Bab 2 Densitas

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

14

BAB II
PENGUJIAN DENSITAS SUSPENSI SEMEN

2.1. TUJUAN PERCOBAAN


1. Mengetahui densitas suspensi semen dengan menggunakan alat mud
balance.
2. Mengetahui efek penambahan zat additive terhadap densitas suspensi
semen.

2.2. DASAR TEORI


Densitas suspensi semen didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah
berat bubuk semen, air pencampur, dan additive terhadap jumlah volume bubuk
semen, air pencampur, dan additive.
Dirumuskan sebagai berikut:

Ws + Wadd + Wair
SGS = x8,33
Vs + Vadd + Vair
dimana:
SGS = densitas suspensi semen
Ws = berat bubuk semen
Wadd = berat additive
Wair = berat air
Vs = volume bubuk semen
Vadd = volume additive
Vair = volume air
Densitas suspensi semen sangat berpengaruh terhadap tekanan hidrostatis
suspensi semen di dalam lubang sumur. Apabila formasi tidak sanggup menahan
tekanan suspensi semen, maka akan menyebabkan formasi pecah sehingga akan
terjadi lost circulation.

3
4

Ada dua jenis zat additive yang berhubungan dengan control density, yaitu
extender dan weighting agent. Extender adalah additive yang digunakan dalam
suspensi semen untuk mengurangi densitas semen dan juga berfungsi untuk
menambah yield slurry. Extender yang berupa clay juga dapat berfungsi
mengurangi air bebas (free water) dalam suspensi semen, selain itu dapat juga
berupa gas yang dilarutkan dalam suspensi semen seperti nitrogen/udara yang
hasilnya memberikan compressive strength yang cukup.
Weighting agents adalah additive yang digunakan untuk menambah densitas
suspensi semen, berupa material dengan densitas lebih berat dari densitas suspensi
semen yang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Distribusi ukuran partikel dari material additive harus cocok (compatible)
dengan ukuran partikel semen. Ukuran partikel additive yang lebih besar dari
partikel semen akan cenderung mengendap sedangkan partikel berukuran lebih
kecil memiliki kecenderungan menambah viskositas suspensi semen.
Kadar air yang terkandung dalam material additive tidak banyak (unhidrous)
Material additive harus sukar bereaksi (inert) dengan semen, baik pada saat
pencampuran dalam suspensi maupun saat proses hidrasi semen dan juga
compatible dengan additive lain yang mungkin dicampurkan dalam semen.
Densitas suspensi semen yang rendah sering digunakan dalam operasi
primary cementing dan remedial cementing guna menghindari terjadinya fracture
pada formasi yang lemah. Untuk menurunkan densitas dapat dilakukan dengan
menambahkan clay atau zat-zat kimia silikat jenis extender atau menambahkan
bahan-bahan yang dapat memperbesar volume suspensi semen, seperti pozzolan.
Sedangkan densitas suspensi semen yang tinggi digunakan bila tekanan
formasi cukup besar. Untuk memperbesar densitas dapat ditambahkan pasir
ataupun material-material pemberat kedalam suspensi semen, seperti barite.
Pengukuran densitas dilaboratorium berdasarkan dari data berat dan volume
tiap komponen yang ada dalam suspensi semen, sedangkan di lapangan
menggunakan alat pressurized mud balance.
5

2.3. ALAT DAN BAHAN


2.3.1. Alat
❖ Timbangan digital
❖ Pressurized mud balance
❖ Gelas ukur
❖ Mixer
2.3.2. Bahan
❖ Bubuk semen
❖ Air
❖ Additive Barite dan Bentonite
6

2.3.3. Gambar alat

Gambar 2.1. Timbangan Digital


(Sumber : Laboratorium Analisa Semen Pemboran)
7

Gambar 2.2. Mixer


(Sumber : Laboratorium Analisa Semen Pemboran)
8

1 2 3 4 5 6 7

Keterangan:
1. Lid
2. Cup
3. Base
4. Fulcrum
5. Rider
6. Balance Arm
7. Calibration Screw

