Abc
Abc
Abc
BAB 1
PENDAHULUAN
Jembatan merupakan prasarana umum yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia sehari-hari. Jembatan merupakan salah satu prasarana transportasi yang
sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai penghubung antara satu daerah
dengan daerah lainnya. Fungsi lain dari jembatan dapat mempersingkat waktu tempuh
dan mengurangi biaya tranportasi yang diakibatkan karena adanya rintangan-
rintangan seperti sungai, lembah yang dalam, saluran irigasi, jalan kereta api dan lain-
lain.
Jembatan beton bertulang balok “T” Girder adalah salah satu dari berbagai jenis
jembatan yang dapat digunakan untuk menghubungkan tepi daratan ke tepi daratan
selanjutnya, namun kemampuan efektif jembatan beton bertulang balok “T” Girder
hanyalah 10 - 26 meter (Supriadi, 2007). Pada hitungan struktur beton bertulang,
dianggap bahwa beton merupakan bahan yang getas, artinya, meskipun beton sangat
kuat untuk menahan beban tekan, tetapi tidak kuat menahan beban tarik, sehingga
mudah retak atau patah. Jadi beban tarik yang bekerja pada struktur beton bertulang
dilimpahkan atau ditahan oleh baja tulangan saja, sedangkan luas penampang pada
daerah beton tarik tidak dapat dimanfaatkan untuk mendukung beban. Oleh karena
itu, luas penampang beton tarik yang tidak dapat dimanfaatkan ini dikurangi
sedemikian rupa sehingga bentuk balok beton seperti huruf “T” dan disebut balok “T”
(Asroni, 2010). Jembatan beton bertulang balok T merupakan struktur jembatan
1
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN GELAGAR BETON BERTULANG
BALOK T (Studi kasus:
Perencanaan Jembatan Wunut, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah)
WIRAWAN S P
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
berbentuk seperti huruf T dengan balok bersayap pada kedua sisinya. Bagian badan
dan sayap beton bertulang balok T merupakan satu kesatuan (monolit). Jembatan
beton bertulang balok T merupakan salah satu jenis jembatan yang sering digunakan
pada perencanaan jembatan bentang pendek.
Untuk perancangan jembatan beton bertulang balok T sudah banyak peraturan baik
peraturan dari luar negeri maupun peraturan dari Indonesia. Di Indonesia sendiri
peraturan perencanaan jembatan yang terbaru adalah RSNI T-02-2005 untuk
peraturan pembebanan jembatan, RSNI T-03-2005 untuk persyaratan perencanaan
struktur baja untuk jembatan, serta RSNI T-04-2005 untuk persyaratan perencanaan
struktur beton untuk jembatan.
2
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN GELAGAR BETON BERTULANG
BALOK T (Studi kasus:
Perencanaan Jembatan Wunut, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah)
WIRAWAN S P
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
f. Abutmen jembatan yang ada terbuat dari batu bata kondisi kurang baik.
Dari hasil survei tersebut dapat diketahui bahwa kondisi abutment dan gelagar
jembatan sudah tidak layak digunakan dan lebar jembatan yang ada hanya 5 meter,
oleh karena itu perlu dilakukan penggantian jembatan baru agar tidak membahayakan
pengguna jalan. Kondisi eksisting jembatan bisa dilihat pada gambar 1.1 dan gambar
1.2.
3
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN GELAGAR BETON BERTULANG
BALOK T (Studi kasus:
Perencanaan Jembatan Wunut, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah)
WIRAWAN S P
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Tujuan dari penulisan tugas akhir perancangan struktur jembatan beton bertulang
balok T adalah
a. Merancang struktur atas (gelagar, tebal pelat lantai kendaraan, tebal lantai
trotoar, dimensi kerb, dan tiang sandaran) jembatan beton bertulang balok T
menggunakan peraturan Perencanaan Pembebanan untuk Jembatan RSNI T-
02-2005 dan peraturan Perencanaan Struktur Beton Bertulang untuk Jembatan
RSNI T-04-2005.
b. Sebagai alternatif desain yang dapat digunakan untuk merancang struktur atas
jembatan wunut.
4
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN GELAGAR BETON BERTULANG
BALOK T (Studi kasus:
Perencanaan Jembatan Wunut, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah)
WIRAWAN S P
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
4) Perencanaan diafragma