Deteksi Kelainan BBL
Deteksi Kelainan BBL
Deteksi Kelainan BBL
Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir Patologi dengan dosen pengampu
Oleh Kelomok 2 :
1. Dionisia Mayola (152191231)
2. Dwi Trisnawati (152191223)
3. Kurnia Dwi Pratiwi (152191207)
4. Reni (152191212)
5. Vivi Tomiatun (152191209)
6. Zulfa Aulia Rahma (152191208)
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Syukur Alhamdulillah kami dapat
mengerjakan tugas makalah mata kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi
Baru lahir Patologi.
Kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kesalahan didalamnya. Karena kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun guna menyempurnakan makalah kami. Kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………......1
B. TUJUAN………………………………………………………........................1
C. MANFAAT… ………………………………………………………...............1
A. KESIMPULAN………………………………………………………...........31
B. SARAN………………………………………………………........................31
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..............32
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan data dari WHO November 2013, jumlah kelahiran bayi hidup
dibIndonesia pada tahun 2010 adalah 4.371.800, dengan kelahiran prematur sebanyak
675.700 (15,5 per 100 kelahiran hidup) dan angka kematian sebesar 32.400 (nomor 8
penyebab kematian di Indonesia). Dalam 10 tahun terakhir, Angka Kematian
Neonatal di Indonesia cenderung stagnan yaitu 20/1000 kelahiran hidup (SDKI 2002-
2003) menjadi 19/1000 kelahiran hidup (SDKI 2012). Selain itu proporsi kematian
neonatal terhadap kematian anak balita cenderung meningkat dari 43% (SDKI 2002-
2003) menjadi 48% (SDKI 2012). Penyebab utama kematian neonatal pada minggu
pertama (0-6 hari) adalah asfiksia (36 %), BBLR/ Prematuritas (32%) serta sepsis
(12%) sedangkan bayi usia 7-28 hari adalah sepsis (22%), kelainan kongenital (19%)
dan pneumonia (17%). Upaya menurunkan angka kematian bayi adalah perawatan
antenatal dan pertolongan persalinan sesuai standar yang harus disertai dengan
perawatan neonatal yang adekuat dan upaya untuk menurunkan kematian bayi akibat
bayi berat lahir rendah, infeksi pasca lahir (seperti tetanus neonatorum, sepsis),
hipotermia dan asfiksia.
A. Tujuan
Mampu memahami secara menyeluruh tentang deteksi kelainan bayi baru
lahir dan cara penanganannya.
B. Manfaat
Adapun manfaat penulisan
1. Bagi pelayanan kesehatan
Memperbaiki kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan terutama kebidanan
serta mencegah dan menangani kelainan pada bayi baru lahir.
2. Bagi instansi pendidikan.
1
Untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas pengetahuan para mahasiswa
tentang deteksi kelainan bayi baru lahir sehingga lebih terampil.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
h. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna.
i. Genitalia : labia mayora sudah menutupi labia minora (pada
perempuan), Testis sudah turun (pada laki-laki).
j. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
k. Refleksmoro sudah baik: bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan
gerakan seperti memeluk.
l. Refleks grasping sudah baik: apabila diletakkan suatu benda diatas
telapak tangan, bayi akan menggengam / adanya gerakan refleks.
m. Refleks rooting/mencari puting susu dengan rangsangan tektil pada
pipi dan daerah mulut Sudah terbentuk dengan baik.
n. Eliminasi baik: urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam
pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan (Saleha, 2012)
b. Klasifikasi BBLR
c. Etiologi BBLR
1) Faktor ibu
a) < Gizi saat hamil
b) Usia < 20 th/> 35 th
c) Penyakit menahun ibu (hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah)
2) Faktor Kehamilan
a) Hamil dengan hidramnion
4
b) Hamil ganda
c) Perdarahan antepartum
d) Komplikasi hamil: PE/E, KPD
3) Faktor Janin
a) Cacat bawaan
b) Infeksi dalam rahim
2. Hipotermi
a. Pengertian
Hipotermi adalah suhu tubuh bayi baru lahir yang tidak normal (<36ºC) pada
pengukuran suhu melalui aksila, dimana suhu tubuh bayi baru lahir normal
adalah 36,5ºC-37,5ºC (suhu aksila). Hipotermi merupakan suatu tanda bahaya
karena dapat menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang
akan berakhir dengan kegagalan fungsi jantung paru dan kematian (DepKes
RI, 2007).
