Abc

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN GELAGAR BETON BERTULANG

BALOK T (Studi kasus:


Perencanaan Jembatan Wunut, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah)
WIRAWAN S P
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jembatan merupakan prasarana umum yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia sehari-hari. Jembatan merupakan salah satu prasarana transportasi yang
sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai penghubung antara satu daerah
dengan daerah lainnya. Fungsi lain dari jembatan dapat mempersingkat waktu tempuh
dan mengurangi biaya tranportasi yang diakibatkan karena adanya rintangan-
rintangan seperti sungai, lembah yang dalam, saluran irigasi, jalan kereta api dan lain-
lain.

Perkembangan tipe struktur jembatan dari tahun ke tahun selalu bertambah.


Penggunaan atau pemilihan tipe jembatan disesuaikan dengan berbagai macam
pertimbangan misalnya, tujuan pembangunan, beban lalu lintas yang harus didukung,
kondisi tanah, kondisi alam tempat jembatan tersebut dibangun dan pertimbangan-
pertimbangan lainnya. Mengingat pentingnya fungsi jembatan ini, maka
pembuatannya harus memenuhi aspek-aspek penting bagi struktur seperti kekuatan,
kekokohan, tingkat keawetan, kestabilan, kenyamanan dan syarat-syarat lainnya.

Jembatan beton bertulang balok “T” Girder adalah salah satu dari berbagai jenis
jembatan yang dapat digunakan untuk menghubungkan tepi daratan ke tepi daratan
selanjutnya, namun kemampuan efektif jembatan beton bertulang balok “T” Girder
hanyalah 10 - 26 meter (Supriadi, 2007). Pada hitungan struktur beton bertulang,
dianggap bahwa beton merupakan bahan yang getas, artinya, meskipun beton sangat
kuat untuk menahan beban tekan, tetapi tidak kuat menahan beban tarik, sehingga
mudah retak atau patah. Jadi beban tarik yang bekerja pada struktur beton bertulang
dilimpahkan atau ditahan oleh baja tulangan saja, sedangkan luas penampang pada
daerah beton tarik tidak dapat dimanfaatkan untuk mendukung beban. Oleh karena
itu, luas penampang beton tarik yang tidak dapat dimanfaatkan ini dikurangi
sedemikian rupa sehingga bentuk balok beton seperti huruf “T” dan disebut balok “T”
(Asroni, 2010). Jembatan beton bertulang balok T merupakan struktur jembatan

1
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN GELAGAR BETON BERTULANG
BALOK T (Studi kasus:
Perencanaan Jembatan Wunut, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah)
WIRAWAN S P
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

berbentuk seperti huruf T dengan balok bersayap pada kedua sisinya. Bagian badan
dan sayap beton bertulang balok T merupakan satu kesatuan (monolit). Jembatan
beton bertulang balok T merupakan salah satu jenis jembatan yang sering digunakan
pada perencanaan jembatan bentang pendek.

Untuk perancangan jembatan beton bertulang balok T sudah banyak peraturan baik
peraturan dari luar negeri maupun peraturan dari Indonesia. Di Indonesia sendiri
peraturan perencanaan jembatan yang terbaru adalah RSNI T-02-2005 untuk
peraturan pembebanan jembatan, RSNI T-03-2005 untuk persyaratan perencanaan
struktur baja untuk jembatan, serta RSNI T-04-2005 untuk persyaratan perencanaan
struktur beton untuk jembatan.

Jembatan beton bertulang balok T mempunyai banyak keunggulan, jembatan ini


cocok dilaksanakan di segala lokasi karena tidak memerlukan teknologi tinggi dalam
pelaksanaannya. Pelaksanaan pembangunan jembatan dengan beton bertulang balok
T bisa dilakukan tanpa perlu menggunakan alat berat, sehingga biaya pelaksanaan
relatif lebih murah. Jembatan jenis ini juga cocok digunakan pada daerah-daerah
dengan akses yang sulit dijangkau dimana kendaraan-kendaraan berat sulit mencapai
lokasi proyek pembangunan jembatan. Bahan-bahan material penyusun jembatan
beton bertulang balok T yang digunakan bisa dibawa menggunakan tenaga manusia.

