Askeb Bayi Baru Lahir - Kel 1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KONSEP KEBIDANAN

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN


PADA BAYI BARU LAHIR

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
DOSEN PENGAMPU : YUNETRA FRANCISKA SST, M. Keb

D-III KEBIDANAN PALEMBANG


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatnya sehingga
makalah Konsep Kebidanan ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Shalawat
beserta salam tak lupa kita haturkan kepada nabi Muhammad saw beserta
keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman. Tidak lupa kami
mengucapkan banyak terima kasih terutama kepada Ibu Yunetra Franciska SST,
M. Keb sebagai dosen pengampu mata kuliah Konsep Kebidanan yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami sangat berharap semoga makalah Manajemen Asuhan Kebidanan Pada
Bayi Baru Lahir ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa bermanfaat bagi
pembaca dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 08 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Cover
KATA PENGANTAR ........................................................................................ 2
DAFTAR ISI...................................................................................................... 3
BAB I ................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ......................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 4
1.3 Tujuan ................................................................................................ 5
1.4 Manfaat .............................................................................................. 5
BAB II ............................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ............................................................................................ 6
2.1 Pengertian Bayi Baru Lahir ............................................................... 6
2.2 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir ................................................... 7
2.3 Tindakan dan Prosedur yang Dilakukan Pada Bayi Baru Lahir ......... 10
2.4 Perawatan Bayi Baru Lahir ............................................................... 12
BAB III ............................................................................................................ 17
PENUTUP ................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 17
3.2 Saran ................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan World Health Organization (WHO) AKI secara global yang yaitu
Angka Kematian Bayi 19 per 1000 KH. Angka ini masih cukup jauh dari target SDGs
(Sustainable Development Goals) yang menargetkan pada tahun 2030 yatu AKB 12
per 1000 kelahiran hidup (WHO, 2016).
Faktor penyebab kematian bayi di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa, penyebab kematian terbanyak pada
kelompok bayi 0-6 dominasi oleh gangguan/kelainan pernafasan (35,9%),
prematuritas (32,4%) dan sepsis (12%). Dilain pihak faktor ibu yang berkontribusi
terhadap lahir mati dan kematian bayi diusia 0-6 hari adalah Hipertensi Maternal
(23,6%), komplikasi kehamilan dan kelahiran (17,5%), ketuban pecah dini dan
perdarahan antepartum masing-masing (12,5%). Penyebab utama kematian bayi pada
kelompok 7-28 hari yaitu Sepsis (20,5%), malformasi kongenital (18,1%) dan
pnemonia (15,4%). Dan penyebab utama kematian bayi pada kelompok 29 hari– 11
bulan yaitu Diare (31,4%), pnemonia (23,8) dan meningitis/ensefalitis
(9,3%),sedangkan cakupan KN 1 : 77,31% ( Kemenkes, 2015).
Selanjutnya untuk menurunkan AKB pemerintah juga mengupayakan agar setiap
persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih seperti Dokter Spesialis
Kebidanan dan Kandungan (SpOG), dokter umum dan bidan serta diupayakan agar
proses pelayanan dilakukan difasilitas pelayanan kesehatan (Kemenkes RI ,2015).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir sesuai
standar pelayanan kebidanan dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan.
2. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan bayi baru lahir dengan standar KN3
3. Bagaimana cara melakukan pendokumentasikan Asuhan Kebidanan dengan
metode SOAP.
1.3 Tujuan
1. Mampu memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir sesuai standar
pelayanan kebidanan dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
2. Melakukan Pemeriksaan Bayi Baru Lahir dengan Standar KN3
3. Melakukan pendokumentasikan Asuhan Kebidanan dengan metode SOAP.

