Obat Keras
Obat Keras
Obat Keras
alodokter-pseudoephedrine
Obat yang masuk ke dalam golongan dekongestan ini bekerja dengan cara menyempitkan pembuluh
darah melalui peningkatan stimulasi reseptor adrenergik alfa pada membran saluran pernapasan. Selain
itu, pseudoephedrine juga menstimulasi reseptor andrenergik beta yang dapat melegakan saluran
pernapasan, serta meningkatkan detak dan kontraksi otot jantung.
Pseudoephedrine dapat dibeli secara bebas atau harus dengan resep dokter untuk beberapa merek
dagang tertentu. Meski mampu melegakan pernapasan, obat ini tidak dapat menyembuhkan penyebab
hidung tersumbat.
Tentang Pseudoephedrine
Golongan Dekongestan
Kategori kehamilan dan menyusui Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan
adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya
boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Peringatan:
Harap berhati-hati jika Anda menderita diabetes tipe 2, penyakit jantung dan pembuluh darah,
hipertensi, glaukoma, gangguan fungsi ginjal, hipertiroidisme, gangguan irama jantung, dan pembesaran
prostat.
Beri tahu dokter jika Anda sedang menjalani pengobatan dengan obat-obatan lain, termasuk produk
herbal.
Dosis Pseudoephedrine
Berikut ini adalah dosis pseudoephedrine yang biasanya diresepkan oleh dokter guna mengatasi hidung
tersumbat:
Usia Dosis
Dewasa 60 mg setiap 4-6 jam, jangan melebihi 240 mg per hari.Untuk pseudoephedrine extended
release: 120 mg 2 kali sehari atau 240 mg 1 kali sehari.
Loratadine adalah obat yang dapat mengobati gejala alergi, seperti bersin-bersin, ruam kulit, pilek,
hidung tersumbat, dan mata berair akibat paparan alergen (misalnya debu, bulu hewan, atau gigitan
serangga).
Pada sebagian orang, paparan alergen tersebut menyebabkan tubuh mereka memproduksi dan
melepaskan zat histamin. Zat inilah yang memicu terjadinya reaksi alergi. Untuk mengatasi gejala-gejala
alergi, diperlukan senyawa antihistamin.
??????
Loratadine adalah salah satu jenis obat antihistamin yang tidak menimbulkan rasa kantuk. Meski
demikian, ada juga beberapa orang yang mengalami efek samping mengantuk setelah menggunakan
obat ini.
Oleh karena itu, disarankan agar memberikan jeda waktu setelah Anda menggunakan loratadine jika
ingin melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan, seperti mengemudi atau mengoperasikan
mesin, untuk memastikan bahwa reaksi obat ini normal dan tidak menimbulkan kantuk agar Anda
terhindar dari bahaya.
Merk dagang: Alernitis, Alloris, Clarihis, Claritin, Dayhist, Imunex, Logista, Pylor, Rahistin, Rihest
Tentang Loratadine
Golongan Antihistamin
Kategori kehamilan dan menyusui Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak
memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Peringatan:
Harap berhati-hati dalam menggunakan obat ini jika Anda merupakan penderita gangguan hati dan
gangguan darah porfiria.
Dosis Loratadine
Untuk mengatasi reaksi alergi pada pasien dewasa, dosis loratadine yang biasanya direkomendasikan
oleh dokter adalah 10 mg satu kali sehari, atau 5 mg dua kali sehari. Sedangkan pada anak-anak usia 2-5
tahun, dosisnya adalah 5 mg satu kali sehari.
Bromhexine adalah obat yang digunakan untuk mengencerkan dahak pada saluran pernapasan atau
yang disebut juga dengan mukolitik. Obat ini bekerja dengan cara menghambat kerja sel yang
menghasilkan dahak atau mukus, sehingga menghasilkan dahak yang tidak kental dan mudah untuk
dikeluarkan.