b. Klasifikasi
a) Stres dingin suhu antara 35,5-36,4°CàBila tubuh teraba hangat tapi
ekstremitas teraba dingin maka berarti bayi mengalami
b) Hipotermia sedang suhu antara 32-35,4°CàSedangkan bila tubuh dan
ekstremitas teraba dingin berarti bayi mengalami
c) Hipotermia berat apabila suhu kurang dari 32°C
c. Etiologi
Menurut Departemen Kesehatan RI 2007, mekanisme kehilangan panas pada
bayi baru lahir dapat melalui 4 cara, yaitu:
a) Radiasi yaitu dari bayi ke lingkungan dingin terdekat.
b) Konduksi yaitu langsung dari bayi ke sesuatu yang kontak dengan bayi.
c) Konveksi yaitu kehilangan panas dari bayi ke udara sekitar.
d) Evaporasi yaitu penguapan air dari kulit bayi.
3. Hiperbilrubinemia
a. pengertian
5
b. Etiologi
d. Tanda gelaja
6
Gejala akut: gejala yang dianggap sebagai fase pertama kernikterus pada
neonatus adalah letargi, tidak mau minum dan hipotoni.
Gejala kronik: tangisan yang melengking (high pitch cry) meliputi
hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya menderita gejala
sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis, gengguan pendengaran,
paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis.
4. Hipiglikemia
a. pengertian
Kadar glukosa serum < 45mg% (<2,6 mmol/L) selama beberapa hari
pertama kehidupan.
Etiologi Hipoglikemia
Secara garis besar hipoglikemia dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu:
kelainan yang menyebabkan pemakaian glukosa berlebihan dan produksi
glukosa kurang.
a) Kelainan yang menyebabkan pemakaian glukosa berlebihan
b) Kelainan yang menyebabkan kurangnya produksi glukosa
Simpanan glukosa tidak adekuat (prematur, bayi SGA, malnutrisi,
hipoglikemia ketotik).
Kelainan pada produksi glukosa hepar
Defisiensi kortisol dapat primer atau sekunder.
b. Patofisiologi Hipoglikemia
7
Hipoglikemia bisa menunjukan gejala ataupun tidak. Kecurigaan tinggi
harus selalu diterapkan dan selalu antisipasi hipoglikemia pada neonatus
dengan faktor risiko:
(Tremor, Sianosis, Apatis, Kejang, Apnea intermitten, Tangisan
lemah/melengking, Letargi, Kesulitan minum, Gerakan mata
berputar/nistagmus, Keringat dingin, Pucat, Hipotermi, Refleks hisap kurang,
Muntah)
5. Kejang
a. pengertian
Kejang merupakan gerakan involunter klonik atau tonik pada satu atau
lebih anggota gerak. Biasanya sulit di kenali dan terjadi pada usia 6 bulan – 6
tahun.
b. Epidemiologi
8
h) Kelainan metabolism seperti hipoglikemia, hipokalasemia,
hipomagnesemia, dll
e. Manifestasi Klinis
a) Apneu
b) Gerakan mengecap bibir
c) Perputaran bola mata (Lissauer dan Fanaroff, 2009).