1.4 Manfaat
1. Bagi pasien, keluarga dan masyarakat
Untuk memberikan informasi tentang pelayanan kebidanan secara professional
pada bayi baru lahir/ neonatus.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah sumber informasi dan bahan bacaan mahasiswa di perpustakaan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang.
3. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam menerapkan
manajemen kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
secara terstandart.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru lahir mengalami proses
kelahiran, berusia 0 - 28 hari, BBL memerlukan penyesuaian fisiologis berupa
maturase, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan
(ekstrauterain) dan toleransi bagi BBL utuk dapat hidup dengan baik (Marmi dkk,
2015). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia kehamilan genap
37-41 minggu, dengan presentasi belakang kepala atau letak sungsang yang melewati
vagina tanpa memakai alat. (Tando, Naomy Marie, 2016).
Menurut Sarwono (2005) dalam buku Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi
Baru Lahir (Sondakh,2017) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir cukup
bulan, 38-42 minggu denganberat badan sekitar 2500-3000gram dan panjang badan
sekitar 50-55 cm.1
Ciri-ciri bayi normal adalah, sebagai berikut :
a. Berat badan 2.500-4.000 gram.
b. Panjang badan 48-52.
c. Lingkar dada 30-38.
d. Lingkar kepala 33-35.
e. Frekuensi jantung 120-160 kali/menit.
f. Pernapasan ±40-60 kali/menit.
g. Kulit kemerah-merahan dan lici karena jaringan subkutan cukup.
h. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala baisanya telah sempurna.
i. Kuku agak panjang dan lemas.
j. Genitalia: pada perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, dan
pada laki-laki, testis sudah turun dan skrotum sudah ada.
k. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.Refleks Moro atau
gerak memeluk jika dikagetkan sudah baik.
l. Refleks grap atau menggenggam sudah baik. 2

1
MARIANA, M. (2022). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan, Persalinan, Bayi baru Lahir nifas dan
menyusui Di Klinik Harapan Bunda Di Gunung Tua.
2
Rifani, R., Istiqamah, E., & Husnah, N. (2022). Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Ny. H dengan
Berat Badan Lahir Rendah. Window of Midwifery Journal, 86-94.
m. Eliminasi baik, mekonium keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna
hitam kecoklatan(Tando,2016).

2.2 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir


A. Pengertian Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Asuhan bayi baru lahir adalah menjaga bayi agar tetap hangat, membersihkan
saluran nafas, mengeringkan tubuh bayi (kecuali telapak tangan), memantau tanda
bahaya, memotong dan mengikat tali pusat, melakukan IMD, memberikan
suntikan vitamin K1, memberi salep mata antibiotik pada kedua mata, memberi
immunisasi Hepatitis B, serta melakukan pemeriksaan fisik (Syaputra Lyndon,
2014).3

B. Asuhan Bayi Baru Lahir


1. Menjaga bayi agar tetap hangat. Langkah awal dalam menjaga bayi tetap
hangat adalah dengan menyelimuti bayi sesegera mungkin sesudah lahir,
tunda memandikan bayi selama 6 jam atau sampai bayi stabil untuk
mencegah hipotermi.
2. Membersihkan saluran napas dengan menghisap lendir yang ada di mulut
dan hidung (jika diperlukan). Tindkaan ini juga dilakukan sekaligus dengan
penilaian APGAR skor menit pertama. Bayi normal akan menangis spontan
segera setelah lahir. Apabila bayi tidak langsung menangis, jalan napas
segera dibersihkan.
3. Mengeringkan tubuh bayi dari cairan ketuban dengan menggunakan kain
atau handuk yang kering, bersih dan halus. Dikeringkan mulai dari muka,
kepala dan bagian tubuh lainnya dengan lembut tanpa menghilangkan
verniks. Verniks akan membantu menyamankan dan menghangatkan bayi.
Setelah dikeringkan, selimuti bayi dengan kain kering untuk menunggu 2
menit sebelum tali pusat diklem, Hindari mengeringkan punggung tangan
bayi. Bau cairan amnion pada tangan bayi membantu bayi mencari putting
ibunya yang berbau sama. 4