Bromhexine - alodokter
Merek dagang: Exovon, Mucotussan, Bromika, Bronkris, Rexcof, Hufasulvon Kids, Solvinex, Bromevon,
Siladex Mucolytic & Expectorant, Bromifar, Erphahexin, Hustab, Bromhexine HCL, Bronex, Farmavon,
Wibrom, Hexon, Bisolvon, Benadryl Wet Cough, Novaheksin, Halmezin, Graxine, Mextril Expectorant,
Bodrexin Flu dan Batuk, Fortusin, Dexolut, Mucohexin, Oskadon Flu dan Batuk Berdahak, Wood’s
Peppermint Expectorant, Phytovon, Ethisolvan, Hexinal, Celovon, Bromedcyl, Mucosolvan, Mosavon,
Thephidron, Poncosolvon, Miravon, Intibronko Plus, Nufadipect
Tentang Bromhexine
Kategori kehamilan dan menyusui Kategori A: Studi terkontrol pada wanita hamil tidak
menunjukkan adanya risiko terhadap janin, dan kecil kemungkinannya untuk membahayakan janin.
Belum diketahui apakah bromhexine dapat diserap ke dalam ASI atau tidak. Bila Anda sedang menyusui,
jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Peringatan:
Beri tahu dokter apabila saat ini Anda sedang menjalani pengobatan dengan obat-obatan lainnya,
termasuk suplemen dan produk herba.
Hati-hati mengonsumsi bromhexine jika Anda mengalami gejala pneumonia atau penyakit paru
obstruktif kronis (PPOK), serta memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah, seperti AIDS atau pasca
kemoterapi.
Berhati-hatilah jika Anda pernah atau sedang menderita tukak lambung, gangguan ginjal, dan gangguan
hati.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah menggunakan bromhexine, segera hubungi dokter.
Dosis Bromhexine
Dosis bromhexine berbeda-beda untuk setiap pasien. Berikut ini adalah dosis umum penggunaan
bromhexine oral untuk mengencerkan dahak:
Anak-anak usia 2-5 tahun: 8 mg per hari, yang dapat dibagi ke dalam 2-3 jadwal konsumsi.
Bromhexine juga bisa diberikan melalui cara inhalasi (uap) dengan bentuk bromhexine cairan, dosisnya
akan diberikan sesuai dengan petunjuk dokter.
Alprazolam adalah obat golongan benzodiazepine, yang biasanya digunakan untuk mengatasi gangguan
kecemasan dan serangan panik. Obat ini dapat membuat penggunanya merasa lebih tenang dan tidak
terlalu tegang.
Alprazolam bekerja di dalam otak dan saraf untuk menghasilkan efek menenangkan dengan
meningkatkan aktivitas zat kimia alami dalam tubuh yang disebut asam gamma-aminobutirat (GABA).
Merek dagang: Alprazolam OGB Mersi, Frixitas, Xanax / Xanax XR, Zyprax, Atarax, Opizolam, Zolastin
Alprazolam-Alodokter
Tentang Alprazolam
Golongan Benzodiazepine
Manfaat Mengatasi kecemasan, serangan panik, dan kecemasan yang berkaitan dengan depresi
Kategori kehamilan dan menyusui Kategori D: Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin
manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk
mengatasi situasi yang mengancam jiwa.
Bentuk Tablet
Peringatan:
Berhati-hatilah dan beri tahu dokter jika Anda alergi dengan golongan obat benzodiazepine atau
menderita jenis alergi lainnya.
Hindari mengemudi atau mengoperasikan alat berat ketika menjalani pengobatan dengan alprazolam.
Obat ini berpotensi menyebabkan pusing dan kantuk. Orang-orang lanjut usia akan lebih sensitif dengan
alprazolam. Mereka cenderung lebih mengantuk dan bisa mengalami gangguan keseimbangan.
Waspada bagi penderita penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), gangguan ginjal, gangguan hati, apnea
tidur, dan glaukoma.
Kemampuan mengingat Anda mungkin menurun sesaat setelah mengonsumsi obat ini. Untuk
mengurangi dampaknya, pastikan Anda tidur secara cukup.