6. Gangguan Nafas
a. pengertian
c. Tanda gelaja
Klasifikasi:
a) Ringan: frek.nafas 60-90x/menit. Adanya tanda tarikan dinding tanpa
merintih saat ekspirasi/sianosis sentral
b) Sedang: frek.nafas 60-90x/menit. Adanya tarikan dinding dada/merintih
saat ekspirasi tetapi tanpa sianosis sentral
c) Berat: frek.nafas 60-90x/menit. Dgn sianosis sentral dan tarikan dinding
dada/ merintih saat ekspirasi
d. Patofisiologi
9
produksi surfaktan berkurang. Kekurangan surfaktan mengakibatkan kolaps
pada alveolus sehingga paru-paru menjadi kaku. Hal ini menyebabkan
perubahan fisiologis pada paru.
e. Komplikasi
7. Kelainan Kongenital
1. Atresia Esofagus
10
tentang terjadinya atresia esophagus menurut sebagian besar ahli tidak
lagi berhubungan dengan kelainan genetic.
a. Pengertian
1) Labio/Palato skisis merupakan kongenital yang berupa adanya
kelainan bentuk pada struktur wajah (Ngastiah, 2005: 167)
2) Bibir sumbing adalah malformasi yang disebabkan oleh gagalnya
propsuesus nasal median dan maksilaris untuk menyatu selama
perkembangan embriotik. (Wong, Donna L. 2003)
3) Palatoskisis adalah fissura garis tengah pada polatum yang terjadi
karena kegagalan 2 sisi untuk menyatu karena perkembangan
embriotik (Wong, Donna L. 2003)
11
2) Unilateral complete. Apabila celah sumbing terjadi hanya di salah satu
bibir dan memanjang hingga ke hidung.
3) Bilateral complete Apabila celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan
memanjang hingga ke hidung.
4) Labio Palato skisis merupakan suatu kelainan yang dapat terjadi pada
daerah mulut, palato skisis (subbing palatum) dan labio skisis (sumbing
tulang) untuk menyatu selama perkembangan embrio (Hidayat, Aziz,
2005:21)
c. Etiologi
Faktor herediter
Kegagalan fase embrio yang penyebabnya belum diketahui
Akibat gagalnya prosessus maksilaris dan prosessus medialis menyatu
Dapat dikaitkan abnormal kromosom, mutasi gen dan teratogen
(agen/faktor yang menimbulkan cacat pada embrio).
Beberapa obat (korison, anti konsulfan, klorsiklizin).
Mutasi genetic atau teratogen.
3. Atresia Ani
a. Pengertian
b. Etiologi
12
Tidak jelas (idiopatik).
Oleh karena gangguan pertumbuhan, penggabungan/fusi daripada “hind
gut”, dan pembentukan dari anus, oleh sebab genetik, kurang gizi dan
karena adanya gangguan kromosom.
c. Patofisiologi
Terjadinya Atresia Ani, karena terganggunya “embrio-genesis” dari hind
gut yang menyebabkan terjadi gangguan pemisahan uregenital dengan
anorektum.
Kelainan ini terjadi oleh karena adanya gangguan perkembangan
pertumbuhan dari:
Septum rectal.
Struktur Mesoderm Lateral.
Struktur Eksoderm.
4. Gastroschisis
Gastroschisis adalah penonjolan dari isi abdomen biasanya
melibatkan usus dan lambung melalui lubang atau defek pada dinding
abdomen disebelah kanan tali pusar. Omphalocele defek pada dinding
abdomen terletak ditengah, isi abdomen yang keluar ditutupi oleh lapisan.
Omphalocele biasanya berhubungan dengan kelainan kromosom atau
kelainan jantung sedangkan bayi dengan gastroschisis jarang ditemukan
dengan kelainan tersebut kecuali adanya atresia usus. Nama lain:
Paraomphalocele, Laparoschisis, abdominoschisis
5. Hernia Diafragmatika
a. Pengertian
Termasuk kelainan bawaan yang terjadi karena tidak terbentuknya
sebagian diafragma, sehingga ada bagian isi perut masuk ke dalam rongga
torak.
b. Gambaran Klinis
13
Adanya penutupan yang tidak sempurna pada sinus pleuroperitonel
yang terletak pada bagian postero-lateral diafragma.
c. Tanda Gejala
Adapun tanda gejala dari hernia diafragmatika adalah:
Kulit berwarna pucat bahkan biru
Sesak nafas
Retraksi sela iga dan substernal
Perut kecil dan cekung
Suara napas tidak terdengar pada paru karena terdesak isi perut
Bunyi jantung terdengar pada paru karena terdesak isi perut
Terdengar bising usus didaerah dada
Muntah
a. Pengertian
a) Meningokel
Meningokel adalah salah satu dari tiga jenis kelainan bawaan
spina bifida. Meningokel adalah meningens yang menonjol melalui
vertebra yang tidak utuh dan teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan
dibawah kulit. Kelainan bawaan isi kepala keluar melalui lubang pada
tengkorak atau tulang belakang.
b) Ensefalokel
Ensefalokel adalah suatu kelainan tabung saraf yang ditandai
dengan adanya penonjolan meningens (selaput otak) dan otak yang
berbentuk seperti kantung melalui suatu lubang pada tulang tengkorak.