3
Nining, N. F. E., Masnilawati, A., & Thamrin, H. (2022). Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada
Bayi Ny. M dengan Inisisasi Menyusui Dini. Window of Midwifery Journal, 70-78.
4
Widyastuti, R., ST, S., & Keb, M. (2021). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Media
Sains Indonesia.
4. Memotong dan mengikat tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik.
Tindakan ini dilakukan untuk menilai APGAR skor menit kelima. Cara
pemotongan dan pengikatan tali pusat adalah sebagai berikut :
a. Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi lahir.
Penyuntikan oksitosin dilakukan pada ibu sebelum tali pusat dipotong
(oksotosin IU intramuscular).
b. Melakukan penjepitan ke-I tali pusat dengan klem logam DTT 3 cm
dari dinding perut (pangkal pusat) bayi, dari titik jepitan tekan tali
pusat dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat kea rah ibu (agar
darah tidak terpancar pada saat dilakukan pemotongan tali pusat).
Lakukan penjepitan ke-2 dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan ke-1 ke
arah ibu.
c. Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi
landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain
memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut dengan
menggunakan gunting DTT (steril).
d. Mengikat tali pusat dengan benang DTT pada satu sisi, kemudian
lingkarkan kembali benang tersebut dan ikat dengan simpul kunci pada
sisi lainnya.
e. Melepaskan klem penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam larutan
klorin 0,5%
f. Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya inisisasi menyusui
dini. 5
5. Melakukan IMD, dimulai sedini mungkin, eksklusif selama 6 bulan
dilanjutkan
sampai 2 tahun dengan makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan.
Pemberian ASI pertama kali dapat dilakukan setelah mengikat tali pusat.
Langkah IMD pada bayi baru lahir adalah lakukan kontak kulit ibu dengan

5
Suryaningtyas, L. (2021). Continuity of Care Pada Ny “I” Dengan Kehamilan Trimester III Hingga
Penggunaan Alat Kontrasepsi Di RS TK. II Dr. Soepraoen Malang (Doctoral dissertation, ITSK RS dr.
Soepraoen).
kulit bayi selama paling sedikit satu jam dan biarkan bayi mencari dan
menemukan putting dan mulai menyusui. 6
6. Memberikan identitas diri segera setelah IMD, berupa gelang pengenal
tersebut berisi identitas nama ibu dan ayah, tanggal, jam lahir, dan jenis
kelamin.
7. Memberikan suntikan Vitamin K1. Karena sistem pembekuan darah pada
bayi baru lahir belum sempurna, semua bayi baru lahir beresiko mengalami
perdarahan. Untuk mencegah terjadinya perdarahan pada semua bayi baru
lahir, terutama bayi BBLR diberikan suntikan vitamin K1 (phytomenadione)
sebanyak 1 mg dosis tunggal, intra muscular pada anterolateral paha kiri.
Suntikan vit K1 dilakukan setelah proses IMD dan sebelum pemberian
imunisasi Hepatitis B
8. Memberi salep mata antibiotik pada kedua mata untuk mencegah terjadinya
infeksi pada mata.Salep ini sebaiknya diberikan 1 jam setelah lahir.
9. Menberikan imunisasi Hepatitis B pertama (HB-O) diberikan 1-2 jam
setelah pemberian vitamin K1 secara intramuscular. Imunisasi Hepatitis B
bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur
penularan ibu-bayi. Imunisasi Hepatitis B harus diberikan pada bayi usia 0-7
hari. 7
10. Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir untuk mengetahui apakah
terdapat kelainan yang perlu mendapat tindakan segera serta kelainan yang
berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan kelahiran. Memeriksa secara
sistematis head to toe (dari kepala hingga jari kaki). Diantaranya :
a. Kepala: pemeriksaan terhadap ukuran, bentuk, sutura menutup/melebar
adanya
caput succedaneum, cepal hepatoma.
b. Mata: pemeriksaan terhadap perdarahan, subkonjungtiva, dan tanda-
tanda infeksi