Hentikan konsumsi obat ini secara bertahap dengan mengurangi dosis secara perlahan-lahan.
Menghentikan konsumsi obat ini secara mendadak dapat menimbulkan gejala putus obat, seperti
mengeluarkan keringat dingin, tremor, kram otot, muntah, keringat dingin, kejang-kejang, atau
berperilaku di luar kesadaran.
Dosis Alprazolam
Alprazolam umumnya diberikan sebanyak 0,25-0,5 mg, 2-3 kali sehari. Dosis maksimum alprazolam
adalah 4 mg per hari. Dosis akan ditingkatkan atau dikurangi secara bertahap sesuai dengan kondisi
kesehatan, usia, dan respons pasien terhadap obat ini.
Chlordiazepoxide-Clidinium adalah kombinasi obat yang digunakan untuk mengobati keluhan sakit maag
dan kram perut akibat gangguan saluran pencernaan. Jenis gangguan tersebut dapat berupa tukak
lambung, infeksi usus (enterocolitis), serta irritable bowel syndrome (IBS).
Chlordiazepoxide adalah obat penenang yang berguna untuk mengurangi kecemasan. Sementara itu,
Clidinium merupakan obat yang dapat melemaskan otot saluran pencernaan berfungsi mengurangi asam
lambung dan kram usus.
Tentang Chlordiazepoxide-Clidinium
Kategori kehamilan dan menyusui Kategori D: Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin
manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk
mengatasi situasi yang mengancam jiwa.
Chlordiazepoxide-Clidinium dapat terserap ke dalam ASI, sekaligus menurunkan jumlah ASI. Oleh karena
itu, berkonsultasilah dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini bila Anda sedang menyusui.
Peringatan:
Beritahukan ke dokter mengenai obat bebas, obat resep, suplemen, vitamin atau produk herbal yang
digunakan. Terutama ketika Anda sedang menggunakan obat pengencer darah, seperti warfarin; obat
antipsikotik, seperti chlorpromazine dan fluphenazine; atau obat antibiotik linezolid.
Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita depresi, gangguan penglihatan, glaukoma,
pembesaran prostat, gangguan buang air kecil, penyakit ginjal, atau penyakit liver.
Jangan mengonsumsi alkohol atau NAPZA bersamaan dengan obat ini, karena dapat menimbulkan
interaksi obat yang berbahaya.
Dosis Chlordiazepoxide-Clidinium
Tiap tablet mengandung 5 mg chlordiazepoxide dan 2,5 mg clidinium. Berikut adalah dosis
chlordiazepoxide-clidinium untuk mengatasi keluhan tukak lambung, irritable bowel syndrome, dan
enterocolitis:
Lansia: 2 kapsul atau tablet per hari, atau sesuai dengan petunjuk dokter.
Clobazam adalah obat golongan antikonvulsan yang digunakan untuk mengatasi epilepsi dan kejang.
Penggunaan obat ini biasanya dikombinasi dengan obat lain untuk penderita epilepsi. Clobazam dapat
mengontrol kejang dengan menyeimbangkan aliran listrik yang ada di dalam otak. Obat ini juga dapat
digunakan untuk melemaskan otot.
Tentang Clobazam
Golongan Antikonvulsan
Kategori kehamilan dan menyusui Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan
adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya
boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Clobazam dapat diserap ke dalam ASI. Bila sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa
memberi tahu dokter.
Peringatan:
Penggunaan clobazam dengan obat anti nyeri golongan opioid, seperti morfin, dapat mengganggu sistem
pernapasan sehingga mengakibatkan koma, henti napas, hingga kematian.
Konsumsi clobazam dapat memicu dorongan atau ide untuk bunuh diri, pastikan dosis yang digunakan
sesuai dengan anjuran dokter.
Hindari mengonsumsi alkohol selama masa pengobatan karena dapat meningkatkan kadar clobazam
dalam darah dan meningkatkan risiko timbulnya efek samping.
