein, agen
pengemulsi, hormon dan messenger intraselular. Sebagai bentuk umum lipid yang
berfungsi sebagai cadangan makanan, minyak dan lemak memiliki bentuk sebagai asam
lemak dan derivatnya. Asam lemak merupakan derivat hidrokarbon yang memiliki
tingkat oksidasi rendah. Lipid relatif tidak bisa larut dalam air dan bisa larut dalam pelarut
nonpolar seperti eter dan kloroform.
Esterifikasi asam lemak dan gliserol :

Fungsi lemak

Banyaknya lemak yang dibutuhkan oleh tubuh manusia umumnya berbeda-beda


tetapi umumnya berkisar antara 0,5-1gram lemak per 1kg berat badan per hari. Orang
yang tinggal di daerah bersuhu dingin dan orang yang bekerja berat membutuhkan
lemak lebih banyak. Di dalam tubuh kita, lemak mempunyai beberapa fungsi
penting,diantaranya adalah:
 Sebagai pelindung tubuh dari suhu rendah
 Sebagai pelarut vitamin A,D,E dan K
 Sebagai pelindung alat-alat tubuh vital (antara lain jantung dan lambung), yaitu
sebagai bantalan lemak.
 Sebagai penghasil energi tertingggi.
 Penahan rasa lapar, karena adanya lemak akan memperlambat
pencernaan. Bila pencernaan terlalu cepat maka akan cepat pula timbulnya rasa
lapar.
 Sebagai salah satu bahan penyusun membran sel
 Sebagai salah satu bahan penyusun hormon dan vitamin (khususnya untuk
sterol).
 Sebagai salah satu bahan penyusun empedu,asam kholat (di dalam hati),dan
hormon seks (khususnya untuk kolesterol.Pembawa zat-zat makan esensial.

Klasifikasi Lemak
1. Lemak Sederhana
Lemak sederhana tersusun oleh trigliserida, yang terdiri dari satu gliserol dan tiga asam
lemak. Contoh senyawa lemak sederhana adalah lilin (wax) malam atau plastisin (lemak
sederhana yang padat pada suhu kamar), dan minyak (lemak sederhana yang cair pada
suhu kamar).
2. Lemak Majemuk

Lemak Majemuk merupakan gabungan antara lemak dengan senyawa bukan


lemak. Contoh lemak majemuk adalah lipoprotein (gabungan antara lipid dan dengan
protein), Fosfolipid (gabungan antara lipid dan fosfat), serta fosfatidilkolin (yang
merupakan gabungan antara lipid, fosfat dan kolin).

3. Asam Lemak Turunan


Asam lemak turunan merupakan senyawa yang dihasilkan dari proses
hidrolisis lipid, misalnya kolesterol dan asam lemak. Berdasarkan ikatan kimianya
asam lemak dibedakan menjadi 2, yaitu:

 Asam lemak Jenuh, yaitu asam lemak yang semua ikatan atom karbon pada rantai
karbonnya berupa ikatan tunggal (jenuh). Bersifat non-esensial karena dapat disintesis
oleh tubuh dan pada umumnya berwujud padat pada suhu kamar. Tabel dibawah ini
adalah contoh asam lemak jenuh.
Tabel 1. Asam Lemak Jenuh
Nama Karbon Skeleton Keterangan
Asam Asetat 2:0 Hasil akhir produk
mayor fermentasi
karbohidrat organisme
rumen dan cecum herbivora.
Asam propionat 3:0 Salah satu hasil akhir
produk fermentasi
karbohidrat organisme
rumen dan cecum herbivora.
Asam butirat 4:0 Jenis lemak pada butter. Salah
Asam valerat 5:0 satu hasil
akhir produk fermentasi
Asam kaproat 6:0
karbohidrat organisme rumen dan
cecum herbivora.
Asam laurat 12:0 Jenis lemak pada butter. Salah satu
(asam n-Dodekanoat) hasil akhir produk fermentasi
karbohidrat organisme rumen dan
cecum herbivora.
Asam miristat 14:0 Asam lemak pada pala, biji palem,
(asam n-tetradekanoat) minyak kelapa, butter.
Asam palmitat 16:0 Lemak yang umum pada tanaman
(asam n-heksadekanoat) dan hewan.
Asam stearat 18:0
(asam n-oktadekanoat)
Asam arachidat 20:0 Asam lemak pada minyak kacang
(asam n-eikosanoat) tanah.
Asam behenat 22:0
(asam n-dokosanoat)
Asam lignoserat 24:0
(asam n-tetrakosanoat)

 Asam lemak tidak jenuh, yaitu asam lemak yang mengandung ikatan rangkap pada
rantai karbonnya. Bersifat esensial karena tidak dapat disintesis oleh tubuh dan
umunya berwujud cair pada suhu kamar. Asam lemak tak jenuh dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
a) Monounsaturated. Asam lemak ini memiliki satu ikatan rangkap. Misalnya asam
oleat (omega 9).
b) Polyunsaturated. Asam lemak ini memiliki dua atau lebih ikatan
rangkap.
Contohnya adalah omega 6 (asam lenoleat, Conjugated Linoleic Acid (CLA),
Glucopyranocyl Lipid Adjuvant (GLA), dan asam arachidonat) dan omega 3
(asam linolenat, Eicosapentaenoic Acid (EPA) dan Docosahexaenoic Acid
(DHA).
c) Eicosanoid. Senyawa ini merupakan derivat dari asam lemak eikosa polinoat
yang terdiri dari 20 karbon. Misalnya prostanoat, leukotrien (LTs) dan lipoksin
(LXs). Prostanoat meliputi prostaglandin (PGs), prostasiklin (PGIs) dan
tromboksan (TXs).

(a) (b) (c)

Gambar 1. Prostaglandin E2 (PGE2); (b) Tromboksan A2


(TXA2); (c) Leukotriena A4 (LTA4)
Tabel dibawah ini adalah contoh asam tak lemak jenuh.

Tabel 2. Asam Lemak tak Jenuh


Nama Karbon Skeleton Keterangan
Asam monoenolat (satu ikatan rangkap)
Asam palmitat 16:1(Δ9) Kandungan utama lemak
Asam oleat 18:1(Δ9) Kandungan utama lemak alami
Asam elaidat 18:1(Δ9) Hasil hidrogenasi dan lemak
ruminansia
Asam dienolat (dua ikatan rangkap)
Asam linoleat 18:2(Δ9,12) Jagung, kacang tanah, biji kapas,
kacang hijau, dan minyak nabati
Asam trienolat (tiga ikatan rangkap)
Asam γ-linolenat 18:3(Δ6,9,12) Sebagian besar terdapat pada
minyak nabati seperti evening
primrose oil dan borage oil.
Sebagian kecil pada minyak hewani
Asam α linolenat 18:3(Δ9,12,15) Terdapat pada minyak biji rami
Asam tetraenolat (empat ikatan rangkap)
Asam arachidonat 20:4(Δ5,8,11,14) Terdapat pada lemak hewani
dan minyak kacang tanah serta
komponen penting penyusun
fosfolipid pada hewan
Asam pentaenolat (lima ikatan rangkap)
Asam timnodonat 20:5(Δ5,8,11,14,17) Komponen penting dalam minyak
ikan seperti minyak ikan cod,
makarel,menhaden dan salmon.
Asam heksaenolat (enam ikatan rangkap)
Asam servonat 20:6(Δ4,7,10,13,16,19) Terdapat pada minyak ikan dan
fosfolipid pada otak.

