Skripsi Amanda PDF
Skripsi Amanda PDF
Skripsi Amanda PDF
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-
Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Dalam
ilmu Syari’ah dan Hukum
Oleh
Jurusan Siyasah
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1439/2017M
ABSTRAK
Oleh:
Amanda Rahmat Hidayat
Menurut pemahaman mengenai al-Qur‟an memang tidak ada satu dalil pun
yang secara eksplisit memerintah atau mewajibkan umat Islam untuk mendirikan
negara. Lebih dari itu bahkan istilah negara (daulah) pun tidak pernah disinggung
dalam al-Qur‟an. Sebuah pemerintahan Islam adalah pemerintah yang menerima
dan mengakui otoritas absolute Islam, dimana pemerintahan ini berupaya untuk
membentuk sebuah tertib sosial yang islami sesuai dengan ajaran yang dikandung
Islam, pelaksanaan syariat, sembari terus-menerus berupaya untuk mengarahkan
keputusan-keputusan politik dan fungsi-fungsi publik sesuai dengan tujuan dan
nilai-nilai Islam, Berhubungan dengan tema pembahasan sekarang dari hak-hak
politik adalah hak partisipasi politik non-Muslim didalam daulah Islamiyah, yang
tersimbol pada dua Hak, yaitu hak memilih pemimpin atau anggota parlementer
dan hak dipilih menjadi anggota dewan parlementer juga menjadi Ahlul Halli wal
Aqdi, yang mempunyai peran yang amat signifikan dalam sistem hukum Islam
sejak masa kenabian dan masa-masa selanjutnya, maka penulis dalam hal ini kan
mambahas prihal kepemimpin seseorang yang menjabat dalam suatu
pemerintahan menurut fiqih siyasah dan hukum tata negara dalam Undang-
Undang 1945 dan Pancasila, kalangan mana siapapun boleh menjadi kepala
negara, asalkan ia mampu melaksanakannya. Kepala negara ditentukan
berdasarkan pemilihan umat Islam Sendiri.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana hukum, perbedaan
dan persamaan kepemimpinan non-muslim menurut fiqih siyasah dan hukum tata
negara Indonesia. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui,
memperoleh seta memperluas wawasan dalam ilmu kepemimpinan yang terjadi di
Indonesia tentag kepemiminan non-Muslim, untuk mengenalisis tanggapan fiqih
siyasah dan hukum tata negara terhadap kepemimpinan, dimana kaum muslim
yang dipimpin oleh kaum non-Muslim.
Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research) dengan
pendekatan yuridis normatif adalah penelitian hukum yang dilakukan dengan cara
meneliti bahan pustaka. Kemudian data yang terkumpul diolah melalui proses
editing, dan sistematisasi data sehingga menjadi bentuk karya ilmiah yang baik.
Sedangkan analisis data dengan menggunakan analisis deskriptif analitik dengan
pendekatan berfikir kompratif.
Kesimpulan dari hasil penelitian Kepemimpinan non-Muslim Menurut
Fiqih Siyasah Dan Hukum Tata Negara Indonesia yaitu, Pendapat ahli Fiqih
Siyasah yang menanggapi tentang ketika entitas non-Muslim itu tidak memusuhi
umat Islam dan mereka bersama-sama umat Islam dalam satu entitas negara
sebagai warga negara maka mereka dapat dipilih sebagi pemimpin, Menurut Fiqih
Siyasah Kepemimpinan non-Muslim di Indonesia tidak lah masalah, selama
seorang pemimpin itu memenuhi beberapa syarat yang sudah di tentukan, dan
tidak melakukan pelanggaran selama ia menjabat, Hukum Tata Negara Indonesia
tidak lah mempermasalahkan dari golongan manakah yang mampu memajukan
kesejahteraan umum bagi Indoneisa.
MOTTO
ِ َّ ِمن ال، الصال َة وال تَ ُكونُوا ِمن الْم ْش ِركِني ِواتَّ ُقوه وأَق ني إِلَْي ِو ِ
ينذ
َ َ َ ُ َ َ َّ ا
و يم
ُ َُ َ َ ُِمنيب
dengan apa yang ada pada golongan mereka. (QS. Ar-Rum: 31-23)1
1
Departemen Agama RI Al-Qur‟an dan Terjemah 30 Juz.h.574.
PERSEMBAHAN
disetiap langkah dan mengajarkan aku untuk selalu menjadi orang yang
2. Ayunda tercinta yang selalu memberikan saran serta do‟a bernama Sisca
Nurhidayati.,S.Pd.I.
3. Kakanda Ipar yang telah memberikan saran serta do‟a bernama Abdul
Ghofur.,S.Pd.I
6. Almamaterku.
RIWAYAT HIDUP
Amanda Rahmat Hidayat, lahir pada tanggal 28 September 1994 di Desa Fajar
Baru II, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan. Anak kedua dari
dua bersaudara, merupakan buah cinta kasih dari pasangan Bapak Hatanis dan Ibu
Satu (S1) Fakultas Syari‟ah Jurusan dari tahun 2013 hingga saat ini.
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah yang tidak terkira kehadirat Allah SWT yang
kesehatan, dan petunjuk dalam berjuang menempuh ilmu. Shalawat serta salam
skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan, uluran tangan, dari berbagai pihak.
Untuk itu, sepantasnya disampaikan ucapan terimakasih yang tulus dan do‟a,
Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ucapan terimakasih ini
diberikan kepada:
2. Drs. Susiadi AS.,M.Sos.I. selaku Kajur Fakultas syari‟ah UIN Raden Intan
5. Bapak dan ibu dosen Staf Karyawan Fakultas Syari‟ah yang telah
Bandar Lampung.
