Jurnal Pengamatan Fungi Kel.6

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Pengamatan Fungi

Morfologi dan klasifikasi pada fungi

Nurul fauziah, afidatul mudzakiroh, khalida najaita, miata sari, yosi prasinta
Kelas 3B Jurusan tadris biologi IAIN Tulungagung
Kelompok 6

ABSTRAK

Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof
yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi kedalam sel-selnya.
Kalangan ilmuwan kerap menggunakan istilah cendawan sebagai sinonim bagi jamur. Sel jamur
memiliki dinding yang tersusun atas kitin. Karena sifat-sifatnya tersebut dalam klasifikasi
makhluk hidup, Jamur dipisahkan dalam kingdomnya tesendiri, ia tidak termasuk dalam
kingdom protista, monera, maupun plantae. Karena tidak berklorofil, jamur temasuk kedalam
makhluk hidup heterotof (memperoleh makanan dari organisme lainnya), dalam hal ini jamur
hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik yang ada di lingkungannya. Umumnya
jamur hidup secara saprofit (hidup dengan mengurai sampah oganik seperti bankai menjadi
bahan anoganik). Ada juga jamur yang hidup secara parasit (memperoleh bahan organik dari
inangnya), adapula yang hidup dengan simbiosis mutualisme (yaitu hidup dengan organisme lain
agar sama-sama mendapatkan untung). Pada penelitian ini diganakan sampel fungi yaitu divisi
Oomycota, divisi Zygomycota, divisi Deuteromycota, dan divisi Basidomycota. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengamati serta mengetahui morfologi dan klasifikasi dari fungi (jamur).

Kata kunci :Fungi, kentang, tempe, jamurtiram, dan tomat


PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki sumberdaya alam yang kaya akan
keanekaragaman hayati. Salah satu keanekaragaman hayati tersebut adalah jamur. Jamur
umumnya menempati berbagai tipe habitat yaitu tanah, kayu, serasah, kotoran hewan dan
sebagainya. Tipe ekosistem yang dapat ditumbuhi jamur adalah hutan, karena hutan memiliki
tingkat kelembapan yang tinggi sehingga jamur mudah beradaptasi.

Fungi (Jamur) merupakan organisme eukariotik yang bersel tunggal atau banyak dengan
tidak memiliki klorofil. Karena sifat tersebut jamur dipisahkan dalam kingdom tersendiri, jamur
tidak termasuk kingdom protista, monera, maupun plantae. Karena tidak berklorofil, jamur
tersebut dimasukan dalam makhluk hidup heterotrof (memperoleh makanan dari organisme lain)
baik itu heterotrof saprofit maupun heterotrof parasit.

Jamur merupakan salah satu keunikan yang memperkaya keanekaragaman jenis mahkluk
hidup. Beberapa jenis jamur telah banyak dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan makanan
dan sumber bahan obat-obatan tradisional maupun modern (Wahyudi, 2012). Jamur yang dapat
dikonsumsi oleh manusia antara lain jamur kuping, jamur tiram, dan berbagai jenis yang telah
dikembangkan. Fungsi ekologis jamur dalam ekosistem hutan yaitu sebagai dekomposer.

Diperkirakan terdapat 1,5 juta spesies jamur di dunia, jenis yang teridentifikasi sebanyak
28.700 jenis jamur makroskopis(memiliki tubuh buah), jamur mikroskopis (tidak memiliki tubuh
buah) sebanyak 24.000 dan 13.500 jenis lumut kerak (asosiasi simbiotik antara fungi dan alga),
sedangkan jenis jamur yang belum teridentifikasi sejumlah 1.433.800 jenis, baik makro maupun
mikro (Thomas dan Gary, 2002). Menurut Gandjaretal. (2006) diperkirakan sebanyak 69.000
jenisjamur (makro dan mikro) yang telah berhasil diidentifikasi. Sejumlah 200.000 spesies dari
1,5 juta spesies jamur tersebut diperkirakan ditemukan di Indonesia hingga saat ini belum ada
data pasti mengenai jumlah jenis jamuryang telah berhasil diidentifikasi, dimanfaatkan, ataupun
yang telah punah akibat ulah manusia.
METODE

 Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi FTIK IAIN
TULUNGAGUNG pada hari Selasa, 22 Oktober 2019. Pukul 08:30