Jembatan Wunut merupakan jembatan eksisting yang terdapat di kecamatan


Ngombol, Kabupaten Purworejo. Jembatan ini menggunakan gelagar tipe komposit
dimana kondisi gelagar saat ini sudah tidak laik. Perlu dilakukan desain ulang
jembatan agar tidak membahayakan pengguna jalan yang melintas diatas jembatan
Wunut. Prasetya (2016), merancang ulang jembatan Wunut menggunakan gelagar
komposit, sedangkan Putranto (2016), merancang ulang jembatan Wunut
menggunakan gelagar tipe pra-tegang. Kedua perancangan dengan studi kasus di
lokasi yang sama inilah yang menjadi acuan perencanaan struktur atas menggunakan
jembatan beton bertulang balok T.

2
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN GELAGAR BETON BERTULANG
BALOK T (Studi kasus:
Perencanaan Jembatan Wunut, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah)
WIRAWAN S P
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

1.2 Rumusan Masalah

Hasil survey Jembatan Wunut sebagai berikut :

a. Lebar atas sungai ± 23 meter.

b. Lebar dasar sungai ± 15 meter.

c. Lebar jembatan yang ada 5,00 meter.

d. Bentang jembatan yang ada 14,80 meter.

e. Kedalaman ± 6,10 meter.

f. Abutmen jembatan yang ada terbuat dari batu bata kondisi kurang baik.

g. Gelagar jembatan baja komposit dengan kondisi gelagar karatan.

Dari hasil survei tersebut dapat diketahui bahwa kondisi abutment dan gelagar
jembatan sudah tidak layak digunakan dan lebar jembatan yang ada hanya 5 meter,
oleh karena itu perlu dilakukan penggantian jembatan baru agar tidak membahayakan
pengguna jalan. Kondisi eksisting jembatan bisa dilihat pada gambar 1.1 dan gambar
1.2.

Gambar 1.1 Kondisi abutment dan gelagar jembatan

3
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN GELAGAR BETON BERTULANG
BALOK T (Studi kasus:
Perencanaan Jembatan Wunut, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah)
WIRAWAN S P
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Gambar 1.2 Jalan pada jembatan

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan tugas akhir perancangan struktur jembatan beton bertulang
balok T adalah

a. Merancang struktur atas (gelagar, tebal pelat lantai kendaraan, tebal lantai
trotoar, dimensi kerb, dan tiang sandaran) jembatan beton bertulang balok T
menggunakan peraturan Perencanaan Pembebanan untuk Jembatan RSNI T-
02-2005 dan peraturan Perencanaan Struktur Beton Bertulang untuk Jembatan
RSNI T-04-2005.

b. Sebagai alternatif desain yang dapat digunakan untuk merancang struktur atas
jembatan wunut.

c. Mendesain struktur atas Jembatan Wunut.

d. Membuat rencana anggaran Jembatan Wunut

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah yang ditentukan dalam perancangan struktur atas jembatan


beton bertulang balok T adalah:

4
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN GELAGAR BETON BERTULANG
BALOK T (Studi kasus:
Perencanaan Jembatan Wunut, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah)
WIRAWAN S P
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

a. Perencanaan jembatan pada struktur atas terdiri dari:

1) Perencanaan gelagar beton bertulang balok T jembatan

2) Perencanaan pelat lantai jembatan

3) Perencanaan trotoar, kerb dan sandaran

4) Perencanaan diafragma

b. Peraturan perancanaan jembatan yang digunakan adalah peraturan


Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan RSNI T-03-2005

c. Peraturan perencanaan struktur beton menggunakan RSNI T-04-2005


Perencanaan Struktur Beton untuk Jembatan

d. Peraturan pembebanan jembatan menggunakan peraturan Perencanaan


Pembebanan untuk Jembatan RSNI T-02-2005

e. Beban yang digunakan dalam perencanaan gelagar jembatan adalah beban


mati/tetap, beban hidup dan kejut, beban akibat gaya rem, beban akibat
rangkak dan susut, beban akibat gesekan tumpuan bergerak, beban akibat
pengaruh temperatur, beban angin dan beban gempa

f. Rencana anggaran biaya hanya struktur atas jembatan

Anda mungkin juga menyukai