Ensefalokel disebabkan oleh kegagalan penutupan tabung saraf selama
perkembangan janin.
b. Epidemiologi
Angka kejadian 3/1000 kelahiran
14
c. Etiologi
Infeksi, faktor usia ibu yang terlalu muda atau tua ketika hamil,
mutasi genetik, serta pola makan yang tidak tepat sehingga
mengakibatkan kekurangan asam folat kegagalan penutupan tabung
saraf selama perkembangan janin. Kegagalan penutupan tabung saraf ini
disebabkan oleh gangguan pembentukan tulang cranium saat dalam
uterus seperti kurangnya asupan asam folat selama kehamilan.
d. Gambaran Klinis
Meningokel
Terjadi didaerah servikal/torakal sebelah atas
Kantong hanya berisi selaput otak, korda tetap pada korda spinalis
(dalam durameter tidak terdapat saraf)
Ensefalokel
Terjadi pada bagian oksipital
Terdapat kantong berisi cairan, jaringan saraf, atau sebagian otak.
Berkaitan dengan kelainan mental yang berat
e. Pencegahan
Risiko terjadinya spina bifida bisa dikurangi dengan mengkonsumsi
asam folat. Kekurangan asam folat pada seorang wanita harus dikoreksi
sebelum wanita tersebut hamil, karena kelainan ini terjadi sangat dini.
Kepada wanita yang berencana untuk hamil dianjurkan untuk
mengkonsumsi asam folat sebanyak 0,4 mg/hari.
15
Patent ductus arteriosis
Tetralogy of Fallot
Satu atau lebih jari tangan atau jari kaki menempel satu sama lain.
16
TANDA 0 1 2
Appearance Blue Body pink, limbs All pink (seluru tubuh
(warna kulit) (seluruh tubuh blue(tubuh kemerahan)
biru atau pucat) kemerahan,ekstremitas
biru)
Pulse(denyut Absent (tidak ada) <100 >100
jantung)
Grimace None (tidak Grimace (sedikit Cry (reaksi
(refleks) bereaksi) gerakan) melawan,menangis)
Grimace Limp (tidak Some fleksion of Active movement,
( tonus otot) bereaksi) limbs( ekstremitas limbs well flexed
sedikit fleksi) (gerakan aktif,
ekstremitas fleksi
dengan baik)
Respiratory None Slow, irregular Good, strong cry
(tonus otot) (tidak ada) (lambat,tidak teratur) (menangis kuat)
perawatan intensif.
17
Nilai APGAR 1 : meringis atau menangis lemah
Nilai APGAR 2: respon kuat
e) Pernafasan (Respiration)
Nilai APGAR 0 : tidak ada nafas
Nilai APGAR 1 : nafas tidak teratur
Nilai APGAR 2: nafas normal dna teratur
2. Pemeriksaan Anamnesa
Pemeriksaan ini meliputi pengumpulan data-data yang berkaitan
dengan kondisi bayi. Nantinya data tersebut dijadihan bahan dasar untuk
penentuanya adanya kelainan kongenital atau tidak. Ibu akan ditanya
beberapa hal meliputih riwayat kehamilan dan keluarga. Serta bagaimana
pola hidup selama mengandung.
18
Serta pada sistem pernafasan, urogenital (organ reproduksi dan sistem
kemih) dan pencernaan. (baca: janin terlilit tali pusat)
4. Pemeriksan Cairan Ketuban (Amniom)
Selain dilakukan pada saat kehamilan, pemeriksaan cairan ketuban
juga masuk prosedur pemeriksaan setelah melahirkan. Pemeriksaan ini
meliputi vomule dan warna ketuban. Tujuannya untuk mengetahui adanya
kelainan kromosom atau ganggulan lain pada si bayi, misalnya gangguan
ginjal, paru-paru dan sendi.