 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop,deglass,object
glass,pipet,kamera,pinset,lup,cawan petri,silet. Adapun bahan yang digunakan yaitu
sampel fungi dari lingkungan meliputi :
- Mycomycota : Physarum polychephalum atau yang sejenis
- Oomycota : Phytoptora infestans pada kentang atau yang sejenis
- Zygomycota : Rhizopus sp. Pada tempe
- Ascomycota : Cup fungi (boleh spesies apapun)
- Deuteromycota : Fusarium sp.pada tomat ataupun sejenis
- Basidiomycota : Pleurotus sp. Jamur tiram
- Akuades
- Tisu

 Langkah kerja
Pada pengamatan mikroskopis langkah pertama yaitu membersihkan delass dan
object glass atau kaca penutup dan kaca objek. Kemudian mengamati ciri-ciri morfologi
fungi contoh dengan menggunakan mikroskop .Setelah itu menambahkan aquades bila
diperlukan.
Untuk pengamatan makroskopis langkah nya yaitu mengambil spesimen fungi
contoh kemudian meletakkan pada cawan petri dengan bantuan pinset. Setelah itu
mengamati ciri-ciri yang nampak pada spesimen fungi contoh, langkah selanjutnya
mengambil foto dan menggambar spesimen fungi contoh,kemudian menentukan
klasifikasi fungi contoh (dengan bantuan sumber), dan yang terakhir yaitu melengkapi
lembar kerja praktikum.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari pengamatan yang dilakukan, pada. Pada Tabel 1 didapatk an Phytophthora
infestans. Pada Tabel 2 didapatkan Rhizopus sp. Pada Pada Tabel 3 didapatkan Fusarium sp. Dan
pada Tabel 4 didapatkan Pleurotus sp.

Table 1. Hasil pengamatan Phytophthora infestans pada kentang dari divisi Oomycota

Gambar Tangan Gambar Literatur

https://botit.botany.wisc.edu/toms_fungi/m2001alt.html

Foto Saat Praktikum Klasifikasi


Kerajaan : Chromista
Divisi : Oomycota
Kelas : Oomycetes
Ordo : Pythiales
Family : Pythiaceae
Genus : Phytopthora
Spesies : Phytopthora infestans

Pada table diatas, Morfologi Phytophthora infestans terlihat pada perbesaran 10x
Tabel 2. Hasil pengamatan Rhizopus sp. pada tempe dari divisi Zygomycota

Gambar Tangan Gambar Literatur

http://tetesanpena27.blogspot.com/2014/02/bioteknolo
gi-pemanfaatan-jamur-tempe.html
Foto Saat Praktikum Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Divisio : Zygomycota
Class : Zygomycetes
Ordo : Mucorales
Family : Mucoraceae
Genus : Rhizopus
Species : Rhizopus sp.

Pada table diatas, Morfologi Rhizopus sp. terlihat pada perbesaran 10x
Tabel 3. Hasil pengamatan Fusarium sp. pada tomat dari divisi Deuteromycota

Gambar Tangan Gambar Literatur

https://www.forestryimages.org/browse/detail.cfm?i
mgnum=5390532

Foto Saat Praktikum Klasifikasi


Kingdom : Fungi
Filum : Deuteromycota
Kelas : Deuteromycetes
Ordo : Moniliales
Family : Tuberculariaceae
Genus : Fusarium
Spesies : Fusarium Sp

Pada table diatas, Morfologi Phytophthora infestans terlihat pada perbesaran 10x
Tabel 4. Hasil pengamatan Pleurotus sp. (jamur tiram) dari divisi Basidiomycota

Gambar Tangan Gambar Literatur

https://www.daquagrotechno.org/jenis-jenis-jamur-
tiram/
Foto Saat Praktikum Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Divisi : Amastigomycotina
Kelas : Basidiomycetes
Ordo : Agaricales
Family : Agaricaeae
Genus : Pleurotus
Spesies : Pleurotus Ostreatus

