SGD 4 KGD LBM 3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

STEP 1

1. ROSC : kembalinya sirkulasi spontan stlh dilakukan RJP/ kembalinya ktivitas jantung yg
disertai dgn perfusi jaringan dan usaha pernafasan yg significant stlh henti jantung.
2. Resusitasi jantung paru : upaya untuk mengembalikan fungsi nafas / sirkulasi yg berhenti
oleh berbagai sebab dan membantu memulihkan kembali fungsi jantung & paru ke keadaan
normal.

Step 2

1. Mengapa pasien mengeluhkan nyeri dada spt tertekan & dijalarkan ke epigastrium ?
2. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik & EKG di skenario ?
3. Mengapa pasien perlu dirawat di ICU ?
4. Apa saja kriteria ROSC ?
5. Bagaimana patofisiologi dari skenario ?
6. Mengapa pasien tiba tiba menjadi tdk responsif stlh diberi penanganan ?
7. Mengapa pasien diberikan aspirin ?
8. Bagaimana penanganan awal di IGD pd pasien di skenario ?
9. Bagaimana resusitasi jantung paru sesuai AHA 2015 ?
10. Apa komplikasi dari kasus di skenario ?
Step 3

1. Mengapa pasien mengeluhkan nyeri dada spt tertekan & dijalarkan ke epigastrium ?
Pasien laki-laki 55 thn (FR sesak : merokok, hipertensi, pola hidup krg sehat) 
pembentukan plak di arteri coronaria yg memperdarahi jantung  hipertensi  mengiritasi
endotel pembuluh darah  agregasi platelet  mengahmbat aliran darah  tdk bs
mengoksigenasi jantung  kerja jantung berkurang  metabolisme anaerob  1.
Perubahan ATP jd ANP  menstimulasi reseptor alfa 1 pd ujung syaraf afferen jantung, 2.
Menghasilkan asam laktat  mengakumulasi asam laktat  bocornya saluran kalsium 
pasien mudah lelah.
Mengeluh nyeri dada krn stimulasi ujung syaraf krn gangguan jantung (ST elevasi  infark
miokard akut)  sindroma koroner akut : sekumpulan keluhan yg sesuai tanda klinis dari
IMA, dpt tjd krn robekan plak. Plak  aterosklerosis  ruptur  merangsang agregrasi
platelet  dislimuti fibrinogen  membentuk trombin  sumbatan parsial di pembuluh
darah  angina tdk stabil. Sumbatan parsial  O2 tdk lancar  iskemik progresif  timbul
pd waktu istirahat. Trombus  kaya akan platelet  diberi aspirin untuk mengatasi trombus
 tdk bs diatasi  oklusi trombus  penyumbatan total  IMA Non stemi  tdk ditangani
 mikro emboli  STEMI  merangsang ujung syaraf
Sindroma koroner akut ada 3: angina, Nstemi, stemi
Levine sign : merangsang epigastrium (n. Intercosatalis), leher, lengan kiri
Nyeri alih krn syarafnya bersinaps dari syaraf

2. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik & EKG di skenario ?


EKG :
- Irama : lead II  asinus : p tdk terlihat, p diikuti QRS atau P di avr negatif
(normal)
- Reguler : R-R, lead II  reguler
- Frekuensi : Lead II  1500:kota kecil : 60 x / mnt atau 300:kotak besar
- Gelombang p : lead II, v1  tdk bisa dinilai. Normalnya : 0,04-0,12
- Interval PR : lead II  tdk bisa dinilai. Dari awal gelombang P sampai R
normalnya 0,12- <0,20, PR interval memanjang = AV block
- Gelombang QRS : interval QRS : lead II  0,12, axis : lead I dan avF  normal/NAD,
zona transisi  tdk bs dinilai, V1 dan V2 counter clock wase, V3 dan V4 = normal, v5 dan
V6 : clock wise. Max 0,12
- Q patologis : tdk ada, jk ada berarti OMI, gelombang Q lebih dari 1/3 R
- LVH : V1/V2 dan V5/V6 (gelombang R, lebih dari 35  LVH) : tdk ada
- Segmen ST : ST elevasi lead II, III, avF, V3 dan V4
- Segmen ST depresi : lead I, avL
- Gelombang T : T inverted avL, (T tall pd hiperkaliemia)
Axis : Lead I(kiri) dan AVF (kanan) pake jari
Diagnosis skenario : IMA (ST elevasi/+ ST depresi/+T inverted), II,III,avF : inferior

3. Mengapa pasien perlu dirawat di ICU ?


1. Prioritas 1 : pasien sgt kritis, tdk stabil, membutuhkan terapi intensif, membutuhkan
ventilasi
2. Pripritas 2 : pasien dipantau dgn alat canggih dan pelayanan lebih intensif
3. Prioritas 3 : pasien benar” kritis, penyakit akut dan komplikasi dan kemungkinan sembuh
sedikit
Skenario : prioritas 1