6
Nugraha, N. D., & Andini, D. M. (2022). HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DAN
PARITAS TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Journal of Nursing and
Health, 7(1), 76-81.
7
TARAKAN, K., & AELISA, N. A. ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. M DI
PUSKESMAS JUATA.
c. Hidung dan mulut: pemeriksaan terhadap labioskisis, labiopalatoskisis
dan reflex isap. 8
d. Telinga: pemeriksaan terhadap kelainan daun telinga dan bentuk telinga.
e. Leher: perumahan terhadap serumen atau simetris.
f. Dada: pemeriksaan terhadap bentuk, pernapasan dan ada tidaknya
retraksi.
g. Abdomen: pemeriksaan terhadap membuncit (pembesaran hati, limpa,
tumor).
h. Tali pusat: pemeriksaan terhadap perdarahan jumlah darah pada tali
pusat, warna dan besar tali pusat, hernia di tali pusat atau selangkaPngan.
i. Alat kelamin: untuk laki-laki, apakah testis berada dalam skrotum, penis
berlubang pada ujung, pada wanita vagina berlubang dan apakah labia
mayora menutupi labio minora.
j. Anus: tidak terdapat atresia ani.
k. Ekstremitas: tidak terdapat polidaktili dan syndaktili.(Sondakh,2017)9

2.3 Tindakan dan Prosedur yang Dilakukan Pada Bayi Baru Lahir
1. Sedot lender
Saat bayi baru lahir, dokter atau tim medis akan segera menyedot atau
mengisap mulut serta hidungnya menggunakan alat khusus untuk membersihkan
lendir dan cairan ketuban agar ia dapat bernapas sendiri. Setelah itu, tubuh bayi
juga akan dibersihkan dari sisa-sisa lendir yang menempel di tubuhnya dan
dikeringkan menggunakan kain lembut. Bayi yang baru lahir tidak memiliki
kemampuan untuk mengendalikan suhu tubuh mereka dengan baik, jadi sangat
penting untuk memastikan bayi Anda tetap hangat dan kering.
2. Tes APGAR
Bersamaan dengan proses pengisapan dan pengeringan bayi, dilakukan pula
tes APGAR. Tes ini dilakukan guna menilai keadaan bayi pada menit pertama dan
menit kelima setelah tali pusat dipotong. Penilaian dilakukan berdasarkan denyut
jantung, pernapasan, tonus otot, refleks gerak, dan warna kulit. Nilai APGAR

8
Putri, I. S. (2021). ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS NORMAL PADA BAYI NY M USIA6 HARI
DENGAN IKTERUS FISOLOGIS DI PMB ERMANITASARI, S. ST PAGELARAN KABUPATEN
PRINGSEWU (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Pringsewu).
9
berkisar dari 0 sampai 10. Bayi yang mendapatkan nilai di atas 7, umumnya bayi
dianggap sehat. Sebagian besar bayi mendapat nilai 8 atau 9. Jika bayi Anda baik-
baik saja, bayi akan ditunjukkan sebentar pada sang ibu dan kemudian dokter akan
dilakukan perawatan lanjutan untuknya. Namun, jika bayi Anda mendapatkan
hasil tes APGAR yang rendah, dokter akan segera mencari tahu penyebabnya
akan segera dilakukan pengujian lebih lanjut hingga masalah bisa teratasi.
3. Ditimbang dan diukur panjangnya
Kurang dari setengah jam pasca dilahirkan, bayi umumnya akan segera
ditimbang berat badannya. Ini dilakukan guna mencegah pengukuran yang tidak
tepat akibat penguapan cairan pada tubuh bayi yang terjadi karena perubahan
suhu.
Berbeda dengan pengukuran berat badan lahir yang harus dilakukan segera,
pengukuran tinggi badan dan lingkar kepala justru tidak harus dilakukan pada saat
itu juga. Jadi, tenaga ahli medis mungkin dapat mengukur tinggi badan serta
lingkar kepala bayi beberapa jam kemudian.
4. Inisiasi menyusu dini
Setelah memastikan keadaan bayi baik-baik saja, proses selanjutnya adalah
inisiasi menyusu dini (IMD). IMD adalah pemberian ASI segera setelah bayi
dilahirkan, biasanya dalam waktu 30 menit sampai satu jam setelah bayi lahir.
Prosedur ini dilakukan dengan cara meletakkan bayi di dada ibu di mana bayi
dibiarkan dalam keadaan telanjang sehingga terjadi interaksi dari kulit ke kulit
atau skin to skin contact. Kemudian, bayi dibiarkan mencari sendiri dan
mendekati puting susu ibu untuk melakukan proses menyusui pertama kali.
Selama proses ini berlangsung, disarankan untuk tidak membantu bayi, atau
sengaja mendorong bayi mendekati puting ibu. Biarkan keseluruhan proses
interaksi antara ibu dan bayi yang baru lahir berjalan secara alami. Proses inisiasi
menyusui dini dapat berlangsung selama bayi masih mengisap puting ibu dan
akan selesai sendiri ketika bayi melepaskan isapan dari puting ibu. 10
5. Dioleskan salep mata
Bayi Anda juga umumnya akan diberikan salep mata antibiotik untuk
mencegah infeksi mata dari jalan lahir. Prosedur ini umumnya dapat ditunda