7. Untuk Ayah, Ibu, Ayuk, Kakak, Adik, Dea Fanny terimakasih atas
dukungan dan doanya selama ini serta bantuan yang tak terkira baik yang
terbatasnya ilmu dan teori penelitian yang dikuasai. Oleh karenaitu diharapkan
SWT, semoga segala bantuan dan amal baik bapak-bapak dan ibu-ibu serta
Allah SWT dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang menulis
Penulis
NPM.1321020017
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................ iv
PENGESAHAN .......................................................................................v
MOTTO ................................................................................................. vi
BAB I. PENDAHULUAN
F. Kegunaan Penelitian.........................................................................9
SIYASAH
........................................................................................................33
Indonesia ........................................................................................43
Indonesia ........................................................................................46
A. Kesimpulan ....................................................................................78
B. Saran...............................................................................................79
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Muslim Menurut Fiqih Siyasah dan Hukum Tata Negara Di Indonesia”. Untuk
istilah yang terkandung dalam judul ini perlu dijelaskan. Sebelum membahas
1. Kepemimpinan
Kepemimpinan berasal dari kata “Pimpin” yang berarti tuntun, bina atau
bimbing, pimpin dapat pula menunjukan jalan yang baik atau benar, dapat
erat kaitannya dengan arti kata pemerintah, sekelompok orang yang secara
2
Wahyu baskoro, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. (Jakarta:setiakawan pres,
2006).h.524.
memerintah suatu Negara (seperti kebinet merupakan sesuatu pemerintah),
2. Non-Muslim
3. Fiqih Siyasah
Negara yang penting, yang secara umum terdiri dari organ Legislatif,
3
Sudarsono,Kamus Hukum,(Jakarta:Pt.Asdi Mahasatya, 2005).h. 345.
4
Ahsin W.Al-Hafidz,Kamus Ilmu Al-Qur‟an,(Jakarta:Sinar Grafika Ofset, 2006),h.205
5
Muhammad Iqbal, Fiqih Siyasah- Konstektualisasi Doktrin Politik
Islam,(Indonesia:Prenadamedia Grou, 2014), h. 4.
6
Sri Soemantri M, Hukum Tatanegara Indonesia Pemikiran dan Pandangan,
(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2014), h.83.
dan hukum-hukum menurut dari kalangan para ahli fiqih siyasah maupun
pertanyaan mengenai hal ini, contoh kasus yang sering kita dengar
2. Sejauh yang penulis ketahui, bahasan ini sudah pernah dibahas dengan
dengan bahasan yang berbeda, yakni menurut fiqih siyasah dan hukum
pun yang secara eksplisit memerintah atau mewajibkan umat Islam untuk
mendirikan Negara. Lebih dari itu bahkan istilah Negara (daulah) pun tidak
berupaya untuk membentuk sebuah tertib sosial yang islami sesuai dengan
tersimbol pada dua Hak, yaitu hak memilih presiden atau anggota parlementer
dan hak dipilih menjadi anggota dewan parlementer juga menjadi Ahlul Hilli
wal Aqdi, yang mempunyai peran yang amat signifikan dalam sistem hukum
Islam sejak masa kenabian dan masa-masa selanjutnya, apalagi masa para
khalifah Ar-Rasyidin, dimana para khalifah saat itu juga meminta pendapat
7
Ahmad Vaezi. Agama Politik Islam Nalar Politik Islam. (Jakarta:citra, 2006).h. 11.
mereka dalam perkara-perkara umum dan kemaslahatan umat, serta
yakni Nabi sebagai penerima wahyu dari Allah. Sementara politik merupakan
di daerah yang mayoritas muslim ??, pertanyaan ini sangat tepat sekali untuk
hubungan muslim dengan non-Muslim dalam ranah politik ini. Secara umum
ada dua klasifikasi pemikiran dalam masalah ini. Pertama, mereka yang
non-muslim.
8
Farid abdul Khalik, Fikih Politik Islam, (Jakarta:Sinar Grafika Ofset, 2005).h.160.
9
Mujar Ibnu Syarif. Hak-Hak politik minoritas non-muslim dalam komunitas Islam.
(Bandung:Angkasa, 2003) .h. 1.
10
A.Djazuli, Fiqih Siyasah Implementasi Kemaslahatan Ummat dalam Rambu-rambu
Syariah Edisi Revisi, (Bandung:Predana media, 2003), h.311-312.
Perencanaan dalam pembangunan, Pertanggung jawaban, baik oleh pejabat
macam. Diantara mereka adalah Ibnu Katsir menafsirkan ayat diatas bahwa
meminta pertolongan kepada kaum yahudi dan nasrani karena mereka adalah
musuh islam dan Allah memerangi mereka. Maka siapa diantara kamu yang
bagian dari mereka (kaum non-Muslim dalam hal ini yahudi dan nasrani).
yang ditegakkan dari pada melihat status sang pemimpin, baik dia muslim /
11
Beni Ahmad Saebani Fiqih Siyasah Terminologi dan Lintasan Sejarah Politik Islam
Sejak Muhammad SAW. Hingga Al-Khulafa Ar-Rasyidun,(Bandung:CV Pustaka Setia, 2015)
h. 123.
12
Departemen Agama RI Al-Qur‟an dan Terjemah 30 Juz.h 155.
non-Muslim boleh saja memimpin selama ditegakkannya pemerintahan yang
ِال ِْولِِالعِاِدِلِِوِِاِ ِْنِكنِتِِْكِفِ ِرِةِوِلِيِقِ ِْيِاِلْظِاِلِةِِ ِواِ ِْنِكنِتِِْمِ ِْسلِمِةِِويِقالِِاِلدِِنْيِاِثِدِمِِمِعِِِْالعِدِْلِِ ِوِْالكِِْف ِروِلِِثِدِ ِْومِِمعِِاِلْظِ ِْل
ِ ْ ِاِنِِللاِِيِقِ ِْي
ِِواِ ِْلِ ِْسلِم
Artinya:..Sesungguhnya Allah mendirikan (mendukung) negara adil meskipun
negara itu kafir, dan Allah tidak mendukung (negara) yang zalim sekalipun
negara itu Muslim. Dunia itu tidak dapat tegak dengan memadukan antara
kekufuran dan keadilan dan dunia tidak dapat tegak dengan modal
kezhaliman dan keislaman.13
dari tingkat daerah sampai tingkat negara yaitu Lurah/Kades, Camat, Wali
dalam hukum positif dan di dalam UUD 1945 tidak ada penjelasan secara
13
Wawan Gunawan Abdul Wahid, “Fikih Kepemimpinan Non-Muslim”. Fikih Kebinekaan
Pandangan Islam Indonesia Tentang Umat, Kewargaan , dan Kepemimpinan Non-Muslim, (3rd
ed) (Bandung:Mizan Pustaka,2015).h. 321
14
Farid Abdul Khaliq, Op.Ci.,h.208
beragama Islam, dan melarang kepemimpin non-Muslim. Tidak ada satu pun
bahwa tidak ada perbedaan antara suku, agama, bahasa, budaya, dan lain-lain.
karena dalam kempimpinan disebuah negera ada banyak sekali , maka penulis
dalam hal ini kan mambahas prihal kepemimpin seseorang yang menjabat
dalam suatu pemerintahan menurut fiqih siyasah dan hukum tata negara dalam
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Objektif:
muslim
15
Muhammad Iqbal, Op.Cit, hlm 144.
b. Untuk mengenalisis tanggapan fiqih siyasah dan hukum tata negara
kaum non-Muslim.