Foto jamur tiram bagian tampak belakang

Foto jamur tiram bagian tampak depan

Pada tabel diatas, morfologi jamur tiram tampak belakang terdapat lembaran-lembrang yang
disebut lamela.
Pembahasan

a. Pengertian
1) Physarum polycephalum
Merupakan jamur lendir yang menghuni daerah teduh, dingin lembab, seperti
daun dan batang kayu yang membusuk. Seperti cetakan lendir pada umumnya, physarum
polycephalum peka terhadap cahaya, khususnya cahaya dapat mengusir cetakan lendir
dan menjadi faktor dalam memicu pertumbuhan spora.
2) Phytophthora infestans pada kentang dari divisi Oomycota
Phytophthora merupakan salah satu marga Oomycetes yang anggota-anggotanya
banyak menjadi penyebab penyakit pada tanaman. Phytophthora infestans merupakan
peyebab penyakit hawar daun kentang dan busuk kentang. Organisme yang semula
dianggap sebagai anggota fungi/ jamur ini ternyata merupakan protista.
3) Rhizopus sp. pada tempe dari divisi Zygomycota
Jamur Rhizopus sp. adalah fungi yang merupakan filum Zygomycota ordo
Mucorales. Ciri khas jamur ini mempunyai hifa yang membentuk rhizoid uang
menempel ke substrat. Adapun ciri lain dari jamur ini mempunyai hifa yang ceonositik ,
oleh karena itu jamur ini tidak bersekat. Stolon atau misellium dari jamur Rhizopus sp.
menyebar diatas substratnya karena hia dari jamur ini adalah Vegetatif.
4) Cup fungi
Cup fungi merupakan keluarga jamur di Ascomycota yang menghasilkan jamur
yang cenderung tumbuh dalam bentuk cangkir. Spora terbentuk di permukaan bagian
dalam tubuh kemudian bentuk cangkir biasanya berfungsi untuk memfokuskan tetesan air
hujan ke dalam spora yang keluar dari bagian dalam.
5) Fusarium sp. pada tomat dari divisi Deuteromycota
Jamur Fusarium spp. adalah salah satu jenis patogen tular tanah yang mematikan,
karena patogen ini mempunyai strain yang dapat dorman selama 30 tahun sebelum
melanjutkan virulensi dan menginfeksi tanaman. Karakter dari jamur ini adalah
menyerang tanaman yang kondisi nya sedang lemah (peka) karena kekeringan,
kekurangan unsur hara, terlalu banyak sinar matahari dan tanaman terlalu banyak buah
(Semangun, 2000).
6) Pleurotus sp. (jamur tiram) dari divisi Basidiomycota
Pleurotus sp. (jamur tiram) merupakan salah satu fungi pendegradasi lignin aktif
yang hidup secara saprofit pada kayu lapuk di hutan. Jamur ini diproduksi secara
komersial pada skala industri sebagai bahan pangan karena kelezatannya, kandungan
nutrisinya, dan mampu menstimulasi kesehatan. Jamur ini juga menghasilkan beberapa
metabolit sekunder yang bermanfaat untuk pengobatan. Aktivitas lignolitik jamur ini
telah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti biokonversi limbah pertanian,
biodegradasi polutan organik, dan kontaminan industri, serta bleaching pada industri
kertas.