5. Pemeriksaan Plasenta
Pemeriksaan plasenta juga dilakukan untuk memastikan kondisi bayi
baru lahir. Apakah benar-benar sehat ataukah ada gangguan kesehatan.
Cara pemeriksaan plasenta ini meliputi beberap hal, yakni:
19
Pertama dilakukan pemeriksaan paling ringan, yaitu komponen-
komponen pertumbuhan pada bayi yang terdiri dari berat badan, tinggi,
lingkar dada dan lingkar kepala.
20
Kondisi organ bagian dalam tubuh juga penting untuk diperiksa guna
memastikan tidak ada kelainan. Umumnya pemeriksaan pada bagian dada
dilakukan melalui pengukuran denyut jantung, pernafasan, dan payudara.
21
gerakan tertentu pada bayi untuk menguji fungsi kerja bagian-bagian
tubuh tersebut.
22
Pemeriksaan tekanan darah dapat dilakukan dengan tensimeter atau
sfignomanometer ai raksa. Alat ini dipasang pada lengan atas bayi secara
perlahan saat bayi telentang. Normalnya bayi baru lahir memiliki tekanan
darah 60-80/40-50 mmHg.
23
f. Pemeriksaan syaraf pusat
c. Persiapan Alat
1) Timbangan
2) Metlin
3) Stetoskop bayi
4) Termometer
5) Jam
6) Tongspatel
7) Sarung tangan
8) Tissue
9) Bengkok
24
10) Cairanklorin 0.5%
11) Umbilical cold
I.Anamnesa
a. Faktor genetik (riwayat penyakit keturunan,kelainan bawaan)
b. Riwayat kehamilan : paritas,kelainan ,obat-obatan, psikologis
c. Riwayat persalinan: tanggal lahir,proses persalinan,trauma,
keadaan umum, obat-obatan
b. Tanda-tanda vital
1) Pernafasan
a) Hitung dengan melihat gerakan abdomen/menit
b) Hitung selama satu menit penuh
c) Untuk BBl stabil, diukur setiap 3-4 jam
d) Untuk BBl tdk stabil hitung setiap jam
e) Frekuensi normal : 40 – 60 kali/menit
f) Perhatikan apakah ada tarikan dinding dada, gerakan
cuping hidung, kedalaman nafas, bunyi
25
Penilaian pernafasan termasuk parameter berikut :
a) Warna kulit : merah muda, kebiruan, pucat,
gelap,berbintik,kuning
b) Pernafasan : ringan,ngorok,cuping hidung
kembang kempis, retraksi
c) Suara nafas :
jauh,dangkal,stridor,wheezing,melemah, seimbang/
tidak seimbang
d) Dinding dada : gerakannya simetrik atau tidak
e) Apnea/bradycardi: hitungan nafas terendah yg bisa
diamati, warna,diukur dengan oximeter dan lama
episode
f) Sekresi : jumlah (sedikit,sedang, banyak)
warna(putih,kuning,bening,hijau,berdarah)Konsiste
nsi : encer, kental atau mukoid
2. Denyut jantung
a) Diukur dengan cara auskultasi / 2 jari di atas jantung
bayi selama satu menit penuh
b) Pada BBL stabil dihitung setiap 3-4 jam
c) Pada BBL tak stabil dihitung setiap jam
d) Denyut jantung normal: 120-160/menit
e) Bl > 160 (takikardia): tanda infeksi, hypovolemia,
hyperetermia, anemia, konsumsi obat ibu
f) Bl <100 (Bradikardi): BBL cukup bulan sedang tidur,
