Makalah Metode Cepat Analisis Mikrobiologi Kelompok 2 Kelas B
Makalah Metode Cepat Analisis Mikrobiologi Kelompok 2 Kelas B
Makalah Metode Cepat Analisis Mikrobiologi Kelompok 2 Kelas B
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
JURUSAN FARMASI
PALU
2019
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat TuhanYang Maha Kuasa dan atas segala
limpahan rahmat, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “METODE CEPAT ANALISI MIKROBIOLOGI”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan yang
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu kritik dan saran
sangat diharapkan dalam penyusunan makalah ini kedepannya.
Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penuilis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
III.1 Kesimpulan...........................................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian
Uji mikrobiologi merupakan salah satu jenis uji yang penting, karena selain dapat
menduga daya tahan simpan suatu makanan, juga dapat digunakan sebagai indikator
sanitasi makanan atau indikator keamanan makanan. Pengujian mikrobiologi diantaranya
meliputi uji kuantitatif untuk menentukan mutu dan daya tahan suatu makanan dan uji
kualitatif bakteri patogen untuk menentukan tingkat keamanannya,
5
A. Metode MPN
MPN adalah suatu metode enumerasi mikroorganisme yang
menggunakan data dari hasil pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair
spesifik dalam seri tabung yang ditanam dari sampel padat atau cair yang
ditanam berdasarkan jumlah sampel atau diencerkan menurut tingkat seri
tabungnya sehingga dihasilkan kisaran jumlah mikroorganisme yang diuji
dalam nilai MPN/satuan volume atau massa sampel. Contoh : data yang
didapat adalah : 3 tabung positif dari pengenceran 1/10, 2 tabung positif dari
pengenceran 1/100 dan 1 tabung positif dari pengenceran 1/1000. Lalu
dicocokkan dengan tabel, menghasilkan nilai : 150 MPN/g (Gallup, 2008).
Metode MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di
dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk
contoh berbentuk padat. Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui
berbagai macam uji seperti uji kualitatif koliform yang secara lengkap terdiri
dari tiga tahap yaitu uji penduga (uji kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji
penguat dan uji pelengkap. Waktu, mutu sampel, biaya, tujuan analisis
merupakan beberapa faktor penentu dalam uji kualitatif koliform. Bakteri
koliform dapat dihitung dengan menggunakan metode cawan petri (metode
perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan pada anggapan bahwa
setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni yang
merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang
terdapat pada sampel (Plummer, 1987).
Prinsip utama metode ini adalah mengencerkan sampel sampai tingkat
tertentu sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang pas/sesuai dan
jika ditanam dalam tabung menghasilkaan frekensi pertumbuhan tabung positif
“kadang-kadang tetapi tidak selalu”. Semakin besar jumlah sampel yang
dimasukkan (semakin rendah pengenceran yang dilakukan) maka semakin
“sering” tabung positif yang muncul. Semakin kecil jumlah sampel yang
dimasukkan (semakin tinggi pengenceran yang dilakukan) maka semakin
“jarang” tabung positif yang muncul. Jumlah sampel/pengenceran yang baik
adalah yang menghasilkan tabung positif “kadang-kadang tetapi tidak selalu”.
Semua tabung positif yang dihasilkan sangat tergantung dengan probabilitas
sel yang terambil oleh pipet saat memasukkannya ke dalam media. Oleh
karena itu homogenisasi sangat mempengaruhi metode ini. Frekuensi positif
6
(ya) atau negatif (tidak) ini menggambarkan konsentrasi mikroorganisme pada
sampel sebelum diencerkan (Gallup, 2008).
Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan
jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni (colony forming
unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya nilai MPN juda diartikan sebagai
perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100
mL atau per gram. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen
sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan
nilai MPN tertinggi (Lim, 1998).