Gambar 1. (a) Asam Lemak Jenuh (b) Asam Lemak Tak Jenuh
Trigliserida
Lipid sederhana yang terdiri atas asam lemak adalah triasilgliserol atau trigliserida.
Triasilgliserida terdiri atas tiga asam lemak yang tersambung dengan single gliserol.
Asam lemak pembentuk trigliserida dapat terdiri dari jenis yang sama atau campuran dua atau
lebih asam lemak. Gugus hidroksil polar pada gliserol dan gugus karboksil polar pada asam
lemak akan membentuk ikatan ester. Trigliserida yang terbentuk bersifat nonpolar, hidrofobik
dan tidak larut dalam air.

Gambar 2. Reaksi Pembentukan Trigliserida

Trigliserida merupakan cadangan makanan yang kaya energi. Pada vertebrata,


trigliserida disimpan dalam bentuk lemak di dalam sel. Sedangkan tumbuhan
menyimpan trigliserida dalam benihnya. Enzim lipase dapat menghidrolisis trigliserida
menjadi asam lemak untuk menghasilkan energi. Keuntungan trigliserida sebagai
cadangan makanan dibandingkan dengan glikogen atau pati adalah:

 Atom karbon pada asam lemak lebih mudah direduksi daripada sakarida
sehingga proses oksidasi trigliserida lebih banyak menghasilkan energi dua atau
lebih kali lipat dibandingkan dengan polisakarida.
 Trigliserida bersifat hidrofobik dan anhidrat sehingga organisme yang
menimbun lemak sebagai cadangan makanan tidak memiliki berat ekstra yang
disebabkan oleh hidrasi air.
Pada tubuh manusia, kandungan trigliserida dalam aliran darah pada level yang tinggi
dapat meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke. Dampak negatif yang
disebabkan oleh level trigliserida dapat diketahui lewat perbandingan LDL:HDL. Level
trigiserida dalam tubuh dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Level trigliserida
Level (mg/dL Level (mmol/L) Keterangan
150 <1,70 Normal – resiko rendah
150 – 199 1,70 – 2,25 Sedikit di atas normal
200 – 499 2,26 – 5,65 Beresiko
500 atau lebih tinggi >5,65 Beresiko tinggi

Fosfolipid
Fosfolipid merupakan komponen utama pembentuk membran yang tersusun atas double layer.
Membran lipid tersebut bersifat amfipatik karena memiliki ujung yang bersifat hidrofobik dan
ujung lainnya bersifat hidrofilik. Pada gliserofosfolipid dan beberapa spingolipid, molekul
bagian kepala yang polar berikatan dengan gugus hidrofobik melalui ikatan fosfodiester.

Gambar 3. Struktur Fosfolipid

Gliserofosfolipid atau fosfogliserida adalah membran lipid yang mengandung dua jenis asam
lemak yang membentuk senyawa ester dengan karbon nomor satu dan dua pada gliserol. Karbon
ketiga pada gliserol terikat dengan gugus fosfor yang memiliki kepolaran tinggi melalui ikatan
fosfodiester. Secara umum, gliserofosfolipid mengandung asam lemak jenuh C16 atau C18 pada C-1
gliserol dan asam lemak tak jenuh C18 atau C20 pada C-2 gliserol.

Gambar 4. Rumus Umum Gliserofosfolipid


Spingolipid memiliki gugus yang mirip dengan gliserofosfolipid yaitu bagian
kepala yang polar dan dua ekor nonpolar. Perbedaan spingolipid dan gliserofosfolipid
adalah spingolipid tidak memiliki gliserol. Spingoliid mengandung molekul
spingosin dan satu molekul asam lemak rantai panjang yang terikat melalui
ikatan glikosidik ataupun fosfodiester. Ketika molekul asam lemak terikat dengan
gugus amida ( - NH2) pada spingosin maka akan membentuk molekul seramida.

Gambar 5. Struktur Umum Spingolipid

Jenis Lipid Lainnya


1) Hormon Steroid
Steroid merupakan turunan sterol yang memiliki kandungan kolesterol. Hormon
steroid memasuki aliran darah menuju jaringan target. Ketiga steroid memasuki sel steroid
akan berikatan dengan reseptor protein spesifik pada nukleus sehingga akan mengubah ekspresi
gen dan metabolisme.

Gambar 6. Contoh Steroid


2) Vitamin
Vitamin merupakan senyawa esensial yang penting bagi tubuh tetapi
tidak dapat disintesis di dalam tubuh sehingga harus diambil lewat makanan yang
dikonsumsi. Vitamin D3 (kolekalsiferol) dapat mengkonversi liver dan hati untuk
memproduksi enzim 1,25-dihidroksikolekalsiferol yang berperan penting dalam
regulasi kalsium pada hati dan tulang. Vitamin A (retinol) memiliki fungsi sebagai
hormon dan pigmen visual pada mata vertebrata. Vitamin E adalah gabungan
senyawa yang disebut dengan tokoferol yang berfungsi sebagai antioksidan. Vitamin
K berperan aktif pada siklus oksidasi dan reduksi pada formasi protombin, protein
esensial pada plasma darah.

Gambar 7. Produksi Vitamin D pada Kulit dengan Bantuan Sinar UV


B. Metabolisme Lemak
Metabolisme lipid (lemak) adalah proses dimana asam lemak dicerna, dipecah
untuk energi, atau disimpan dalam tubuh manusia untuk penggunaan energi dimasa
depan. Asam lemak ini merupakan komponen trigliserida, yang membentuk sebagian
besar lemak makan dalam makanan seperti minyak nabati dan produk hewani.