kekurangan O2
Penialian kardiovaskuler termasuk parameter berikut :
1) Prekordium : tenang atau aktif
2) Bunyi jantung: jelas, dg splitting dari S2
3) Ritme : Normal atau arrhytmia
4) Murmur : jelaskan jika ada
5) Pengisian kembali kapiler : Beberapa detik
6) Denyut perifer : normal, lemah atau tidak
3. Suhu tubuh
a) Diukur melalui aksila, tahan 5 menit
b) Normal : 36,5 - 37C
c) BBL dalam incubator diukur setiap jam
26
d) Hipotermia :bbl sakit atau BBLR, jika berlanjut
pertimbangkan sepsis (tanda vital tak stabil, perubahan
glukosa dlm darah),dehidrasi, bacteremia, epidural ibu
e) Huipertermia: demam, infeksi, kurang minum
4. Tekanan darah
a) Diukur pd tangan kaki sesuai kondisi bayi
b) Menggunakan mesin dinamap jk ada
c) Normal 60-89/40-50
d) Bisa meningkat saat menangis
e) Akan turun saat tidur
5. Pengukuran 3 komponen pertumbuhan
a). Berat badan: ditimbang setiap hari
1) BB < 2500 gr : prematur atau SGA
2) BB > 3800 gr : LGA
3) Perlu mengetahui usia kehamilan secara akurat
4) Perhatikan glikemia pd BB < / >
5) BBL akan kehilangan 10% pd mg pertama
6) BBL kehilangan berlebihan : kurang ASI,dehidrasi
7) Jika BB sangat berbeda dengan kemarin : timbang 2 X
8) BB akan kembali pd usia 2 minggu
9) Kenaikan BB diharapkan adl 30 gr/hari
b). Panjang badan
1) Diukur dari ubun2 s/d tumit, posisi telentang, sendi
lutut dan panggul harus ekstensi penuh
2) Normal : 45 – 53 cm
3) Diukur saat masuk dan setiap minggu dan
dibandingkan dengan berat badan
c). Lingkar kepala
1) Diukur saat masuk dan setiap minggu
2) Diukur: menghubungkan 4 titik : 2 frontal bosses dan 2
occipital protuberances
3) Normal 33 – 38 cm
4) Letakan pita ukur pd bagian paling menonjol di tulang
oksiput dan dahi
5) Pengukuran sedikitnya sekali sehari jika BBL gangguan
neurologis (perdarahan
intraventricular,hydrocephalus,asfiksia)
27
c. PemerikaanFisik
1. Kepala
a) Apakah ada benjolan, caput, haetaom
b) Fontanel; cekung, menonjol, datar
c) Sutura : molase Derajat berapa
d) Pertumbuhan rambut
2. Mata
1) Simetris/tidak, gerakan bersamaan / tidak
2) Adanya darah pd permukaan mata (normal) kecuali pada
pupil/iris
3) Tanda ikterus, infeksi,
4) Pupil simetris, reaksi (lambat,cepat, tidak ada
5) Terbuka/ menutup
3. Telinga
1) Sejajar dengan ujung mata
2) Bentuk simetris/tidak,normal/tidak
3) Apakah ada pengeluaran
4. Hidung dan mulut
a) Apakah bernafas spontan/cuping hidung
b) Tanda kebiruan /cyanosis
c) Tanda labio-palatoskizis
d) Refleks rooting dan sucking
5. Leher
a) Pembesaran kelenjar tiroid, getah bening
b) Tonick neck refleks ?
6. Dada
a) Simetris/ tidak, gerakan nafas ? Kesulitan?
b) Dengarkan suara nafas,kiri &kanan sama?