Harap berhati-hati karena clobazam dilaporkan dapat menimbulkan reaksi alergi obat berat, seperti
sindrom Steven-Johnson atau toxic epidermal necrolysis (TEN), pada beberapa orang.
Clobazam dapat menimbulkan efek mengantuk, oleh karena itu hindari aktivitas yang membutuhkan
konsentrasi tinggi, misalnya menyetir kendaraan.
Jangan berhenti mengonsumsi clobazam secara mendadak tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan
dokter, karena dapat menimbulkan gejala putus obat, seperti tremor, halusinasi, psikosis, dan gelisah.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah mengonsumsi clobazam, segera temui dokter.
Dosis Clobazam
Dosis clobazam berbeda-beda tiap pasien, tergantung dari keparahan penyakit dan respons tubuh pasien
terhadap obat. Berikut ini adalah dosis umum penggunaan clobazam:
Kondisi: Epilepsi
Dosis: 5 mg, satu kali sehari. Dosis pemeliharaan adalah 0.3-1 mg per hari. Dosis maksimal 60 mg per
hari
Dewasa
Dosis: 20-30 mg per hari, satu kali sehari, sebagai dosis awal. Kenaikan dosis disesuaikan dengan kondisi
pasien. Dosis maksimal 60 mg per hari.
Lansia
Dosis: Dimulai dari dosis rendah, yaitu 5 mg, satu kali sehari. Peningkatan dosis dilakukan bertahap
disertai pengawasan.
Dewasa
Dosis: 20-30 mg per hari yang dapat dibagi menjadi beberapa jadwal konsumsi, atau satu kali sehari pada
malam hari, selama 2-4 minggu. Dosis maksimal adalah 60 mg per hari
Lansia
Dosis: Dimulai dengan dosis rendah, dan dapat ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai dosis 10-
20 mg per hari.
Amitriptyline adalah obat antidepresan yang bermanfaat untuk mengatasi mengatasi depresi. Obat ini
membantu untuk memperbaiki suasana hati (mood) dan meringankan kecemasan, sehingga dapat
meningkatkan energi dan membuat orang tersebut lebih mudah beristirahat. Selain untuk penderita
depresi, amitriptyline juga digunakan untuk mengatasi gangguan makan, nyeri akibat infeksi herpes
zoster, dan mencegah migrain.
Amitriptyline bekerja dengan menjaga keseimbangan kadar serotonin dan norepinephrine dalam sistem
saraf pusat. Dengan demikian, kinerja otak akan membaik dan gejala depresi secara berangsur akan
berkurang.
amitriptyline-alodokter
Tentang Amitriptyline
Golongan
Antidepresan trisiklik
Kategori kehamilan dan Menyusui Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan
adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya
boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap
janin.Amitriptyline dapat diserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat
ini tanpa memberi tahu dokter.
Peringatan:
Harap hati-hati bagi penderita glaukoma, diabetes, pembesaran prostat, gangguan buang air kecil,
penyakit liver, ginjal, kelainan hormon tiroid, ileus paralitik, bipolar, dan kejang.
Obat ini berisiko menimbulkan ide untuk bunuh diri pada anak-anak dan dewasa di bawah usia 24 tahun,
maka dari itu perlu pemantauan khusus terutama pada 2 bulan awal pemakaian.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah mengonsumsi amitriptyline, segera temui dokter.
Dosis Amitriptyline
Dosis amitriptyline berbeda-beda, disesuaikan dengan umur, kondisi, dan respons tubuh pasien terhadap
obat.
Depresi Dewasa 50-75 mg per hari sebagai dosis awal, dapat dikonsumsi sekaligus atau dibagi menjadi
dua dosis. Dosis maksimal adalah 300 mg per hari.
Anak-anak > 12 tahun 25-50 mg per hari sebagai dosis awal. Dapat dikonsumsi satu kali sehari saat
malam menjelang tidur atau dibagi menjadi dua dosis.