b. Morfologi
1) Physarum polycephalum
Berbentuk benang-benang jala lengket, berwarna kuning, berukuran panjang
beberapa sentimeter, tubuhnya berlendir sehingga disebut sebagai jamur lendir.
2) Phytophthora infestans pada kentang dari divisi Oomycota
Phytophthora infestans ciri khasnya yaitu mesiliumnya yang tidak bersekat-sekat.
Warna miselium putih, jika tua mungkin agak coklat kekuning-kuningan, kebanyakan
sporangiumnya berwarna hitam. Hifanya berkembang sempurna. Phytophthora
memiliki sporangium yang berbentuk bulat telur.
3) Rhizopus sp. pada tempe dari divisi Zygomycota
Terdiri dari benang hifa bercabang membentuk miselium. Hifa tidak bersekat
(bersifat sinositik). Hifa atau sekat antar hifa ditemukan pada saat sel reproduks
terbentuk.
4) Cup fungi
Cup fungi berbentuk sporokap seperti mangkuk, memiliki tangkai, dan spora di
produksi pada bagian interior mangkuk yang halus. Umumnya berwarna merah atau
cerah, terdapat rambut dan garis tipis.
5) Fusarium sp. pada tomat dari divisi Deuteromycota
Fusarium sp. Memiliki spora yang tak berwarna, jika dilihat dari samping
berbentuk “canoe” memiliki “foot cell” yang terang pada bagian bawah dan
bercabang. Conidiospor sering ditemukan berkelompok membentuk sporodochia dan
memproduksi banyak gumpalan yang besar dari spora yang berasal dari bagian
phialides yang runcing. Fusarium umumnya memiliki 2 jenis spora yaitu
mikrokonidia dan chlamidospor.
Menurut Cappucino dan Sherman (1992) bahwa Fusarium mempunyai warna
koloni putih, ungu, kuning sedangkan menurut Sudarmadji, dkk. (1989) bahwa
pertumbuhan koloni biasanya cepat, berwarna putih, sampai krem, kuning,
kecoklatan, merah muda, dan violet.
Fusarium sp. jamur ini mempunyai ukuran tubuh yang sangat kecil dan hidupnya
bersifat parasitoid yaitu organisme yang bergantung pada organism lain serta
didukung oleh suhu tanah yang hangat dan kelembaban tanah yang rendah sekali.
Populasi akan meningkat jika di tempat yang sama ditanam tanaman yang merupakan
inangnya serta jamur ini menginfeksi tanaman melalui jaringan meristem pada ujung
akar (Pracaya, 2007).
6) Pleurotus sp. (jamur tiram) dari divisi Basidiomycota
Tubuh buah jamur tiram dari semua isolat diamati sifat-sifat morfologinya. Sifat
morfologi tersebut mencakup warna tubuh buah (putih, abu-abu, coklat, merah muda,
atau kuning), ada tidaknya tangkai (ada tangkai bila terdapat organ penyangga,
sehingga tudung tidak menempel pada permukaan substrat, tidak ada tangkai bila
tudung menempel pada permukaan substrat), posisi tangkai pada tudung (di tengah
tudung atau di tepi), bentuk tudung (lingkaran atau setengah lingkaran), dan ukuran
relatif tubuh buah terhadap isolat tertentu lainnya.

c. Habitat
1) Physarum polycephalum
Physarun polycephalum biasanya hidup di berada tempat-tempat lembab seperti
kayu yang membusuk.
2) Phytophthora infestans pada kentang dari divisi Oomycota
Phytopthora infestans biasanya bergantung pada adanya air bebas di tanah yang
menyebabkan kebusukan pada akar, batang, daun dan buah.
3) Rhizopus sp. pada tempe dari divisi Zygomycota
Rhizopus oligosporus. spesies fungi ini terdapat pada tempe dan diketahui berasal
dari negara Jepang, Cina dan Indonesia.
4) Cup fungi
Cup fungi ada di dalam tanah laut maupun tumbuhan. Cup fungi juga dapat
ditemukan pada sisa-sisa makanan. Cup fungi dapat bersifat saprofit maupun parasit.
Saprofit dapat ditemukan pada sisa-sisa makanan yang telah membusuk, sedangkan
yang bersifat parasit dapat menyembabkan penyakit pada manusia serta hewan.
Hampir seluruh spesies cup fungi hidup pada lumut kerak.
5) Fusarium sp. pada tomat dari divisi Deuteromycota
Fusarium sp.biasa hidup di tanaman busuk, misalnya tomat.
6) Pleurotus sp. (jamur tiram) dari divisi Basidiomycota
Pleurotus sp. ditemukan di hutan, dibawah pohon berdaun lebar atau dibawah
tanaman berkayu, jamur ini tidak memerlukan banyak cahaya matahari.