2. Tujuan Subyektif
a. Bahan ini belum pernah dibahas khusus nya dalam bentuk skripsi
tersedia.
Lampung.
F. Kegunaan Penelitian.
Indonesia.
G. Metodelogi Penelitian
a. Jenis Penelitian
menyelesaikan penulisan.
b. Sifat Penelitian
16
Susiadi,AS.,Metode penelitian,(Lampung : Pusat Penelitian dan Penerbitan LP2M
Institut Agama Islam Negeri Raden Intan,2015), h. 10.
17
Abdul Khadir Muhammad, Hukum dan Politik Hukum, (Bandung;Citra Ditya Bakti, ,
2004), h.126.
2. Sumber Data
skripsi ini, bahan-bahan hukum tersebut diperoleh dengan tiga cara yaitu
bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, bahan hukum tersier. Untuk
lebih jelasnya berikut ini akan diuraikan tentang sumber data tersebut,
yaitu:
ditulis oleh para Ahli, serta dari buku hukum Indonesia dan UU
kesatuan RI.
berasal dari buku, jurnal, hasil penelitian, bulletin, dan bahan tulis
mempelajari literatur yang berupa buku dan karya ilmia huntuk mencari
ahli baik dari para ahli hukum islam, Indonesia maupun para
ahli hukum barat, al-Qur`an dan Hadis, dan UUD 1945 dan
refrensi lainnya).
dan di interprestasikan.
masalah.
5. Metode Analisis Data
18
Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Cetakan ke III,(Bandung:Bina Aksara,1990),
h.211.
BAB II
Kata kepemimpinan dalam fiqih siyasah yaitu imamah yang antara lain
yang memiliki akal sehat tunduk kepada sorang pemimpin yang mencegah
permusuhan.19
fenomena kepemimpinan.
individual, bukan pada posisi atau status yang ia miliki, dalam perspektif
19
Al-Mawardi, Al-Ahkam Sulthaniyah - Sistem Pemerintahan Khilafah Islam,
(Jakarta:Qisthi Pers,2015).h.9.
Ketiga, Kepemimpinan bisa dipahami sebagai kemauan dalam diri
Fiqih siyasah berasah dari dua kata yakni fiqih dan siyasah, fiqih
ِ َّ ِت اْن ًُ ْستَ ُْبِطَ ِت ِي ٍْ اَ ِدنَّتَِٓب انتَّ ْفَِّٛ ِت ْان َع ًَهٛاَ ْن ِع ْه ُى بِ ْبلَحْ َكب ِو ان َّشزْ ِع
َّ ِتِٛهْٛ ص
Dari definisi ini dapat dipahami bahwa fiqih adalah upaya sungguh-
sungguh dari para ulama untuk menggali hukum-hukum syara sehingga dapat
Ahmad Saebani fiqih atau syariah atau hukum Islam adalah ketentuan-
20
Surahman Amin, “Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Al-Qur‟an”. Jurnal
Study Al-Qur‟an, Vol.1 No.1 (Oktober 2015),h.28.
21
Muhammafd Iqbal. Op.Cit.h.2.
22
Ibid., h.3.
ketentuan yang menjadi peraturan hidup suatu masyarakat yang bersifat
kalangan politik Islam yang menyamakan fiqih siyasah dengan ilmu siyasah
Fiqih siyasah adalah ilmu tata negara Islam yang secara spesifik
fiqih siyasah merupakan salah satu aspek hukum islam yang membicarakan
23
Beni Ahmad Saebani, Op.Cit.h.18
24
Mujar Ibnu Syarif &Khamami Zada.Fiqih Siyasah Doktrin dan Pemikiran Politik
Islam. (Jakarta: Erlangga, 2008). H.11.
25
Muhammad Iqbal., Op.Cit.h.3.
berbagai peraturan (lainnya) yang sesuai dengan peraturan Islam, kendatipun
26
penataan semua persoalan itu tidak ada dalil khusus yang mengaturnya.
dalam hal ini Mawardi memasukan unsur agama dalam teorinya. Menurut
kebutuhan kita orang-seorang, tanpa bantuan orang lain, agar kita selalu sadar
bahwa Dia-lah pencipta kita dan pemberi rizki dan bahwa kita membutuhkan
Islam dapat berlaku secara efektif dalam masyarakat Islam. Tanpa keberadaan
sumber hukum, menutu kamus besar Bahasa Indonesia adalah asal sesuatu.
26
Mujar Ibnu Syarif & Khamami Zada. Op. Cit.h.11-12.
27
Munawir Sajdzali. Islam dan Tata Negara Ajaran, Sejarah, dan Pemikiran.
(Jakarta: UI-Press, 2011). h.60.
Sumber hukum Islam adalah asal (tempat pengambilan) hukum Islam,28
sumbernya yaitu :
1. Al-Qur‟an
3. Akal Pikiran
Qur‟an.29
28
Mohammad Daud Ali. Hukum Islam-Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum
Islam di Indonesia.(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2014).h.73
29
Ibid.h.78-112.
C. Dasar Hukum Kepemimpinan Menurut Fiqih Siyasah.
metode dalam mempelajarinya antara lain yaitu: (1) ijma; (2) al-Qiyas; (3) al-
Mashlahah al-Mursalah; (4) saad al-dzriah dan fath al-dzari‟ah (5) al-
bernegara yang ada dalam fiqih siyasah merupakan dasar hukum yang
berikut31:
1. Prinsip Keadilan
Islam akan dikutip beberapa ayat-ayat yang relevan dengan topik ini
yaitu.32
dalam islam keadilan merupakan hal yang sangat penting dalam Islam,
karena Allah SWT. Sendiri memiliki sifat adil (keadilan penuh dan
30
Djazuli, Op.Cit. h. 32.