Trigliserida dapat ditemukan di dalam pembuluh darah serta disimpan untuk


kebutuhan energi masa depan dalam sel-sel jaringan adiposa, lebih dikenal sebagai
lemak tubuh, dan sel- sel hati. Meskipun sumber utama energi tubuh adalah
karbohidrat, ketika sumber ini habis, asam lemak trigliserida kemudian akan dipecah
sebagai sumber energi cadangan. Contohnya tubuh menggunakan energi dari
metabolisme lipid selama berolahraga, ketika pasokan glikogen, atau bentuk yang
tersimpan dari glukosa karbohidrat, habis, atau ketika ada karbohidrat cukup dalam
makanan untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh. Trigliserida dapat ditemukan di
pembuluh darah serta lemak tubuh. Trigliserida, juga dikenal sebagai lipid atau lemak,
sangat cocok untuk peran mereka sebagai bentuk energi yang tersimpan karena setiap
gram memasok 9 kalori (37 kilojoule), sedangkan karbohidrat hanya memasok 4
kalori (17 kilojoule) per gram. Kalori adalah unit energi, lemak dianggap nutrisi padat
energi. Trigliserida yang terdiri dari tiga rantai asam lemak terikat pada senyawa yang
mengandung hidrogen disebut gliserol, asam lemak yang dapat dibebaskan selama
metabolisme lipid ketika tubuh membutuhkan kalori tersebut untuk energi.
Langkah pertama dalam metabolisme lipid adalah konsumsi dan pencernaan
trigliserida, yang ditemukan baik dalam makanan nabati seperti buah zaitun, kacang-
kacangan, dan alpukat dan makanan hewani seperti daging, telur, dan produk susu.
Lemak ini berjalan melalui saluran pencernaan ke usus di mana mereka tidak dapat
diserap dalam bentuk trigliserida.
Sebaliknya, mereka dibagi melalui enzim yang disebut lipase menjadi asam
lemak, dan yang paling sering, monogliserida, yang merupakan asam lemak rantai
tunggal yang melekat pada gliserol. Trigliserida yang bercabang kemudian dapat
diserap melalui usus dan disusun kembali menjadi bentuk aslinya sebelum diangkut
oleh kilomikron, jenis zat yang mirip dengan kolesterol yang dikenal sebagai
lipoprotein, ke dalam sistem getah bening.
Dari sistem getah bening trigliserida masuk ke dalam aliran darah, di mana
proses metabolisme lipid dapat diselesaikan dalam satu dari tiga cara, karena mereka
juga diangkut ke hati, sel-sel otot, atau sel-sel lemak, di mana mereka disimpan atau
digunakan untuk energi. Jika mereka berakhir di sel-sel hati, merek a diubah
menjadi jenis k olesterol “jahat” yang dikenal sebagai very-low-density lipoprotein
(VLDL) dan dilepaskan ke dalam aliran darah, di mana mereka bekerja untuk
mengangkut lipid lain.
Trigliserida dikirim ke sel-sel otot dapat dioksidasi dalam mitokondria sel-sel
untuk energi, sedangkan yang dikirim ke sel-sel lemak akan disimpan sampai mereka
dibutuhkan untuk energi di lain waktu. Hal ini menyebabkan peningkatan ukuran sel-
sel lemak, terlihat pada seseorang sebagai peningkatan lemak tubuh.
Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari
makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak
sebagai cadangan energi. Lemak yang terdapat dalam makanan akan diuraikan
menjadi kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas pada saat dicerna
dalam usus. Keempat unsur lemak ini akan diserap dari usus dan masuk kedalam
darah.
Lemak tidak larut dalam air, berarti lemak juga tidak larut dalam plasma darah.
Agar lemak dapat diangkut ke dalam peredaran darah, maka di dalam plasma darah,
lemak akan berikatan dengan protein spesifik membentuk suatu kompleks
makromolekul yang larut dalam air. Ikatan antara lemak (kolesterol, trigliserida,
dan fosfolipid) dengan protein ini disebut lipoprotein. Berdasarkan komposisi,
densitas, dan mobilitasnya, lipoprotein dibedakan menjadi kilomikron, very low
density lipoprotein (VLDL), low density lipoprotein (LDL), dan high density
lipoprotein (HDL). Setiap jenis lipoprotein memiliki fungsi yang berbeda dan
dipecah serta dibuang dengan cara yang sedikit berbeda. Lemak dalam darah diangkut
dengan dua cara, yaitu melalu jalur eksogen dan jalur endogen.

Gambar 8. Metabolisme lipoprotein


a. Jalur eksogen
Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserid dan kolestrol.
Trigliserida & kolesterol dalam usus halus akan diserap ke dalam enterosit
mukosa usus halus. Trigliserida akan diserap sebagai asam lemak bebas
sedangkan kolestrol, sebagai kolestrol. Di dalam usus halus asam lemak bebas
akan diubah lagi menjadi trigliserida, sedangkan kolestrol mengalami esterifikasi
menjadi kolestrol ester. Keduanya bersama fosfolipid dan apolipoprotein
akan membentuk partikel besar lipoprotein, yang disebut Kilomikron.
Kilomikron ini akan membawanya ke dalam aliran darah. Trigliserid dalam
kilomikron tadi mengalami penguraian oleh enzim lipoprotein lipase yang
berasal dari endotel, sehingga terbentuk asam lemak bebas (free fatty acid) dan
kilomikron remnant.

Asam lemak bebas dapat disimpan sebagai trigliserida kembali di


jaringan lemak (adiposa), tetapi bila terdapat dalam jumlah yang banyak
sebagian akan diambil oleh hati menjadi bahan untuk pembentukan trigiserid
hati. Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energi dari lemak, trigliserida
dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-
sel untuk dioksidasi menjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan ini
dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh albumin ke
jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas.

Kilomikron remnan akan dimetabolisme dalam hati sehingga


menghasilkan kolesterol bebas. Sebagian kolesterol yang mencapai organ hati
diubah menjadi asam empedu, yang akan dikeluarkan ke dalam usus, berfungsi
seperti detergen & membantu proses penyerapan lemak dari makanan. Sebagian
lagi dari kolesterol dikeluarkan melalui saluran empedu tanpa dimetabolisme
menjadi asam empedu kemudian organ hati akan mendistribusikan kolesterol
ke jaringan tubuh lainnya melalui jalur endogen. Pada akhirnya,
kilomikron yang tersisa (yang lemaknya telah diambil), dibuang dari aliran
darah oleh hati. Kolesterol juga dapat diproduksi oleh hati dengan bantuan
enzim yang disebut HMG Koenzim-A Reduktase, kemudian dikirimkan ke dalam
aliran darah.
b. Jalur endogen
Pembentukan trigliserida dan kolesterol disintesis oleh hati diangkut
secara endogen dalam bentuk VLDL.VLDL akan mengalami hidrolisis dalam
sirkulasi oleh lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis kilomikron menjadi
IDL(Intermediate Density Lipoprotein). Partikel IDL kemudian diambil oleh hati
dan mengalami pemecahan lebih lanjut menjadi produk akhir yaitu LDL.LDL
akan diambil oleh reseptor LDL di hati dan mengalami katabolisme.LDL ini
bertugas menghantar kolesterol kedalam tubuh. HDL berasal dari hati dan usus
sewaktu terjadi hidrolisis kilomikron dibawah pengaruh enzim lecithin
cholesterol acyltransferase (LCAT). Ester kolesterol ini akan mengalami
perpindahan dari HDL kepada VLDL dan IDL sehingga dengan demikian
terjadi kebalikan arah transpor kolesterol dari perifer menuju hati.Aktifitas ini
mungkin berperan sebagai sifat antiterogenik.

