Laporan Praktikum Biologi Akar Tumbuhan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI DAN MORFOLOGI TUMBUHAN


PERBEDAAN ANATOMI DAN MORFOLOGI AKAR PADA
TUMBUHAN

OLEH :
NAMA : LANA KARYATNA RAMADON
NIM : 19308141032
KELOMPOK : 5 (BUAH)

LABORATORIUM BOTANI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
Tujuan :
Untuk mengetahui struktur anatomi dan morfologi akar pada tumbuhan.

Dasar teori :
Tjitrosoepomo (2009) mengemukakan bahwa akar adalah bagian pokok
yang nomor tiga (di samping batang dan daun) bagi tumbuhan yang tubuhnya telah
merupakan kormus. Akar biasanya mempunyai sifat-sifat berikut:
 Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah
dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju air
(hidrotrop), meninggalkan udara dan cahaya.
 Tidak berbuku-buku, jadi juga tidak beruas dan tidak mendukung
daundaun atau sisik-sisik maupun bagian-bagian lainnya.
 Warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan.
 Tumbuh terus pada ujungnya, tetapi umumnya pertumbuhannya masih
kalah dibandingkan dengan batang.
 Bentuknya seringkali meruncing, hingga lebih mudah untuk menembus
tanah.
Sewaktu tumbuhan masih kecil, yaitu dalam bentuk lembaga di dalam biji,
calon akar itu sudah ada, dan disebut akar lembaga (radicula). Pada perkembangan
lanjutannya, kalau biji mulai berkecambah sampai menjadi tumbuhan dewasa, akar
lembaga dapat memperlihatkan perkembangan yang berbeda, hingga pada
tumbuhan lazimnya dibedakan dua macam sistem perakaran:
 Sistem akar tunggang, jika akar lembaga tumbuh terus menjadi akar
pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar
pokok yang berasal dari akar lembaga disebut akar tunggang (radix
primaria). Susunan akar yang demikian ini biasanya terdapat pada
tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) dan tumbuhan biji telanjang
(Gymnospermae).
 Sistem akar serabut, yaitu jika akar lembaga dalam perkembangan
selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang
lebih sama besar dan semuanya keluar ari pangkal batang. Akar-akar ini
karena bukan berasal dari calon akar yang asli dinamakan akar liar,
bentuknya seperti serabut. Oleh karena itu dinamakan akar serabut
(radix adventicia).
Baik pada sistem akar tunggang maupun pada sistem akar serabut,
masingmasing akar dapat bercabang-cabang untuk memperluas bidang penyerapan
dan untuk memperkuat berdirinya batang tumbuhan. Suatu tumbuhan, walaupun
dari golongan biji belah, tidak akan mempunyai akar tunggang jika tidak ditanam
dari biji.
Pembagian karakteristik akar secara garis besar seperti yang dijelaskan
sebelumnya. Namun, secara khusus sulit untuk mengklasifikasi karakteristik
perakaran dari spesies pohon yang berbeda karena distribusi perakaran dalam ruang
dan waktu dipengaruhi oleh faktor genetik maupun kondisi tanah setempat (Huck
1983, Atger 1992) sehingga tempat dan kondisi tanah terkadang sangat banyak
mengubah pertumbuhan akar sehingga karakter spesies tidak jelas (Kozlowski,
1971)

Alat dan bahan :


- Akar padi - Alat dokumentasi
- Akar Sirih - Alat tulis
- Akar Beringin
- Akar Kangkung darat
- Akar Kangkung air
- Akar Wortel

Cara kerja :
1. Menuliskan masing-masing bahan dan familianya.
2. Menempelkan foto masing-masing bahan dan memberi keterangan.
3. Mengidentifikasi sistem perakaran, bentuk akar, sifat akar, dan bentuk
modifikasi akar.
4. Mencari literatur anatomi monokotil dan dikotil dari jurnal ataupun internet.

Pembahasan :
a. Anatomi
Struktur Akar Monokotil
Akar Monokotil ini tersusun oleh
beberapa macam jaringan dengan
fungsi tertentu. Berikut ialah
struktur jaringan akar monokotil :

Epidermis / eksodermis akar


monokotil terletak di bagian terluar
akar. berguna sebagai jalan
masuknya air serta garam mineral.

Korteks akar berada di dalam


epidermis. berguna sebagai tempat
menyimpan cadangan makanan.
Endodermis pada akar monokotil ini membentuk dinding sekender yang
tebal.

Periskel akar monokotil terletak di dalam endodermis dan juga berfungsi


membentuk kambium gabus dan cabang akar. Perisekel akar monokotil terdiri
dari beberapa sel dan juga membentuk akar lateral.

Xilem dan floem akar monokotil tidak tersusun rapi dan juga berselingan
dengan jumlah yang sangat banyak, dikarenakan tidak adanya kambium
seperti pada akar dikotil.

Sebelum bagian pusat akar terbentuk, xilem ini berhenti tumbuh sehingga
jalur-jalur xilem saling berikatan

Empulur tumbuhan monokotil terletak di tengah dan dikelilingi oleh xilem


dan juga floem secara berselang-seling.

Struktur Akar Dikotil

Epidermis, korteks dan juga perisikel pada tumbuhan dikotil memiliki fungsi
dan letak yang sama dengan tumbuhan monokotil.

Endodermis akar dikotil terletak di dalam korteks dan juga di luar perisikel.
Endodermis akar dikotil mempunyai bentuk kotak dan tersusun rapat tanpa
adanya celah antar sel. Endodermis berguna untuk mengatur masuknya air ke
pembuluh juga menyimpan zat makanan.

Perisekel pada akar dikotil hanya terdiri dari selapis sel.