31
Muhammad Tahir Azhary. Negara Hukum Suatu Studi Tetntang Prinsip-
Prinsipnya Dilihat Dari Segi Hukum Islam, Implementasinya Pada Periode Madinah
dan Masa Kini. (Jakarta:Kencana, 2004). h 105.
32
Ibid., h.117.
dengan kasih sayang kepada makhluknya) hal ini sesuai dengan surah
33
Departemen Agama RI Al-Qur‟an dan Terjemah 30 Juz. h.113.
Artinya:Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan
adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat.34
3. Prinsip Musyawarah
ِِِِِِِِِ ِِِِِ
ِِِِِِِِِِِِ
ِِِِِِِِ
34
Departemen Agama RI Al-Qur‟an dan Terjemah 30 Juz. h.72.
35
Muhammad Tahir Azhari. Op.Cit., h.107
36
Rapung Samuddin. Fiqih Demokrasi Menguak Kekeliruan Pandang Harapannya
Umat Terlibat Pemilu dan Politik.(Jakarta:Pustaka Al-Khausar,2013). h.55.
Artinya:,. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati
kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu
ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakk Allah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-
37
Nya.
liberal yang berpegang pada rumus “setengah plus satu” atau suara
Allah SWT.
dibicarakan
37
Departemen Agama RI Al-Qur‟an dan Terjemah 30 Juz. h. 90.
38
Muhammad Tahir Azhari. Op.Cit., h.112.
e) Dalam Islam tidak mengenal oposisi (pihak-pihak yang tidak
bernegara).
disebut sebagai Ijma. Dalam melakukan Ijma harus ada dalil yang
sebagai satu unsur dari unsur-unsur pijakan negara Islam.40 Dalam hal
sesuai dengan prinsip amar ma‟ruf nahi mungkar, sehingga wajib bagi
39
Abd, Rahman Dahlan. Ushul Fiqih. (Jakarta:Amzah,2014). h.158.
40
Farid Abdul Khaliq, Op.Cit., h..36.
41
Muhammad Tahir Azhari. Op.Cit.,h.114
4. Prinsip persamaan
pasangan laki-laki dan wanita yakni adam dan hawa dan dilanjutkan oleh
pasangan yang lainnya melalui suatu proses perkawinan ayah dan ibu.
pada dasarnya semua manusia itu adalah sama, prinsip persamaan ini
salah satu tiang utama dalam membangun negara hukum menurut al-
42
Departemen Agama RI Al-Qur‟an dan Terjemah 30 Juz. h.726.
43
Muhammad Tahir Azhari.Op.Cit., h.125
44
Abuddin Nata. Metodelogi Studi Islam.(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2001).H.88
dengan prestasi kerjanya yang bermanfaat bagi manusia, maka atas
ukuran ini, maka dalam Islam semua orang memiliki kesempatan yang
perempuan tentang politik yakni terdapat dalam ayat al-Quran surat al-
ِِِِِِ ِِِِِِِِ
ِِِِِِِِِِِِِ
ِِِ
Artinya: dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi
dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain)
beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya
kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan
Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.46
maka dalam hal ini seorang wanita dapat menjadi seorang pemimpin
45
Arief Subhan dkk. Citra Perempuan dalam Islam Pandangan Orman Keagamaan.
(Jakarta: PT SUN, 2003).H.70,
46
Departemen Agama RI Al-Qur‟an dan Terjemah 30 Juz.h.6.
menurut timbangan keadilan yang mutlak dan sama. Dari ayat diatas
manusia.
Manusia
hukum islam berdasarkan al-Quran dan Sunnah terbagi menjadi tiga inti
yaitu :
kebebasan
ِِِِِِ
Artinya : Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam,
Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki
dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
47
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
Shiddieqy membagi karamah itu menjadi tiga kategori yaitu (1) kemulian
dijamin sepenuhnya dan (3) kemulian politik atau karomah siyasah yang
dan menolak setiap bentuk perlakuan dan sikap yang mungkin dapat
yang tidak terdapat pada makhluk lain. al-Quran pun menekankan tidak
47
Departemen Agama RI Al-Qur‟an dan Terjemah 30 Juz. h.394.
adanya paksaan untuk memluk agama Islam. Allah SWT berfirman dalam
ِِِِِِِِِِِِِِِ
ِِِِِِ ِِِِِِِ
ِِِِ ِِِِِِِِِِ
ِ ِِِِ
Artinya:.. Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
48
Departemen Agama RI Al-Qur‟an dan Terjemah 30 Juz .h.53.
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan
adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
melihat.49
Secara hukum diakui bahwa faqih yang adil mampu untuk
hukum.50 Para penganut Immamiah percaya bahwa fungsi ini (wilayat al-
atau pemimpin, maka dalam hal ini sangat penting untuk melakukan
pengujian dan penyeleksian seorang yang akan menjadi hakim, agar kelak
7. Prinsip Perdamaian
ِِِِِِِِِِ
ِِِِِِِ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
51
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu
49
Departemen Agama RI Al-Qur‟an dan Terjemah 30 Juz. h.113.
50
Ahmed Vaezi. Agama Politik Nalar Politik Islam. (Jakarta: Citra,2006).h.88.
51
Departemen Agama RI Al-Qur‟an dan Terjemah 30 Juz.h. 40.
Dalam hubungan bertetangga dengan negara lain, masing-masing
perdamaian ini wajib ditaati oleh setiap negara dan warga negaranya.
Adapun hal lain yang menyebabkan perjanjian ini tidak ditaati oleh
sifatnya darurat (alasan yang benar dan adil) seperti mempertahankan diri
dari apabila terjadi perang. Islam adalah agama yang berwatak damai dan
ketika damai, tetapi juga diwaktu perang. Adapun hal-hal lain yang
kemampuan manusia untuk berbuat salah, maka akan selalu ada orang
8. Prinsip Kesejahteraan
keadilan sosial dan keadilan ekonomi bagi seluruh rakyat. Bukan hanya
ِِِِِ ِِِِِِِِ
ِِِِِِ
Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk
mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi
mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui54
ketaatan rakayat. Prinsip itu ditegasakan dalam surah an-Nisa ayat 59:
ketetapan Rasul yaitu Nabi Muhammad saw dan menaati Ulil amri”
54
Departemen Agama RI Al-Qur‟an dan Terjemah 30 Juz. h. 273.