Gambar 2.3. Mud Balance


(Sumber : Laboratorium Analisa Semen Pemboran)
9

2.4. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Mengkalibrasi peralatan pressurized mud balance dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
• Membersihkan peralatan mud balance.
• Mengisi cup dengan air hingga penuh lalu ditutup dan membersihkan
bagian luarnya.
• Meletakkan kembali mud balance pada kedudukan semula
• Menempatkan rider pada posisi skala 8.33 ppg (densitas air)
• Meneliti nuovo glass, bila tidak seimbang mengkalibrasikan screw
sampai seimbang
2. Menyiapkan suspensi semen yang telah dibuat dari komposisi 300 gram
semen portland, 13 gram barite dan 140,6 ml air kemudian mengukur
densitas suspensi semen dengan menggunakan rumus:

Ws + Wadd + Wair
SGS = x8,33
Vs + Vadd + Vair
dimana:
SGS = densitas suspensi semen
Ws = berat bubuk semen
Wadd = berat additive
Wair = berat air
Vs = volume bubuk semen
Vadd = volume additive
Vair = volume air
3. Memasukkan suspensi semen ke dalam cup mud balance, kemudian cup
ditutup dan semen yang melekat pada dinding bagian luar dibersihkan
sampai bersih.
4. Meletakkan balance arm pada kedudukan semula, kemudian atur rider
hingga seimbang.
5. Membaca skala sebagai densitas suspensi semen pengukuran.
10

2.5. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN


2.5.1. Hasil Percobaan

Tabel II-1.
Tabulasi hasil Percobaan Pengujian Densitas

Additive (Gram)
Air Semen
Plug Densitas (Ppg)
(ml) (Gram) Barite Bentonite

Asisten 161 350 - - 14,9


A 161,008 350 4 - 14,9
B 161,012 350 6 - 15,2
C 161,037 350 8 - 15,7
D 163 350 10 - 15,45
E 161,024 350 12 - 15,25
F 161,028 350 14 - 15,9
G 161,212 350 - 4 15,3
H 161,318 350 - 6 15
I 161,424 350 - 8 15,1
J 161,53 350 - 10 15,27
11

2.5.2. Perhitungan
Densitas semen secara teoritis yang ditambah barite dapat dihitung :
- Tipe Semen = Kelas A
- Berat semen = 350 gram
- Jenis additive = Bentonite
- Berat additive Bentonite = 6 gram
- Densitas Semen = 3,14 gr/cc
- Densitas Bentonite = 2,65 gr/cc
- BWOC Bentonite = 5,3
- % Additive = 1,71%
• Perhitungan volume semen
gr Semen
=
ρ Semen
350
= = 111,464 ml
3,14

• Perhitungan volume additive


gr additive
=
ρ additive
4
= = 1,509 ml
2,65
%WCR + (% BWOCaddX %add )
• Volume air =  Wsemen
100
46 + (5,3 × 1,71)
= × 350
100
= 161,212 ml
Ws + Wadd + Wair
• ρ teoritis = x 8,33 ppg
Vs + Vadd + Vair
350 + 6 + 161,212
= × 8,33 ppg
111,464 + 1,509 + 192,72

= 15,655 ppg
• ρ pengukuran = 15,3 ppg
12

 teoritis −  pengukuran
• % kesalahan =  100%
 teoritis
15,655-15,3
= | | ×100%
15,655
= 2,27 %
14

2.5.3.
Densitas vs Additive
Barite Bentonite Linear (Barite) Linear (Bentonite)

Grafik Percobaan
16

15.8

15.6
Densitas semen (ppg)

15.4

15.2

15

14.8
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Massa additive (gram)