10
LUBIS, R. (2022). HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU POST PARTUM DENGAN
PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI KLINIK FUAD SIREGAR KELURAHAN
MANOMPAS TAHUN 2021.
hingga satu jam, sehingga Anda punya kesempatan untuk menyusui terlebih
dahulu. Dulu salep mata yang digunakan mengandung zat perak nitrat.
Sayangnya, salep mata dengan kandungan senyawa tersebut justru membuat mata
bayi panas. Sebagai gantinya, dokter menggunakan eritromisin yang jauh lebih
aman dibanding perak nitrat. Meski untuk mencegah terjadinya infeksi di jalan
lahir, prosedur ini juga biasanya dilakukan pada bayi yang lahir dari operasi
caesar.

2.4 Perawatan Bayi Baru Lahir


Perawatan bayi baru lahir yang benar sebagai barikut;
1. Merawat Tali Pusat
Perawatan bayi baru lahir yang pertama ialah merawat tali pusat. Selepas bayi
dilahirkan, plasenta akan dipotong dan tali pusat akan diolesi dengan antiseptik
agar tidak terjadi infeksi. Tali pusat kemudian dibiarkan terbuka dan kering secara
alami.Pada masa kehamilan, tali pusat memiliki peranan penting yang
menghubungkan antara plasenta dan janin. Interaksi antara ibu dan janin
berlangsung yang memfasilitasi pertumbuhan embrio pada rahim. Tali pusat juga
sering disebut dengan tali pusar.
Perawatan tali pusat juga cukup mudah, hanya dengan tangan steril. Menjaga tali
pusat agar tetap kering. Jika tali pusat terjadi infeksi seperti terlihat nanah, segera
konsultasikan ke tenaga kesehatan terdekat.11
2. Kontak Skin to Skin
Perawatan bayi baru lahir ialah menyesuaikan suhu tubuh dengan suhu
lingkungan. Di rahim ibu, bayi berada pada suhu lingkungan yang optimal yaitu
36,5-37,5 derajat Celcius, sesuai dengan suhu tubuh ibunya. Sesaat setelah
dilahirkan, bayi akan berada pada suhu yang lebih rendah dari suhu tubuh ibunya,
sehingga berisiko untuk terjadi hipotermia (suhu tubuh rendah). Hipotermia dapat
dihindari dengan meletakkan bayi pada dada ibu sehingga terjadi kontak antara
kulit ibu dan kulit bayi (perawatan metode kanguru). Metode ini sangat baik untuk