Lansia 25-50 mg per hari sebagai dosis awal. Dapat dikonsumsi satu kali sehari saat malam menjelang
tidur atau dibagi menjadi dua dosis
Lorezepam adalah obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan kecemasan. Lorezepam mampu
menghasilkan efek menenangkan di berbagai bagian otak dan sistem saraf pusat. Efek menenangkan ini
sangat membantu dalam berbagai kondisi yang menyebabkan rasa gelisah atau cemas, seperti sebelum
tindakan operasi atau sebelum kemoterapi. Selain itu, lorazepam juga digunakan untuk insomnia yang
berhubungan dengan gangguan kecemasan, dan lorazepam suntik diberikan untuk kejang yang sulit
berhenti (status epileptikus). Namun, lorazepam suntikan tidak tersedia di Indonesia.
alodokter-lorazepam
Lorezepam termasuk dalam golongan obat antikonvulsan jenis benzoadiazepine yang bekerja dengan
cara meningkatkan efek unsur kimia tertentu di dalam otak, yaitu asam gamma-aminobutirat (GABA).
Dengan meningkatnya aktivitas GABA, kerja otak akan melambat dan menghasilkan efek menenangkan.
Kategori kehamilan dan menyusui Kategori D: Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin
manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk
mengatasi situasi yang mengancam jiwa.
Lorazepam dapat diserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa
berkonsultasi dengan dokter.
Peringatan:
Hati-hati penggunaan pada orang berusia 65 tahun ke atas, karena berisiko menimbulkan efek samping
yang lebih serius.
Hindari mengonsumsi lorazepam jika memiliki alergi terhadap obat ini atau obat sejenis lainnya, seperti
alprazolam, chlordiazepoxide, clonazepam, diazepam, dan estazolam.
Beri tahu dokter apabila saat ini sedang konsumsi obat antihistamin, digoxin, levodopa, pil KB, rifampicin,
teofilin, asam valproat, atau obat-obatan antidepresan, antikonvulsan lainnya, serta obat untuk penyakit
Parkinson.
Berhati-hatilah jika sedang menderita atau memiliki riwayat glaukoma, kejang, penyakit paru, penyakit
jantung, penyakit liver, depresi, atau ketergantungan terhadap minuman beralkohol.
Hindari merokok selama menjalani pengobatan dengan lorazepam, karena rokok dapat memengaruhi
efektivitas obat ini.
Jangan mengonsumsi minuman beralkohol atau berkafein selama mengonsumsi obat ini. Alkohol dapat
meningkatkan efek kantuk dari lorazepam, sedangkan kafein dapat mengurangi efek tersebut.
Konsumsi jangka panjang (lebih dari 4 minggu), berisiko menimbulkan ketergantungan. Diskusikan
kembali dengan dokter Anda bila sudah mengonsumsi lorazepam lebih dari 4 minggu.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah mengonsumsi lorazepam, segera temui dokter.
Dosis Lorazepam
Persiapan operasi untuk mengurangi kecemasan Dewasa 2-3 mg, diberikan pada malam hari sebelum
operasi, dilanjutkan dengan 2-4 mg, diberikan 1-2 jam sebelum operasi.
Gangguan kecemasan Dewasa 1-4 mg per hari, yang dibagi menjadi beberapa jadwal konsumsi, selama
2-4 minggu.
Dumolid
Nitrazepam merupakan obat yang digunakan untuk mengobati gangguan tidur (Insomnia), dan dapat
digunakan untuk anti-kejang, pelemas otot, ansiolitik (anti-cemas). Obat ini termasuk golongan
benzodiazepine yang bekerja pada bagian otak.
Nitrazepam (Nitrazepam)
Golongan
Hipnotif-Sedatif
Kategori Obat
Obat resep
Bentuk Obat
Dikonsumsi oleh
Kategori C: Penelitian pada hewan percobaan menunjukkan efek buruk terhadap janin dan tidak
ditemukan studi yang memadai pada manusia. Namun, mengingat efektivitasnya, penggunaannya dapat
dipertimbangkan pada wanita hamil sekalipun berisiko.