c. Jalur Reverse Cholesterol Transport


HDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskin kolestrol yang
mengandung apolipoprotein (apo) A, C, E dan disebut HDL nascent. HDL
nascent berasal dari usus halus dan hati, mempunyai bentuk gepeng
dan mengandung apolipoprotein A1. HDL nascent akan mendekati makrofag
untuk mengambil kolestrol yang tersimpan di makrofag. Setelah mengambil
kolestrol dari makrofag, HDL nascent berubah menjadi HDL dewasa yang
berbetuk bulat. Agar dapat diambil oleh HDL nascent, kolestrol di bagian dalam
makrofag harus dibawa ke permukaan membran sel makrofag oleh suatu
transporter yang disebut adenosine triphosphate binding cassette transporter 1
atau ABC 1. Setelah mengambil kolestrol bebas dari sel makrofag, kolestrol
bebas akan diesterifikasi menjadi kolestrol ester oleh enzim lecithin cholesterol
acyltransferase (LCAT). Selanjutnya sebagian kolestrol ester yang dibawa oleh
HDL akan mengambil dua jalur. Jalur pertama ialah ke hati dan ditangkap oleh
scavenger receptor class B type I dikenal dengan SR-B1. Jalur kedua adalah
kolestrol ester dalam HDL akan dipertukarkan dengan trigliserid dari VLDL dan
IDL dengan bantuan cholestrol ester transfer protein (CETP). Dengan
demikian fungsi HDL sebagai penyerap kolestrol dari makrofag mempunyai
dua jalur yaitu langsung ke hati dan jalur tidak langsung melalui VLDL dan IDL
untuk membawa kolestrol kembali ke hati.
Metabolisme merupakan proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk
hidup atau sel, metabolisme disebut juga reaksi enzimatis karena metabolisme terjadi selalu
menggunakan katalisator enzim. Oleh karena itu, metabolisme lipida berarti proses
pembakaran lipid atau lemak, ataupun proses penguraian atau perombakan lemak di dalam
tubuh. Metabolisme lipid atau lemak dalam tubuh terjadi dalam hati / hepar. Metabolisme
lipid dibagi menjadi dua yaitu anabolisme dan katabolisme.
Sebelum itu kita akan mengenal dahulu mengenai proses dan transport lipid dimulai
dari pencernaan makanan. Proses distribusi lipid dijelaskan dalam 8 tahap yaitu:
a. Triasilgliserol yang berasal dari diet makanan tidak larut dalam air. Untuk
mengangkutnya menuju usus halus dan agar dapat diakses oleh enzim yang dapat larut di
air seperti lipase, triasilgliserol tersebut disolvasi oleh garam empedu seperti kolat dan
glikolat membentuk misel.
b. Di usus halus enzim pankreas lipase mendegradasi triasilgliserol menjadi asam lemak
dan gliserol. Asam lemak dan gliserol diabsorbsi ke dalam mukosa usus.
c. Di dalam mukosa usus asam lemak dan gliserol disintesis kembali menjadi triasilgliserol
d. Triasilgliserol tersebut kemudian digabungkan dengan kolesterol dari diet makanan dan
protein khusus membentuk agregat yang disebut kilomikron.
e. Kilomikron bergerak melalui sistem limfa dan aliran darah ke jaringan-jaringan.
f. Triasilgliserol diputus pada dinding pembuluh darah oleh lipoprotein lipase menjadi
asam lemak dan gliserol.
g. Komponen ini kemudian diangkut menuju sel-sel target.
a. Di dalam sel otot (myocyte) asam lemak dioksidasi untuk energi dan di dalam sel adipose
(adipocyte) asam lemak diesterifikasi untuk disimpan sebagai triasilgliserol.
Gambar 8. Pemrosesan dan distribusi lipid pada vertebrata. Pencernaan dan absorpsi lipid
dari diet terjadi di usus halus. Asam-asam lemak hasil pengurain trigliserida di
pak dan ditransport ke otot dan jaringan adiposa.

Jaringan menangkap asam lemak dari aliran darah untuk dibangun kembali menjadi lipid
atau untuk memperoleh energi dari oksidasinya. Metabolisme asam lemak intensif khususnya
di dalam sel hati (hepatocytes) Proses terpenting dari degradasi asam lemak adalah ß-oksidasi
yang terjadi di dalam mitokondria. Asam lemak dalam sitoplasma diaktifkan dengan
mengikatkannya pada coenzyme A, kemudian dengan sistem transport karnitin masuk ke
mitokondria untuk didegradasi menjadi acetyl-CoA melalui proses ß-oksidasi. Residu acetyl
hasil dapat dioksidasi lanjut menjadi CO2 melalui TCA dan rantai respirasi dengan
menghasilkan ATP. Jika produksi acetyl-CoA melebihi kebutuhan energi sel hepatocyte akan
diubah menjadi keton bodi untuk mensuplai energi pada jaringan lain. Hal ini terjadi jika
suplai asam lemak dalam plasma darah tinggi, misal dalam kondisi kelaparan atau diabetes
mellitus.
A. Katabolisme Lipid
1. Degradasi Asam Lemak: ß-Oksidasi
Degradasi asam lemak terjadi di mitokondria dalam beberapa tahap:
Tahap 1: Aktivasi asam lemak di sitoplasma. Asam lemak difosforilasi dengan
menggunakan satu molekul ATP dan diaktifkan dengan asetil Co-A
menghasilkan asam lemak-CoA, AMP, dan pirofosfat inorganik (gambar 9) .
Gambar 9. Pengaktifan asam lemak dengan acetyl-CoA menjadi asam lemak-CoA
Tahap 2: Pengangkutan asam lemak-CoA dari sitoplasma ke mitokondria dengan bantuan
molekul pembawa carnitine, yang terdapat dalam membran mitokondria (Gambar
10).

Gambar 10. Masuknya asam lemak ke mitokondria melalui transport acyl-


carnitine/carnitine.