55
Departemen Agama RI Al-Qur‟an dan Terjemah 30 Juz. h. 114.
ialah tunduk kepada ketetapan-ketetapan petugas-petugas kekuasaan
yang diketahuinya.
4. Memiliki organ tubuh yang sehat dan terhindar dari cacat yang
cepat.
56
Muhammad Tahir Azhari.Op.Cit., h.153
57
Al-Mawardi,Op.Cit.h.11
7. Memiliki nasab dari silsilah suku Quraisy, berdasarkan nash
dan ijma‟.
memiliki tujuh Point Penting dalam Kepemimpinan, dan tujuan dari point-
point ini adalah untuk menjadi sebuah acuan syarat penting bagi seorang
pemimpin yang akan mencalonkan diri atau yang akan dipilih oleh rakyat.
ada pun syarat-syarat legal kelompok pemilih yang akan memilih seorang
berbgaia kepentingan.
dengan masyarakat, agar tidak ada yang namanya kesalah pahaman serta
58
Ibid.h.11.
tidak adanya perbedaan kepercayaan antara seorang pemimpin dengan
masyarakat.
dikalangan para ahli yang telah berlangsung sejak dulu hingga kini.
itu dalam kebanyakan kasus yang dikaji kitab-kitab fikih, hukum menguasakan
non-Muslim untuk menangani urusan kaum Muslimin adalah haram, dalam hal
59
Syeikh Imam Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi, Terj. Dudi Rosyadi, et.al, Pustaka
Azzam, Jakarta, Jilid. IV, 2008, h. 446.
60
Tafsirul Al-Qur‟anil Adzim, Jilid.I,h.398.
61
Shahih Muslim bi Syarh Al-Na wâwi, Jilid.XII,h.229.
4. Ibnu Mundzir juga mengatakan, "Seluruh ahli ilmu bersepakat
bahwa orang kafir sama sekali tidak boleh menjadi pemimpin bagi
kaum Muslim dalam keadaan apa pun."62
5. Kata Ibnu Hajar, menjawab QS.Ali-Imran :118, “Dalam ayat ini
terkandung larangan keras untuk simpati dan memihak kepada
orang-orang kafir, karena yang dimaksud bithonah dalam ayat
tersebut adalah orang-orang dekat yang mengetahui berbagai hal
yang bersifat rahasia. Bithonah diambil dari kata-kata bathnun
yang merupakan kebalikan dari zhahir yang berarti yang nampak.
Sedangkan Imam Bukhari mengatakan bahwa yang dimaksud
dengan bithonah adalah orang-orang yang sering menemui karena
sudah akrab”.63
masih tetap berlaku atau tidaknya dalil-dalil yang melarang umat Islam
62
Ahkâm Ahl Al- Dzimmah li Ibn Qayyim Al-Jauziyyah, Jilid.II,h.414.
63
Fathul Bari, Jilid.XIII,h.202.
64
H.M. Mujar Ibnu Syarif, “Memilih Presiden Non-Muslim di Negara Muslim
dalam Perspektif Hukum Islam”, dalam Jurnal Konstitusi¸Vol. 1, No. 1 November
(2008), h. 89.Abu Tholib Khalik 62 ANALISIS: Jurnal Studi Keislaman, Volume 14,
Nomor 1, Juni 2014
65
Wawan Gunawan Abd. Wahid, Muhammad Abdullah Darraz, Ahmad Fuad
Fanani, ed.Op.Cit.h. 322.
Pernyataan Ibnu Taimiyah ini menyisakan pertanyaan, Bagaimana
dilarang untuk dipilih itu adalah karena memusuhi umat Islam, ketika entitas
non-Muslim itu tidak memusuhi umat Islam dan mereka bersama-sama umat
Islam dalam satu entitas negara sebagai warga negara maka mereka dapat
yang inklusif, setiap individu berhak dipilih menjadi pemimpin dan berhak
memilih pemimpin. Kesetaraan hak ini tidak dapat dibatasi oleh perbedaan
identitas latar belakang (gender, strata sosial, keagamaan dan etnis). Islam
66
Ibid.h.323.
67
Ibid.h.324.
Muslim di tengah masyartakat Muslim sepanjang tidak mengancam
Muslim dan Muslim bersatu dalam satu entittas negara maka keduanya bisa
Allah SWT SWT. Bahwa para pendahulu kita, para pendiri Republik
bandingkan lima sila dari Pancasila dengan prinsip-prinsip dan tata nilai
yang telah diamanatkan oleh Al-Qur‟an, kita akan melihat adanya persamaan
dan juga semangatnya, dalam kaitan ini dapat dikemukakan, baik dalam
Indonesia dan sebagian besar dari negara-negara Islam yang ada di dunia
sekarang ini, sama-sama mengikuti pola politik barat dengan adaptasi dan
Esa, sebagai sila pertama, memang benar antara delapan puluh delapan
persen dari rakyat Indonesia terdiri dari umat Islam, tetapi kita semuah sadar
bahwa kalau negara yang hendak kita bangun itu harus meliputi seluruh
68
Wawan Gunawan Abd. Wahid, Muhammad Abdullah Darraz, Ahmad Fuad
Fanani, ed. Ibid.h.327.
bekas wilayah Hindia Belanda, termasuk daerah-daerah yang sebagian besar
Pancasila dengan Ketuhana Yang Maha Esa sebagai sila pertama merupakan
dasar negara yang paling dapat diterima oleh seluruh rakyat Indonesia yang
Muslim untuk memimpin kalangan Muslim, namun jika di ambil dari garis
dan tata nilai yang telah diamanatkan oleh al-Qur‟an, karena di Indonesia
bawasannya delapan puluh delapan persen dari rakyat Indonesia terdiri dari
umat Islam dan di antara sedikit nya adalah kalangan minoritas dari
kita berdasarkan Pancasila dengan Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagai sila
tidak memusuhi umat Islam dan mereka bersama-sama umat Islam dalam
69
Munawir Sajdzali.Op.Cit.236.
satu entitas negara sebagai warga negara maka mereka dapat dipilih sebagi
Artinya: Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu
dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. dan Allah adalah
Maha Kuasa. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil
terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak
(pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang Berlaku adil.
Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai
kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir
kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. dan
Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, Maka mereka Itulah
orang-orang yang zalim.70
harapan terciptanya hubungan yang harmonis yang sangat erat dengan silih
asih silih asah antara kaum Muslim dengan kaum Musyrikin yang
70
Departemen Agama RI Al-Qur‟an dan Terjemah 30 Juz.h. 802-803.
Mulsim melakukan kebajikan dan bersifat adil kepada kaum musyrikin yang
Islam. Pentingnya persoalan pemimpin ini perlu dipahami dan dihayati oleh
setiap umat Islam di negeri yang mayoritas warga negara Islam ini,
71
Wawan Gunawan Abd Wahid, Muhammad Abdullah Darraz, Ahmad Fuad
Fanani, ed. Op.Cit.h.324.
72
Khairumnas Jamal dan Kadarusman, “Terminologi Pemimppin dalam Al-
Qur‟an”. Jurnal Pemikiran Islam,vol.39,No.1 (Januari-Juni 2014),h.118.
73
Departemen Agama RI Al-Qur‟an dan Terjemah 30 Juz.h.114.
BAB III
INDONESIA
kepustakaan Hukum Tata Negara dapat diketahui bahwa Hukum Tata Negara
(staatsrecht) mempunyai dua arti, yaitu sebagai Ilmu Hukum Tata Negara
staatsrecht).74
karna adanya yaitu: Rakyat (penduduk suatu negara, semua orang yang berada
74
Sri Soemantri. Op.Cit.h. 4-5.
melaksanakan kedaulatannya), serta adanya Pengakuan dari negara lain
(Pengakuan dari negara lain ini fungsinya sebagai pertanda bahwa negara baru
tersebut telah diterima sebagai anggota baru dalam pergaulan antara negara).75
bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah besar dan kecil
pemerintahan negara, dan hak-hak asal usul dalam daerah-daerah yang bersifat
istimewa.76
karna tidak mungkin setiap daerah atau wilayah tidak dipimpin oleh seorang
mengurusi urusan yang berkaitan dengan wilayahnya, agar setiap bagian tidak
wilayah, kepala wilayah dalam semuah tingkat sebagai wakil pemerintah pusat
pertahanan dan keamanan, bidang peradilan, bidang luar negeri dan bidang
moneter dalam arti mencetak uang, menentukan nilai mata uang dan
75
Zul Afdi Ardian, Achmad Roestandi. Pegangan Tata Negara. ( Bandung:
CV.Armico, 1996). h.25-34.
76
Rience G. Widyaningsih, G. Kartasapoetra. Hukum Tata Negara
Indoneisa.(Bandung: Armico, 1982). h. 24.
sebagainya. Dengan kata lain, Penguasa tunggal adalah Administrator
Pandangan ahli Fiqih Siyasah, seperti „Abd al-Rahman Taj dalam al-
Indonesia.
Dasar Hukum ataupun landasan hukum adalah legal basis atau legal
ground, yaitu norma hukum yang mendasari suatu tindakan atau perbuatan
hukum tertentu sehingga dapat dianggp sah atau dapat dibenarkan oleh hukum
77
Ibid. h.36.
78
Ahmad Sukardja. Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara Dalam
Perspektif Fiqih Siyasah. ( Jakarta: Sinar Grafika, 2012). h. 13.
79
Ibid.h. 15
80
Jimly Asshiddiqie. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. (Jakarta: PT. Grafindo
Persada, 2009). h. 121.
Nasional Indonesia dijalankan menurut UUD 1945, adalah suatu pemerintahan
yang berasas kesatuan dan persatuan Indonesia dalam Pancasila dan asas
negara kesatuan dalam Pasal 1 ayat (1) 1945, asas kesatuan dan persatuan ini
Indonesia.81
peraturan perundang-undangan
2) Dasar hukum terdiri atas sumber hukum tertulis dan sumber hukum
tidak tertulis
81
M.Solly Lubis. Pembahasan UUD 1945.(Jakarta:Rajawali Pers, 1987). h. 82.
82
Jimly Asshiddiqie. Op.Cit. h. 122.
perundang-undangan yang mengatur beberapa aspek dalam perundang-
memihak
Karena nilai dan norma agama dapat pula dikatakan menjadi sumber
yang penting bagi terbentuknya nilai dan norma etika dalam kehidupan
masyarakat, sementara nilai-nilai dan norma etika itu menjadi sumber bagi
kekukasaan negara, oleh karena itu, norma hukum dibangun seiring dan
sejalan dengan sistem nilai dan norma-norma yang hidup dalam keyakinan
harus dapat menjamin persatuan diatas tanah air Indonesia, seorang pemimpin
dituntut harus memiliki rasa persatuan yang dapat membangun tanah air serta
meninggikan rasa persatuan agar dapat menjalin hubungan yang baik terhadap
sendri memilki bunyi yaitu Bhineka Tunggal Ika, yang meiliki arti meskipun
berbeda suku bangsa, bangsa tetap satu juga, satu yang dimaksud disini satu
Indonesia.
yang memimpin berbagai kegiatan dari suatu kelompok menuju suatu tujuan
masyarakat adalah kelalaian dari pemimpin, pada hal disisi lain masyarakatlah
85
http://www.spengetahuan.com/2015/03/19-pengertian-kepemimpinan-menurut-
para-ahli.html. diakses tanggal 11 agustus 2017 pukul14.32
yang kurang memahami dalam masalah tersebut. Maka untuk itu
tertentu yang diakui oleh negara dan UUD 1945. Dalam hal ini penulis
Negara Indonesia .
beberapa jabatan lain yang fungsinya hampir sama dengan presiden tetapi
dengan cakupan daerah yang lebih kecil seperti Gubernur, Bupati, Wali Kota
bahwa, siapa yang menduduki Jabatan itu, siapakah seorang yang menduduki
dan agama, dan sebagai Negara Hukum sangat menjunjung hak setiap
indivindu masyarakat seperti yang tercantum dalam UUD 1945 28 D ayat (1)
hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum. Pengakuan
dan rahasia.87
Indonesia.
negara.
86
Abu Daud Busroh. Intitasri Hukum Tatanegara Perbandingan Konstitusi
sembilan Negara. ( Jakarta: PT Bina Aksara, 1987). h. 33.
87
Erman Muchjidin. Tata Negara.(Bandung: Yudhistira, 1987). h. 111.
88
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang pemilu Presiden dan Wakil
Presiden, Pasal 5.
7. Tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perorangan
pengadilan.
yang sederajat.
Indonesia.
sederajat.
4. Dihapus.
tahun untuk Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati serta Calon
89
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang pemilihan Gubernur,
Bupati, Dan Walikota, Pasal 1.
6. Mampu secara jasmani, rohani, dan bebas dari penyalah gunaan
dari tim.
mantan terpidana.
pajak pribadi.
(dua) kali masa jabatan dalam jabatan yang sama untuk Calon
Gubernur, Calon Wakil Gubernur, Calon Bupati, Calon Wakil
18. Dihapus.
Pemilihan, Dan.
21. Berhenti dari jabatan pada badan usaha milik negara atau badan
peminpin itu dapat memberikan pelayanan yang terbaik pada masyarakat guna
dari tindakan atau perbuatan pemerintahan yang baik atau tidak diukur hanya
tetapi yang terpenting ialah bagaimana agar tindakan atau perbuatan pemimpin
itu dapat memberi dorongan lahirnya peran serta atau partisipasi masyarakat
90
Sri Soemantri. Op.Cit. h.107.
untuk dapat menikmati pelayanan pemerintahan secara lebih baik dan
memadai.91
siapa yang memimpin suatu Negara itu ataupun wilayah bagian Negara yang
perbedaan itu semuah di Indonesia ini memili apa yang namanya UUD 1945,
Undang-undang Dasar suatu negara ialah hanya sebagian dari hukumnya dasar
negara itu, Undang-Undang Dasar ialah Hukum dasar yang tertulis, sedang
disampingnya Undang-Undang Dasar itu berlaku juga hukum dasar yang tidak
tertulis, ialah aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam peraktek
dasar untuk membuat suatu aturan atau menetapkan hukum yang akan di
kepercayaanya itu.93
91
Aminuddin Ilmar. Hukum Tata Pemerintahan. (Jakarta : Prenadamedia Group,
2014).h. 123.
92
Abu Daud Busroh. Op.Cit.h.32.
93
Ibid. h. 32.
Prospek pembentukan hukum Nasional telah dijelaskan
atau pembangunan hukum nasional dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari
sisi hukum Islam sebagai salah satu sumber pembentukan hukum nasional
dan kedua dari sisi diangkatnya hukum islam sebagai hukum negara dalam
arti sebagai hukum positif yang berlaku secara khusus dalam bidang-
bidang tertentu.
terdapat disila pertama dari Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan Yang Maha Esa. Kedua hal ini menuntut agar hukum nasional
sebagian yang sangat kecil dari percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa
kultural dan teritorial ini bisa menyatu kedalam suatu komunitas politik
94
Ali Imron. Pertanggungjawban Hukum, Konsep Hukum Islam dan Relevansinya
Dengan Citra Hukum Nasional Indonesia.(Semarang: Walisongo Pers, 2009).h.23.
kepentingan?, tlisan ini akan mencoba memberikan pendekatan terhadap
itu sebagai hukum positif dalam sebuah negara, terutama negara muslim
atau negara yang mayoritas muslim. Hal ini tidak akan mengurangi hak-
hak sipil warga Negara yang non-Muslim, yang terdiri atas (i) hak untuk
penting dalam Islam97 dan juga dalam negara, karna meskipun Indonesia
menerapkan adanya keadilan yang mencangkup hak, hak bagi para non-
hukum yang jelas yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang
97
Ali Imron. Op.Cit. h.71.
98
Ibid. h.35.
BAB IV
ANALISIS
sejahtera.
beberapa metode dalam mempelajarinya antara lain yaitu: (1) ijma; (2) al-
Qiyas; (3) al-Mashlahah al-Mursalah; (4) saad al-dzriah dan fath al-
yang menjadi dasar aturan-aturan itu sendri yaitu Al-Qur‟an dan Al-
Hadits.
kalangan kaum non-Mulsim adalah haram sudah ada sejak dulu seperti
dalam tafsir” Syaikh Imām Qurtubi, Ibnu Katsir, Al- Qadhi Iyadh, Ibnu
Mundzir, dan Ibnu Hajar, para kalangan ahli tafsir fiqih siyasah
dipimpin oleh seorang yang bukan Muslim dan Negara yang despotik
Muslim itu terikat dengan syarat, yaitu jika mereka (Non-Muslim) itu
ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ِِِِِِ ِِِِِِ
Maksud yang diberi tangguh empat bulan itu Ialah: mereka yang
memungkiri janji mereka dengan Nabi Muhammad SAW. Adapun mereka
yang tidak memungkiri janjinya Maka Perjanjian itu diteruskan sampai
berakhir masa yang ditentukan dalam Perjanjian itu. sesudah berakhir
masa itu, Maka tiada lagi perdamaian dengan orang-orang musyrikin.
(QS. At-Taubah: 4)
dari Abdullah ibn Dinar dari Abdullah ibn Umar bahwasannya Rasullulah
persoalan yang ada saat ini. Pada dimensi ini agama Islam selalu hadir
dalam bentuk yang adil, penuh rahmat, egaliter (persamaan derajat pada
setiap manusia), dan demokratis. Oleh karena itu sistem keagamaan yang
Muslim.
adalah hal yang penting, tetapi yang terpenting adalah seorang yang
menduduki jabatan kekuasan sebagai seorang pemimpin harus memenuhi
memiliki syarat kekuatan pribadi dan dapat dipercaya dengan sikap yang
Atas dasar alasan macam itu, maka sangat wajar jika kemudian
baik dipimpin oleh pemimpin kafir yang adil, daripada pemimpin muslim
adalah orang yang memiliki kekuatan itegritas, mampu berbuat adil dan
umat Islam terjawab dengan sendirinya, bahwa hal itu dibolehkan selama
tersebut.
harus lebih diutamkaan dari pada memilih seorang pemimpin yang korup,
lain menghilangkan mafsadat yang jauh lebih besar itulah yang merupakan
oleh seorang Non-Muslim mungkin tidak bisa fikirkan dengan akal logika
agama Islam harus memenuhi syarat yang tertera dalam Al-Qur‟an dan
dan dapat menjadikan negara Indonesia ini negara yang sejahtera, karena
ia adil. Bagi penulis, pendapat Ibnu Taimiyah ini sangat relevan untuk
dikalangan para ahli yang telah berlangsung sejak dahulu hingga kini. Hal
ini muncul karena, baik Al-Qur‟an maupun Al-Sunnah yang merupakan
masih tetap berlaku atau tidaknya dalil-dalil yang melarang umat Islam
melaksanakan hukum had, yang kesemuanya ini hanya akan terwujud bila
ada seorang pemimpin atau seorang yang memimpin serta adanya sebuah
hukum tersebut.