Menurut Plummer (1987), ada beberapa cara yang dapat digunakan
untuk menghitung atau mengukur jumlah jasad renik di dalam suatu suspensi
atau bahan, yang dapat dibedakan atas beberapa kelompok yaitu:
a. Perhitungan jumlah sel
1. Hitungan mikroskopik
2. Hitungan cawan
3. MPN (Most Probable Number)
b. Perhitungan massa sel secara langsung
1. Volumetrik
2. Gravimetrik
3. Kekeruhan (turbidimetri)
c. Perhitungan massa sel secara tidak langsung
1. Analisis komponen sel
2. Analisis produk katabolisme
3. Analisis konsumsi nutrient
7
Durham) yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik
pembentuk gas (Fardiaz, 1993).
8
intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan manusia. Bakteri coliform
adalah bakteri indicator keberadaan bakteri patogenik lainnya. Lebih tepatnya,
sebenarnya bakteri coliform fecal adalah bakteri indicator adanya pencemaran
bakteri pathogen. Penentuan coliform fekal menjadi indikator pencemaran
dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan
bakteri pathogen. Selain itu, mendeteksi coliform jauh lebih murah, cepat dan
sederhana daripada mndeteksi bakteri patogenik lain (Lim, 1998).
B. Metode TPC
Prinsip dari metode hitungan cawan atau Total Plate Count (TPC)
adalah menumbuhkan sel mikroorganisme yang masih hidup pada media agar,
sehingga mikroorganisme akan berkembang biak dan membentuk koloni yang
dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan
mikroskop. Metode ini merupakan metode yang paling sensitif untuk
menentukan jumlah mikroorganisme.Dengan metode ini, kita dapat
menghitung sel yang masih hidup, menentukan jenis mikroba yang tumbuh
dalam media tersebut serta dapat mengisolasi dan mengidentifikasi jenis
koloni mikroba tersebut.
Pada metode ini, teknik pengenceran merupakan hal yang harus
dikuasai.Sebelum mikroorganisme ditumbuhkan dalam media, terlebih dahulu
dilakukan pengenceran sampel menggunakan larutan fisiologis.Tujuan dari
pengenceran sampel yaitu mengurangi jumlah kandungan mikroba dalam
9
sampel sehingga nantinya dapat diamati dan diketahui jumlah mikroorganisme
secara spesifik sehingga didapatkan perhitungan yang tepat.Pengenceran
memudahkan dalam perhitungan koloni (Fardiaz, 1993). Menurut Waluyo
(2005), tahapan pengenceran dimulai dari membuat larutan sampel sebanyak
10 ml (campuran 1 ml/1gr sampel dengan 9 ml larutan fisiologis). Dari larutan
tersebut diambil sebanyak 1 ml dan masukkan kedalam 9 ml larutan fisiologis
sehingga didapatkan pengenceran 10-2. Dari pengenceran 10-2 diambil lagi 1
ml dan dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi 9 ml larutan fisiologis
sehingga didapatkan pengenceran 10-3, begitu seterusnya sampai mencapai
pengenceran yang kita harapkan.Secara keseluruhan, tahap pengenceran
dijelaskan dalam gambar berikut ini.
10
Setelah dilakukan pengenceran, kemudian dilakukan penanaman pada
media lempeng agar.Setelah diinkubasi, jumlah koloni masing-masing cawan
diamati dan dihitung.Koloni merupakan sekumpulan mikroorganisme yang
memiliki kesamaan sifat seperti bentuk, susunan, permukaan, dan sebagainya.
Sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni yang tumbuh di permukaan
medium adalah sebagai berikut:
Besar kecilnya koloni. Ada koloni yang hanya berupa satu titik, namun
ada pula yang melebar sampai menutup permukaan medium.
Bentuk. Ada koloni yang bulat dan memanjang. Ada yang tepinya rata
dan tidak rata.
Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata dengan permukaan medium,
ada pula yang timbul diatas permukaan medium.
Halus kasarnya pemukaan. Ada koloni yang permukaannya halus, ada
yang permukaannya kasar dan tidak rata.