Tahap 3: Reaksi ß-oksidasi, berlangsung dalam 4 tahap, yaitu (1) dehidrogenasi I, (2)
hidratasi, (3) dehidrogenasi II, dan (4) tiolasi (tahap pemotongan) (gambar 11).
Gambar 11. Urutan tahapan reaksi dalam ß-oksidasi asam lemak.
Tahap dari reaksi ß-oksidasi yaitu:
a. Dehidrogenasi I, yaitu dehidrogenasi Asam lemak-CoA yang sudah berada di dalam
mitokondrion oleh enzim acyl-CoAdehidrogenase, mengha-silkan senyawa enoyl-
CoA. Pada reaksi ini, FAD (flavin adenin dinukleotida) yang bertindak sebagai
koenzim direduksi menjadi FADH2. Dengan mekanisme fosforilasi bersifat oksidasi
melalui rantai pemafasan, suatu molekul FADH2 dapat menghasilkan dua molekul
ATP.
b. Hidratasi, yaitu ikatan rangkap pada enoylCoA dihidratasi menjadi 3-hidroxyacylCoA
oleh enzimenoyl-CoA hidratase.
c. Dehidrogenase II, yaitu dehidrogenasi 3-hidroxyacyl-CoAoleh enzim ß-hidroxyacyl-
CoA dehidrogenase dengan NAD+ sebagai koenzimnya menjadi ß-ketoacylCoA.
NADH yang terbentuk dari NAD+ dapat dioksidasi kembali melalui mekanisme
fosforilasi oksidatif yang dirangkaikan dengan rantai pernafasan menghasilkan tiga
molekul ATP.
d. Pemecahan molekul dengan enzim ß-ketoacyl-CoA thiolase. Pada reaksi ini satu
molekul ketoacyl-CoA menghasilkan satu molekul asetyl-CoA dan sisa rantai asam
lemak dalam bentuk CoA-nya, yang mempunyai rantai dua atom karbon lebih pendek
dari semula.
Proses degradasi asam lemak selanjutnya adalah pengulangan mekanisme ß-oksidasi
secara berurutan sampai panjang rantai asam lemak tersebut habis dipecah menjadi molekul
acetylCoA. Dengan demikian satu molekul asam miristat (C14) menghasilkan 7 molekul
acetylCoA (C2) dengan melalui 6 kali ß-oksidasi.
Tiap satu sklus ß-oksidasi dihasilkan energi sebesar:
a. 1 FADH2 = 2 ATP (pada dehidrogenasi 1)
b. 1 NADH = 3 ATP (pada dehidrogenasi 2)
c. 1 Acetyl-CoA.
Satu Acetyl-CoA dioksidasi melalui siklus TCA menghasilkan energi = 12 ATP.
Jadi jumlah ATP yang dihasilkan dalam satu siklus ß oksidasi = (3 + 3 + 12) ATP = 17 ATP

Gambar 12. contoh pengulangan reaksi β oksidasi

Berikut merupakan contoh tahap oksidasi asam palmitat (C15H33COOH) dan energi yang
dihasilkan:
Gambar 13. contoh pengulangan reaksi β oksidasi
Sehingga,
Tahap 1: Asam palmitat (mengandung 16 atom C) dioksidasi ß dalam 7 siklus menjadi
8 residu acetyl dalam bentuk acetyl-CoA.
Tahap 2: Tiap acetyl-CoA dioksidasi menghasilkan 2 CO2 dan 8 elektron dalam siklus
TCA.
Tahap 3: Elektron yang dihasilkan dari tahap 1 dan 2 masuk ke rantai respirasi
mitokondria dengan menghasilkan energi untuk sintesisATP dengan
forforilasi oksidatif.
Jadi dengan 7 siklus ß-oksidasi dihasilkan energi sebesar:
a. 7 FADH2 = 7 x 2 ATP = 14 ATP
b. 7 NADH = 7 x 3 ATP = 21 ATP
c. 8 Acetyl-CoA = 8 x 12 ATP = 96 ATP +
Jumlah ATP = 131 ATP
Reaksi katabolismenya:

Karena pada proses aktivasi dibutuhkan 1 ATP dengan reaksi:

2. Jalur Minor Degradasi Asam Lemak


Jalur utama degradasi asam lemak adalah ß-oksidasi, yaitu untuk asam
lemak jenuh beratom C genap. Akan tetapi ada juga jalur-jalur khusus yang lain
yaitu untuk degradasi asam lemak tak jenuh, degradasi asam lemak dengan atom C
ganjil, serta α- dan w-oksidasi.
2.1. ß-Oksidasi asam lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh di alam (misal asam oleat) mempunyai ikatan
rangkap pada konfigurasi cis. Karena pada ß-oksidasi enzimnya spesifik untuk
enoyl-CoA dengan konfigurasi trans, maka diperlukan enzim enoyl-CoA
isomerase untuk mengubah konfigurasi cis menjadi trans. Adapun mekanisme
oksidasi asam lemak tak jenuh berlangsung sama seperti ß-oksidasi untuk asam
lemak jenuh. Karena terdapat satu ikatan tak jenuh, maka dalam proses
degradasinya, asam lemak tak jenuh mengalami satu mekanisme reaksi
tambahan yaitu reaksi isomerisasi bentuk cis ke trans yang dikatalisis oleh enzim
enoyl-CoA isomerase sebagaimana ditunjukkan pada gambar disamping.
2.2.ß Oksidasi Asam Lemak dengan atom C ganjil
Pada asam lemak dengan jumlah atom C ganjil, setelah pengambilan
acetyl-CoA (2C) sisanya adalah residu propionyl-CoA (3C). Propionyl-CoA
ini masuk ke siklus Krebs lewat Succinyl-CoA. Dalam hal ini propionyl-CoA
dikarboksilasi menjadi D- metylmalonyl-CoA, kemudian diubah menjadi
Succinyl-CoA melalui intermediet L- metylmalonyl-CoA. Jumlah energi
yang dihasilkan dalam 1 siklus krebs jika masuk lewat Succinyl-CoA hanya
sebesar 6 ATP Karena masuk siklus krebs lewat Succinyl-CoA maka
degradasi asam lemak dengan atom C ganjil lebih cepat dibandingkan dengan
degradasi asam lemak dengan atom C genap. Hal ini penting untuk
memberikan konsumsi pada orang atau makhluk hidup yang membutuhkan
energi dengan cepat, missal orang Eskimo.