ahli Fiqih Siyasah salah satu nya tokoh yang terkenal pada zaman nya
yaitu Ibnu Taimiyah, yang argumen nya masih dibahas sampai saat ini,
Siyasah dan Hukum Tata Negara, pembahasan ini belum sampai dari hasil
objek pembahasan, yang salah satu tadi sudah dibahas yaitu Fiqih Siyasah,
konteks Hukum Tata Negara Indonesia yang kita kenal sekarang ini
UUD 1945.
peraturan hukum yang mengatur dari pada Negara, oleh karna itu
negara ber Pancasila sebagai salah satu dasar negara yang mempunyai
Muslim layak menjadi salah satu pemimpin di Indonesia, “dalam surat Al-
seorang pemimpin, dari kalangan yang menjaga sebuah agama agar tidak
mereka juga sebelum dilantik diambil sumpah jabatan, jadi dalam hal ini
dan heterogen, alangkah tidak adilnya jika mayoritas yang beragama Islam
saja yang harus memimpin Negeri ini, apalagi Negara kita bukanlah
suku.
perbincangan para pakar hukum dan para ahli pemikir politik Islam di
Indoneisa secara tidak langsung menimbulkan pro dan kontra dikalangan
umat Islam dalam konteks Hukum Tata Negara Indonesia, syariat Islam
1. Karena sebab darurat yaitu jika orang Islam tidak ada lagi yang
dan baik.
dan jujur.
yang munafiq ).
realitas.
adil itu disokong oleh Allah meskipun dipimpin oleh seorang yang bukan
dianutnya.
pemimpin kaum Muslim itu terikat dengan syarat, yaitu jika mereka (Non-
pasti.
Dua pradigma itu muncul dari pihak pemikir Fiqih Siyasah yang
kaum non-Muslim, karena dari itu semuah dua pakar politik Islam ini
berpegang teguh pada prinsip keadilan yang di tegaskan dan ajarkan oleh
umat manusia sehingga dapat tercipta kehidupan yang toleran dan damai”.
serta kebebasan untuk berfikir, maksud dari kebebasan itu sendiri antara
lain yaitu:
1. Kebebasan berfikir
2. Kebebasan beragama
Prinsip ketaatan, ketaatan adalah suatu hal yang sangat prnting bagi
yang baik.
terdapat pada pradigma yang muncul dari kalangan masyarakat dan para
menimbulkan ketidak adilan yang dapat muncul suatu saat seperti bom
Indonesia.
karena yang menjadi acuan pembuatan aturan dan hukum mengambil dari
dua sumber hukum yang kuat antara lain Al-Qur‟an dan Hukum Tata
tegaskan menurut ahli fiqih siyasah memilih kepemimpinan dari kalangan non-
Muslim ada yang melarang karena menurut pandangna ini seorang pemimpin dari
kalangan non-Muslim tidak lah boleh dari kalangan non-Muslim karena seorang
sendriri, namun ada pula dari kalangan ahli tafsir yang membolehkan memilih
berlaku, karna dari golongan ini meskipun menggunakan aturan dasar Al-Qur‟an
tetapi menambahkan juga aturan –aturan prinsip bernegara yang ada di Indonesia.
Akan tetapi bagainama jika seorang dari kalangan ateis (orang yang tidak
beragama) ingin menjadi seorang pemimpin sudah dijelaskan pada bab sebelum
nya negara Indonesia memiliki aturan hukum dan dasar hukum yang tertera pada
pada aturan dasar yang paling utama sepertihal nya pada Pancasila sila pertama
“ketuhanan yang maha Esa”, serta pada syarat yang harus di penuhi untuk seorang
A. Kesimpulan
Muslim, seperti Syaikh Imām Qurṭubi, Ibnu Katsir, Al- Qadhi Iyadh, Ibnu
Mundzir, dan Ibnu Hajar di karenakan: tidak sesuai dengan ketentuan Al-
itu akan merubah aturan yang sudah ada dengan agama mereka, namun
negara kesatuan, dengan beberapa syarat harus dipenuhi, serta ada batasan
pradigma yang muncul dari kalangan masyarakat dan para ahli yang
B. Saran
Siyasah dan Hukum tata Negara itu setidaknya dapat dipahami, menurut penulis
dalam masalah ini sebaiknya warga negara Indonesia tidak perlu melakukan
pemimpin non-Muslim, atau terdapat indikasi yang kuat, kalau diserahkan kepada
kalangan kaum Muslim sendiri ternyata tidak dapat memegang taggung jawabnya
sebagai salah satu pemegang jabatan yang penting di Negara Indonesia, maka di
Abdul Khadir Muhammad. Hukum dan Politik Hukum. Citra Ditya Bakti,
Bandung, 2004.
2014.
Ahmad Sukardja. Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara Dalam
Qisthi Pers,2015
Ali Imron. Pertanggung jawaban Hukum, Konsep Hukum Islam dan Relevansinya
2009.
Aminuddin Ilmar. Hukum Tata Pemerintahan. Jakarta : Prenadamedia Group,
2014.
Bandung:CVPustakaSetia, 2015.
Farid Abdul Khalik. Fikih Politik Islam, Jakarta:Sinar Grafika Ofset, 2005.
http://www.spengetahuan.com/2015/03/19-pengertian-kepemimpinan-menurut-
Jimly Asshiddiqie. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta: PT. Grafindo
Persada, 2009.
Muhammad Tahir Azhari. Beberapa Aspek Hukum Tata Negara, Hukum Pidana,
Jakarta:Kencana, 2004.
-------, Khamami Zada.Fiqih Siyasa Doktrin dan Pemikiran Politik Islam. Jakarta:
Erlangga, 2008.
Munawir Sajdzali. Islam dan Tata Negara Ajaran, Sejarah, dan Pemikiran.
Presiden, Pasal 5.
Walikota, Pasal 1.
2006.
Bandung, 2015.
CV.Armico, 1996.