Wajah permukaan. Ada koloni yang permukaannya mengkilat da nada
yang permukaannya suram.
Warna. Kebanyakan koloni bakteri berwarna keputihan atau kekuningan.
Kepekatan. Ada koloni yang lunak seperti lender, ada yang keras dan
kering.
Memungkinkan terjadinya koloni yang berasal lebih dari satu sel mikroba,
seperti pada mikroba yang berpasangan, rantai atau kelompok sel.
Memungkinkan ini akan memperkecil jumlah sel mikroba yang
sebenarnya. Kemungkinan adanya jenis mikroba yang tidak dapat tumbuh
karena penggunaan jenis media agar, suhu, pH, atau kandungan oksigen
selama masa inkubasi.
11
Memungkinkan ada jenis mikroba tertentu yang tumbuh menyebar di
seluruh permukaan media,sehingga menghalangi mikroba lain. Hal ini
akan mengakibatkan mikroba lain tersebut tidak terhitung.
Penghitungan dilakukan pada media agar yang jumlah populasi
mikrobanya antara 30 – 300 koloni. Bila jumlah populasi kurang dari 30
koloni akan menghasilkan penghitungan yang kurang teliti secara statistik,
namun bila lebih dari 300 koloni akan menghasilkan hal yang sama karena
terjadi persaingan diantara koloni.
Penghitungan populasi mikroba dapat dilakukan setelah masa inkubasi
yang umumnya membutuhkan waktu 24 jam atau lebih.
Uji Total Plate Countmenggunakan media padat dengan hasil akhir berupa
koloni yang dapat diamati secara visual dan dihitung. Sebelum diuji di media
padat, sampel terlebih dahulu harus diencerkan. Pengenceran sampel
dilakukan terhadap sediaan yang akan didentifikasi kemudian ditanam pada
media lempeng agar. Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada lempeng agar
dihitung setelah inkubasi pada suhu dan waktu yang sesuai.Perhitungan
dilakukan terhadap petri dengan jumlah koloni bakteri antara 30-300.Total
Plate Count dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil perhitungan
dikalikan faktor pengencer.
Teknik pengenceran sampel dilakukan pada metode cawantuang (pour
plate). Pada metode tuang, sejumlah sampel dari hasil pengenceran sebanyak 1
ml dimasukkan kedalam cawan petri, kemudian ditambahkan media yang telah
disterilkan sebanyak 15-20 ml. Kemudian cawan petri digoyang agar media
dan sampel tercampur rata dan biarkan memadat. Hal ini akan menyebarkan
sel-sel bakteri tidak hanya pada permukaan media yang kaya oksigen, tetapi
ada pula yang tumbuh didalam media yang tidak begitu banyak mengandung
oksigen. Secara keseluruhan tahap dalam metode cawan tuang (pour plate) ini
dijelaskan pada gambar berikut.
12
Sementara pada metode lainnya yaitu metode goresan, proses penanaman
bakteri hanya dilakukan di permukaan bakteri saja.Teknik ini menguntungkan
jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan keterampilan-
keterampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan
menghasilkan koloni yang terpisah. Tetapi kelemahan metode ini adalah
bakteri-bakteri anaerob tidak dapat tumbuh, karena goresan hanya dilakukan di
permukaan media saja.
Gambar 3. Pertumbuhan bakteri pada metode Spread plate dan Pour plate
Pada gambar diatas dapat anda lihat bahwa pada metode goresan atau spread
plate, bakteri hanya tumbuh pada permkaan media yang digores saja,
sementara pada metode cawan tuang atau pour plate, bakteri tumbuh tidak
hanya di permukaan media saja tetapi diseluruh bagian media.
Dalam melakukan teknik goresan harus memperhatikan beberapa hal berikut
ini, antara lain:
13
2. Sewaktu menggores, jarum ose dibiarkan meluncur diatas permukaan
lempengan. Media agar yang luka akan mengganggu pertumbuhan
mikroorganisme, sehingga sulit diperoleh koloni yang terpisah.