d. Sistem Reproduksi
1) Physarum polycephalum
Reproduksi dilakukan dengan dua cara, generatif dan vegetative. Pada reproduksi
secara generative akan melibatkan peleburan sel gamet dengan cara singami.
Sedangkan reproduksi secara vegetative dilakukan dengan spora yang nantinya akan
membentuk sel gamet.
2) Phytophthora infestans pada kentang dari divisi Oomycota
Reproduksi aseksual dengan zoospora yang mempunyai dua flagel, Reproduksi
seksual dengan membentuk gamet, setelah fertilisasi membentuk zigot dan tumbuh
menjadi oospora.
3) Rhizopus sp. pada tempe dari divisi Zygomycota
Reproduksi secara seksual dilakukan sebagai beriku; pertama hifa dari talus
positif dan talus negatif saling berdekatan, kemudian tumbuh cabang benang hifa dari
hifa positif dan hifa negatif yang berdekatan, diujung benang hifa tadi tumbuh bakal
gametangium, bakal gametangium berubah menjadi gametangium yang berisi banyak
inti haploid (n), dinding gametangium pecah dan inti positif bergabung dengan inti
negatif membentuk inti diploid (2n), persatuan dua gametangium positif dan negatif
membentuk zigospora yang berisi banyak inti diploid, zigospora tumbuh dindingnya
menebal dan berwarna hitam, di dalamnya juga berisi makanan cadangan antara lain
lemak. inti diploid hanya satu yang hidup yang lain mengalami degenerasi.
Inti ini membelah secara meiosis dan hanya satu yang dapat hidup terus.
Zigospora akan beristirahat dalam waktu yang lama (1-3 bulan). setelah lama istirahat
spora dapat tumbuh jika ada substrat yang cocok, membentuk sporangium dengan
sporangiofor. Inti haploid membelah secara meiosis menjadi inti spora yang terbentuk
pada sporangium, jika sporangium matang dindingnya akan robek dan sporanya akan
tersebar, menghasilkan spora negatif dan spora positif, spora tumbuh menjadi
miselium yang baru.
4) Cup fungi
Cup fungi berkembangbiak dengan membentuk spora di dalam selnya atau
kantung kecil, yang disebut askus. Reproduksi seksual membentuk askospora di
dalam askus. Reproduksi seksual menghasilkan spora konidium yang terbentuk pada
ujung hifa khusus yang disebut dengan konidiofor. Kecuali dari beberapa kelompok
kecil, umumnya askus dibentuk di dalam tubuh buah yang disebut dengan askokarp
atau askoma.
5) Fusarium sp. pada tomat dari divisi Deuteromycota
Cara reproduksi secara aseksual dengan menghasilkan konidia, blastophora
(mmebentuk tunas), dan arthpspora (membentuk spora dengan benang hifa). Cara
reproduksi seksualnya belum diketahui sehingga dinamakan fungi imperfect atau
jamur tidak sempurna.
6) Pleurotus sp. (jamur tiram) dari divisi Basidiomycota
Reproduksi Basidiomycota sebagai berikut; Hifa+ dan hifa– akan melebur
menjadi hifa dikariotik (2 inti), hifa dikariotik tumbuh menjadi miselium, kemudian
membentuk tubuh buah (basidiokarp), Ujung-ujung hifa pada basidiokarp
menggelembung (disebut basidium), dua inti haploid menjadi satu inti diploid, inti
diploid membelah secara meiosis menjadi 4 inti haploid, basidium membentuk 4
tonjolan yang berisi 1 inti haploid yang akan berkembang menjadi spora disebut
basidiospora. Basidiospora jika jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi
hifa.

SIMPULAN

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, jamu merupakan salah satu tumbuhan
tingkat rendah yang tidak berklorofil. Jamur atau fungi memiliki beberapa sifat umum, yaitu
hidup di tempat-tempat yang lembab, sedikit asam dan tidak begitu memerlukan cahaya
matahari. Jamur tidak memiliki klorofil jadi tidak dapat melakukan fotosintesis, sehingga
hidupnya bersifst heterotof. Jamur hidup di senyawa-senyawa organik yang di absorbs dari
organisme lain. Jamur dibagi dalam 6 divisi yaitu Myxomycota, Oomycota, Zygomycota,
Ascomycota, Basidiomycota dan Deuteromycota. Jamur berkembangbiak secara seksual dan
aseksual. Secara aseksual jamur menghasilkan spora, sedangkan seksusal melalui kontak
gametangium dan konjugasi.

DAFTAR RUJUKAN

Aditya, Rial, Saraswati, Desi. 2011. 10 Jurus Sukses Beragribisnis Jamur. Jakarta: Swadaya.

Dwidjesepuro, D. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta

Sumampouw, Oksfriani jufri. 2019. Mikrobiologi Kesehatan. Yogyakarta: Deepublish.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1994. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press.

Tjitrosomo, Siti Sutarmi. 2010. Botani Umum 4. Bandung: Angkasa Bandung.

Anda mungkin juga menyukai