11
Muyasaroh, N., & Rahayuningsih, F. B. (2022). Perbedaan Pengetahuan Dan Praktik Perawatan
Bayi Baru Lahir Pada Ibu Hamil Antara Audiovisual Dengan Leaflet Di Rs Permata Bunda
Purwodadi (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
menghangatkan bayi secara alamiah. Suhu kulit ibu akan menghangatkan bayi
lebih cepat dan menjaga suhu bayi tetap stabil. 12
3. Merespon Menyusui Dini
Asupan makanan bayi yang paling pertama ialah susu, dalam hal ini
perawatan bayi baru lahir harus memperhatikan menyusui sang bayi. Ibu
dianjurkan menyentuh bayi dan menyangga ringan bagian bokong bayi. Biarkan
bayi mencari sendiri puting ibu. Jika setelah satu jam kontak kulit ke kulit belum
terjadi proses menyusui dini, ibu dibantu untuk mendekatkan bayi ke putingnya
dan bayi diberi waktu untuk melanjutkan kembali proses tadi selama setengah
sampai satu jam. Alangkah baiknya jika ibu dapat didampingi oleh suami atau
keluarga. Inisiasi menyusu dini bermanfaat untuk mengurangi angka kematian
bayi dan membantu mensukseskan pemberian ASI eksklusif.
4. Rawat Gabung
Rawat gabung adalah perawatan bayi dalam kamar yang sama dengan ibu
pada hari-hari pertama setelah persalinan, dan dilanjutkan setelah ibu dan bayi
pulang ke rumah. Perawatan bayi baru lahir selanjutnya ialah dengan rawat
gabung, ini bermanfaat untuk mendukung keberhasilan ASI eksklusif karena bayi
dapat menyusu langsung tanpa dijadwal dan ibu akan mudah mengenali tanda-
tanda lapar pada bayi. Hal ini dapat mencegah terjadinya payudara bengkak,
mengurangi risiko kuning, mencegah penurunan berat badan yang berlebihan.
Selain itu, bayi akan lebih tenang. Rawat gabung dapat mengurangi risiko infeksi
dan depresi pada ibu pasca persalinan serta meningkatkan rasa percaya diri ibu
untuk merawat bayi. 13
5. Perhatikan Tidur Bayi
Perawatan bayi baru lahir harus memperhatikan tidur bayi. Jika seorang
dewasa hanya butuh tidur 8 jam dalam sehari, berbeda dengan bayi. Bayi baru
lahir dapat tidur sampai total 20 jam dalam sehari. Namun terpecah dalam
periode-periode tidur 20 menit hingga 4 jam. Usahakan kamar bersuhu sejuk,
tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas, dan mendapat cahaya serta ventilasi

12
Pertiwi, M. I. (2022). Pengaruh Kontak Kulit Ibu Dan Bayi Baru Lahir Terhadap Keberhasilan
Menyusui Pertama: Meta Analisis (Doctoral dissertation, UNS (Sebelas Maret University)).
13
Siregar, D. N., Sari, K., Astari, F. M. I., & Siregar, I. Y. (2021). Hubungan Kebijakan Social
Distanching Terhadap Kecemasan Ibu Dalam Pelaksanaan Rawat Gabung Bayi Selama Pandemi
Covid-19 Di Klinik Henny Martubung Medan. Elisabeth Health Jurnal, 6(2), 77-82.
cukup. Posisikan bayi dengan terlentang, karena dapat mencegah terjadinya
sindrom kematian mendadak bayi atau Sudden Infant Death Syndrome (SIDS).
6. Pahami Perawatan Bayi Baru Lahir
Bayi yang baru lahir harus mendapatkan kebersihan. Setelah baru lahir, Bayi
masih memiliki lapisan pelindung yang terlihat seperti lemak berwarna keputihan
yang berfungsi untuk menjaga suhu bayi. Sebelum tali pusat lepas, bayi dapat
dimandikan dengan kain lap atau spon. Setelah tali pusat lepas bayi dapat
dimandikan dengan dimasukkan ke dalam air, hati-hati kepala terendam dalam air.
Gunakan air hangat-hangat kuku, sabun dan sampo khusus bayi.
7. Perhatikan Kotoran Pertama Bayi
Kotoran pertama bayi setelah dilahirkan disebut dengan meconium, yang
berbeda dengan feses, namun itu normal. Bayi saat di dalam kandungan banyak
menelan banyak cairan, sehingga kotoran pertamanya mungkin terlihat berbeda.
Ini wajib diperhatikan pada perawatan bayi baru lahir. Biasanya kotoran bayi
menjadi normal dalam waktu satu atau dua minggu. Jika tidak melihat meconium
setelah lebih dari 24 jam, mungkin karena terjadi penyumbatan usus dan Bunda
harus segera berkonsultasi dengan dokter.14
8. Memilih Pakaian Bayi
Kulit bayi sangatlah sensitif dan tipis. Perawatan bayi baru lahir hendaknya
memakaikan pakaian pada bayi dengan bahan yang lembut. Selain itu, hendaknya
mengenakan pakaian pada bayi dengan kain yang menyerap air dan tidak kaku.
Sebaiknya tidak dianjurkan pula untuk terus menggunakan sarung tangan maupun
kaos kaki karena terdapat indera peraba yang merupakan alat untuk belajar pada
bayi.
9. Perhatikan Kehangatan Bayi
Bayi yang baru lahir butuh kehangatan dan kestabilan suhu tubuh. Oleh
karenanya, ada teknik membedong bayi. Membedong dapat menjaga bayi tetap
hangat membantu mengatur suhu tubuhnya. Itu karena bayi yang baru lahir tidak
memiliki lemak sebanyak anak-anak atau orang dewasa. Karena itu, pastikan