c) Pembesaran kelenjar mammae
d) Dengarkan denyut jantung dg fetoskop
7. Abdomen
a) Terlihat normal, tali pusat
b) Apakah ada hernia umbilicalis saat bayi nangis
c) Suara perut: ada/tidak,hiperaktif, hipoaktif
d) Dinding perut: merah,meregang,ada batas perut membuncit
e) Palpasi: lembek, nyeri atau meregang
28
8. Bahu, lengan dan jari
a) Simetris/tidak, jari lengkap/tidak
b) Apakah tangan dapat digerakan secara normal,patah tulang
c) Refleks graps, refleks moro (hilang 4 bl)
d) Reflek moro menetap > 4 bl :kerusakan otak
e) Respon yg tdk simetris: fraktur calivula, cedera fleksus
brakhialis
9. Genetalia
a) Laki-laki
1) Scrotum tdd 2 kantung berisi testis
2) Lubang penis tepat di tengah atau tidak, Panjang < 2,5
cm , miksi
b) Perempuan
1) Labia mayora & minora ada
2) Keluarnya cairan : putih,krem,pseudomenorh,
akan hilang dalam 10 hari
3) Miksi sdh/belum dalam 24 jam
10. Panggul
a) Pegang paha dan betis bayi , gerakan lurus ke arah samping
luar, dengarkan & rasakan bunyi “klik”à kolaborasi
b) Gerakan paha ke atas dan kebawah, dengarkan bunyi klik
11. Punggung dan anus
a) Adakah benjolan/masa
b) Ada/tdk lubang anus, mekoneum
12. Ektremitas bawah
a) Simetris/tidak
b) Jari lengkap/tidak
c) Refleks babinski
d) Gerakan aktif/lemah, simetris/tidak
e) Kelainan bentuk
III. Diagnosa
1. Pola nafas tdk efektif berhubungan dg Obstruksi jalan nafas
2. Gangguan pertukaran gas berhub dg hipotermi (cold stress)
3. Resiko tinggi termoregulasi tdk efektif berhubungan
denganKehilangan panas ke lingkungan
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan faktor lingkungan
5. Hasil akhir yg diharapkan Untuk bayi
29
a. transisi dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin
b. Mempertahankan pola nafas efektif
c. Mempertahankan termoregulasi efektif
d. Tetap bebas dari infeksi
6. Untukorang tua
a. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan keyakinan tentang
aktivitas perawatan bayi
b. Memahami karakteristik perilaku dan biologis BBL
c. Mendemostrasikan interaksi/perilaku yg meningkatkan fungsi
keluarga sehat
d. Memiliki kesempatan utk meningkatkan hubungan dengan
bayi
e. Mulai mengintegrasikan bayi ke dalam keluarga
30
1
BAB III
KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY A UMUR 2 DENGAN HIPERBILIRUBIN
DI BPM HARAPAN BUNDA
Kasus : seorang ibu bernama Ny A umur 23 tahun P1A0 barusaja melahirkan bayi pertamanya 2 jam yang lalu, setelah
dilakukan pemeriksaan fisik pada bayi didapatkan hasil sebagai berikut :
Table 3.2 perkembangan 1
Hari Data subjektif Data obyektif Assessment Planning
tanggal
Minggu, Data subyektif : Data objektif: Dx kebidanan 1. Beritahu ibu hasil
17 1. Ibu mengatakan 1. Pemeriksaan umum By. Ny.A Umur 2 jam pemeriksaan
November bernama ny. A umur a. Ku: sedang dengan hiperbilirubin Memberitahu ibu hasil
2019 23 tahun b. Kesadaran : menangis ikterik kremer 1 pemeriksaan
2. Ibu mengatakan c. TTV : Hasil : KU : sedang
barusaja melahirkan N : 158 x/i Masalah kesadaran menangis,
bayi pertamanya 2 R : 52x/i Tidak ada bayi mengalami ikterus
jam yang lalu S : 37oC kremer 1
3. Ibu mengatakan d. BB : 3400 gr
bahagia dengan PB : 50 cm dx potensial 2. Beritahu ibu bahwa
kelahiran bayinya LD : 32 cm Ikterik kramer 2 bayinya tidak
LK : 33 cm memerlukan
2. Pmeriksaan Fisik penanganan khusus
a. Kepala : Bentuk identifikasi
mesochepal, rambut tipis, penanganan segera 3. Anjurkan ibu untuk
terdapat caput sucedeneum, meletakkan bayinya di
tidak ada cepal hematoma tempat yang cukup
1
b. Muka :Simetris, ikterik sinar matahari
pada bagian wajah, tidak kuranglebih selama 30
ada tanda down sindrom. menitselama 3- 4 hari
c. Mata : Simetris kanan dan menjaga bayi agar
dan kiri, sklera kuning, tetap hangat
pupil normal membesar
dan mengecil. 4. Anjurkan ibu untuk
d. Hidung : Bersih, tidak tetap memberikan asi
ada polip, tidak ada secret secara eksklusif kepada
e. Telinga : Simetris kanan bayinya minimal setiap
dan kiri, bersih, tidak ada 2 jam, apabila bayi
kelainan atau kulit enggan menyusu asi
tambahan. dapat diberikan
f. Mulut : Mukosa menggunakan sedotan
lembab, bibir kemerahan, atau sendok
tidak stomatitis, tidak
sumbing
g. Leher : Ikterik, tidak 5. Anjurkan kepada ibu
ada pembesaran kelenjar untuk melakukan
tyroid atau limfe kunjungan ulang
h. Dada : simetris, tidak apabila selama 2
ada retraksi dinding dada minggu ikterus tidak
i. Abdomen : bentuk membaik
cembung, tidak ada
perdarahan tali pusat, tidak
ada tanda-tanda infeksi,
terpasang infus pada
umbilical.