Gambar 14. Oksidasi asam lemak dengan atom C ganjil (contoh: asam propionat dalam bentuk
Propionat-CoA
B. Anabolisme Lipid
Hati adalah tempat penting untuk pembentukan asam lemak, lemak, keton bodi,
dan kolesterol. Meskipun jaringan adiposa juga mensintesis lemak, tetapi fungsi
utamanya adalah
menyimpan lipid. Metabolisme lipid di dalam hati berkaitan erat dengan karbohidrat
dan asam amino. Dalam keadaan absorpsi, hati mengubah glukosa menjadi asam lemak
melalui asetyl-CoA. Hati dapat juga mendapatkan kembali asam lemak dari suplai lipid
dengan kilomikron dari usus. Asam lemak dari kedua sumber tersebut kemudian
dikonversi menjadi lemak netral dan fosfolipid.
1. Biosintesis Keton Bodies
Tujuan pembentukan keton bodies adalah: (1) untuk mengalihkan sebagian
acetylCoA yang terbentuk dari asam lemak di dalam hati dari oksidasi selanjutnya,
dan (2) untuk mengangkut acetyl-CoA menuju jaringan lain untuk dioksidasi
menjadi CO2 dan H2O (salah satu cara distribusi bahan bakar ke bagian lain dalam
tubuh). Asetyl-CoA hasil degradasi asam lemak jika konsentrasinya dalam
mitokondria hati tinggi, maka dua molekul asetyl-CoA akan berkondensasi
membentuk acetoacetyl-CoA (Gambar 15 reaksi 1), penambahan satu gugus acetyl
selanjutnya menghasilkan 3-hydroxy-ß-methylglutyryl-CoA(HMG-CoA) (Gambar
b.1.1 reaksi 2), dan pelepasan satu acetyl-CoA dari senyawa tersebut dihasilkan
acetoacetate (Gambar b.1.1 reaksi 3). Ketiga senyawa hasil dari reaksi 1, 2, dan 3,
yaitu acetoacetyl-CoA, 3-hydroxy-ß-methylglutyrylCoA, dan acetoacetate disebut
sebagai keton bodies. Senyawa acetoacetate dapat direduksi menjadi 3-
hydroxybutirate atau diurai menjadi acetone (Gambar b.1.1 reaksi 4).
Keton bodies selanjutnya dilepaskan hati ke darah. Dalam kondisi lapar,
keton bidies dalam darah naik. Acetoacetate dan 3-hydroxybutirate bersama asam
lemak digunakan sebagai sumber energi untuk hati, otot skeletal, ginjal dan otak.
Sedangkan aceton yang tidak diperlukan dikeluarkan melalui paru-paru. Jika
produksi keton bodies melebihi penggunaannya di luar sel hati, maka keton bodies
ini akan terakumulasi dalam plasma darah (ketonemia), dan diekskresikan bersama
urin (ketonuria). Karena keton bodies adalah asam kuat moderat dengan pKa sekitar
4, maka dapat menurunkan nilai pH plasma darah (ketoacidosis).
Gambar 15. Reaksi-reaksi pembentukan keton bodies. Reaksi 1: pembentukan
acetoacetyl-CoA. Reaksi 2: pembentukan HMG-CoA. Reaksi 3:
pembentukan acetoacetate. Reaksi 4. Pengubahan acetoacetate
menjadi acetone dan d-ß-hydroxybutirate.

2. Biosintesis Asam Lemak


Biosintesis asam lemak sangat penting, khususunya dalam jaringan hewan,
karena mempunyai kemampuan terbatas untuk menyimpan energi dalam bentuk
karbohidrat. Proses ini dikatalisis oleh asam lemak synthase, suatu multienzim yang
berlokasi di sitoplasma.
2.1. Biosintesis Asam Lemak Jenuh
Biosintesis asam lemak jenuh dimulai dari acetyl-CoA sebagai starter.
Acetyl-CoA ini dapat berasal dari ß-oksidasi asam lemak maupun dari piruvate
hasil glikolisis atau degradasi asam amino melalui reaksi pyruvate dehydrogenase.
Acetyl-CoA tersebut kemudian ditransport dari mitokondria ke sitoplasma melalui
sistem citrate shuttle untuk disintesis menjadi asam lemak. Reduktan NADPH + H+
disuplai dari jalur hexose monophosphate (fosfoglukonat). Gambar 16 adalah bagan
pengangkutan acetyl-CoA dari mitokondria ke sitoplasma.

Gambar 16. Bagan pengangkutan acetyl-CoA dari mitokondria ke sitoplasma.


Pyruvate hasil katabolisme asam amino atau dari glikolisis glukosa diubah
menjadi aecetyl-CoA oleh sistem pyruvate dehydogenase. Gugus acetyl tersebut keluar
matriks mitokondria sebagai citrate, masuk ke sitosol untuk sintesis asam lemak.
Oxaloacetate direduksi menjadi malate kembali ke matriks mitokondrion dan diubah
kembali menjadi malate. Malat di sitosol dioksidasi oleh enzim malat menghasilkan
NADPH dan pyruvate. NADPH digunakan untuk reaksi reduksi dalam biosintesis asam
lemak sedangkan pyrivate kembali ke matriks mitokondrion.
Asam lemak synthase disusun oleh dua rantai peptida yang identik yang disebut
homodimer yang dapat dilihat pada gambar b.2.1 Masing-masing dari 2 rantai peptida
yang digambarkan sebagai suatu hemispheres tersebut, mengkatalisis 7 bagian reaksi
yang berbeda yang dibutuhkan dalam sintesis asam palmitat. Katalisis reaksi multi
urutan dengan satu protein mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan
beberapa enzim yang terpisah. Keuntungan tersebut antara lain: (1) reaksi-reaksi
kompetitif dapat dicegah, (2) reaksi terjadi dalam satu garis koordinasi, dan (3) lebih
efisien karena konsentrasi substrat lokal yang tinggi, kehilangan karena difusi rendah.
Enzim kompleks asam lemak synthase bekerja dalam bentuk dimer. Tiap monomernya
secara kovalen dapat mengikat substrat sebagai tioester pada bagian gugus –SH. Ada
dua gugus –SH yang masing-masing terikat pada residu Cysteine (Cys-SH) pada ß-
ketoacyl-ACPSynthase dan 4´-phosphopantetheine (Pan-SH) (Gambar 17 B) Pan-SH,
yang mirip dengan Koenzim A (CoA-SH) (Gambar 17 (A)), diikat dalam suatu domain
enzim yang disebut acyl-carrier protein (ACP). ACP bekerja seperti tangan yang
panjang yang melewatkan substrat dari satu pusat reaksi ke reaksi berikutnya.

Gambar 17. Sistem enzim kompleks asam lemak synthase yang bekerja dalam bentuk
dimer.

Aktivitas yang terlibat dalam sistem enzim kompleks asam lemak synthase
dilokasikan dalam 3 domain protein yang berbeda. Domain 1 bertanggung jawab pada
katalisis reaksi 2a, 2b, dan 3, yaitu masuknya substrat asetyl-CoA atau acyl-CoA dan
malonyl-CoA yang diikuti dengan kondensasi kedua substrat tersebut. Domain 2
mengkatalisis reaksi 4, 5, dan 6, yaitu reaksi reduksi pertama rantai perpanjangan asam
lemak, dehidratase, dan reduksi kedua. Sedangkan domain 3 atau domain tiolase
mengkatalisis pelepasan produk akhir asam lemak
setelah 7 tahap perpanjangan (reaksi 7).
Gambar 18. Gugus phosphopantetheine pada ACP dan Coenzyme A

2.2. Reaksi Biosintesis asam lemak Jenuh (Asam Palmitat)


Biosintesis asam lemak jenuh, dalam hal ini sebagai pokok bahasan adalah
biosintesis asam palmitat, karena proses metabolisme sudah banyak diketahui. Reaksi
ini dibagi dalam tiga tahap, yaitu tahap aktivasi, tahap elongasi, dan tahap tiolasi atau
pelepasan produk akhir.
a. Tahap aktivasi :

Acetyl-CoA dibawa masuk dari mitokondria ke sitoplasma dengan mengubahnya


menjadi sitrat oleh aktivitas enzim Sitrat sintetase (Gambar b.2.1).