14
Winda Ayu Rahmasari, W., Juariah, J., Sinta Nuryati, S., & Eva Sri Rahayu, E. (2021). ASUHAN
KEBIDANAN NEONATAL PADA BAYI NY. S DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN L KOTA
BOGOR (Doctoral dissertation, Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung).
Bunda membungkus bayi dengan pakaian yang hangat terutama ketika cuaca
sedang hujan. 15
10. Mengenali Isyarat Lapar Bayi
Perawatan bayi baru lahir selanjutnya ialah dengan memperhatikan isyarat
lapar sang bayi. Bayi lapar akan menunjukkan tanda-tanda seperti memasukkan
tangan ke dalam mulut, menggenggam tangan, mengeluarkan suara seperti
mengecap-ngecap, ah uh ah. Jangan tunggu bayi menangis baru menyusuinya.
Berikan ASI sesuai kemauan bayi, jangan dijadwal. Normalnya bayi akan
menetek selama 5-30 menit, jika diluar itu, evaluasi proses menyusui.
11. Perhatikan Panca Indera Bayi
Anggota panca indera harus diperhatikan dalam perawatan bayi baru lahir.
Kemampuan melihat bayi terbatas kisaran jarak 20-30 cm. Penglihatan bayi
sensitif terhadap cahaya terang. Pada beberapa bayi kadang bola matanya
bergerak-gerak dengan sangat cepat ke kiri dan ke kanan, khususnya bila akan
tidur. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan.
Begitu pula dengan pendengaran, fungsi pendengaran bayi telah cukup matang
dalam bulan pertama. Bayi akan lebih mengenal suara ibunya, dibandingkan
orang-orang lain di sekitar. Yang harus diperhatikan ialah bayi akan sering terkejut
bila ada suara keras yang tiba-tiba terdengar Sedangkan hidung, Lubang hidung
bayi tidak perlu dibersihkan secara khusus, cukup mengelapnya saat mandi.
12. Waspadai Bayi Kuning
Pada umumnya bayi akan mengalami kuning pada usia 2-7 hari. Kuning yang
perlu diwaspadai jika terjadi dalam 24 jam pertama setelah lahir, berlangsung
lebih dari 2 minggu, disertai demam, sangat kuning sampai telapak tangan dan
kaki bayi. 16
13. Ketahui Kolik Bayi
Kolik merupakan kondisi bayi menangis terus menerus dan tidak dapat
dihentikan. ayi pada umumnya sering mengalami kolik pada pagi dan sore hari.
Biasanya tidak membaik dengan gendongan dan perut dapat terlihat tegang. Jika

15
Sabillah, Z. A., Sri Mulyati, S. M., Dedes Fitria, M. K., & Enung Harni Susilawati, E.
(2021). ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS PADA BAYI NY. E NEONATUS CUKUP BULAN SESUAI
MASA KEHAMILAN DI RS PMI KOTA BOGOR (Doctoral dissertation, Polteknik Kesehatan
Kemenkes Bandung).
16
Elin Supliyani, E., Fuadah Ashri, A., & Sri Wahyuni, S. (2021). ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI
NY. E USIA 9 HARI DENGAN HIPERBILIRUBIN (Doctoral dissertation, Politeknik Kesehatan
Kemenkes Bandung).
hal ini terjadi, perawatan bayi baru lahir penderita kolik ialah dengan
menggendong bayi secara lembut dan posisikan dalam posisi tengkurap. Apabila
bayi memang mengalami kolik, hal ini akan berhenti dengan sendirinya.17