3. Jarum ose harus dipijarkan kembali setelah menggores suatu daerah, hal
ini dengan tujuan mematikan mikroorganisme yang melekat pada mata
jarum ose dan mencegah kontaminasi pada penggoresan berikutnya.
4. Menggunakan tutup cawan petri untuk melindungi permukaan supaya
terhindar dari kontaminasi.
5. Membalikkan lempengan media agar untuk mencegah air kondensasi
jatuh diatas pemukaan media.
14
2. Goresan Kuadran, teknik ini sama dengan goresan T, hanya lempengan
agar dibagi menjadi 4
3. Goresan Radian
4. Goresan Sinambung
15
C. Metode Petroff Hausser
16
sel mati karena tidak dapat dibedakan jika menggunakan metode Petroff
Hausser. Faktor-faktor yang berpengaruh berasal dari kelemahan-kelemahan
metode Petroff Hausser sendiri.
1. Sel-sel yang telah mati tidak dapat dibedakan dari sel-sel hidup. Oleh
karena itu, keduanya akan terhitung.
2. Sel-sel yang berukuran sangat kecil sukar dilihat di bawah mikroskop,
sehingga kadang-kadang tidak terhitung.
3. Untuk mempertinggi ketelitian, jumlah sel di dalam suspensi harus cukup
tinggi, misalnya untuk bakteri minimal 106 sel/ml. Hal ini disebabkan
dalam setiap bidang pandang yang diamati harus terdapat sejumlah sel
yang dapat dihitung.
4. Tidak dapat digunakan untuk menghitung sel jasad renik di dalam bahan
pangan yang banyak mengandung debris atau ekstrak makanan, karena hal
ini akan mengganggu dalam perhitungan sel.
Metode analisis yang responsnya berupa presence atau absence (ada atau
tidak ada) yang dideteksi baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap jumlah sampel
A. Uji Katalase
Uji katalase digunakan untuk mengetahui aktivitas katalase pada bakteri
yang diuji. Kebanyakan bakteri memproduksi enzim katalase yang dapat
memecah H2O2 menjadi H2O dan O2. Enzim katalase diduga penting untuk
pertumbuhan aerobik karena H2O2 yang dibentuk dengan pertolongan berbagai
enzim pernafasan bersifat racun terhadap sel mikroba. Beberapa bakteri yang
termasuk katalase negatif adalah Streptococcus, Leuconostoc, Lactobacillus,
dan Clostridium.
Uji ini dilakukan dengan langk ah :
1. Mengambil kultur sampel dengan ose secara aseptis dari agar miring
dengan meijarkan ose dan mendinginkannya.
17
2. Biakan digoreskan pada petridish agar sel rata dan tidak bertumpuk.
3. Kultur mikroba kemudian ditetesi 1-2 tetes H2O2 3% agar aktivitas
katalase pada mikroba dapat diketahui.
4. Petridish ditutup kembali agar tidak ada kontaminasi dan
memaksimalkan mikroba untuk merombak H2O2.
5. Amati ada tidaknya gelembung-gelembung kecil. Jika terdapat
gelembung maka dalam petridish tersebut merupakan bakteri katalase positif,
sebaliknya jika tidak ada gelembung termasuk bakteri katalase negatif.
18
segera membentuk suatu sistem pertahanan dari toksik H2O2 yang
dihasilkannya sendiri. Bakteri katalase positif akan memecah H2O2 menjadi
H2O dan O2 dimana parameter yang menunjukkan adanya aktivitas katalase
tersebut adalah adanya gelembung-gelembung oksigen seperti pada percobaan
yang telah dilakukan.
B. Kit diagnostik
Kit diagnostik dapat digunakan untuk mendeteksi adanya mikroorganisme
patogen secara sederhana, mudah, teliti. Misalnya untuk mendeteksi adanya
E.Coli, Salmonella, dan Staphylococcus.