Acetyl-CoA dibentuk kembali dari sitrat dalam sitoplasma dengan enzim ATPsitrat
liase (Gambar b.2.1)

karboksilasi acetyl-CoA menjadi malonylCoA sebagai molekul yang menambahkan 2


atom C pada pemanjangan asam lemak dengan melepaskan CO2. Reaksi ini dikatalisis
oleh enzim acetyl-CoA karboksilase dengan bantuan Biotin (Gambar 19). CO2 yang
digabungkan dengan acetyl-CoA berasal dari HCO3- dari buffer darah.

Gambar 19. Reaksi pembentukan malonyl-CoA dari acetyl-CoA yang dikatalisis oleh
enzim acetylCoA karboksilase dengan bantuan Biotin.

Enzim acetyl-CoA karboksilase mempunyai 3 daerah fungsional, yaitu: (1) biotin


carrier protein, (2) biotin carboxylase, dan (3) transcarboxylase
b. Tahap elongasi:
Reaksi pemanjangan rantai secara kontinyu dapat dilihat pada gambar 18 dan 19
Reaksi 1: Pembentukan acetyl-ACP sebagai starter atau molekul pemula
Transfer residu acetyl dari Acetyl-CoA ke gugus SH dari molekul ACP pada
sistem enzim kompleks asam lemak synthase merupakan reaksi pemula
dalam mekanisme biosintesis asam lemak. Kedua atom karbon ini akan
menjadi atom karbon ujung (atom karbon nomor 15 dan 16) dari asam
palmitat yang terbentuk. Reaksi ini dikatalisis oleh salah satu dari enam
enzim kompleks asam lemak synthase, Acetyl-CoA-ACP transacylase.
Reaksi 2: Transfer residu acetyl ke Cys-SH dari enzim & residu malonyl ke Pan-SH
dari ACP
Residu acetyl dari molekul ACP kemudian ditransfer (translokasi) ke gugus –
SH dari residu cystein pada ß-ketoacyl-ACP-Synthase (Gambar, reaksi 2a).
Secara bersamaan gugus malonyl dari malonyl-CoA dipindah ke Pan-SH dari
ACP membentuk malonyl-ACP oleh enzim malonyl-CoA- ACP-transferase
(Gambar b.2.5, reaksi 2b).
Reaksi 3: Reaksi kondensasi pembentukan acetoacetyl-S-ACP
Gugus acetyl yang diesterkan pada enzim ß-ketoacyl-ACP-Synthase
ditransfer ke atom C nomer 2 pada malonyl-ACP dengan pelepasan CO2
yang berasal dari HCO3- (lihat Gambar b.2.5, reaksi 3 pada tahap aktivasi)
oleh enzim ß-ketoacyl-ACP-Synthase membentuk acetoacetyl-S-ACP.
Dengan demikian dalam reaksi karboksilasi acetyl-CoA, CO2 dari HCO3-
tersebut memegang peran katalitik karena dilepaskan kembali sebagai CO2.
Reaksi 4: Reaksi reduksi pertama
Acetoacetyl-S-ACP direduksi oleh NADPH membentuk D-b-
b.2.5hydroxybutyryl-ACP, yang dikatalis oleh b-ketoacyl-ACP reductase.
Struktur intermediet yang dihasilkan adalah D, bukan L. Berbeda dengan
struktur isomer selama oksidasi asam lemak, yaitu memiliki konfigurasi L
(Gambar a.1.3).
Reaksi 5: Reaksi dehidratasi
D-b-hydroxybutyryl-ACP selanjutnya didehidratasi oleh enoyl-ACP hidratase

menjadi α,-trans-butenoyl-ACP atau trans- - butenoyl-ACP atau disebut


crotonyl-S-ACP.
Reaksi 6 : Reaksi reduksi kedua

Trans- -2- butenoyl-ACP direduksi oleh enoyl ACP reductase


menghasilkan butyryl-ACP. NADPH digunakan sebagai reduktor pada E
colidan jaringan hewan.
Pembentukan butyryl-ACP berarti menyempurnakan satu siklus dari 7 siklus
dalam pembentukan palmitoyl-ACP. Untuk memulai siklus berikutnya, dilakukan
proses translokasi, yaitu gugus butyryl dari butyryl-ACP ditransfer ke gugus–SH dari
enzim b-ketoacyl-ACP synthase. ACP kemudian diesterkan dengan gugus malonyl dari
molekul-molekul malonylCoA lain oleh malonyl-CoA-ACP transferase. Kemudian
siklus diulang, yang mana pada tahap berikutnya kondensasi malonyl-ACP dengan
butyryl-b-ketoasyl-ACP synthase menghasilkan b-ketohexanoyl-ACP dan CO2. Setelah
7 siklus dihasilkan palmitoyl-ACP sebagai produk akhir dari sistem enzim kompleks
asam lemak synthase .
c. Tahap tiolasi:
Reaksi 7 : Pelepasan asam palmitat
Palmitoyl-ACP dapat dilepaskan menjadi asam palmitat bebas oleh kerja
enzim palmitoyl thioesterase (Domain 3) (Gambar 3.16.B), atau ditransfer
dari ACP ke CoA atau digabungkan secara langsung ke asam fosfatidat dalam
jalur yang menuju fosfolipid dan triasilgliserol.
Gambar 20. Urutan tahap-tahap reaksi dalam biositesis asam lemak (asam palmitat)
Pada kebanyakan organisme, sistem enzim kompleks asam lemak synthase
berhenti pada produk asam palmitat dan tidak menghasilkan asam stearat. Hal ini
karena: (1) spesifitas panjang rantai maksimum yang dapat diakomodasi oleh sistem
enzim kompleks asam lemak synthase adalah gugus tetradecanoyl (C14), gugus
hexadecanoyl (C16) tidak diterima oleh sistem ini; (2) palmitoyl-CoA merupakan
penghambat feedback sistem enzim kompleks asam lemak synthase.
Reaksi keseluruhan dari reaksi biosintesa asam palmitat yang dimulai dari asetil-CoA
adalah:
Jika dibandingkan dengan reaksi ß-oksidasi asam palmitat adalah:

14 olekul NADPH + 14H+ diperlukan pada biosintesis asam palmitat bersumber


dari:

2.3. Biosintesis Asam Lemak Jenuh dengan jumlah atom C ganjil


Asam lemak dengan jumlah atom C ganjil banyak terdapat pada organisme laut.
Asam lemak ini juga disintesis oleh sistem enzim kompleks asam lemak synthase.
Sintesisnya dimulai dari molekul propionyl-ACP bukan acetyl-ACP. Penambhahan 2
atom C dilakukan melalui kondensasi dengan malonyl-ACP, sama pada biosintesis
asam lemak jenuh beratom C genap.
Dari uraian tentang jalur ß-oksidasi asam lemak (katabolisme) dan biosintesis
asam lemak (anabolisme) terdapat lima perbedaan yang dapat diamati (gambar b.2.6),
yaitu:
a. Lokasi intraseluler: ß-oksidasi terjadi di mitokondrion, biosintesis di
sitoplasma.
b. Tipe pembawa gugus acyl: dalam ß-oksidasi adalah CoA, dalam
biosintesis adalah ACP.
c. Dalam ß-oksidasi asam lemak sebagai akseptor elektron (oksidator) adalah
FAD, sedangkan dalam biosintesis asam lemak NADPH sebagai donor
elektron (reduktor)
d. Senyawa intermediet yang terbentuk pada reaksi hidratasi mempunyai
konfigurasi L, pada reaksi dehidrasi dalam biosintesis asam lemak
senyawa intermedietnya mempunyai konfigurasi D.
e. Malonyl-CoA berperan sebagai prekursor penambahan unit C2 dalam
biosintesis asam lemak, sedangkan dalam ß oksodasi pengurangan unit C2
dalam bentuk acetyl-CoA. Selain kelima perbedaan di atas, pada ß-
oksidasi dihasilkan energi sedangkan pada biosintesis asam lemak
diperlukan energi.

Gambar 21. Perbedaan antara jalur ß-oksidasi asam lemak dan biosintesis asam lemak.
Ada lima pokok perbedaannya, yaitu: (1) lokasinya, (2) pembawa gugus
acyl, (3) akseptor/donor elektron, (4) stereokimia reaksi hidrasi/dehidrasi,
dan (5) Bentuk unit C2 yang dihasilkan/didonorkan.
2.4. Biosintesis Asam Lemak setelah Asam Palmitat
Sistem enzim kompleks asam lemak synthase hanya mampu mensintesis asam
lemak dengan jumlah atom C maksimum 16. Untuk sintesis asam lemak yang beratom
C lebih dari 16 digunakan asam palmitat sebgai precursor. Proses ini disebut elongasi
asam lemak jenuh, yang dapat terjadi di mitokodria dan mikrosom (retikulum
endoplasma).
a. Elongasi asam lemak jenuh di mitokondria
Di dalam mitokondrion penambahan 2 atom C dengan acetyl-CoA pada ujung
karboksilat (dan bukan dengan malonyl-ACP seperti yang digunakan dalam proses
de novo biosintesis palmitat). Proses elongasi palmitat menjadi stearat (C18:0)
mengikuti reaksi seperti pada ß-oksidasi, dengan urutan reaksi seperti pada gambar
3.19. Untuk reaksi reduksi pertama dan kedua digunakan NADPH bukan NADH.

Gambar 21. Reaksi elongasi palmitoyl-CoA dengan satu molekul acetyl menghasilkan
steroyl-CoA Enoyl-CoA
b. Elongasi asam lemak jenuh di mikrosom
Di dalam mikrosom mekanisme elongasi asam lemak jenuh identik dengan yang
terjadi pada biosintesis asam palmitat, yaitu penambahan 2 atom C dengan
malonyl-CoA, kemudian diikuti dengan reduksi 1, dehidratasi, dan reduksi 2 untuk
menghasilkan stearoyl-CoA.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa dari asam palmitan merupakan asam
lemak yang diproduksi oleh tubuh dan selanjutnya mengalami proses elongasi untuk
membentuk asam lemak yang lain. Berikut bagannya

Gambar 22. Rute sintesis asam-asam lemak lainnya.


Asam palmitat diguanakan sebagai procursor sistesis asam-asam lemak berantai
panjang jenuh melalui proses elongasi atau sintesis monoenoat palmitoleate dan oleat
melalui proses desaturasi. Mamalia tidak dapat mengubah oleate menjadi linoleate atau
linolenate. Oleh karena itu dalam dietnya disebut sebagai asam lemak esensial.
Linoleate selanjutnya dapat diubah menjadi asam lemak polienoat. Makna angka 18:1,
yaitu : angka didepan (18) menunjukkan jumlah atom C asam lemak, sedangkan angka
dibelakangnya (1) menunjukkan jumlah ikatan rangkap.
Jika dalam proses pembuatan asam lemak terdapat perubahan dari asam lemak
jenuh menjadi tak jenuh maka akan melalui reaksi desaturasi yang dikatalisis oleh asam
lemak-CoA desaturase. Pada vertebrata atau organisme aerobik, 1 molekul O2
digunakan sebagai akseptor 2 pasang elektron, yaitu 1 pasang berasal dari substrat
asam-lemak-CoA dan 1 pasang berasal dari NADPH. Transfer elektron dalam reaksi
kompleks ini merangkai reaksi transport elektron dalam mikrosom yang membawa
elektron dari NADPH ke Cyt b5 melalui Cyt b5 reductase (Gambar 23).

Gambar 23. Transfer elektron dalam reaksi denaturasi asam lemak yang terjadi
pada reticulum endoplasma vertebrata.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Simpulan yang diperoleh pada makalah ini yaitu :
1. Lipid merupakan salah satu komponen penting dalam penyusunan sel-sel dalam
tubuh serta berperan penting dalam metabolisme kehidupan sehari-hari manusia.
2. Ada beberapa fungsi lipid di antaranya: Sebagai pelindung tubuh dari suhu
rendah, Sebagai pelarut vitamin A,D,E dan K, Sebagai pelindung alat-alat tubuh
vital (antara lain jantung dan lambung), yaitu sebagai bantalan lemak, Sebagai
penghasil energi tertingggi, Penahan rasa lapar, karena adanya lemak akan
memperlambat pencernaan. Bila pencernaan terlalu cepat maka akan cepat pula
timbulnya rasa lapar. Sebagai salah satu bahan penyusun membran sel. Sebagai
salah satu bahan penyusun hormon dan vitamin (khususnya untuk sterol). Dan
Sebagai salah satu bahan penyusun empedu,asam kholat (di dalam hati),dan
hormon seks (khususnya untuk kolesterol.Pembawa zat-zat makan esensial.
3. Hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga
yang masih berupa monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol masuk
sirkulasi portal (vena porta) menuju hati.
B. Saran
Untuk mendapat atau memperoleh materi yang lebih lengkap dari
pembahasan yang telah penulis buat, maka disarankan kepada pembaca untuk lebih
banyak mencari dan membaca literatur mengenai pembahasan di atas.
DAFTAR PUSTAKA

Ganong, W.F., 2005, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22, EGC, Jakarta.
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/01/metabolisme-lipid.html
http://www.scribd.com/doc/38895705/Refarat-Lipid
Kumalasari, A., Dkk., 2015, Metabolisme Lipid, FMIPA, Universitas Jember.
Potter dan Perry, 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4, EGC, Jakarta.
Wahjuni, S., 2013, Metabolisme lemak, Udayana University Press, Dempasar.

Anda mungkin juga menyukai