14. Mengatasi Gumoh


Bedakan gumoh dengan muntah. Gumoh biasanya terjadi secara pasif, dan
keluar dengan sendirinya. Untuk mencegah terjadinya gumoh sendawakan bayi,
letakkan dalam posisi tegak pada bahu atau pangkuan kemudian tepuk-tepuk
ringan punggung bayi setiap bayi selesai menyusu.18

17
Manoppo, J. (2022). Buku Ajar Gangguan Fungsional Gastrointestinal Pada Anak. Nas Media
Pustaka.
18
Febriyanti, E. R. (2021). HUBUNGAN TEKNIK MENYUSUI DENGAN KEJADIAN REGURGITASI
PADA BAYI USIA 0-6 BULAN (Doctoral dissertation, STIKes Ngudia Husada Madura).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari materi diatas dapat disimpulkan bahwa Manajemen asuhan kebidanan
merupakan suatu proses pemecahan masalah dalam kasus kebidanan yang dilakukan
secara sistematis. Sebagai seorang profesi bidan harus memanfaatkan kompetensinya,
sumber daya pikirnya untuk berpikir kritis agar menegakkan suatu diagnosa
kebidanan yang tepat sehingga tercapai pengambilan keputusan dan menghasilkan
asuhan yang bermutu.
Jadi manajemen asuhan kebidanan pada bayi baru lahir adalah proses asuhan
kebidanan pada bayi yang masa kehidupannya (0–28 hari), dimana terjadi
perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim menuju luar rahim dan
terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem. Dan asuhan tersebut dilakukan
secara sistematis.

3.2 Saran
A. Bagi Puskesmas
Diharapkan Puskesmas dapat mempertahankan pelayanan asuhan kebidanan
yang sudah baik diharapkan bidan dapat memberikan / melaksanakan sesuai
standar asuhan kebidanan.
B. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan asuhan kebidanan sesuai standar dapat dilakukan pada semua
pelayanan kebidanan dan diharapkan Laporan Tugas Akhir ini sebagai bahan
masukan, sebagai contoh asuhan manajemen bagi penulis selanjutnya.
C. Bagi Pelaksana asuhan Selanjutnya
Diharapkan dapat tetap meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
melakukan asuhan kebidanan secara baik dan benar kepada klien. Dalam
menghadapi pasien harus lebih menguasai teori, praktik dan program-program
yang tersedia bagi setiap asuhan yang diberikan, sehingga asuhan yang diberikan
berkualitas dan memenuhi standar yang telah ditetapkan
DAFTAR PUSTAKA

Chairunnisa, Reza Oktaviani dan Widya Julianti.2022. ”Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru
Lahir Normal”. Jurnal kenidanan terkini. chrome://external file559+Reza+Octaviani+
Revisi.pdf. Volume 02,nomor 01, hal 24 diakses pada selasa , 08 November 2022.

Mardiana Eka. (2017). "MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA
BAYI NY ’’S’’ DENGAN HIPOTERMIA SEDANG DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
SYEKH YUSUF GOWA". http://repositori.uin-alauddin.ac.id di akses pada tanggal 8
November 2022 pukul 09.15.

Berliana.(2019). “KONSEP KEBIDANAN MEMAHAMI DASAR-DASAR KONSEP


KEBIDANAN.Yogyakarta: PT. PUSTAKA BARU PRESS.

Ririn. (2021). ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR. Jawa barat:
PT. Media sains Indonesia.

Baiq rica.(2022). ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK
PRASEKOLAH. jawa tengah: PT. Nasya Expanding Management.

Mika Oktarina. (2016). BUKU AJARAN ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI
BARU LAHIR. Yogyakarta: CV BUDI UTAMA.

Anda mungkin juga menyukai