Uji Enterobacteriaceae dan gram negatif lainnya
Untuk menguji bakteri yang tergolong Enterobacteriaceae dan gram
negatif lainnya dapat digunakan sistem UniScept API 20E. Sistem ini
menggunakan 23 macam uji biokimia untuk mendeteksi koloni yang diisolasi
dari contoh, dimana isolat yang diuji harus murni sehingga dapat terhindar dari
kesalahan. Substrat kering yang mengandung pereaksi untung berbagai uji
biokimia masing-masing masing ditempatkan dicawan mini yang diatur
berderet dan ditempelkan pada kertas karton. Penambahan bakteri yang akan
diuji akan menyebabkan rekonstitusi subsrat tersebut. Reaksi biokimia yang
terjadi dapat terlihat setelah 18-24 jam dengan melihat indikatorpada tabung,
kemudian dicocokan pada label yang tersedia untuk mengidentifikasi bakteri.
Untuk mengidentifikasi E.Coli dapat digunakan RIM (Rapid Identification
Method) yang memerlukan waktu satu jam. Dalam metode ini swab yang telah
dijenuhkan dengan masing-masing pereaksi diinokulasi dengan isolat
mikroorganisme yang diambil dari medium padat, kemudian swab
ditempatkan kedalam tabung yang berisi bufer dan diinkubasi selama 30
menit. Aktifitas enzim dapat dilihat dari reaksi yang terjadi didalam tabung
tersebut.
Sistem minitek TM digunakan untuk membedakan Enterobacteriaceae
dari organisme lainnya yang hampir sama dalam waktu 24 jam. Sistem ini
menggunakan lepengan kertas (paper disk) yang telah djenuhkan dengan
berbagai substrat dengan berbagai uji biokimia. Setelah ditetesi dengan
suspensi bakteri, diinkubasi dan ditambahkan pereaksi tertentu, diamati
19
perubahan warna yang menunjukkan reaksi biokimia, dan disesuaikan dengan
standar tabel.
E. Metode elektroforesis
Metode ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi organisme yang
terdapat di dalam makanan elektroforesis adalah suatu teknik pemisahan
protein pada gel menjadi pita-pita polipeptid, menggunakan muatan listrik.
Masing-masing spesies mikroorganisme mengandung berbagai polypeptide
dengan macam dan jumlah yang berbeda. Dengan menggunakan metode ini
dapat diketahui pola peptide suatu bakteri, dan jika dicocokan dengan standar
yang ada dapat diketahui spesies bakteri tersebut.
20
salah satu metode yang sangat sensitive terhadap ada atau tidaknya bakteri
salmonella pada suatu makanan.
21
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1. Prinsip utama metode iMPN adalah mengencerkan sampel sampai tingkat tertentu
sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang pas/sesuai dan jika ditanam
dalam tabung menghasilkaan frekensi pertumbuhan tabung positif “kadang-kadang
tetapi tidak selalu”.
2. Prinsip dari metode hitungan cawan atau Total Plate Count (TPC) adalah
menumbuhkan sel mikroorganisme yang masih hidup pada media agar, sehingga
mikroorganisme akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat
langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop
III.2 Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
Buckle,K .A., R.A Edwards,G.H. Fleet,dan M.Woottoon, 1985, Ilmu Pangan, UI-Press,
Jakarta.
Fardiaz, S., 1996, Analisis Mikrobiologi Pangan, PT. Radja Grafindo Persada, Jakarta.
Lim, D, 1998, Microbiology 2nd edition, United States of America, McGraw Hill.
Pakadang, S., 2010., “Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi”, Jurusan Farmasi
Politeknik Kesehatan Depkes Makassar, Makassar.
http://www.pintarbiologi.com/2016/02/pemeriksaan-kualitas-air-dan-makanan-metode-
tpc.html
23