j. Genetalia :Vagina
2
berlubang, uretra berada
ditengah, labia mayora
menutupi labia minora
k. Ekstremitas atas dan bawah
:, simetris, tidak ada
kelainan, tidak oedem
l. Punggung : tidak ada
kelainan spina bifida atau
fraktur
m. Kulit : Warna
kekuninganpada daerah
wajah hingga leher
Anus : Berlubang
Pemeriksaan penunjang
Belum dilakukan
3
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru
lahir dengan umur kehamilan minggu,lahir melalui jalan lahir dengan
presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara
spontan dan teratur,berat badan antara gram.Deteksi dini merupakan upaya
awal untuk mengenali atau menandai suatu gejala atau ciri-ciri yang ada pada
anak dalam tahapan perkembangannya terkait adanya resiko.
Kelainan bawaan atau kelainan kongenital adalah kondisi tidak
normal yang terjadi pada masa perkembangan janin. Kelainan ini
dapat memengaruhi fisik atau fungsi anggota tubuh anak sehingga menimbulkan
cacat lahir.
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir harus dilakukan di hari
pertama usai dilahirkan. Adapun pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan tanda vital
termasuk suhu tubuh, detak jantung, dan pernapasan bayi, panjang dan berat badan, serta
pemeriksaan spesifik organ vital tubuh.Pemeriksaan fisik bayi baru lahir adalah prosedur
medis rutin yang penting dilakukan oleh dokter untuk memastikan bayi yang baru lahir
dalam keadaan sehat
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah:
1. Kepada mahasiswa dapat lebih meningkatkan pengetahuannya mengenai hal-
hal yang patologi dalam persalinan.
2. Kepada instansi kesehatan maupun pemerintah dapat meningkatkan program
kesehatan masyarakat, seperti penyuluhan dan upaya deteksi dini terhadap
masalah pada persalinan dan neonatus
3. Kepada masyarakat luas dapat membantu dan mematuhi program kesehatan
yang telah dicanangkan pemerintah maupun instansi kesehatan sehingga mau
bekerjasama dalam upaya peningkatan tingakat kesehatan masyarakat,
terutama menyangkut kehamilan, persalinan dan neonatus yang beresiko ini.
1
DAFTAR PUSTAKA
JNPK-KR, 2012, Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini, JHPIEGO
Kerja Sama Save The Children Federation Inc-US, Modul. Jakarta.
Maryanti, Dwi., Sujianti., Tri, B. 2011. Neonatus, Bayi & Balita. Jakarta: TIM
Muslihatun, W.N., 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Yogyakarta: Fitra Maya
Pediatri, S. 2000. Satgas Imunisasi IDAI. Jadwal Imunisasi Rekomendasi IDAI, 2
Prawirohardjo, S. 2013. Ilmu Kebidanan, Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Setiyani, A, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.
Jakarta: Kemenkes RI
Stright, B. R. 2005. Panduan belajar:keperawatan ibu-bayi baru lahir (3thed).
(Maria A. & Wijayarni, Trans). Jakarta: EGC
2
1