Xilem dan floem pada akar dikotil tersusun secara radial dan juga membentuk
jari-jari. Xilem berada ditengah dengan floem yang mengelilinginya. Diantara
xilem dan floem terdapat kambium.

Pembuluh xilem mempunyai dinding yang tebal dengan serat sedikit tapi
mempunyai banyak parenkim.
Perbedaan Akar Monokotil dengan Akar Dikotil

Sistem perakaran. Sistem perakaran pada tumbuhan monokotil ialah serabut,


sementara pada tumbuhan dikotil adalah tunggang.

Kaliptra pada monokotil berbatasan langsung dengan ujung akar dan bisa
dilihat jelas. Kaliptra pada dikotil juga berbatasan dengan ujung akar tapi
tidak terlihat jelas.

Perisikel pada tumbuhan monokotil terdiri dari beberapa lapis sel yang
membentuk cabang akar dan juga berdinding tebal. Perisekel pada tumbuhan
dikotil hanya terdiri dari satu lapis sel berdinding tebal, dan juga membentuk
cabang-cabang akar sekunder berupa kambium dan kambium gabus.

Letak xilem dan juga floem pada tumbuhan monokotil berselang-seling,


sementara tumbuhan dikotil bersifat kolateral dimana xilem dikelilingi olem
floem.

Letak empulur pada tumbuhan monokotil terletak nya pada pusat akar dengan
empulur yang luas, sementara pada tumbuhan dikotil empulur pada pusat akar
sempit atau bahkan tidak ada empulur.

Tumbuhan monokotil tidak mempunyai kambium sementara pada tumbuhan


dikotil ada kambium yang seperti meristem sekunder.

Pada tumbuhan monokotil ini akar terbentuk secara adventif atau dari
pembengkakan akar. Sementara pada sebagian tumbuhan dikotil
pembentukan akar terjadi secara radikula / terbentuk dari ujung bawah
embrio.

b. Morfologi

a. Padi (Oryza sativa L.)

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Sub Classis : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Famili : Poaceae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa L

Leher akar serabut Ujung akar


akar
b. Tanaman sirih (Piper betle L.)

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Sub class : Magnoliidae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper betle L.

c. Beringin (Ficus benjamin L.)

Akar gantung

Akar tunggang

Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliophyta
Subkelas : Dilleniidae
Ordo : Rosales
Famili : Moraceae
Genus : Ficus L.
Spesies : Ficus benjamin L.
d. Wortel (Daucus carota L. var. sativus Hoffm)

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Apiaceae
Famili : Umbelliferae
Genus : Daucus
Spesies : Daucus carota L.
Varietas : Daucus carota L. var. sativus Hoffm
e. Kangkung air (Ipomoea aquatica)
Leher akar

Cabang akar

Serabut akar

Ujung akar

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea aquatica
f. Kangkung darat (Ipomoea reptans Poir)

Leher akar

Cabang akar

Serabut akar

Ujung akar

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliapsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea reptans Poir

Kesimpulan
Struktur dan anatomi akar tumbuhan disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan
kebutuhannya, hal ini menyebabkan perubahan bentuk, ukuran, dan fungsi pada
akar, setiap tumbuhan memiliki bentuk akar yang berbeda-beda.
Daftar Pustaka

Armstrong, W.P. (update 2019). Stem & Root Anatomy Cellular Structure of
Vascular Plants. Diakses pada 22 September 2019. dari:
https://www2.palomar.edu/users/warmstrong/trjune99.htm
Duniapcoid, (7 September 2019). Akar Monokotil dan Dikotil : Pengertian,
Struktur, Perbedaan dan Contohnya. Diakses pada 22 September 2019,
dari https://duniapendidikan.co.id/akar-monokotil-dan-dikotil-pengertian-
struktur.
United States Department of Agriculture. (update 2019) Classification for
Kingdom Plantae Down to Species Piper betle L. Diakses pada 22
September 2019. Dari
https://plants.usda.gov/java/ClassificationServlet?source=display&classi
d=PIBE4
United States Department of Agriculture. (update 2019) Classification for
Kingdom Plantae Down to Species Oryza sativa L. Diakses pada 22
September 2019. Dari
https://plants.usda.gov/java/ClassificationServlet?source=display&classi
d=ORSA
United States Department of Agriculture. (update 2019) Classification for
Kingdom Plantae Down to Species Ficus benjamina L. Diakses pada 22
September 2019. Dari
https://plants.usda.gov/java/ClassificationServlet?source=profile&symbo
l=FIBE&display=31
United States Department of Agriculture. (update 2019) Classification for
Kingdom Plantae Down to Species Daucus carota L. Diakses pada 22
September 2019. Dari
https://plants.usda.gov/java/ClassificationServlet?source=profile&symbo
l=DACA6&display=31
ITIS. (update 2019). Ipomoea aquatica Forssk. Diakses pada 22 September 2019.
Dari
https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&se
arch_value=30759#null
ITIS. (update 2019). Ipomoea reptans Poir. Diakses pada 22 September 2019. Dari
https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&se
arch_value=515143#null
Tjitrosoepomo, G. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Kozlowski, T. T. 1971. Growth and Development of Trees. New York and London:
Academic Press.
Huck, M. G., 1983. Root distribution, Growth and Activity with Reference to
Agroforestry. Plant Research and Agroforestry. Nairobi: ICRAF.
Atger, C. 1992. Essai sur l’architecture Racinaire des Arbres. French: Universite
Montpellier II Baluska.
Asunción, Morte. Ajit Varma. 2014. Root Engineering: Basic and Applied
Concepts. Verlag Berlin and Heidelberg GmbH & Co. KG : Springer.

Anda mungkin juga menyukai