4. Apa saja kriteria ROSC ?


Dikatakan ROSC : nadi teraba kembali dan nafas spontan
Terjadi komplikasi : SKA  tatalaksana tidak adekuat  cardiac arrest ( henti jantung)
Lebih ke CAB :
3a : aman diri aman lingkungan aman pasien.
Call for help  RJP  siklus 30 : 2 bantuan datang  AED  lihat ekg 
shock able (tanpa nadi pd VT dan VF)  shock  RJP 5 siklus/2mnt + spinefrin liat EKG 
evaluasi --. Shock  RJP + amiodarone 300 mg EKG  shock  RJP + amiodarone 150 mg
 eval  shock  RJP epinefrin dan
non shock able (a sistole dan PEA (brakikardi tanpa nadi))  RJP  epinefrin  eval  RJP
 epinefrin
rosc : pasien henti jantung jika sudah teraba nadi 10 menit dan tanda sirkulasi bertahan dan
berkelanjutan. Nadi teraba dan tekanan darah terukur.
ROSC : sudah ada nadi
Diberi oksigen >90%--> tatalakasana hipotensi jika TD <90 mmg diberi NACL diguyur 2 liter
15-30 menit jika tidak berefek  diberi epinephrine.  Pasang ekg 12 lead dilihat ada
AMI atau tidak
Jika ada AMI ditatalaksana AMI

5. Bagaimana patofisiologi dari skenario ?

Pasien laki-laki 55 thn (FR sesak : merokok, hipertensi, pola hidup krg sehat)  pembentukan
plak di arteri coronaria yg memperdarahi jantung  hipertensi  mengiritasi endotel pembuluh
darah  agregasi platelet  mengahmbat aliran darah  tdk bs mengoksigenasi jantung 
kerja jantung berkurang  metabolisme anaerob  1. Perubahan ATP jd ANP  menstimulasi
reseptor alfa 1 pd ujung syaraf afferen jantung, 2. Menghasilkan asam laktat  mengakumulasi
asam laktat  bocornya saluran kalsium  pasien mudah lelah.

Mengeluh nyeri dada krn stimulasi ujung syaraf krn gangguan jantung (ST elevasi  infark
miokard akut)  sindroma koroner akut : sekumpulan keluhan yg sesuai tanda klinis dari IMA,
dpt tjd krn robekan plak. Plak  aterosklerosis  ruptur  merangsang agregrasi platelet 
dislimuti fibrinogen  membentuk trombin  sumbatan parsial di pembuluh darah  angina
tdk stabil(reversible). Sumbatan parsial  O2 tdk lancar  iskemik progresif  timbul pd waktu
istirahat. Trombus  kaya akan platelet  diberi aspirin untuk mengatasi trombus  tdk bs
diatasi  oklusi trombus  penyumbatan total  IMA Non stemi  tdk ditangani  mikro
emboli  STEMI (irreversible) merangsang ujung syaraf

Sindroma koroner akut ada 3: angina, Nstemi, stemi

Levine sign : merangsang epigastrium (n. Intercosatalis), leher, lengan kiri

Nyeri alih krn syarafnya bersinaps dari syaraf

6. Mengapa pasien tiba tiba menjadi tdk responsif stlh diberi penanganan ?
Infark miokard –> nekrosis  sel mati  fungsi ventrikel menurun  tdk bs memompa
darah ke sel tubuh  kontaktilitas menurun  kelelahan pd miokardium  henti jantung
Fungsi ventrikel menurun  CO menurun
7. Mengapa pasien diberikan aspirin ?
Kerusakan plak  agregasi platelet  diberi antiplatelet berupa aspirin(menghambat e. COX
 menhambat tromboxan a2 agregasi platelet minimal)

8. Bagaimana penanganan awal di IGD pd pasien di skenario ?


- Diberikan oksigen 4L/mnt dgn canul binasal (perlu diberikan ? bs memperluas area infark
miokard) indikasi : pasien dgn nyeri dada menetap & berulang, pasien dgn gagal jantung
akut, pasien dgn spO2 <90%
- Aspirin : untuk menurunkan kejadian iskemik, sublingual/dosis pemeliharaan 75-
100mg/hr
- Nitrogliserin : tdk boleh pd pasien dgn tekanan sistolik <90, atau >30 mmhg lebih rendah
dari px darah awal, pd pasien bradikardi/takikardi tanpa gagal jantung & infark ventrikel
kiri,  tdk berefek  morfin (analgetik)

9. Bagaimana resusitasi jantung paru sesuai AHA 2015 ?

Terjadi komplikasi : SKA  tatalaksana tidak adekuat  cardiac arrest ( henti jantung)

Lebih ke CAB :

3a : aman diri aman lingkungan aman pasien.

Call for help  RJP  siklus 30 : 2 bantuan datang  AED  lihat ekg 

shock able (tanpa nadi pd VT dan VF)  shock  RJP 5 siklus/2mnt + spinefrin liat EKG 
evaluasi  Shock  RJP + amiodarone 300 mg EKG  shock  RJP + amiodarone 150 mg 
eval  shock  RJP epinefrin

non shock able (a sistole dan PEA (brakikardi tanpa nadi))  RJP  epinefrin  eval  RJP 
epinefrin

10. Apa komplikasi dari kasus di skenario ?


Henti jantung

Anda mungkin juga menyukai