Penggunaan nitrazepam selama menyusui tidak disarankan karena obat ini dikeluarkan ke dalam ASI, dan
disarankan untuk menggunakan alternatif obat lainnya. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan
dokter Anda sebelum penggunaannya.
Dosis
Dosis setiap orang pasti berbeda-beda. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum
mengonsumsi obat.
Oral
Spasme infantil
Anak: Bayi: 125 mcg/kgBB dua kali sehari; dapat ditingkatkan secara bertahap hingga 250–500
mcg/kgBB.
Midazolam adalah obat golongan benzodiazepine yang diberikan sebelum operasi, untuk mengatasi rasa
cemas, membuat pikiran dan tubuh menjadi rileks, serta menimbulkan rasa kantuk dan tidak sadarkan
diri. Obat ini bekerja dengan cara memperlambat kerja otak dan sistem saraf.
Sebagai obat bius atau anestesi bagi pasien yang akan menjalani operasi.
Menurunkan kesadaran, memberikan rasa kantuk atau efek yang menenangkan (sedatif) bagi pasien
yang menggunakan alat bantu pernapasan di unit perawatan intensif.
Midazolam tersedia dalam bentuk cairan suntik, yang pemberiannya hanya boleh dilakukan oleh dokter
atau atas instruksi dokter.
midazolam-alodokter
Tentang Midazolam
Golongan Benzodiazepine
Kategori Obat resep
Manfaat Membuat rasa kantuk atau tidak sadarkan diri, membuat pikiran dan tubuh rileks, serta
mengatasi kecemasan sebelum operasi atau prosedur medis tertentu.
Kategori kehamilan dan menyusui Kategori D: Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin
manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk
mengatasi situasi yang mengancam jiwa.
Midazolam diketahui bisa diserap ke dalam ASI, oleh sebab itu obat ini hanya diperbolehkan bagi wanita
menyusui jika disarankan oleh dokter.
Peringatan:
Harap berhati-hati dalam menggunakan obat ini, jika memiliki kondisi-kondisi sebagai berikut: menderita
gangguan fungsi ginjal, gangguan sistem saraf, penyakit liver, penyakit jantung, obesitas atau kelebihan
berat badan, glaukoma, gangguan pernapasan atau penyakit paru obstruktif kronis, myasthenia gravis,
hingga sleep apnea.
Midazolam berpotensi memicu rasa kantuk, lelah, atau lemas, setelah diberikan. Oleh karena itu, hindari
mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan alat berat, sampai diizinkan oleh dokter.
Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat-obat lainnya, termasuk herba atau suplemen, karena
dapat menyebabkan interaksi obat yang tidak diinginkan.
Dosis Midazolam
Hanya dokter atau tenaga medis yang diizinkan untuk memberikan midazolam pada pasien. Terdapat
sejumlah faktor yang akan menjadi pertimbangan dokter sebelum menentukan dosis midazolam yang
sesuai bagi pasien. Beberapa di antaranya meliputi:
Usia.
Berat badan.
Kondisi kesehatan.
Obat-obatan yang sudah atau akan diterima oleh pasien selama prosedur operasi.
Dewasa: Dosis awal adalah 0,03-0,3 mg/kgBB. Dosis pemeliharaan adalah 0,02-0,2 mg/kgBB per jam.
Bayi usia <32 minggu: Dosis 60 mcg/kgBB per jam melalui infus berkelanjutan. Dosis diturunkan menjadi
30 mcg/kgBB per jam setelah 24 jam. Waktu maksimal pengobatan adalah empat hari.
Bayi usia 32 minggu hingga 6 bulan: Dosis 60 mcg/kgBB per jam. Maksimal pengobatan adalah empat
hari.
Bayi usia 6 bulan hingga anak usia 12 tahun: Dosis awal adalah 50-200 mcg/kgBB. Dosis pemeliharaan
adalah 30-120 mcg/kgBB per jam yang diberikan melalui infus berkelanjutan.
Midazolam intravena