13
Grafik 3.1. Additive Vs Densitas

3
14

2.5. PEMBAHASAN
Densitas merupakan salah satu faktor yang sangat diperhitungkan dalam
penyemenan. Densitas semen ini berkaitan erat dengan tekanan hidrostatis karena
berkaitan dengan rumus Ph = 0.052 x ρ x h yang mana densitas berbanding lurus
dengan tekanan hidrostatik. Semakin besar ρ maka Ph juga semakin besar, begitu
pula sebaliknya. Tekanan hidrostatik ini yang mengendalikan fluida pada lubang
bor. Sehingga kesetimbangan tekanan tetap terjaga dan juga untuk mencegah
terjadinya kick. Namun jika densitasnya terlalu besar, maka formasi akan pecah dan
mengakibatkan loss circulation.
Pada percobaan ini diperagakan contoh pengendalian densitas semen.
Sebagai pengendalinya adalah zat additive. Zat additive yang digunakan pada
percobaan ini adalah barite dan bentonite. Dalam hal ini digunakan zat additive
barite dengan berbagai berat antara 0 gr sampai 14 gr dan bentonite dengan
berbagai berat antara 4 gr sampai 10 gr, semen yang digunakan 350 gr dan airnya
161,212 ml.
Dalam pengujian densitas semen ini perlu diketahui ukuran besar specific
gravity semen (ppg) dari masing-masing additive seperti barite dan bentonite,
dimana dalam percobaan ini telah diketahui harga densitas barite,bentonite,semen
dan juga berat air dan berat semen atau volume air,sedangkan volume semen perlu
dihitung dulu dengan cara nilai dari berat semen dibagi dengan densitas
semen.Begitu pula dengan volume masing-masing additive dihitung dengan cara
nilai berat masing-masing additive dibagi dengan nilai dari densitas masing-masing
additive.Setelah volume additive tersebut diketahui selanjutnya yang dilakukan
adalah perhitungan SG semen dengan cara berat air ditambah berat semen dan
ditambahkan berat additive,kemudian hasil dari penjumlahan tersebut dibagi
dengan hasil dari penjumlahan antara volume air dengan volume semen dan volume
additive. Dari percobaan yang dilakukan didapatkan ρ teoritis 15,655 ppg dan ρ
pengukuran 15,3 ppg dengan persen kesalahan 2,27 %
Berdasarkan grafik 3.1 dapat dilihat bahwa setiap penambahan barite
menyebabkan kenaikan densitas suspensi semen yang lebih cepat dibandingkan

3
15

dengan penambahan bentonite, Walaupun kedua additive ini mempunyai fungsi


yang sama sebagai bahan yang dapat meningkatkan densitas ternyata barite lebih
Aplikasi lapangan dari percobaan densitas yaitu untuk mengetahui tekanan
hidrostatik dari suspense semen yang tepat selama penyemenan berlansung.
Tekanan hidrostatik yang baik harus lebih besar dari tekanan formasi(Pf) dan lebih
kecil dari tekanan rekah formasi(Prf). Apabila densitas lebih besar dari Prf maka
akan menyebabkan kerusakan pada formasi serta kerja pompa semakin berat,
sedangkan jika densitas lebih kecil dari Pf maka pipa akan mengalami collapse.
16

3.6. KESIMPULAN
1. Hasil percobaan
• Densitas pengukuran : 15,3 ppg
• Densitas teoritis : 15,655 ppg
• Persen kesalahan : 2,27 %
2. Semakin besar densitas, semakin besar tekanan hidrostatis semen.
Sedangkan semakin kecil densitas,maka akan semakin kecil pula
tekanan hidrostatisnya
3. Terdapat 2 macam aditif yang biasa digunakan dalam percobaan
penentuan densitas, yaiutu extender dan weighting agent. Extender
adalah additive untuk mengurangi densitas semen dan juga berfungsi
untuk menambah yield slurry, contohnya bentonite. Extender yang
berupa clay juga dapat berfungsi mengurangi air bebas (free water)
dalam suspensi semen, contohnya barite
4. Hubungannya berbanding lurus karena semakin besar massa additive
yang ditambakan maka semakin besar pula massa jenis suspensi semen
tersebut.
5. Berdasarkan grafik densitas vs additive,kurva yang didapatkan untuk
additive yang menggunakan bentonite nilai densitas cenderung
menurun dan pada additive barite nilainya cenderung tinggi namun ada
yang nilainya dibawah densitas semen tanpa additive. Hal ini
disebabkan karena human error yang dilakukan oleh praktikan ketika
melakukan percobaan.
6. Aplikasi lapangan dari percobaan ini untuk mengetahui densitas semen
dan efek dari penambahan additive yang dimana densitas tersebut harus
kita jaga nilainya diantara Pf dan Prf.
17

Anda mungkin juga menyukai